√ Hukum Ohm : Pengertian, Bunyi, Dan Rumus Serta Contoh Soalnya Lengkap

Diposting pada

Teori Hukum Ohm : Pengertian, Bunyi, Dan Rumus Serta Contoh Soalnya Lengkap –  Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian.  Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan yakni V = IR. Sering hubungan ini dinamai hukum ohm. Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu kostanta yang tidak tergantung pada V maupun  I.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Induksi Elektromagnetik : Pengertian, Penerapan, dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Secara Lengkap


bagian kedua ini hukum tidak terlalu benar seluruhnya. Hubungan V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja di mana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah  hambatan atau resistansi resistor tersebut.

Hukum Ohm

Hukum ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar (hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut yaitu V = IR.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Gelombang Elektromagnetik : Pengertian, Sifat, Macam, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap

 Dan dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik. Sebagai contoh jika menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke 3 V. Pada hokum ohm disini menghubungkan antara kuar arus, tegangan dan hambatan.Untuk membuktikannya diperlukan sebuah percobaan.


Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa atau sungai hamper rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan aliran – atau arus – akan lebih besar. Makin besar perbedaan ketinggian makin besar arus.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Hukum Kepler 1 2 3 : Sejarah, Bunyi, Fungsi, Rumus Dan Contoh Soal Lengkap


Bahwa potensial listrik analog, pada kasus gravitasi dengan ketinggian terbing, dan hal itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir.  Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang lebih besar, demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar atau tegangan menyebabkan aliran arus listrik menjadi lebih besar.


Tepatnya berapa besar aliran arus pada   kawat tidak hanya tergantung pada tegangan tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran electron. Dinding-dinding pipa atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya, memberikan hambatan terhadap aliran arus.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Hukum Newton 1, 2, 3 : Pengertian, Bunyi, Rumus dan Contoh Soal


Dengan cara yang sama electron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini makin kecil arus untuk suatu tegangan V. sehingga arus berbading terbalik dengan hambatan.


Pengukuran hambatan dengan amperemeter dan voltmeter Arus listrik pada rangkaian diukur dengan memasang amperemeter (berhambatan rendah) secara seri di dalamnya. Beda potensial diukur dengan menghubungkan voltmeter (berhambatan tinggi) pada kedua ujung resistor yang sedang dicari jadi dihubungkan secara parallel.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Materi Fluida Dinamis : Rumus Hukum Bernoulli, Pengertian, Jenis, Ciri Dan Contoh Soal


Hambatan ressostor dihitung sebagai hasil bagi penunjukan voltmeter dengan apa yang terbaca pada ampereneter,sesuai hukum ohm R=V/I. (jikalau nilai resistansi diinginkan dengan tepat, hambatan voltmeter dan amperemeter harus ikut diperhitungkan dalam rangkaian).


Tujuan Percobaan

Adapun ada tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

  • Pembuktian hokum ohm
  • Menginterprestasikan grafik tegangan dan arus
  • Menentukan besar hambatan suatu penghantar

Hukum Ohm

Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa.


Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :  Hukum Archimides : Pengertian, Bunyi, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap


Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.


Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik.


Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan ,dan hambatan.


Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar. Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang german Georg Simon ohm.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :  Hukum Hooke : Pengertian, Aplikasi, Bunyi, Dan Rumus Beserta Contohnya Secara Lengkap


Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk resistance (Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard symbol yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum.


Salah satu dasar dalam perhitungan elektro, yang sering dibahas mengenai satuan couloumb, dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak stabil. Satu couloumb setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron. Symbolnya ditandai dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan electron mengalir, satu ampere sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati conductor (penghantar).


Sebelum kita mendefinisikan apa itu volt, kita harus mengetahui bagaimana mengukur sebuah satuan yang kita ketahui sebagai energi potensial. Satuan energi secara umum adalah joule dimana sama dengan besarnya work (usaha) yang ditimbulkan dari gaya sebesar 1 newton yang digunakan untuk bergerak sejauh 1 meter (dalam satu arah). Dalam british unit, ini sama halnya dengan kurang dari ¾ pound dari gaya yang dikeluarkan sejauh 1 foot.


Masukkan ini dalam suatu persamaan, sama halnya dengan I joule energi yang digunakan untuk mengangkat berat ¾ pound setinggi 1 kaki dari tanah, atau menjatuhkan sesuatu dengan jarak 1 kaki menggunakan parallel pulling dengan ¾ pound. Maka kesimplannya, 1 volt sama dengan 1 joule energi potensial per 1 couloumb. Maka 9 volt baterai akan melepaskan energi sebesar 9 joule dalam setiap couloum dari electron yang bergerak pada sebuah rangkian.


Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian.


Sejarah Hukum OHM

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah “hukum” tetap digunakan dengan alasan sejarah.


Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.


Hubungan antara arus listrik, tegangan listrik, dan harrabatan listrik dalam suatu rangkaian dinyatakan dalam hukum Ohm. Nama Ohm diambil dari seorang ahli fisika dan matematika Jerman, George Simon Ohm (1787 – 1854)


seorang fisikawan dari Jerman pada tahun (1787 – 1854 ) dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827 yang membuat teori ini. Ketika Ohm membuat percobaan tentang listrik, ia menemukan:


  1. Bila hambatan tetap, arus dalam setiap rangkaian adalah berbanding langsung dengan tegangan. Bila tegangan bertambah, maka aruspun ber­tambah. Dan bila tegangan berkurang maka aruspun berkurang.
  2. Bila tegangan tetap, maka arus dalam rangkaian menjadi berbanding ter­balik terhadap rangkaian itu. Bila hambatan bertambah, maka arus ber­kurang dan bila hambatan berkurang maka arus bertambah.

                        1  1A                                       2A                                       0,5V

        10 v        r =  10Ω               20 v         r = 10Ω                 5v          r =  10Ω

Gambar. 2-21


Dalam hambatan yang tetap, arus dan tegangan berbeda-beda.

Satuan dari hambatan listrik adalah Ohm ((simbul S2 dibaca = Omega). Hukum Ohm dapat dinyatakan dalam bentuk rumus, dasar rumusnya di­nyatakan sebagai berikut:

R =             atau     E = I x R         atau I =

R      = menunjukan banyaknya hambatan listrik

I       = menunjukan banyaknya aliran arus listrik

E      = menunjukan banyaknya tegangan listrik di dalam rangkaian ter­tutup.

– Satuan dari hambatan adalah satu Ohm (1Ω)

– Satuan dari aliran arus adalah satu ampere (I A).

Satuan dari tegangan listrik adalah satu Volt (1 V)


Sifat arus

Di dalam logam, arus seluruhnya dibawa oleh elektron, sedangkan ion positif yang berat berada tetap pada kedudukan yang biasanya dalam struktur kristal. Hanya elektron valensi (elektron yang terluar) saja yang bebas berperan serta dalam proses penghantaran; elektron yang lain


terikat kuat pada ionnya. Dalam keadaan tunak, elektron dicatu ke dalam logam dari salah satu ujungnya dan dikeluarkan dari ujung yang lain, sehingga menghasilkan arus, tetapi logam itu secara keseluruhan netral dipandang dari segi listrik-statik.


Tegangan Listrik

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. V= I .R


Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V). Tegangan listrik dapat dimisalkan dengan tekanan air di dalam menara m. Di atas menara itu, air disimpan dalam bak air. Makin tinggi letak bak air itu makin besar pula tekanannya. Jika keran dibuka air mulai bergerak di dalam pipa. Kecepatan mengalirnya berhubungan erat dengan tekanan air ter­sebut.


Hambatan listrik

Hambatan ialah gesekan atau rintangan yang diberikan suatu bahan terhadap suatu aliran arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini, menye­babkan gerak elektron berkurang. Hambatan-hambatan ini yang menghalang’t gerak elektron disebut resistansi. Jadi resistansi adalah hambatan listrik, makin besar resistansi sebuah penghantar, semakin kecil arus listrik yang megalirnya.


Sedangkan alat resistansi disebut resistor at4u tahanan (ditulis dengan notasi huruf R). Akibat adanya gesekan atau rintangan (resistansi) pada aliran elektron, maka sejumlah energi listrik berubah menjadi energi panas. Resistor (Hambatan) dapat pula berupa lampu atau elemen pemanas. Tetapi kawat yang panjangpun dapat memberikan hambatan tertentu .


Kuat arus dan Tegangan

Kuat arua (I) dapat didefinisikan “ jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu”. Dari definisi di atas kuat arus dapat dirumuskan sebagai berikut:


I = dq per dt = qper t

Keterangan

dq = jumlah muatan ( coulomb= C )

dt = selisih waktu ( detik )

I = kuat arus ( ampere=A)

Satuan kuat arus adalah coulomb/detik atau ampere.

(Aspirasi Cerdas Fisika kelas X semester 2, hal 85-86)


Hukum Ohm: Hambatan dan Resistor

 Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. Georg simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung ujungnya: I- V.


Sebagai contoh, jika kita menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke baterai 3 V.

Akan sangat membantu jika kita bandingkan arus listrik dengan aliran di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa (atau hampir rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih dari yang lainnya, kecepatan aliran atau arus akan lebih besar.


Makin besar perbedaan ketinggian, makin besar arus. Kita lihat pada Bab 17 bahwa potensial listrik analog, pada kasus gravitasi, dengan ketinggian tebing; hal itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir. Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang besar, demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan, menyebabkan aliran arus listrik menjadi lebih besar.


Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanva bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Dinding-dinding pipa, atau tepian sungai dan batu-batu ditengahnya, memberikan hambatan terhadap aliran arus.


Dengan cara yang sama, elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom­ atom kawat makin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus ber­banding terbalik dengan hambatan.


Ketika kita gabungkan hal ini da­kesebandingan di atas, kita dapatkan I =    di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnva, V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan ini (Persamaan 18-2) sering dituliskan V = I R, dan dikenal sebagai hukum Ohm. Banyak fisikawan yang aka­n mengatakan bahwa ini bukan merupakan hukum, tetapi lebih berupa definisi hambatan.


Jika kita ingin menyebut sesuatu sebagai hukum Ohm hal tersebut akan berupa pernyataan bahwa arus vang melalui konduktor logam, sebanding dengan tegangan yang diberikan, I  V. Sehingga, R konstan, tidak bergantung pada V, untuk konduktor logam.


Tetap hubungan ini tidak berlaku umum untuk bahan dan alat lain seperti ­dioda, tabung hampa udara, transistor, dan sebagainya. Dengan demikian “hukum Ohm” bukan merupakan hukum dasar, tetapi lebih berupa deskripsi mengenai kelas bahan (konduktor logam) tertentu .


Kebiasaan ­menyebut hukum Ohm demikian melekat sehingga kita tidak akan mempermasalahkan penggunaannya, selama kita tetap ingat batasannya Bahan atau alat yang tidak mengikuti hukum Ohm dikatakan nonohmik.. Definisi hambatan  R = V/I uga dapat dalam hal ini, R tidak akan yang diberikan. Satuan untuk hambatan disebut ohm dan disingkat Q (huruf besar Yunani untuk omega). Karena R = V/I, kita lihat bahwa 1,0 Ω ekivaler. dengan 1,0 V / A. (Giancoli.Fisika Edisi kedelapan jilid 2.Hal 67-68)


Sehingga Rumus hokum I Ohm : VA-VB = I.R atau VAB = I.R atau sering ditulis V = I.R

Keterangan

V = beda potensial listrik antara 2 titik dalam Volt(V)

I = kuat aeus listrik dalam ampere (A)

R = tahanan listrik penghantar dalam ohm (Ω)


Amperemeter dan Voltmeter

 Arus yang mengalir pada suatu konduktor diukur engan menghubungkan alat pengukur arus yang disebut amperemeter/galvanometer. Sifat alat ini, anatara lain :

  1. Dipakai untuk mengatur kuat arus
  2. Mempunyai hambatan yang sangat kecil
  3. Dipasang seri dengan alat yang akan diukur

Untuk mengukur kuat arus yang sangat besar, yang melebihi batas ukurnya dipasang tahanan Shunt secara parallel dengan amperemeter. Alat amperemeter dengan tahanan Shunt disebut Ammeter.


Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial. Sifat voltmeter:

  1. Dipakai untuk mengukur beda potensial
  2. Mempunyai tahanan dalam yang sangat besar
  3. Dipasang parallel dengan alat kawat yang hendak diukur potensialnya

Daya Listrik

 Energi listrik berguna untuk kita karena dapat dengan mudah diubah menjadi energi bentuk lain. Motor, merubah energi listrik menjadi kerja mekanik. Isolator pada alat-alat lain seperti pemanas listrik, kompor, pemanggang, dan pengering rambut, energi listrik diubah menjadi energi panas pada hambatan kawat yang dikenal dengan nama “elemen pemanas”.


Dan pada banyak bola lampu biasa, filamen kawat yang kecil menjadi sedemikian panas sehingga bersinar, lampu hanya beberapa persen energi yang diubah menjadi cahaya tampak, dan sisanya, lebih dari 90 persen, menjadi energi panas. Filamen bola lampu dan elemen pemanas pada alat-alat rumah tangga memiliki hambatan yang biasanya berkisar antara beberapa ohm sampai beberapa ratus ohm.


Energi listrik diubah menjadi energi panas atau cahaya pada alat-alat seperti itu karena anus biasanya agak besar, dan ada banyak tumbukan antara elektron yang bergerak dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan, sebagian energi elektron ditransfer ke atom yang ditumbuknya.


Sebagai akibatnya, energi kinetik atom bertambah dan dengan demikian temperatur elemen kawat bertambah. Energi panas yang bertambah ini (energi dalam) dapat ditransfer sebagai kalor dengan konduksi dan konveksi ke udara pada pemanas atau ke makanan pada wajan, dengan radiasi ke roti pada pemanggang, atau diradiasikan sebagai cahaya.


Pengertian Hukum Ohm

Pada 1927, seorang fisikawan Jerman bernama George Simon Ohm melakukan suatu penelitian untuk mencari hubungan antara beda potensial dan kuat arus listrik.


Berdasarkan hasil penelitiannya, Ohm membuat suatu grafik beda potensial terhadap arus listrik. Ternyata, grafik tersebut membentuk suatu garis lurus yang condong ke kanan dan melalui titik pusat koordinat (0, 0). Dari grafik ini, Ohm menemukan bahwa kemiringan grafik sama dengan besar hambatan rheostat yang dipakainya dalam penelitian tersebut.


Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan


mematuhi hukum Ohm jika nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.Meskipun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah “hukum” tetap dipakai dengan alasan sejarah.


Bunyi Hukum Ohm

Kuat arus dalam sebuah rangkaian sebanding dengan tegangan pada ujung – ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian.


Rumus Hukum Ohm

Secara sistematis hukum ohm dirumuskan sebagai berikut:

V = I .R

Keterangan:
V : beda potensial atau tegangan (volt)
I : kuat arus (ampere)
R : hambatan Iistrik (ohm)

Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap”.


Contoh Soal Hukum Ohm

1. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan sebuah Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
V = 10 V
R = 1 KiloOhm = 1000 Ω


Jawab :
I = V / R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Jadi, nilai Arus Listrik (I) yaitu 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere


2. Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
V = 12 V
I = 0,5 A


Jawab :
R = V / I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Jadi, nilai resistensi pada potoensiometer yaitu 24 Ohm


PROSEDUR PERCOBAAN

  1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

Baterai

  1. Catu Daya atau Baterai
  1. Voltmeter atau Multitester
  2. Amperemeter
  3. Resistor atau hambatan
  4. Lampu
  5. Kabel Penghubung
  6. Papan rangkaian
  7. Jembatan penghubung
  8. Potensiometer
  9. Skalar

  • Prosedur Percobaan

Kuat arus

  1. Mendengarkan intruksi dari  dosen
  2. Menyiapkan alat dan bahan
  3. Memasang rangkain Listrik dan memberitahukan kepada assisten supaya memeriksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan
  4. Setelah memeriksa lalu mengatur skalar dalam posisi terhubung ( On )
  5. Mengatur potensio pada catu daya sehingga Amperemeter menunjukkan pada angka terentu ( I1 ), kemudian mencatat petunjuk pada Amperemeter dan Voltmeter serta besarnya resistor yang digunakan
  6. Mengulangi langkah 2-3 dengan mengganti resistor
  7. Dengan mengubah nilai arus menjadi (I2) lakukan langkah 2-4
  8. Mengulangi hingga 3 variasi arus.

  • Prosedur Percobaan

Kuat arus

  1. Mendengarkan intruksi dari  dosen
  2. Menyiapkan alat dan bahan
  3. Memasang rangkain Listrik dan memberitahukan kepada assisten supaya memeriksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan
  4. Setelah memeriksa lalu mengatur skalar dalam posisi terhubung ( On )
  5. Mengatur potensio pada catu daya sehingga Amperemeter menunjukkan pada angka terentu ( I1 ), kemudian mencatat petunjuk pada Amperemeter dan Voltmeter serta besarnya resistor yang digunakan
  6. Mengulangi langkah 2-3 dengan mengganti resistor
  7. Dengan mengubah nilai arus menjadi (I2) lakukan langkah 2-4
  8. Mengulangi hingga 3 variasi arus

Hambatan tetap

Setelah percobaan Kuat arus selesai kemudian melakukan percobaan untuk hambatan tetap dengan prosedur percobaan sebagai berikut:

  1. Mendengarkan intruksi dari  Assisten dosen
  2. Menyiapkan kembali alat dan bahan
  3. Memasang rangkain listrikny dan memberitahukan kepada assisten dosen supaya diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan
  4. Setelah memeriksa lalu mengatur skalar dalam posisi terhubung (On)
  5. Mengatur ujung Voltmeter pada hambatan dengannilai tertentu (R1) dan mencatat besarnya arusdan tegangan
  6. Pada resistor yang sama mengulangi untuk Voltase yang berbeda-beda
  7. Mengulangi langkah 2-4 dengan mengganti vresistor (R2)
  8. Mengulangi hingga 5 variasi hambatan

  1. HASIL PENGAMATAN
    1. Data pengamatan

KUAT ARUS TETAP

NO I1= 0,055 Α I2= 0,036 Α I3= 0,045 Α
R V R V R V
1 47 Ω 25,85 V 47 Ω 1,69 V 47 Ω 2,12 V
2 100 Ω 5,5 V 100 Ω 3,6 V 100 Ω 4,5 V
3 470 Ω 25,85 V 470 Ω 16,92 V 470  Ω 21,15 V
  • Pembahasan

 

  • 1. Untuk mencari I1 dengan cara:

Untuk mencari I1

  • 2. Untuk mencarai I2 dengan cara:

Untuk mencarai I2

= 4,5 V

  • Untuk R= 470 Ω, I2= 0,045 A

V = I.R

= 0,045 A . 470 Ω

= 21,15 V


Kesalahan Relative

Kesalahan Relative

Kesalahan Relative2


HAMBATAN TETAP

NO R1= 47 Ω R2= 100Ω R3= 470Ω
I V I V I V
1 0,058A 2,73 V 0,33A 3,3 V 0,007A 3,3 V
2 0,058A 2,73 V 0.29A 2,9 V 0,0065A 3,1 V
3 0,065A 3,1V 0,31A 3,1 V 0,006A 2,9 V

HAMBATAN TETAP

HAMBATAN TETAP2

HAMBATAN TETAP3


  • KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  • Bahwa hukum ohm telah dibuktikan dengan alasan bahwa Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah “hukum” tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan V=IR

  1. Dari data yang telah diperoleh dari percobaan dapat digambarkan grafik yang menghubungkan antara kuat arus dan tegangan.

  2. Dari percobaan yang telah dilakukan besar hambatan suatu penghantar yang diperoleh dengan menggunakan alat multitester dan hambatan yang diperoleh semakin besar maka tegangannyapun besar.

  3. Pada percobaan kedua disini arus yang masuk mengalami penurunan dan jika arus yang masuk kecil tegangannya pun menurun.
  4. Dalam penurunan ini diakibatkan penurunan daya pada baterai dan ketelitian dalam pengamatan.

  • DAFTAR PUTAKA
Reitz, John, Frederick J Milford, Robert W Christy. 1993, Dasar Teoti Listrik Magnet, Bandung, ITB
Giancoli, C.Douglas, 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Robertson, B. John._____Tekhhnik Listrik Praktis._____: Yrama Wiidya.
Bueche, J,Frederick, 1989. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-soal Fisika edisi Kedelapan._____: Erlangga.
Soetarmo. 2004. Aspirasi Cerdas Fisika Kelas X Semester 2. Surakarta: Widya Duta.

Itulah ulasan Lengkapnya Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terima Kasih.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari