Metode Penelitian Gabungan

Diposting pada

Metode-Penelitian-Gabungan

Pengertian Metode Penelitian Gabungan

Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian.

Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif untuk menyelesaikan masalah penelitian (Creswell, 2012). Menurut Sugiyono (2016), metode penelitian campuran merupakan metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.


Desain penelitian campuran adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi atau penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian (Creswell, 2012). Menurut Fraenkel & Wallen (2009), metode penelitian campuran melibatkan penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian, kedua metode memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah-masalah penelitian.


Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian campuran adalah metode penelitian kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu kegiatan penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian dengan ditandai adanya data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Penelitian campuran menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh kebebasan peneliti untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja (Creswell, 2012).


Asumsi dasar yang digunakan antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah penggabungan kelebihan dari masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan penelitian dan menjawab pertanyaan dalam penelitian. Mixed methods berfokus pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dipadukan. Oleh karena itu, penelitian mixed methods terdiri dari penggabungan, perpaduan, hubungan, dan kelekatan dari keduanya.


Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode penelitian metode campuran adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja (Creswell, 2012).


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian


Sejarah Penelitian Metode Campuran

Penelitian metode campuran pertama kali digunakan pada tahun 1950 an ketika ada bebrapa hal penting yang ingin dikembangkan menggunakan lebih dari satu metode penelitian. Pada tahun 1957, sebagai contoh, Trow berpendapat bahwa “ setiap tukang sepatu berpikir bahwa kulit merupakan satu-satuny bahan. Sebagian besar ilmuwan social memiliki metode favorit dimana mereka lebih familiar dan memiliki lebih banyak kemampuan yang digunakan. Saya menduga kita akan lebih memilih menginvestigasi masalah ini.


Tetapi, kita seharusnya mencoba untuk tidak sepicik dari tukang sepatu. Seharusnya kita bisa menggunakan metode observasi dan wawancara untuk menyelesaikan masalah seperti ini.Campbell dan Fiske (1959) menganjurkan pengukuran ciri-ciri dengan beberapa ukuran, sehingga memungkinkan untuk varians terpisah karena sifat dari varians karena metode yang digunakan untuk mengukur sifat tersebut. Campbell dan Fiske bekerja secara ketat dalam domain kuantitatif, tetapi matriks multitrait-multimethod mereka menyarankan pentingnya memisahkan fenomena yang diteliti dari alat yang digunakan untuk mempelajarinya.


Denzin (1978) dan Jick (1979) keduanya dikreditkan dengan menerapkan istilah triangulasi untuk metode penelitian. Triangulasi (atau lebih tepatnya metode triangulasi) melibatkan menggunakan metode dan/atau tipe data yang berbeda untuk mempelajari pertanyaan penelitian yang sama. Jika hasilnya masuk kesepakatan, mereka membantu memvalidasi temuan masing-masing. Denzin menggunakan triangulasi ketika dia menggunakan banyak data sumber untuk mempelajari fenomena yang sama. Jick berdiskusi penggunaan triangulasi dalam satu metode (kuantitatif atau kualitatif) dan lintas metode (keduanya kuantitatif dan kualitatif). Dia mencatat bagaimana kekuatan satu metode bisa mengimbangi kelemahan metode lain.


Telah ditunjukkan bahwa kuantitatif dan peneliti kualitatif berbeda dalam set keyakinan atau asumsi yang memandu cara mereka mendekati penyelidikan mereka, dan bahwa asumsi ini terkait dengan mereka pandangan dunia — yaitu, pandangan yang mereka pegang tentang, antara lain, sifat realitas dan prosesnya penelitian. Seperti yang kami sebutkan di sana, pendekatan kuantitatif dikaitkan dengan filsafat positivisme. Metodologi kualitatif, di sisi lain, melakukan advokasi lebih “artistik” pendekatan untuk penelitian, mengikuti yang lain pandangan dunia (seperti postmodernisme).


Perbedaan-perbedaan ini telah menyebabkan banyak peneliti percaya bahwa metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah dikotomi: sebuah proposisi atau baik tanpa jalan tengah. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, pada kenyataannya, banyak peneliti di kedua sisi masalah berpendapat dengan kuat bahwa dua metode (sering disebut sebagai “paradigma”) tidak bisa digabungkan. Banyak peneliti masih berpegang pada pandangan ini. Pada tahun 1985, Rossman dan Wilson merujuk pada mereka yang menyatakan paradigma itu tidak bisa dicampur, mereka yang bisa beradaptasi metode mereka untuk hal-hal khusus dari suatu situasi, mereka disebut situasionis.


Paradigma dapat dimanfaatkan dalam penelitian, mereka disebut pragmatis. Meskipun pertanyaan mencampuradukkan paradigma masih ada, lebih banyak peneliti yang memeluk pragmatisme sebagai landasan filosofis terbaik untuk penelitian metode campuran. Pragmatis mengusulkan bahwa para peneliti harus menggunakan apa pun yang berhasil. Unsur terpenting dalam pembuatan keputusan tentang metode atau metode penelitian mana mempekerjakan harus menjadi pertanyaan penelitian di tangan.


Pandangan dunia dan preferensi tentang metode harus diambil kursi belakang, dan peneliti harus memilih penelitian pendekatan yang paling mudah menerangi pertanyaan penelitian. Pendekatan penelitian itu mungkin kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi keduanya. Pertimbangkan sebuah contoh: Pengawas yang besar distrik sekolah menyewa konsultan untuk melakukan telepon survei untuk menanyakan kepada responden serangkaian pertanyaan terkait berapa banyak mereka akan bersedia membayar peningkatan pajak untuk pengeluaran tertentu (misalnya, hal-hal seperti itu ukuran kelas yang lebih kecil, kenaikan gaji untuk guru, atletik yang diperluas program, dan sebagainya).


Dia kecewa menemukan keengganan pada pihak yang disurvei mendanai salah satu opsi yang mereka cantumkan di dekat jumlah yang dibutuhkan. Jadi dia memutuskan untuk memilikinya konsultan melakukan kelompok fokus untuk mencoba mencari tahu mengapa. Apakah kedua jenis informasi ini pada dasarnya tidak kompatibel? Dengan tidak bermaksud. Setiap jenis memasok distrik Inspektur dengan informasi yang berguna. Kuantitatif data mengatakan padanya apa yang akan diterima publik, sementara kelompok fokus memberi tahu dia mengapa mereka menanggapi seperti yang mereka lakukan, dengan demikian membantu untuk mengklarifikasi tanggapan negatif.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Penelitian Sosial: Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya


Konsep Penelitian Metode Gabungan

Penelitian metode campuran adalah penelitian yang melibatkan penggunaan dua metode, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam studi tunggal (satu penelitian). Penggunaan dua metode ini dipandang lebih memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah penelitian daripada penggunaan salah satu di antaranya.


Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif.


Penelitian metode campuran sudah dikenal sejak tahun 1950-an ketika Campbell dan Fiske menggunakan metode multimethods dalam kebenaran watak-watak psikologis. Mereka menggunakan multiapproach dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari sinilah banyak peneliti yang menggunakan metode ini, seperti tahun 2003, diterbitkan Handbook of mixed methods in the social and behavior sciences (Tashakkori and Teddlie) dan juga terdapat di dalam jurnal seperti: International Journal of Social Research Methodology, Qualitave HealthResearch, Quality and Quantity dan lain-lain. Penelitian metode campuran ini lebih sering digunakan dalam bidang humaniora.


Adapun alasan secara umum, mengapa melakukan penelitian metode campuran ialah:

  1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian-perincian deskriptif.
  2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif).
  3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah diperoleh, (O’Chathain,Murphy dan Nicholl,2007).
  4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari kelompok atau individu-individu yang tertindas.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Hukum – Pengertian, Macam, Normatif, Empiris, Pendekatan, Data, Analisa, Para Ahli


Tujuan Penelitian Metode Gabungan

Tujuan metode penelitian campuran meliputi tujuan penelitian secara keseluruhan, informasi mengenai unsur penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, dan alasan atau rasionalisasi mencampur dua unsur tersebut guna meneliti suatu isu atau masalah penelitian. Secara umum tujuan dari penggunaan metode penelitian campuran, yaitu:


  • Untuk lebih memahami isu atau masalah penelitian dengan mengtriangulasikan data kualitatif yang berupa perincian-perincian deskiriptif dengan data kuantitatif yang berupa angka-angka.


  • Untuk mendapatkan hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel tertentu, kemudian menindaklanjutinya dengan mengobservasi atau mewawancarai sejumlah individu guna memperoleh penjelasan lebih mendalam tentang hasil statistik yang sudah didapatkan.


  • Untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan (kualitatif) untuk selanjutnya dianalsis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif)(Creswell, 2012).


Tujuan penelitian metode campuran adalah penelitian secara keseluruhan, tentang informasi mengenai unsur-unsur penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan memiliki alasan yang rasional mengapa mencampur dua metode tersebut dalam satu penelitian. Ada beberapapetunjuk dalam menyusun tujuan dalam penelitian metode campuran.

  • Mulailah dengan menulis kata-kata yang menunjukkan secara jelas tujuan penelitian yang akan dijabarkan, seperti “tujuan … atau maksud…”.
  • Jelaskan tujuan penelitan dari perspektif konten, seperti ‘tujuannya adalah untuk mengamati keluarga-keluarga yang memiliki anak tiri”.
  • Tunjukkan jenis rancangan metode campuran yang digunakan, apakah itu sekuensial, konkuren, atau transformasional.
  • Jelaskan alasan /rasionalisasi dikombinasikannya data kualitatif dan kuantitatif.
  • Terapkan karakteristik-karakteristik tujuan penelitian kualitatif dengan baik, seperti fokus pada satu fenomena utama dan menyebutkan strategi penelitian dan lokasi penelitian.
  • Terapkan karakteristik-karakteristik tujuan penelitian kuantitatif dengan baik. Seperti menyebutkan teori dan variabel-variabel, menghubungkan variabel-variabel atau membandingkan kelompok variabel-variabel, menyusun variabel-variabel dari variabel bebas terlebih dahulu lalu variabel terikat, menyebutkan strategi penelitian, merincikan para partisipan dan lokasi penelitian.
  • Pertimbangkan informasi-informasi tambahan mengenai jenis-jenis atau strategi-strategi pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Penelitian – Ciri, Sikap, Syarat, Tujuan, Macam, Jenis, Para Ahli


Prosedur Metode Gabungan

Di dalam penelitian campuran, penting kiranya mempertimbangkan terlebih dahulu sejumlah aspek penting dalam merancang prosedur-prosedur untuk penelitian. (Creswell:2003) menjelaskan ada beberapa aspek prosedur dalam penelitian metode campuran, yaitu:

  1. Timing (waktu)
    Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekuensial) atau dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren).
  2. Weigthing (bobot)
    Bobot dalam penelitian metode campuran ini perlu diprioritaskan, karena bobot itu bisa saja seimbang dan bisa juga lebih berat ke satu metode daripada metode lainnya.
  3. Mixing (pencampuran)
    Mencampurkan data, dalam pengertian lebih luas mencampur rumusan masalah, filosofi, dan interpretasi penelitian. Mencampurkannya bukanlah pekerjaan yang mudah mengingat data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar, sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka.
  4. Teorizing (teorisasi)
    Dalam prosedur metode campuran, perspektif teoretis yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses atau tahap penelitian.

Untuk lebih jelas peran empat poin di atas lebih signifikan tergambar dalam tabel di bawah ini.

Timing Bobot/Prioritas Pencampuran Teorisasi
Konkuren /

Tidak Sekuensial

Seimbang Menggabungkan

(Integrating)

Eksplisit
Tahap pertama

Kualitatif-Sekuensial

Kualitatif Menghubungkan

(Connecting)

Implisit
Tahap pertamaKuantitatif-Sekuensial Kuantitatif Menancapkan

(Embedding)


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Semiotika – Penelitian, Elemen, Analisis, Teori, Para Ahli


Ciri Karakteristik Penelitian Campuran

Penelitian mixed methods memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain. Berikut beberapa karakter dari penelitian mixed methodsmenurut Creswell (2012).


Provide a rationale for the design

Pada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus memberikan kerangka dan alasan yang jelas mengapa memilih desain penelitian campuran (kuantitatif dan kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian dilakukan. Alasan untuk melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara lebih rinci melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data sejumlah besar orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap beberapa individu.


Include collecting quantitative and qualitative data

Data dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data dikaitkan dengan angka atau data numerik dan kata-kata atau teks dan data gambar. Metode atau teknik pengambilan data seperti pada gambar 2.2 berikut.

Metode Pengambilan Data dan Jenis Data


Consider priority

Penentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed method tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan.Prioritasnya adalah bahwa dalam desain metode campuran, peneliti lebih menekankan pada satu jenis data daripada jenis data lain dalam penelitian dan laporan tertulis.Penekanan ini dapat dihasilkan dari pengalaman pribadi dengan pengumpulan data, kebutuhan untuk memahami satu bentuk data sebelum melanjutkan tahapberikutnya.


Consider sequence

Penggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi memungkinkan adanya data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data. Ada beberapa kemungkinan pengurutan dalam pengumpulan data pada metode penelitian kombinasi, yaitu: (1) data kuantitatif dan data kualitatif diambil secara bersamaan; (2) data kuantitatif diambil terlebih dahulu sebelum data kualitatif; (3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data kuantitatif.


Match the data analysis to a design

Metode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama dalam menganalisa data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada penelitian kombinasi harus disesuaikan dengan model penelitian kombinasi yang dipilih.


Diagram the procedure

Metode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan proses penggunaan kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan penggunaan data, serta menunjukkan prioritas data yang digunakan dalam penelitian.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Perbedaan Kualitatif Kuantitatif – Pengertian, pendekatan, jenis, Penelitian, Desain


Jenis Penelitian Campuran

Perkembangan metode penelitian campuranmenurut Creswell (2012) diuraikan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Menggabungkan (Mixing) Beberapa Data Kuantitatif

Sejak tahun 1930-an, peneliti bidang pendidikan dan sosial mengumpulkan beberapa metode pengumpulan data. Pada tahun 1959, Campbell dan Fiske memperkenalkan multimethod. Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam satu penelitian. Mereka tidak memperkenalkan metode kombinasi, sebaliknya mereka mengembangkan sifat psikologis yang valid dengan mengumpulkan berbagai bentuk data kuantitatif.


Untuk mengembangkan data seperti ini, mereka menyarankan peneliti untuk mengumpulkan beberapa langkah dari beberapa ciri-ciri dan menilai setiap langkah dengan dua metode. Ketika mereka mengkorelasikan skor yang diperoleh dan meletakkan dalam suatu matriks, sebuah multimethod akan meghasilkan multimatriks. Seorang penulis dapat menentukan apakah data yang diperoleh dengan multimethod menghasilkan data yang saling berkorelasi lebih tinggi satu sama lain dari pada data yang diperoleh menggunakan metode terpisah. Hasil dari korelasi ini dapat memberikan informasi tentang validitas data. Pada tingkat yang lebih luas, penggunaan multimethod mendorong peneliti untuk mengumpulkan data lebih dari satu jenis data, bahkan jika data hanya data kuantitatif untuk menilai skor tes dan tes asosiasi kata. Sisi lain perkembangan pengumpulan data sampai sekarang terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif.


2. Menyatukan (Combining) Data Kuantitatif dan Kualitatif

Pada tahun 1973, Sieber menyarakan kontribusi kasus dalam survei “gaya baru dari penelitian” dan “integrasi” teknik penelitian dalam studi tunggal. Beberapa tahun kemudian, Jick (1979) menggunakan kombinasi metode survei, wawancara semi terstuktur, observasi dan bahan-bahan arsip untuk memberikan sebuah gambar karya dan komprehensif dari kecemasan dan ketidakpuasan kerja organisasi. Jick (1979) melakukan studi, dimana dalam artikelnya menggunakan embedded data. Embedded adalah suatu istilah yang diambil dari ilmu militer angkatan laut, yang merupakan suatu proses dimana pelaut menggunakan beberapa referensi yang menunjukkan posisi yang tepat objek di laut. Hal itu berarti bahwa peneliti dapat meningkatkan penyelidikan mereka dengan mengumpulkan dan menyatukan (atau mengintegrasikan) berbagai jenis data yang terkait dengan fenomena yang sama (Creswell, 2012).


3. Pandangan Dunia tentang Integrasi berbagai Pertanyaan dan Metode

Masalah muncul apakah penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dikoombinasikan karena masing-masing pendekatan memiliki asumsi filosofis yang berbeda. Persoalannya, apakah seorang peneliti yang menggunakan metode tertentu juga memerlukan kompatibilitas antara pandangan dunia dan metode. Pandangan dunia adalah asumsi filosofis yang luas yang digunakan para peneliti dalam melakukan penelitian. Pandangan dunia memiliki filosofi yang luas dimana peneliti menggunakan asumsi ketika mereka melakukan studi, meski beberapa peneliti tidak mengenalinya mereka membuat asumsi tentang pengetahuan dan bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh.


4. Pengembangan Prosedur Penelitian Campuran

Faktor lain yang menenangkan perdebatan adalah meningkatnya minat dalam aspek prosedural melakukan penelitian metode campuran. Penulis mengeksplorasi “tujuan” penelitian metode campuran, mengidentifikasi desain alternatif untuk digunakan, dan menetapkan sistem notasi dan model visual untuk desain ini. Ide triangulasi sudah memperkenalkan satu tujuan untuk metode penelitian campuran, mengintegrasikan beberapa basis data untuk memahami fenomena dan masalah penelitia. Peneliti dapat mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dalam dua fase sehingga data dari satu sumber dapat meningkatkan, menguraikan, atau melengkapi data dari sumber lain. Dalam desain yang lebih rumit, pengumpulan data dapat diperpanjang dari dua hingga tiga fase atau dikumpulkan dari berbagai tingkatan dalam suatu organisasi, seperti distrik, sekolah, guru, dan siswa (Creswell, 2012).


Inti pemikiran ini tentang model atau desain yang berbeda adalah visualisasi prosedur dan penggunaan sistem notasi yang dirancang oleh Morse (1991). Sistem ini, ditunjukkan pada gambar 2.1, adalah cara untuk menggambarkan prosedur dalam desain metode campuran. Label singkatan untuk kuantitatif (quan) dan kualitatif (qual). Gambar 2.1 juga menggambarkan dua desain sampel, seperti ditunjukkan dalam Studi #1, peneliti menempatkan penekanan pada data kuantitatif dan kualitatif dan mengintegrasikan atau menggabungkan data dalam penelitian. Dalam Studi # 2, penyidik menekankan data kuantitatif pada fase pertama penelitian, diikuti oleh penekanan kecil pada data kualitatif pada fase kedua penelitian. Kemudian di bab ini kita mempertimbangkan nama untuk desain ini dan mengeksplorasi beberapa variasi dari mereka.

Sistem Notasi Metode Penelitian Campuran


5. Advokasi untuk Desain Berbeda

Adanya prosedur yang muncul, sistem notasi, dan desain khusus, diskusi telah berubah untuk melihat penelitian metode campuran sebagai desain yang terpisah dan berbeda. Untuk eksperimen, survei, grounded theory, dan lainnya, telah ditambahkan metode penelitian campuran ke dalam desain ini yang berbeda. Selain itu, penyempurnaan berlanjut dalam proses analisis data dalam penelitian metode campuran, penggunaan program komputer untuk menggabungkan program statistik kuantitatif dengan program analisis teks (Bazeley, 2010), dan identifikasi serta diskusi dari berbagai metode penelitian campuran yang dilaporkan dalam literatur ilmiah (Creswell, 2012).


6. Periode Reflektif

Dalam 5 sampai 7 tahun terakhir, metode campuran telah memasuki periode sejarah baru dalam evolusi. Periode ini ditandai dengan dua tema besar yaitu penilaian saat ini atau pemetaan lapangan dan munculnya kritik konstruktif yang menantang. Pemetaan lapangan terdiri dari membangun prioritas untuk penelitian dalam metode campuran (Tashakkori & Teddlie, 2003) mengidentifikasi domain penyelidikan (Greene, 2007) dan topik meringkas sedang ditangani sehingga dapat menambah diskusi yang sedang berlangsung (Creswell, 2012).


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 9 Pengertian Rancangan Penelitian Menurut Para Ahli


Prinsip Penelitian Campuran (Mix Method)

Penelitian campuran Kuantitatif dan Kualitatif memiliki prinsip seperti penelitian pada umunya. Prinsip penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif menurut Morse (2010) sebanyak 2 prinsip. 2 prinsip tersebut sebagai berikut.


Mengenali arah teoretis proyek penelitian.

Cara utama yang ditempuh peneliti dalam mengkaji secara tuntas tema penelitian di sebut dengan arah teoretis. Arah teoretis tersebut dapat berciri induktif (untuk tujuan penemuan) atau deduktif (untuk tujuan pengujian).

  • Arah teoretis induktif adalah ketika peneliti bekerja dengan tujuan untuk menemukan jawaban, misalnya, apa yang menyebabkan gelembung udara yang dihasilkan pada proses fotosintesis di tempat terang berbeda dengan di tempat rindang? Apakah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi? Bagaimana faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi bekerja? Seluruh arah induktif tidak berubah meskipun terdapat bagian-bagian kecil dalam penelitian yang berusaha untuk melakukan konfirmatoris seperti dalam arah deduktif.

  • Jika penelitian dilakukan untuk menguji suatu teori atau hipotesis, untuk menjawab seberapa besar, untuk menentukan hubungan dan tujuan sejenis lainnya maka arah teoretisnya berciri deduktif. Pertanyaan yang biasa diajukan dengan arah teoretis seperti ini antara lain: Apakah ada perbedaan kemampuan motorik antara anak yang tinggal di daerah pesisir dengan di gunung? Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan pelatih dengan disiplin atlet?.


Menyadari akan dominasi yang ada dalam proyek penelitian.

Dalam rancangan mixed methods kita akan menemui istilah dominan (dominant) seperti yang digunakan Morse (2010) serta Tashakkori & Teddlie (2010) atau prioritas (priority) dari Morgan (1998) yang menunjukkan tentang kadar atau bobot dalam desain penelitian.


Kesadaran akan bobot tersebut menjadi penting agar proyek penelitian dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan kerancuan dalam praktiknya. Morse (2010), Creswell (2010; 2012), dan Creswell et al (2010), memberikan notasi huruf besar dan kecil untuk menunjukkan metode mana yang lebih dominan atau yang memiliki bobot (weighting) lebih tinggi. Ketika peneliti menggunakan metode kualitatif lebih dominan sedangkan kuantitatif sebagai suplementer maka peneliti dapat memberikan notasi KUAL + kuan. Sebaliknya, ketika metode kuantitatif lebih dominan dibanding dengan kualitatif maka kita dapat memberikan notasi KUAN + kual.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Penelitian Sosial: Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya


Perbandingan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif

Perbandingan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif 1

Perbandingan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif 1

Perbandingan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif 1


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Kuantitatif


Model Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif

Menurut Cresswell (2011), model penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif dibagi menjadi enam model antara lain:

1) The Convergent Parallel Design.
Tujuan dari model convergent parallel design adalah untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dan menggunakannya secara bersama-sama untuk digunakan dalam memahami permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Desain penelitian campuran model convergent parallel design dapat digambarkan melalui gambar berikut.


The Convergent Parallel Design.
Kelebihan dari model penelitian campuran ini adalah menggabungkan keunggulan dari kedua data yang dicampurankan, yaitu data kuantitatif yang dapatdigunakan untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat digunakan untukmenjelaskan konteksnya. Model penelitian campuran ini memungkinkan penelitiuntuk memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kelemahan dari model penelitian campuran ini adalah terletak pada pengcampuranan dua bentuk data yang berbeda serta bagaimana menilai hasil penelitian yang menyimpang.


2) The Explanatory Sequantial Design.
Model penelitian campuran explanatory sequential design diawali dengan pengumpulan data kuantitatif kemudian  dilanjutkan dengan pengumpulan data kualitatif untuk membantu menjelaskan dan menguraikan hasil yang diperoleh olehdata kuantitatif, sehingga hasil penelitian model penelitian ini bersifat explanatory atau menjelaskan suatu gambaran umum (generalisasi). Hal yang mendasari model penelitian ini adalah bahwa data kuantitatif yangdiperoleh pada tahap pertama dapat memberikan gambaran umum (generalisasi) tentang masalah penelitian, untuk analisis lebih lanjut maka diperlukan data kualitatif untuk


menjelaskan gambaran umum tersebut (Creswell, 2011). Desain penelitian campuran model explanatory sequential design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

2) The Explanatory Sequantial Design
Gambar 2.4 Model The Explanatory Sequantial Design (Sumber: Creswell, 2011)
Metode penelitian campuran model explanatory sequential design memiliki kelebihan yaitu data kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan sangat jelas,sehingga memudakan bhagi pembaca dan peneliti lain yang berencana untukmendesign penelitian dengan menggunakan model ini. Model penelitian campuran inimemerlukan keahlian peneliti dalam menentukan aspek apa pada data kuantitatif yang perlu ditindaklanjuti dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk melakukan penelitian diperlukan waktu yang cukup lama.


3) The Exploratory Sequantial Design.
Model penelitian campuran exploratory sequential design diawali dengan pengumpulan data kualitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif. Tujuan dari pengumpulan data kualitatif di tahap pertama adalah untuk mengeksplorasi fenomena yang ada terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan variable yang ditemukan dalam data kualitatif (Creswell, 2011). Peneliti menggunakan desain ini ketika ada instrumen, variabel, dan langkah-langkah mungkin tidak diketahui atau tersedia untuk populasi yang diteliti.


3) The Exploratory Sequantial Design
Gambar 2.5 Model exploratory sequential design (Sumber: Creswell, 2011).
Salah satu keuntungan dari model penelitian campuran ini adalah bahwa hal itu memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi langkah-langkah sebenarnya didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari peserta penelitian. Peneliti dapat membuat gambaran awal mengenai masalah penelitian melalui pendapat peserta (objek penelitian) tanpa melalui pendekatan untuk menentukan variabel yang belum diketahui. Kelemahan dari model ini adalah diperlukan waktu yang sangat lama terutama untuk mengumpulkan data serta validasi instrumen baik data kualitatif maupun kuantitatif.


4) The Embedded Design.
Model penelitian campuran embedded design merupakan model penelitian campuran yang mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama atau berurutan dimana salah satu bentuk data memainkan peran pendukung bagi bentuk data yang lain (Creswell, 2011). Pada model penelitian campuran ini tidak melihat bagaimana urutan pengumpulan datanya, namun lebih menekankan pada dominasi bobot data (data utama dan data pendukung). Data pendukung biasanya memiliki proporsi yang kecil dalam penelitian campuran dengan tujuan untuk menambah atau mendukung bentuk utama dari data.


Sebagai contoh selama penelitian korelasional (kuantitatif), peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif sekunder untuk membantu memahami alasan-alasan untuk hasil korelasional. Desain penelitian campuran model embedded design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

4) The Embedded Design.


Kelebihan dari model penelitian ini adalah bahwa dapat menggunakan kelebihan dari masing-masing bentuk data dalam proses analisis data. Penelitian campuran ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dengan desain penelitian yang lebih menekankan pada desain kuantitatif, sehingga data kuantitatif (data utama) yang diperoleh lebih mudah dianalisa dan diidentifikasi dengan dukungan data kualitatif. Tantangan dalam menggunakan model penelitian ini antara lain terletak pada kejelasan data pendukungnya, pengcampuranan atau penggabungan kedua data yang berbeda, serta dimungkinkan terjadinya interferensi hasil penelitian oleh data pendukung.


5) The Transfomative Design.
Model penelitian campuran transformative design merupakan model penelitian campuran yang menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya (convergent, explanatory, exploratory, embedded) yang didesain menggunakan suatu kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2011). Kerangka transformatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada suatu populasi yang terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang masih terlibat dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut Greene dalam Creswell (2011), kekuatan dari model penelitian campuran ini adalah berbasis pada nilai dan ideologinya.


Kerangka transformatif yang sering digunakan dalam mixed methods antara lain mengenai feminisme, ras, etnis, disabilitas, gay, atau lesbian. Tantangan dalam model penelitian campuran ini adalah mengintegrasikan kerangka transformatif menjadi suatu penelitian campuran. Desain penelitian campuran model transformative design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

5) The Transfomative Design.


6) The Multiphase Design.
Model penelitian campuran multiphase design merupakan model penelitian campuran yang berdasar pada model convergent, explanatory, exploratory, Dan embedded. Penelitian campuran dapat dikatakan sebagai multiphase design jika peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian tahapan atau penelitian secar terpisah yang memiliki satu program tujuan penelitian (Creswell, 2011). Desain penelitian campuran model multiphase design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

6) The Multiphase Design.


Model penelitian campuran multiphase design memiliki memiliki kelebihan yaitu dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui beberapa program yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang muncul dalam model penelitian campuran ini adalah kerja sama tim peneliti dalam mengintegrasikan
proyek atau program secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama serta lamanya waktu yang diperlukan selama proses penelitian.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Kualitatif


Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Campuran (Mix Method)

Jones (1997) menyatakan bahwa dengan menggunakan penelitian campuran ini. Peneliti dapat menjelaskan lebih komprehensif serta mendalam tentang objek yang dikaji. Selain itu, pertanyaan yang diajukan juga dapat dieksplor lebih luas dan tajam lagi. Creswell (2010) ikut berpendapat bahwa penelitian campuran dapat berguna ketika metode kuantitatif atau kualitatif secara sendiri-sendiri kurang mumpuni untuk memahami permasalahan penelitian Menurut Teddlie & Tashakkori (2010) penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif memiliki kelebihan antara lain:

  1. sanggup menjawab pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh metodologi yang lain,
  2. memberikan proses pengambilan simpulan yang lebih baik atau akurat,
  3. memberikan peluang untuk menyajikan beragam pandangan yang komprehensif.

Putra (2017) juga menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:

  • 1) dimungkinkan mengajukan pertanyaan penelitian yang kompleks,
  • 2) dapat memperoleh data yang lebih kaya dan komprehensif,
  • 3) hasil penelitian akan memliki kredibilitas yang tinggi karena adanya triangulasi. Triangulasi adalah untuk mencapai konvergensi dari hasil yang diperoleh melalui kuantitatif dan pendekatan kualitatif, sehingga hasil ini lebih dapat diandalkan.

Menurut Cresswell (2011) kelebihan penelitian campuran adalah sebagai berikut.

  1. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.

  2. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).


  3. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.


  4. Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau paradigma.

  5. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan metoda untuk meneliti masalah.

Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kalitatif juga memiliki kelemhan. Menurut Morse (2010) dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat menerapkan prosedur-prosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya menjadi dipertanyakan dan menimbulkan ancaman serius terhadap validitas penelitian karena asumsiasumsi dasar dari kedua metode rawan dilanggar ketika memadukan atau mengcampurankannya. Selain itu, kelemahan dari penelitian ini antara lain:


  • dibutuhkan pengetahuan prasayarat yang baik dan mendalam terkait dengan metode kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu penelitian,
  • diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya, menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Penelitian Sosial: Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya

Langkah penelitian Campuran

Langkah Penelitian Campuran Model Sequential Explanatori

Metode kombinasi sequential explanatory, memiliki karakteristik dimana tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan tahap kadua menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.


a. Metode Kuantitatif
Langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah dan membuat rumusan masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan analisis data untuk menguji hipotesis, selanjutnya menyusun kesimpuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis.


  • Menentukan Masalah
    Penelitian kuantitatif dimulai dari masalah yang sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (das sein dan das solen). Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Namun, ada suatu penelitian yang bisa diangkat dari adanya potensi. Penelitian yang dimulai dari potensi cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah. Jika penelitian berangkat dari masalah, maka hasil penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian berangkat dari potensi, hasil penelitian berguna untuk pengembangan atau peningkatan kemajuan. Potensi adalah segala sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai tambah. Sebagai contoh, potensi sumber daya pertanian di Indonesia yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.

  • Landasan Teori dan Hipotesis
    Setelah menentukan masalah, peneliti mencari dan memilih teori yang relevan sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.


  • Pengumpulan dan Analisis Data Kuantitatif
    Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan kebenarannya berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.


  • Hasil Pengujian Hipotesis
    Tahap ini merupakan langkah akhir dari metode kuantitatif. Data kuantitatif yang telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan setiap butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap variabel, setiap indikator dan setiap butir instrumen dapat diketahui.


b. Metode Kualitatif
Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti atau tidak terbukti. Pada penelitian campuran model sequential explanatory, penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif dengan tujuan untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal.


  1. Penentuan Sumber Data
    Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal, selanjutnya peneliti menentukan sumber data yang diharapkan agar dapat memberi informasi untuk melengkapi data kuantitatif yang telah diperoleh pada penelitian tahap I. Sesuai dengan metodenya, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive (narasumber yang paling tahu tentang informasi yang dibutuhkan) dan bersifat snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak).


  2. Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif
    Setelah sumber data ditetapkan, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis kualitatif diharapkan akan diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data kuantitatif.


  3. Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
    Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganalisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data kualitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan persamaan diantara dua kelompok data tersebut.


  4. Kesimpulan Hasil Penelitian
    Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran. Kesimpulan yang diberikan, harus menjawab rumusan masalah penelitian secara singkat berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan tentunya berdasarkan pada hasil penelitian (Emzir, 2010).


Langkah Penelitian Campuran Model Sequential Exploratory

Tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, langkahnya yaitu menetukan masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah itu peneliti melakukan pengumpulan yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.


Pada tahap kedua peneliti menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian tahap pertama. Langkah-langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah menetukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji hipotesis, mengembangkan dan menguji instrumen untuk mengumpulan data, menganalisis data, selanjutnya peneliti membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan dan saran.


Metode Kualitatif
Langkah pertama dalam metode penelitian kombinasi model/desain sequential exploratory adalah melakukan penelitian dengan metode kualitatif. Seperti telah dikemukakan langkahnya adalah menetukan masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif, sampai akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.


  1. Masalah dan judul penelitian
    Setiap penelitian dimulai dari masalah tetentu. Masalah dalam penelitian kualitatif berbeda dengan masalah dalam penelitian kuantitatif. Masalah dalam penelitian kualitatif belum jelas, masih remang-remang bahkan masih gelap, sehingga masalah yang dibawa peneliti kualitatif masih bersifat sementara. Penelitian kualitatif juga tidak harus berangkat dari masalah, tetapi bisa dari dugaan adanya potensi, bahkan bisa berangkat dari rasa keingintahuan di suatu objek.

    Setelah masalah, potensi atau keinginan untuk mengetahui sesuatu yang di situasi sosial/tempat/objek penelitian ditetapkan, maka selanjutnya dapat dibuat rumusan masalah yang bersifat sementara. Rumusan masalah dapat bersifat rumusan masalah deskriptif, komparatif, asosiatif. Pada penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti.


    Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian masalahnya sama, dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama.


    Kedua, “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang. Jadi masalah diperluas atau diperdalam, dengan demikian antara judul dalam proposal dengan judul laporan penelitian tidak sama sehingga judulnya diganti. Pada institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini. Contoh judul penelitian: faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di PT. Sinar jaya.


  2. Kajian teori
    Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan teori lensa atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data. Apabila dalam penelitian kuantitatif teori diuji berdasarkan data lapangan, dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkn dan menganalisis data. Berdasarkan contoh judul diatas, maka teori yang perlu diuji dan diperdalam oleh peneliti adalah tentang produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berdasarkan data di lapangan.


  3. Pengumpulan data dan analisis data
    Setelah peneliti memahami permasalahan yang diteliti serta memperhatikan rumusan masalah penelitian maka, peneliti selanjutnya masuk dalam tempat yang diteliti (setting penelitian) untuk melakukan penelitian. Pada penelitian kualitatif pengumpulan data, analisis dan pengujian kredibilitas data lebih banyak dilakukan secara bersamaan. Sesuai contoh diatas pengumpulan data dilakukan terkait produktivitas dan faktor yang mempengaruhinya. Sebelum pengumpulan data lebih mendalam maka peneliti melakukan penjelajahan terlebih dahulu untuk meperoleh gambaran umum tentang situasi sosial atau setting yang diteliti.


Metode Kuantitatif
Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis
Pada suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Selain itu populasi dan sampel juga digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan (Sugiyono, 2012).


Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Triangulation
Metode penelitian dapat dimulai dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis. Rumusan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban dengan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk masalah atau seluruh bentuk masalah.


Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkuat diri menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua kelompok data hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta analisis (analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atau sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan, dan dicari hubungan satu data dengan data yang lain sehingga dapat diketahui apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan.


Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Embedded
Ada dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif yang menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang menjadi metode primer. Langkah- langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer seperti di bawah ini.


  • Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi tidak tahu cara memberdayakan juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.


  • Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti valid dan reliabel, selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan data kualitatif dikumpulkan dengan sample purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistik dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif.


  • Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif, selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan data kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas dan mantap.


  • Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian yang bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran. Apabila kesimpulan memberikan informasi yang baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah kesimpulan.


Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut.

  1. Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa berangkat dari potensi, keingintahuan di suatu obyek, dan bisa dari masalah yang bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan data di lapangan. Penelitian kualitatif tidak menggunakan landasan teori sebagai bahan untuk perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian. Kajian tersebut akan dapat memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human instrument” sehingga peneliti kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti, menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data kualitatif.

  2. Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif juga bersifat sementara dan akan berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan. Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan (bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru (Sugiyono, 2012).


Strategi Metode Gabungan

Pada dasarnya, metode campuran ini untuk mencapai tujuan yang luas dan transformatif. Misalnya, dalam mengadvokasi kelompok-kelompok marginal seperti perempuan, minoritas etnik/ras komunitas gay dan lesbian, orang-orang difabel, dan mereka yang miskin dan lemah (Mertens,2003).


Istilah strategi metode campuran sampai pada saat ini masih sangat beragam, seperti multi-metode, metode konvergensi, metode terintegrasi, dan metode kombinasi (Creswell and Plano Cark, 2007). Namun secara khusus strategi yang sering digunakan dalam metode penelitian campuran hanya tiga, yaitu:

Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods)
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data dalam satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. Atau dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang berbeda, misalnya jika metode kualitatif diterapkan untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untuk mengetahui hasil akhir .


Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method)
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap, dengan melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti metode survei kuantitatif dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi.


Transformatif (transformatif mixed methods)
Dalam strategi ini peneliti menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif overacting yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif.


Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data penelitian metode campuran penting kiranya mengidentifikasi strategi-strategi sampling dan pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data. Seperti, mengidentifikasi dan menentukan jenis data baik kuantitatif maupun kualitatif yang dikumpulkan selama penelitian, mengetahui data kualitatif, karena sering dipilih dengan random sampling agar masing-masing individu memiliki kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel, dan dapat digeneralisasikan pada populasi secara luas.


Teddlie dan Yu (2007) telah mengembangkan tipologi lima sampling metode campuran, yaitu:

Strategi dasar, di dalamnya sampling kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan (seperti, startified purposeful sampling dan porposive random sampling).

Sampling sekuensial, di dalamnya tahap pertama melengkapi sampling tahap kedua.

Sampling konkuren, di dalamnya probabilitas kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan menjadi prosedur-prosedur sampling independen atau diterapkan secara bersamaan seperti instrumen survei dengan respons tertutup dan respons terbuka.

Sampling multilevel, di dalamnya sampling yang diterapkan pada dua atau lebih unit analisis.

Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi dengan strategi-strategi metode campuran sebelumnya.

Pengumpulan Data dan Analisis Data

Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)
Tahap awal adalah dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan pada populasi atau sampel tertentu menggunakan instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya dilakukan analisis data kuantitatif. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan. (Sugiyono, 2013: 449).


Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
peneliti melakukan pengumpulan data, analisis data, sekaligus melakukan pengujian kredinilitas data dengan teknik trianggulasi. Pengumpulan data kuantitatif ditujukan untuk membuktikan hipotesis, maka diperlukan instrument penelitian. Instrumen tersebut harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah pengumpulan data dan analisis data pada metode kualitatif dan kuantitatif selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kualitatif dan kuantitatif. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan.


Sequential Transformative Strategy
Model ini dilakukan dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social) pada setiap prosedur penelitiannya. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali masalah. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan analisis data metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan pengumpulan data dan analisis data dengan metode kualitatif atau kuantitatif. (Sugiyono, 2013: 411)


Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif secara Berimbang)
Metode kombinasi model concurrent triangulation merupakan metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif secara seimbang. Fokus penggabungan lebih pada teknik pengumpulan data dan analisis data. Setelah data terkumpul dan telah dianalisis menggunakan dua metode tersebut, selanjutnya dapat dibuat kesimpulan apakah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) saling memperkuat, memperlemah, atau bertentangan (Sugiyono, 2013: 499).


Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua Memperkuat Metode Pertama)
Dalam model Concurrent Embedded ini terdapat dua model penggabungan metode. Pertama, kualitatif dan kuantitatif, dimana kualitatif menjadi metode primer dan kuantitatif menjadi metode sekunder. Kedua, kualitatif dan kuantitatif, dimana yang menjadi metode primer adalah kuantitatif dan metode sekundernya adalah kualitatif. Pada medel ini, peneliti dapat mengumpulkan data dua macam yaitu kuantitatif dan kualitatif , atau sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang bersamaan, dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Sementara itu untuk data yang dikombinasikan dengan analisis statistic dan analisis kualitatif.


Concurrent Transformative Strategy
Pada model concurrent transformative, peneliti juga dipandu dengan menggunakan teori perspektif. Pengumpulan data dan analisis data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama untuk dua metode sekaligus. Penggabungan data dapat dilakukan dengan mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama.


Contoh Gabungan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Interpersonal Difficulties Among Chinese‑Canadian Students

Contoh ini menunjukkan diperolehnya keuntungan apabila penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus dalam satu penelitian. Fase penelitiannya adalah: fase pertama penelitian kuantitatif, kedua kualitatif, dan ketiga kuantitatif lagi. Catat bahwa, berlawanan dengan gambaran umum tentang bagaimana kedua pendekatan berkaitan, penemuan‑penelitian kualitatif memberi sumbangan terhadap validasi penelitian kuantitatif, sedangkan hasil final penelitian kuantitatif memberikan perkembangan hipotesis bagi penelitian kualitatif lebih lanjut.


Para peneliti yang meneliti tentang transisi budaya umumnya tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungannya dengan penyesuaian diri. Berry mengenalkan istilah acculturative stress untuk menunjukkan dampak negatif akibat terjadinya perubahan budaya, dan hal ini memotivasi banyak peneliti untuk meneliti masalah‑masalah yang berkaitan dengan penyesuaian. Model‑model akulturasi kontemporer, terutama yang mengambil pendekatan dua dimensi, menekankan bahwa individu juga mengalami akulturasi dalam konteks yang melibatkan orang lain, dari budaya lama dan dari budaya baru.


Memberi fokus sosial terhadap teori akulturasi dan adanya perkembangan literatur mengenai penyesuaian psikososial secara cepat, memungkinkan akan mengurangi kesulitan fungsi interpersonal yang disebabkan oleh acculturative stress. Proses akulturasi yang terjadi pada seseorang selalu membawa kesukaran dalam arena interpersonal mereka mungkin dituntut belajar bahasa baru dan sistem norma sosial baru, atau mungkin mereka secara kontinyu dipaksa untuk bernegosiasi antara dua perangkat budaya berbeda yang kedua duanya telah mapan. Tantangan tantangan seperti ini mungkin merepresentasikan porsi substansial dari tingkat acculturative stress secara keseluruhan.


Metode dan Hasil Penelitian

Fase Kuantitatif Pertama. Fase pertama meneliti hubungan antara akulturasi dan penyesuaian interpersonal, dengan menggunakan kerangka kerja yang disiapkan melalui teori interpersonal tradisional the interpersonal circumplex (Leary; Keisler; Wiggins & Trobst).Model ini meliputi delapan problem (kesukaran) interpersonal yang dapat dikelompokkan menjadi dua dimensi love dan dominance.


Sampel terdiri dari 130 mahasiswa perempuan dan 54 mahasiswa laki laki berusia antara 18 sampai dengan 25 tahun, semuanya mahasiswa Kanada keturunan Cina. Alat ukur yang digunakan adalah Inventory of Interpersonal Problems (IIP; Horowitz, Alden, Wiggins & Pincus) untuk mengukur problem interpersonal, dan the Vancouver Index of Acculturation (VIA; Ryder, et al.) untuk mengukur akulturasi secara dimensional, dengan subskala independen untuk Heritage dan Mainstream Cultural Self identities (dalam hal ini China dan Kanada).Hanya subskala Mainstream dari VIA yang memiliki korelasi signifikan dengan penyesuaian, memprediksi lebih sedikit terhadap problem keinginan balas dendam/selfcentered, dingin/tidak ramah, pemalu, tidak asertif, dan sangat akomodatif.


Fase Kualitatif. Tujuan dari penelitian tahaf kedua ini adalah untuk memperkaya model pengujian secara kualitatif untuk menguatkan fase pertama dari data kuantitatif, dengan potensi untuk menambahkan unsur unsur penting yang tak terduga bagi model tersebut.Di sini penelitian dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) untuk mengeksplor konteks problem problem interpersonal mana yang dialami subyek.


Subyek penelitiannya adalah mahasiswa etnis Cina yang lahir di Hongkong, Taiwan, atau orang orang RRC, yang dibagi menjad i empat focus goups; dan 20 mahasiswa keturunan Cina yang lahir di Kanada yang juga terbagi menjadi empat focus groups. Setelah semua subyek menjawab serangkaian pertanyaan pendek yang sifatnya open ended mengenai pengalaman akulturasi mereka, kemudian anggota anggota kelompok mendiskusikan jawaban mereka.


Umumnya, sebagian besar subyek menyebutkan berbagai kesulitan interpersonal yang menjadi hambatan utama, yang mereka hadapi dalam berakulturasi, dan mereka sependapat bahwa mengembangkan atau mempertahankan identitas Kanada umumnya telah membantu untuk mengurangi problem-problem tersebut. Secara khusus, banyak subyek kelahiran Kanada mengatakan bahwa mereka sering mempunyai lebih banyak problem berhubungan dengan individu individu kelahiran Cina, termasuk dengan kedua orangtua mereka sendiri dan anggota keluarga mereka yang lain.


Variabel kontekstual yang paling banyak ditemukan, yang terdapat dalam masing masing focus groups, adalah latar belakang budaya subyek lain dalam interaksi. Secara singkat, hasil penelitian kualitatif sejalan dengan hasil penelitian kuantitatif fase pertama, bahwa pada tingkat akulturasi mainstream yang lebih tinggi memiliki hubungan dengan problem problem personal yang lebih sedikit untuk berbagai tipe problem. Akan tetapi, sampai sejauh mana faktor faktor konteks budaya yang dilukiskan oleh focus groups merupakan tambahan keterangan yang dibutuhkan bagi model interpretasi belum jelas.Oleh karena itu faktor faktor tersebut digabungkan ke dalam model dan diuji dalam penelitian kuantitatif fase kedua.


Fase Kuantitatif Kedua. Tujuan dari fase ini adalah untuk meneliti model yang sudah terelaborasi, yang menerangkan bahwa konteks budaya di mana berbagai problem interpersonal terjadi. Subyek penelitiannya adalah 85 mahasiswa perempuan dan 51 mahasiswa laki laki yang rentang usianya antara 18 sampai dengan 26 tahun, dan semuanya adalah mahasiswa keturunan Cina. Alat ukur yang digunakan sama dengan yang digunakan pada penelitian kuantitatif tahap pertama, yaitu IIP dan VIA; akan tetapi kali ini IIP diberikan dua kali, yang satu mengkhususkan pada problem problem mahasiswa dengan budaya Kanada dan yang satu mengkhususkan pada problem problem mahasiswa dengan budaya Cina.


Pertama melihat problem yang dihadapi mahasiswa dengan budaya Cina; dan temyata baik untuk subskala Haritage maupun subskala Mainstream mempunyai hubungan yang signifikan dengan penyesuaian. Skor yang tinggi pada subskala Haritage secara signifikan memprediksi lebih banyak problem: sangat bersifat menguasai atau mengendalikan, tidak suka mencampuri, berkorban diri, dan lebih sedikit dengan problem dingin/tidak ramah dan pemalu;


sedangkan skor tinggi pada subskala Mainstream secara signifikan memprediksi lebih sedikit dengan problem: menguasai atau mengendalikan, ingin membalas dendam/ self centered, dingin/tidak ramah, tidak asertif, terlalu akomodatif, dan tidak suka mencampuri. Hasil di atas berbeda dengan problem yang dihadapi mahasiswa dengan budaya Kanada; yang hanya pada subskala Mainstream saja yang mempunyai hubungan signifikan dengan penyesuaian, dan polanya sama dengan penemuan yang didapat dalam fase pertama penelitian kuantitatif.

No

Kualitatif

Kuantitatif

1 Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, interpretatif, konstruktivis, naturalistik-etnografik, pendekatan fenomenologis dan penelitian dengan pola pencarian dari dalam Penelitian kuantitatif disebut juga penelitan rasionalistik, fungional, positivisme, dan penelitan dengan pola pencarian kebenaran dari luar
2 memulai kegiatannya dengan konsep-konsep yang sangat umum, kemudian selama penelitian, konsep-konsep yang sangat umum itu diubah-ubah dan direvisi sampai bertemu dengan kesimpulan yang sangat kuat. Dengan kata lain, variabel ditemukan dan dirumuskan kembali, bukan di awal. mengisolasi variabel-variabel dan kemudian menghubungkannya dalam hipotesis. Selanjutnya menguji hipotesis itu dengan data yang dikumpulkan.
3 variabel merupakan produk penelitian yang ditemukan kemudian. variabel-variabel menjadi alat atau komponen utama dalam melakukan analisis
4 penelitian kualitatif menggunakan lensa besar dan menampak serta memperhatikan pola-pola saling berhubungan antara berbagai variabel yang sebelumnya belum pernah ditemukan. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan holistik, menyeluruh. penelitian kuantitatif memandang melalui lensa kecil, melihat dan memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.
5 Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data atau informasi. Peneliti diminta luwes dan mampu membuat atau memberikan pandangan sendiri atas hal-hal atau fenomena-fenomena yang dilihatnya. penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang ditentukan terlebih dahulu, dan instrumennya sangat tidak fleksibel dan juga tidak reflektif yaitu tidak mengandung interpretasi.
6 penelitian kualitatif masalah penelitian tidak dapat di formulasikan secara jelas dan jawaban dari responden juga sangat kompleks, sehingga wawancara mendalam mungkin sangat efektif dalam pengumpulan data. Penelitian kuantitatif menuntut jawaban yang pasti, jelas, tidak ambigu, dan oleh karena itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin sangat tepat dalam pengumpulan data.
7 Penelitian kualitatif tertarik dengan konsep-konsep, bukan berapa kalinya sesuatu. penelitian kuantitatif bermain dengan angka-angka, yaitu mengkuantifikasi sampel terhadap populasi, dan mengangkakan karakteristik variabel-variabel penelitian.

Tabel Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif

Penelitian Kuantitatif

Desain tidak terinci, fleksibel, timbul “emergent” serta
berkembang sambil jalan antara lain mengenai tujuan, subjek,
sampel, dan sumber data.
Desain terinci dan mantap.
Desain sebenarnya baru diketahui dengan jelas setelah penelitian

selesai (retrospektif).

Desain direncanakan sebelumnya pada tahapan persiapan

(projektif)

Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, hipotesis lahir

sewaktu penelitian dilakukan; hipotesis berupa “hunches”, petunjuk

yang bersifat sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa

pertanyaan yang mengarahkan pengumpulan data.

Mengemukakan hipotesis sebelumnya, yang akan diuji

kebenarannya.

Hasil penelitian terbuka, tidak diketahui sebelumnya karena

jumlah variabel penelitian tidak terbatas

Hipotesis menentukan hasil yang diharapkan; hasil telah

diramalkan (apriori); hasil penelitian telah terkandung di dalam

hipotesis, jumlah variabel terbatas

Desain fleksibel, langkah-langkah tidak dapat dipastikan

sebelumnya dan hasil penelitian tidak dapat diketahui atau diramalkan

sebelumnya

Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian serta hasil yang

diharapkan

Analisis data dilakukan sejak mula penelitian dan dilakukan

bersamaan dengan pengumpulan data, walaupun analisis akan lebih

banyak pada tahap-tahap selanjutnya.

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul pada tahap

akhir.


Daftar Pustaka

  • Bazeley, P. 2010. Computer-assisted integration of mixed methods data sources and analysis. In A. Tashakkori & C. Teddlie (Eds.), SAGE handbook of mixed methods in social and behavioral research (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
  • Creswell, J. W., Clark, V.L.P., Gutman, M.L., & Hanson, W.E. 2010. Rancangan penelitian metode campuran yang modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Creswell, J.W. 2010. Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. (Achmad Fawaid, Pengalih bahasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Creswell, J.W. 2011. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research 4ed. Boston: Phoenix Color Corp.
  • Creswell, J.W. 2012. Educational research: planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative. Boston: Pearson Education, Inc.
  • Creswell. J.W. 2012. Educational Research Planning, Conducting andEvaluative Quantitative Research 4th Ed. USA: Pearson Education, Inc.
  • Emzir. 2010. Penelitian kualitatif: analisis data. Jakarta: Rajawali pers
  • Fraenkel, IR dan Wallen, N. E. 1996. How to Design and Evaluate Research in Education Edition. New York: McGraw- Hill. Inc.
  • Greene, J. C. 2007. Mixed methods in social inquiry. San Francisco: John Wiley & Sons.
  • Jick, T. D. 1979. Mixing qualitative and quantitative methods: Triangulation in action. Administrative Science Quarterly, 24, 602-611.
  • Jones, I. 1997. Mixing Qualitative and QuantitativeMethodss in Sports Fan Research. The Qualitative Report, 3(4), 1-8.
  • Morgan, D.L. 1998. Practical Strategies for Combining Qualitative and Quantitative Methods:
  • Applications to Health Research. Qualitative health research, 8 (3): 362-367.
  • Morse, J.M. 2010. Prinsip-prinsip metode campuran dan rancangan penelitian multimetode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)
  • Putra, M.F.P. 2017. Mengcampurankan metode: suatu alternatif penelitian dalam ilmu keolahragaan. Prosiding Seminar Nasional Olahraga LPTK VIII. Yogyakarta: UNY.
  • Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
  • Tashakkori, A., & Teddlie, C. (Eds.). 2003. Handbook of mixed methods in social and behavioral research. Thousand Oaks, CA: Sage.
  • Tashakkori, A., & Teddlie, C., 2010. Mixed methodology: mengcampurankan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Teddlie, C., & Tashakkori, A. 2010. Problematika dan kontroversi utama
  • seputar penggunaan metode campuran dalam ilmu-ilmu sosial dan perilaku. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari