Majas Sarkasme

Diposting pada

Majas dibuat untuk mempertegas suatu makna dalam kalimat yang disampaikan. Jenisnya beragam, ada yang berisi pengandaian, berfungsi sebagai sindiran seperti majas sarkasme dan lain-lain. Berikut akan diulas secara detail tentang contoh majas sarkasme.

Pengertian Majas Sarkasme Menurut Ahli

Pengertian-Menurut-Ahli

1. KBBI

Penggunaan kata-kata yang pedas untuk mengejek secara kasar, mencemooh dan menyakiti hati seseorang.

2. Fyodor Dostoyevsky

Sarkasme diartikan sebagai pelarian terakhir bagi orang-orang berjiwa murni dan sahaja saat secara paksa dan kasar jiwanya dimasuki oleh sebuah rasa.

Majas sarkasme adalah gaya bahasa untuk menyinggung sekaligus menyindir sesuatu atau seseorang secara langsung, tidak memakai kiasan atau kata sebaliknya dengan maksud berlawanan dengan apa yang akan disampaikan.

Kata-kata yang dipakai berupa kata-kata kasar, kata-kata hinaan untuk meluapkan kekesalan atau kemarahannya. Jika dibandingkan dengan jenis majas yang lainnya maka sindiran dalam majas sarkasme yang paling kasar.

3. Keraf (2010)

Sarkasme adalah suatu acuan yang di dalamnya terkandung celaan getir, kepahitan dan lebih kasar dibandingkan ironi.

Terkadang majas ini juga menggunakan ironi meskipun tujuannya berbeda. Sarkasme bertujuan menyerang, sedangkan ironi untuk memberikan efek lucu atau iba.

4. Waluyo (2002)

Sarkasme merupakan pemakaian kata-kata yang kasar dan keras dengan tujuan memberikan kritik atau menyindir. Kesimpulannya majas sarkasme yaitu gaya bahasa yang umum dipakai menyindir seseorang dengan kata-kata yang keras dan pahit.

Perbedaan Majas Sarkasme Dan Majas Sinisme

Perbedaan-Majas-Sarkasme-Dan-Majas-Sinisme

Majas Sarkasme Majas Sinisme
Bertujuan membuat perasaan orang yang mendengarnya tersakiti. Tidak selalu kasar atau menyakiti, terkadang justru memiliki dampak lucu.
Tidak selalu dipakai untuk menyatakan fakta atau makna yang sesungguhnya, namun sering kali untuk mengungkapkan makna yang bersifat emosional. Bersikap realistis dengan memperkirakan apa saja kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Pada umumnya dibuat berdasarkan kekecewaan atau emosi negatif tentang sesuatu. Majas berlandaskan atas kesangsian terhadap  sesuatu.
Memiliki sifat pasif agresif. Tujuan aslinya untuk menyerang pembaca, namun seolah-olah tidak tampak melakukan penyerangan. Bersifat agresif, yaitu menyerang pembaca guna menerangkan suatu hal.

Contoh Majas Sarkasme Dalam Kalimat

Contoh-Majas-Sarkasme-Dalam-Kalimat

  • Sebenarnya keahlianmu apa sih? Diberi pekerjaan ringan  seperti ini saja tidak selesai. Dasar manusia otak udang.
  • Mengapa papan ini diletakkan di sini, bukanya mempercepat pekerjaan malah mempersempit ruangan. Biarkan saja tergeletak di sana.
  • Dari tadi dipanggil masih saja berdiam diri di sana. Dimana telingamu? Apakah setiap hari aku harus menyeretmu ke sini?
  • Meskipun dia menangis darah, aku tau mau mempedulikannya lagi. Air mata buayanya sudah tak mempan untuk menipuku lagi.
  • Biarkan saja karena dia bisanya hanya bermimpi setiap hari. Keahlian saja tidak punya apalagi harta, bagaimana mungkin dia merealisasikan mimpinya?
  • Mau apa lagi kamu kemari? Kami tidak butuh orang sepertimu yang tidak bisa mengerjakan apa pun.
  • Anak macam apa kamu ini, dasar tidak tau diri! Kami yang melahirkan dan merawatmu dari kecil, setelah dewasa dan sukses kamu tak mau menganggap kami orang tuamu lagi. Beginikah caramu membalas kami yang telah banting tulang membesarkanmu?
  • Otaknya memang dungu sehingga selalu mengandalkan orang lain dalam mengerjakan apa pun. Pantas saja pada ujian tahun ini dia gagal lagi.
  • Sudahlah, jangan memaksakan diri. Terima saja kalau sekarang kau ini cacat dan tidak bisa berjalan lagi.
  • Jangan bermimpi lagi untuk bergaul dengan tim kami. Bahkan, untuk membeli minuman paling murah ini pun kau tidak mampu.
  • Jangan pernah kau ajak dia ke sini saat aku di rumah. Aku tak sudi satu atap dengan gembel seperti temanmu itu.
  • Apa tidak salah kau menyebutnya perempuan tercantik di desa ini? Aku sama sekali tidak tertarik dengan penampilan dan wajahnya yang jauh dari kata cantik.
  • Mengapa masih lewat jalur ini, dimana kau letakkan matamu? Bukankah pengumuman  itu sudah terpasang dengan jelas bahwa di gang depan ada perbaikan jalan.
  • Urat malunya benar-benar sudah putus. Bagaimana tidak, sudah dikeluarkan secara tidak hormat dan dihina karena ketahuan korupsi di perusahaan, berani-beraninya dia datang lagi ke kantor untuk meminta pekerjaan.
  • Dimana hatimu? Bapakmu terbaring di rumah sakit, hanya sekedar menjenguk pun kamu tak mau, apalagi disuruh merawatnya.
  • Aku kecewa sekali denganmu. Selama ini kau sudah kuanggap keluargaku, namun kau justru mengkhianatiku seperti musuh bebuyutanku. Dasar penghianat!
  • Setiap kali di dekatnya aku merasa jijik. Aku ingin muntah mencium bau badannya seperti tidak mandi satu abad saja.
  • Sudah hidup menumpang di sini, hanya mencuci baju dan piring bekas dipakai sendiri saja harus kami yang melakukannya. Dasar tidak tau rasa terima kasih!
  • Sudahlah, lebih baik kamu simpan uangmu saja daripada habis sia-sia untuk menebus obat. Terima saja, kamu memang ditakdirkan memiliki tinggi badan di bawah rata-rata.
  • Apa kamu akan nyaman tinggal di sini? Lihatlah, lingkungan sekitarnya saja tak terawat dan kotor. Tempat ini tidak layak sebagai kawasan perumahan karena mirip perkampungan kumuh.
  • Sangat disayangkan sudah sekolah tinggi-tinggi hingga S3 tetapi perilakunya tidak sopan, ucapannya pun kasar seperti tidak berpendidikan.
  • Dasar anak pemalas, matahari sudah setinggi langit baru bangun.
  • Jangan ketinggian bermimpi ingin menjadi menantu di keluarga terpandang itu. Melamar jadi pembantu pun pasti tidak diterima. Apalagi jika tahu latar belakang keluargamu yang tidak berpendidikan dan miskin.
  • Aku sudah tidak selera untuk mencicipi makanan yang dibuatnya. Baunya saja sudah tercium tidak enak, bagaimana rasanya? Aku kasihan dengan lidahku, bisa jadi nanti mati rasa karena memakannya.
  • Apakah kau tidak iba melihat anakmu menangis sekencang itu dan hanya kau biarkan saja.
  • Dasar laki-laki buaya darat! Beraninya kau coba-coba  untuk mempermainkan hati wanita itu. Wajahmu saja hanya standar dan dompetmu pun sangat tipis.
  • Dasar manusia berhidung belang, kerjaannya hanya minta uang untuk berfoya-foya dengan wanita.
  • Kapan sikap cerobohmu ini akan hilang? Sikapmu itu sudah membuat banyak orang terlibat berbagai masalah besar.
  • Jangan tidur terus, lihatlah perutmu sudah mirip gentong!
  • Lebih baik kamu pulang saja, ganti dulu baju lusuhmu itu sebelum pimpinan perusahaan ini datang.
  • Jangan rakus, ingat orang di sampingmu belum kebagian!
  • Dasar sok pintar, sudah banyak orang yang memberi tahu salah masih saja tidak percaya.
  • Manja sekali dirimu, pantas saja banyak orang yang menjuluki anak mami.
  • Suaramu sangat cempreng membuat gendang telingaku pecah.
  • Jadi laki-laki jangan cengeng, hanya karena masalah sepele saja menangis berhari-hari.
  • Jaga perilaku dan sikapmu di depan umum, apalagi di depan orang yang lebih tua. Jangan sekali-kali bertingkah seperti anjing yang tidak mengerti sopan santun.
  • Bahkan seekor keledai pun tidak pernah terjatuh 2 kali di lubang yang sama. Berbeda dengan kamu yang terus menerus mengulangi kesalahan yang sama.
  • Sejak dini kami tidak pernah rukun, bahkan saat dewasa pun kami tidak bisa berdamai bahkan seperti musuh bebuyutan.
  • Mulutmu sangat sadis, bahkan lebih berbahaya dari racun ular berbisa.
  • Kamu tidak akan merasakan kesuksesan jika pola pikirmu seperti orang kelas teri.
  • Menjadi koruptor memang akan mendapat banyak uang, namun semua itu tidak berkah karena diperoleh dengan merampok rakyat.
  • Di dunia ini masih banyak wanita terhormat dan berperilaku baik, kenapa kamu memilih wanita jalang ini menjadi pendampingmu?
  • Tulisan tangannya sulit dimengerti karena seperti cakar ayam.
  • Percuma kamu bicara sampai berbusa-busa jika tidak melakukan apa-apa.
  • Tidak perlu Anda repot-repot membelikan kami minuman ini karena tidak level. Kami pun tidak akan menyentuhnya, apalagi meminumnya. 

Contoh Majas Sarkasme Dalam Puisi

Contoh-Majas-Sarkasme-Dalam-Puisi

Dasar Pecundang

 

Hoy para pecundang

Nikmati saja sendiri kehidupanmu yang busuk itu

Bersama para wanita jalang bersifat binal

 

Dasar pecundang

Aku tidak akan mati meski tanpa dirimu

Apakah kau kira aku adalah penggemarmu

Janganlah berpikir seperti itu

Dasar seorang pecundang

 

Dan kini…

Kau pelototkan matamu kepadaku

Melirikku sambil memperlihatkan mulut harimaumu

 

Ada cinta

Namun tak seperti cintamu yang busuk

Aku merasa gembira

Dan tersenyum sangat lebar

Akhirnya aku terbebas darimu

 

Penjelasan:

Puisi sangat jelas menunjukkan adanya penggunaan majas sarkasme. Hal ini dapat Anda temukan pada baris kedua bait pertama yang berbunyi “kehidupanmu yang busuk itu”. Selain itu, pada baris nomor dua bait keempat yaitu “cintamu yang busuk”.

Contoh Majas Sarkasme Dalam Pantun 

Contoh-Majas-Sarkasme-Dalam-Pantun

Setiap lebaran ibu selalu membuat ketupat

Makan ketupat paling enak dengan opor ayam

Berniat ingin tobat namun sok tobat

Ingin menjadi alim akan tetapi malah sok alim

 

Penjelasan:

Pantun tersebut termasuk contoh majas sarkasme. Tampak jelas pada baris ketiga dan keempat yang merupakan isi pantun. Kedua kalimat tersebut berisi sindiran yang ditujukan untuk seseorang yang hendak tobat dan bersikap alim.

Dampak Negatif Majas Sarkasme Dalam Kehidupan

1. Merasa Rendah Diri

Merasa-Rendah-Diri

Seseorang yang mengaplikasikan majas sarkasme saat berbincang-bincang dengan orang lain maka dapat membuat lawan bicaranya tidak percaya diri, rendah diri bahkan sampai merasa minder.

Hal ini dikarenakan sebuah konsep negatif tentang dirinya muncul akibat kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki.

Seseorang yang tidak senang dengan dirinya sendiri selalu merasa tidak bisa mengatasi suatu persoalan. Biasanya orang yang bersikap rendah diri membuat jarak agar dapat menghindari orang lain.

2. Gangguan Kecemasan

Gangguan-Kecemasan

Rasa cemas adalah bagian dari emosi negatif yang ditandai munculnya rasa khawatir akan sesuatu. Penyebabnya adalah tekanan hidup. Apabila ada orang lain yang mengejek menggunakan majas sarkasme akan memunculkan rasa takut, tidak nyaman dan tegang.

3. Susah Tidur

Susah-Tidur

Perkataan yang mengandung sarkasme juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan fisik. Orang yang terlalu cemas seiring berjalannya waktu akan sulit tidur hingga akhirnya stres dan insomnia.

Selanjutnya, pikirannya akan terbebani dan kinerja otak pun terganggu. Akibatnya, kondisi fisik semakin menurun.

4. Mengalami Depresi

Mengalami-Depresi

Dampak paling parah adalah menyebabkan depresi, yaitu penyakit mental yang sangat berbahaya karena korban akan merasa insecure. Apabila ejekan orang lain dipikirkan dalam jangka panjang dapat merusak mentalnya dan merasa tidak berharga.

Dalam kehidupan nyata, sebaiknya Anda menghindari penggunaan kalimat-kalimat seperti yang terdapat dalam contoh majas sarkasme di atas. Mengingat dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada fisik saja namun juga mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

 

Lihat Juga :

  1. Majas Alegori
  2. Majas Litotes
  3. Majas Asosiasi
  4. Majas Metafora
  5. Majas Hiperbola
  6. Majas Antonomasia
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari