Majas Alegori

Diposting pada

Selama ini Anda mungkin tidak menyadari sering memakai majas alegori dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Anda juga pasti banyak menjumpainya dalam berbagai contoh karya sastra.

Biasanya majas tersebut dibuat untuk memberi nasehat di bidang pendidikan maupun kehidupan dan dikemas dengan gaya bahasa yang menarik dan indah.

Pengertian Menurut Ahli

1. KBBI

KBBI

Cerita yang digunakan melambangkan perikehidupan manusia guna mendidik moral atau menjelaskan suatu hal. Secara etimologi, asal mula alegori adalah dari bahasa Yunani kuno “allegorein”, artinya berbicara kebalikannya.

Majas alegori tergolong majas perbandingan karena gaya bahasa yang dipakai untuk menerangkan sesuatu memakai kiasan atau penggambaran.

2. Nurgiantoro (2007)

Nurgiantoro-2007

Alegori merupakan cerita kiasan yang mempunyai makna tersembunyi dalam makna literal. Artinya suatu teks alegori mengandung dua buah makna sekaligus, yaitu makna yang sebenarnya dan makna literal atau bukan sebenarnya.

Cara menggunakannya adalah dengan melakukan personifikasi atau memanusiakan sesuatu seperti fabel. Selain itu, Anda dapat menyusun sebuah cerita untuk membandingkan dengan cerita yang dibawakan agar tercipta alegori metafora.

3. Keraf (2010)

Keraf-2010

Alegori adalah sebuah cerita singkat yang di dalamnya terdapat kiasan. Penafsiran makna kiasan tersebut diambil dari bagian bawah dari permukaan cerita.

Nama-nama tokohnya memiliki sifat abstrak guna mewakili pelaku aslinya. Misalnya hewan mampu berbicara layaknya manusia dalam dunia nyata.

4. Tarigan (2013)

Tarigan-2013

Alegori diartikan sebagai cerita yang digambarkan lewat lambang-lambang. Lambang tersebut adalah majas yang secara berkesinambungan diperluas dan berfungsi untuk menempatkan setiap gagasan atau objek yang diperlambangkan.

Pada umumnya, alegori berbentuk cerita panjang, rumit dan tujuannya disampaikan secara terselubung. Namun, apabila Anda jeli saat membacanya maka tujuan tersebut tampak sangat nyata dan jelas.

Karakteristik Majas Alegori

Karakteristik-Majas-Alegori

  1. Biasanya kalimat cenderung memakai retorika
  2. Di dalam majas umumnya terkandung sebuah kiasan maupun penggambaran
  3. Diaplikasikan pada sebuah uraian atau cerita yang bersifat lebih kompleks daripada majas simile.

Contoh Majas Alegori Dalam Kalimat

Contoh-Majas-Alegori-Dalam-Kalimat

  • Saat menjalani hidup berumah tangga, rasanya seperti mengarungi luasnya lautan menggunakan bahtera. Terkadang Anda akan melihat lautan yang sangat indah dan memanjakan mata, namun terkadang bahtera dihantam badai dan ombak yang membuat tubuh mengalami guncangan dahsyat.
  • Dunia digambarkan seperti tumbuhan yang hijau sehingga dapat menyihir semua mata yang memandangnya. Sungguh pemandangan itu sangat menakjubkan dan begitu indah, namun seiring berjalannya waktu akan berubah warna menjadi kuning, mengering hingga akhirnya akan musnah.
  • Perempuan diibaratkan seperti lebah. Mereka hanya akan menghasilkan yang baik-baik saja, makan yang baik dan tidak pernah merusak suatu tempat.
  • Hubungan sesama manusia seperti huruf-huruf yang dirangkai, keindahan huruf tidak akan berarti jika tanpa spasi. Hal ini dikarenakan tanpa jeda, huruf menjadi sulit dipahami, bahkan kasih sayang pun tidak akan terbentuk jika tidak ada jarak.
  • Beberapa orang menggambarkan ibadah layaknya berdagang. Kepercayaan dan iman adalah sebagai tempatnya, sedangkan padala serta balasannya kelak di akhirat menjadi keuntungannya.
  • Otak manusia diibaratkan seperti mata pisau. Semakin Anda mengasahnya maka semakin tajam dan disegani banyak orang. Namun, saat Anda membiarkannya saja, lama-lama justru menjadi tumpul, berkarat dan tidak menyilaukan lagi.
  • Suatu aliran dari anak sungai bisa menggambarkan perjalanan kehidupan. Pola alirannya yaitu dari hulu, kemudian melewati sebuah lembah, menyusuri tebing, barulah mengalir pada anak sungai dan akan berakhir setelah bertemu dengan lautan.
  • Seorang anak ketika baru saja lahir seperti selembar kertas kosong. Sang anak sangat bersih dan belum ternoda. Oleh karena itu, Anda harus menjaganya sebaik mungkin, di setiap lembarnya lukislah menggunakan tinta emas dan warnailah hanya dengan warna-warna yang indah.
  • Cinta bagaikan seseorang yang menggenggam pasir. Artinya, jika tidak Anda genggam maka akan hilang, akan tetapi saat digenggam dengan erat justru keluar melewati celah-celah jari.
  • Negara Indonesia digambarkan sebagai tanah impian. Sumber daya alam dan kekayaan di dalamnya sangat melimpah di berbagai penjuru negeri.
  • Kecantikan wajah wanita seperti sekuntum bunga segar. Sangat disayangkan jika tidak dijaga akan rusak, jika dirawat maka akan semakin mekar. Namun, sebaik apa pun Anda merawatnya tetap saja tidak mampu menghindari kelayuan.
  • Waktu ibarat uang, jika dikelola dengan baik akan memberi banyak manfaat, namun jika disia-siakan bisa merugikan.
  • Perilaku koruptor seperti para tikus yang selalu berkeliaran dan gemar makan padi di lumbung padi.
  • Kehidupan manusia diibaratkan permen yang tersedia dalam berbagai rasa, ada yang asam, manis dan lain-lain.
  • Buku merupakan jendela dunia karena Anda dapat mengetahui dunia lewat berbagai informasi yang ditulis pada buku yang dibaca.
  • Tubuh ini layaknya sebuah mesin yang apabila digunakan terus menerus tanpa istirahat maka akan rusak.
  • Emosi manusia bersifat seperti api, semakin disulut maka kemarahannya semakin besar.
  • Sosok ibu bagaikan malaikat di mata anak-anaknya, karena ia selalu memberi kasih sayang yang sangat tulus dan suci.
  • Orang yang rajin bersedekah digambarkan layaknya seseorang yang menanam biji di lahan subur. Setiap biji tumbuh menjadi pohon dengan cabang yang banyak. Suatu hari Anda akan memetik 100 biji di masing-masing cabangnya.
  • Kebohongan bagaikan candu yang jika dilakukan sekali pasti selanjutnya akan ada kebohongan-kebohongan lain yang muncul.
  • Kehidupan seperti genre film yang bervariasi. Terkadang romantis, dibumbui komedi, thriller, horor, namun ada kalanya juga air mata menetes membasahi pipi, kemudian muncul kejadian yang mengundang tawa dan akhirnya sampailah pada ending film tersebut.
  • Kekayaan bagaikan air laut. Saat Anda membendungnya maka lama kelamaan akan tumpah. Ketika diminum maka Anda semakin merasa haus. Namun, saat Anda bagi menjadi beberapa kotak kemudian dijemur maka akan mendapatkan garam.
  • Memberi masukan dan saran kepadanya seperti hanya berbicara dengan tembok yang tidak memiliki telinga untuk mendengar.
  • Di zaman modern ini mencari orang jujur ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
  • Al Qur’an seperti rambu-rambu yang akan menuntun Anda menuju Tuhan. Selama terus mematuhi rambu-rambu tersebut, Anda pasti selamat sampai tujuan akhir.
  • Ilmu digambarkan seperti sebuah cahaya yang mampu menerangi kegelapan sehingga mempermudah manusia untuk menjalankan kewajibannya. Adanya cahaya membuat manusia mengetahui isi dunia. Tanpa kehadirannya manusia bisa tersandung dan masuk ke sebuah lubang.
  • Di dunia ini hidup digambarkan seperti keyboard piano yang tersusun berseling ada yang hitam dan putih. Jika Anda tidak berupaya untuk memahaminya maka hanya akan mengenal nada dasar saja. Namun, jika dimainkan oleh orang yang paham akan tercipta alunan musik merdu yang enak didengar.
  • Saat mendengarmu bernyanyi seolah di dunia ini sedang hujan piring.
  • Hidup juga diibaratkan sebuah roda kincir air. Titik di bawah nantinya akan merasakan ketinggian, sebaliknya titik di atas juga akan merasakan berada di bawah. Sebesar apa pun Anda ingin berada di suatu titik namun roda harus terus berputar agar dihasilkannya listrik.
  • Hijab seperti plastik pembungkus. Jika barang dibungkus dengan plastik maka semakin terjaga kebersihannya. Tidak sembarangan orang bisa menyentuhnya sehingga harganya pun menjadi lebih mahal.

Contoh Majas Alegori Dalam Puisi

Contoh-Majas-Alegori-Dalam-Puisi

1. Hujan

Karya Tere Liye

 

Jangan jatuh cinta saat hujan.

karena ketika besok lusa kamu patah hati,

setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu.

Saat orang lain bahagia menatap hujan,

Kamu justru nelangsa melihat keluar jendela.

2. Penyair

Karya Kahlil Gibran

 

Dia adalah rantai manis penghubung antara dunia ini dan dunia akan datang,

kolam air manis untuk jiwa-jiwa yang kehausan.

Dia adalah sebatang pohon tertanam,

di lembah sungai keindahan, memikul berbuah ranum,

bagi hati lapar yang mencari

3. Hujan

Karya Tere Liye

 

Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal,

membuat waktu melesat tanpa terasa.

Apakah esok sudah melupakannya?

Apakah esok baik-baik saja?

Apakah esok juga memikirkannya?

 

4. Sajak Matahari

S. Rendra

 

Matahari bangkit dari sanubariku.

Menyentuh permukaan samodra raya.

Matahari keluar dari jidatku, wahai kamu, wanita miskin!

Kakimu terbenam di dalam lumpur.

Kamu harapkan beras seperempat gantung,

dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!

5. Tahanan

S. Rendra

 

Atas ranjang batu, tubuhnya panjang,

bukit barisan tanpa bulan kabur dan lihat dengan mata sepikan terali.

Di lorong-lorong jantung matanya para pemuda bertangan merah serdadu-serdadu Belanda rebah.

Di mulutnya menetes lewat mimpi darah di cawan tembikar,

dijelmakan satu senyum barat di perut gunung

6. Kehidupan

Karya Kahlil Gibran

 

Engkau telah dibisikkan bahwa hidup adalah kegelapan dan dengan penuh ketakutan.

Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan kepadamu penuh kebimbangan.

Kuwartakan padamu bahwa hidup adalah kegelapan jika tidak diselimuti oleh kehendak,

dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan,

dan segala macam pengetahuan akan kosong bila tidak diiringi kerja,

dan segala kerja hanyalah kehampaan kecuali disertai cinta.

7. Engkau Pujaanku

Aku sama sekali tidak merasa letih mencarimu

Walaupun rasanya berliku-liku layaknya jalan perbukitan yang terjal,

penuh bebatuan dan rintangan

Aku yakin kesabaranku akan menuntunku kepadamu

 

Aku tak akan merasa lelah mendapatkanmu

Meskipun rasanya seperti habis berlari ribuan kilo

Yakin, kesabaran maupun perjuangan

Akan membimbingku menuju ke tempatmu

 

8. Kita Manusia

Yang pergi kini tidak kunjung kembali

Yang setia menanti bahkan sampai tidak kuat untuk berdiri sendiri

Yang selalu mencari kini tidak bisa mengganti

Yang hidup dalam bayang-bayang kini menjadi ketergantungan dengan sesuatu yang telah hilang

9. Panorama Kehidupan

Angin berhembus ke arah penghidupan

Menikmati sebuah panorama alam di waktu pagi,

merasakan betapa sejuknya alam yang penuh kedamaian ini.

Burung-burung pun mulai muncul dari sangkarnya,

berterbangan untuk mulai mencari semua yang diperlukannya.

Awan hitam tak lagi menyelimuti,

kini telah menjadi awan biru yang indah

dan menjadi langit yang begitu menakjubkan.

Langit yang dihiasi berbagai lukisan itu

membuat hati semakin damai

dan membuat sepasang mata ini semakin kagum

10. Ayah

Aku mengenangmu kembali ayah,

dalam gelapnya malam aku tersedu, mencoba menahan semua keraguan dan pilu.

Mengapa sang waktu begitu cepat berlalu,

mengapa Allah lebih mencintai dirimu dibandingkan aku,

apa kesalahan dan dosaku, Ayah?

11. Hidup Akan Selalu Berjalan

Mengapa masih menangis ketika engkau bisa melontarkan senyuman?

Mengapa air mata selalu keluar di saat kesedihan menghampiri?

Cobalah tengok keluar sejenak,

Di sana banyak orang yang jauh lebih menderita

Perhatikan mereka!

Pertimbangkan baik-baik sebelum bersedih hati

Lalu, ucapkan rasa syukur atas semua yang telah didapatkan selama ini

12. Senandung Hitam

Hitam tak selalu berarti malam

Gelap selalu dijadikan simbol kekelaman

Aku terpaku di suatu malam, malam yang kelam tanpa kehadiran bintang-bintang

Lihatlah, kini aku hanya melihat hitam

Lihatlah, aku juga melihat gelap

Lihatlah, aku yang menatap malam penuh kekosongan tanpa harapan

Siang pun sirna, seakan dunia telah terbelenggu hitam

Tanpa kehadiran cahaya, bahkan tanpa warna, yang ada hanyalah seorang pelantun nada

13. Langit Biru

Pandanglah langit itu,

barangkali akan kau lihat awan-awan yang menggumpal dengan latar biru,

barangkali kau juga akan merasakan ketenangan,

sejenak terdiam, angan-angan mulai melayang layaknya elang,

berpikir dalam satu hari terdapat 24 jam dan membiarkan sepersekian detik waktu berlalu tanpa

adanya titik, dalam sekali tepukan, lamunan pun menjadi lapuk

14. Kausa

Tiba-tiba porosmu hadir

Membimbingku masuk ke dimensi dalam dirimu yang belum pernah aku tahu

Aku selalu mengingat bahwa kau telah memberiku nama

Kini, apa yang harus aku lakukan?

15. Hati Mendoakanmu

Pagi datang kembali

membuat sibuk para manusia pemberani,

seberkas cahaya singgah dan menyentuh hati ini

keberanian pun kini muncul lagi.

Aku terus memandangnya, namun tidak kunjung menjadi nyata,

aku sangat tersiksa seeprti sebuah luka yang menusuk hingga ke relung hati

16. Tempat Bercerita

Bagimu, tak ada satu pun tempat paling nyaman untuk bercerita kecuali di atas sebuah sajadah

Tubuh menghadap kiblat sembari kedua tanganmu diangkat dan berkata “Ya Allah, aku …”

Lalu, mulailah kau bercerita tentang apa pun yang kau rasakan

Meskipun ku yakin Allah maha tahu, namun kau tetap duduk bersimpuh tuk mengadu

Kemudian selalu kau pastikan Allah telah mendengarkan doa-doamu

Mengenai sebuah pertemuan yang bisa menguatkan,

Perpisahan yang akan meniadakan sesuatu, kebahagiaan yang terasa sejuk,

dan kesedihan yang membuatmu tersungkur.

17. Bagian Terbaikku

Paru-paruku terasa begitu sesak, hatiku bersih,

Tanganku terluka akibat goresan kemarin malam,

dan rambutku yang tipis dan basah kini terjatuh di tempat salah,

hingga membuatku merasa kurang nyaman

18. Kepingan Sajak

Bolehkan aku bertanya kepadamu wahai sang rembulan,

kenapa senyummu semakinhari kian menawan?

Bolehkah aku juga bertanya kepada para bintang,

kapan aku dapat menyampaikan rasa ini dengan lantang?

Bolehkah aku melontarkan pertanyaan kepada sang surya,

bagaimana agar aku mampu mengalihkan pandanganku dari senyummu?

Contoh Majas Alegori Dalam Cerita

Contoh-Majas-Alegori-Dalam-Cerita

Lubang

Bapak terlihat sedang berupaya menutup lubang di bagian atap rumah. Entah mengapa seolah lubang tersebut tidak pernah bisa ditutup. Kemarin, saat hujan deras mengguyur rumah tetap mengalami kebocoran walaupun lubang sudah diperbaiki.

Ibu tiada henti-hentinya menampung aliran air dan mengepel lantai. Aku pun ikut membantu mengganti ember yang dipenuhi air hujan dengan ember kosong, begitu seterusnya. Upaya yang dapat kami lakukan hanyalah terus mencoba menutupi kebocoran di lubang itu.

Saat ini, Bapak akan menutup lubang melalui dua sisi, yaitu bagian luar maupun dalam atap. Logikanya, lubang tersebut benar-benar telah tertutup dengan baik. Hari ini meskipun tidak turun hujan, namun rintikan air kembali turun dari lubang tersebut.

Lubang ini tidak akan pernah bisa diperbaiki dan tanpa peduli apakah hujan atau tidak, tetap saja lubang akan selalu meneteskan air.

Seperti halnya kami yang tidak bisa membendung air mata ini dan belum menerima kepergiannya. Kakakku tercinta, yang saat ini menjadi sebuah lubang yang ada di rumah kami.

Lubang pada sepenggal kisah tersebut berfungsi menjadi simbol dalam narasi tersebut. Kata ‘lubang’ tidak hanya dijumpai pada satu kalimat saja, namun digunakan sebagai perumpamaan di seluruh cerita yang menunjukkan pemakaian majas alegori.

 

Contoh Majas Alegori Fabel

Contoh-Majas-Alegori-Fabel

Tikus Dan Gajah

Tikus ini selalu mengerikiti kacang yang sesungguhnya milik gajah. Meskipun tubuhnya besar, namun gajah tidak menyadari akan kekuatan di dalam dirinya. Harta benda mereka justru dipercayakan kepada tikus yang selama ini hanya peduli terhadap perutnya saja.

Semua ini dilakukan gajah bukan karena tanpa alasan. Mereka tidak memakai kelebihannya untuk membuat orang lain rugi. Gajah berkeinginan untuk hidup berdampingan bersama seluruh makhluk di bumi, termasuk salah satunya tikus.

Akan tetapi, tikus selalu menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh gajah maupun binatang lainnya. Para gajah memilih untuk tidak berbuat sembarangan karena mereka percaya kucing akan bertindak.

Hal ini sesuai dengan fungsinya di alam untuk membantu menyeimbangkan populasi tikus. Oleh karena itu, seluruh binatang sangat yakin kucing akan memburu tikus apabila tidak segera menjalankan kewajibannya.

 

Cerita gajah dan tikus di atas menggambarkan beragam pergolakan kemanusiaan yang selama ini terjadi pada tatanan pemerintahan. Rakyat diibaratkan seperti gajah, sedangkan para pemimpin yang berkhianat dan melakukan korupsi itu seperti para tikus dalam cerita tersebut.

Namun, rakyat tidak lantas bermain hakim sendiri. Mereka cenderung menaati hukum dan mempercayakan semua urusan tersebut kepada pihak berwajib, yaitu para kucing.

Fabel ini merupakan contoh dari majas alegori karena tokoh hewan digunakan untuk mewakili peran manusia dalam kisah nyata yang digambarkan secara terselubung.

Contoh Majas Alegori Dalam Pantun

Contoh-Majas-Alegori-Dalam-Pantun

Setiap pagi Ani sarapan roti

Tidak lupa Ani  oleskan selai stroberi

Semua akses jalan menuju ke desa ini

Seperti jalan di pendakian Gunung Merapi

 

Air dan minyak tidak bisa menyatu

Kelelawar dan ayam tidak pernah bertemu

Jika dengki memenuhi kalbu

Tidak ada orang yang mau berteman denganmu

 

Bunga mawar bunga melati

Warnanya indah menyejukkan hati

Dengan orang yang lebih tua harus menghormati

Kepada anak yatim harus menyayangi

 

Melihat berbagai definisi sekaligus contoh-contohnya dalam bentuk yang berbeda-beda, dapat mempermudah Anda untuk memahami makna majas alegori. Anda dapat mencoba mempraktekkannya dengan membuat beberapa karya seperti puisi, cerita, atau pantun.

 

Lihat Juga :

  1. Majas Personifikasi
  2. Majas Repetisi
  3. Majas Paradoks
  4. Majas Metonimia
  5. Contoh Majas Litotes
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari