Pengertian dan Macam-Macam Sendi Terlengkap

Diposting pada

Pengertian Sendi, Fungsi, Macam, Struktur dan Klasifikasi Adalah hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan oleh manusia

pengertian-sendi


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi Tulang Rawan Beserta Penjelasannya


Pengertian Sendi

Sendi merupakan perhubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Persendian atau artikulasi adalah hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan oleh manusia. Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya pada persendian di ikat oleh jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian dilapisi oleh minyak sendi, jika minyak sendi pada tulang habis maka gerakan pada persendian akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.


Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat kita bergerak adalah otot, yang merupakan jaringan elastik yang kuat.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Bagian Kerangka Tulang Manusia Beserta Fungsi Dan Keterangannya


Macam – Macam Sendi

Macam atau jenis  sendi tersebut dikelompokan didalam 4 macam ialah sebagai berikut ini :

  1. berdasarkan arah gerakannya
  2. berdasarkan struktur
  3. berdasarkan fungsi
  4. berdasarkan anatomi lokasinya

Sendi pada tulang terbentuk pada kartilago yang membesar. Kartilago ini di bagian ujungnya akan diliputi jaringan ikat dan selaput sendi (membrane synovial). Jaringan ikat berfungsi untuk menguatkan hubungan antartulang sedangkan selaput sendi menghasilkan cairan synovial yang berfungsi sebagai minyak pelumas sendi.

Beberapa komponen penunjang sendi:

  • Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat rongga.
  • Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
  • Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
  • Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

Berdasarkan mekanisme sistem geraknya tersebut, macam-macam sendi pada sistem rangka manusia dibedakan menjadi 3, yaitu sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amfiartosis), dan sendi gerak (diartrosis).


Sendi Mati (Sinartrosis)

Sendi mati (sinartrosis) adalah jenis persendian yang tidak dapat digerakkan. Pada sendi mati, jaringan ikat yang menjadi penghubung antartulang akan mengeras dan berubah menjadi tulang. Selain itu, pada hubungan antartulang ini celah sendi pun tidak ditemukan. Sendi mati dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu sulure dan sinkondrosis.

Tipe suture adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut padat. Misalnya pada tulang tengkorak.
Tipe sinkondris adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh kartilago hialin. Misalnya hubungan diafisis dan epifisis pada tulang dewasa.


Sendi Kaku (Amfiartosis)

Sendi kaku (amfiatrosis) adalah jenis persendian yang memungkinkan untuk dapat sedikit digerakkan. Macam sendi yang satu ini dihubungkan oleh kartilago. Sendi kaku dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu simfisis dan sindesmosis.
Tipe simfisis adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Misalnya pada pada tulang kemaluan dan sendi antartulang belakang.

Pada tipe sindesmosis adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Misalnya pada sendi antartulang kering dan tulang betis.


Sendi Gerak (Diartrosis)

Sendi gerak (diartrosis) adalah jenis persendian yang memungkinkan untuk leluasa digerakkan karena antara dua tulang tidak hubungkan oleh jaringan ikat.
Ciri macam sendi yang satu ini adalah:

  • Permukaan sendi dilapisi selaput jaringan ikat fibrous yang tipis dan menyerabut.
  • Bagian dalam kapsul dibatasi oleh selaput sendi, yaitu selaput penghahasil cairan synovial yang berfungsi sebagai minyak pelumas sendi.
  • Kapsul fibrousnya diperkuat dengan adanya ligament, namun ada juga yang tidak.
  • Biasanya terdapat bantalan kartilago serabut di dalam kapsulnya.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Tulang Manusia : Pengertian, jenis, Dan Struktur Beserta Fungsinya Secara Lengkap


Sifat Diartrosis Sendi

Macam-macam sendi dengan berdasarkan sifat dan biasa juga dikatakan atau disebut dengan pergerakan atau fungsinya, antara lain ialah sebagai berikut ini :

  • Sinartosis (Synarthrosis) atau juga disebut dengan Sendi mati ialah hubungan pada antartulang yang tidak memungkinkan untuk dapat terjadinya suatu gerakan, sebagai contohnya ialah pada persendian tulang tengkorak.
  • Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atau juga disebut dengan Sendi kaku ialah hubungan antartulang yang hanya sedikit dan memungkinkan untuk dapat terjadinya gerakan. sebagai contohnya sendi kaku ialah pada persendian pada tulang-tulang pergelangan suatu tangan, persendian tulang pada pergelangan suatu kaki, dan lain lain.
  • Diartrosis atau juga disebut dengan Sendi gerak ialah hubungan pada antartulang yang memungkinkan untuk terjadinya suatu gerak, baik itu gerak satu arah, dua arah, ataupun gerak ke segala arah.

Sifat Diartrosis Sendi

Sendi yang bersifat diartrosis dapat dengan mudah ditemukan pada bagian-bagian tubuh manusia. Adapun berdasarkan arah gerakannya, sendi diartrosis dibedakan menjadi 6 macam. Macam-macam sendi diartrosis tersebut antara lain:

  • Sendi Engsel
    Sendi engsel adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya berporos satu dan membentuk engsel. Arah gerakannya hanya satu, yaitu seperti gerakan engsel pintu. Contoh sendi engsel misalnya terdapat pada mata kaki, sendi siku, lutut, dan ruas jari.
  • Sendi Putar
    Sendi putar adalah sendi diartrosis yang salah satu ujung tulangnya dapat mengitari ujung tulang lainnya. Arah gerakannya memungkinkan untuk berotasi pada satu poros. Contoh sendi putar misalnya terdapat pada sendi antara tulang atlas dan tulang tengkorak, serta sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
  • Sendi Pelana atau Sendi Sela
    Sendi pelana adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya bertaut dan berbentuk pelana. Macam sendi ini memiliki 2 poros berporos dua sehingga dapat bergerak bebas, persis seperti gerakan orang yang sedang berkuda. Contoh sendi pelana misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan tangan tulang dengan tulang telapak tangan atau sendi antara tulang telapak tangan dengan ruas jari.
  • Sendi Kondiloid atau Elipsoid
    Sendi kondiloid adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya memungkinkan gerakan ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Salah satu ujung tulang pada jenis persendian ini berbentuk oval dan masuk ke dalam ujung tulang lain. Contoh sendi kondiloid misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan tangan dan tulang pengumpil.
  • Sendi Peluru
    Sendi peluru adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya berbentuk bongkol dan lekuk. Dengan bentuknya ini gerakan bebas ke semua arah bisa dilakukan karena poros yang terbentuk berjumlah tiga. Contoh sendi peluru misalnya terdapat pada sendi antara tulang lengan atas dan tulang gelang bahu serta pada tulang paha dan tulang gelang panggul.
  • Sendi Luncur
    Sendi luncur adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya agak rata. Sendi luncur tidak mempunyai poros sehingga hanya dapat melakukan gerakan menggeser. Contoh sendi luncur misalnya terdapat pada sendi antara antar tulang pergelangan tangan, tulang selangka, tulang pergelangan kaki, dan tulang belikat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 106 Struktur Tulang Belakang Pada Tubuh Manusia Dan Fungsinya


Jenis Gerak Pada Persendian

  1. Gerak inverse dan gerak eversi
    Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh, sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau gerak memiringkan kaki.
  2. Gerak pronasi dan gerak supinasi
    Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerakSupinasi ialah gerak an menegadahkan tangan .
  3. Gerak elevasi dan gerak depresi
    gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi ialah gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
  4. Gerak adduksi dan gerak abduksi
    gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah : gerakan membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak mengacungkan tangan.
  5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi
    Gerak fleksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi ialah : gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak pada bahu.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Lapisan Tulang Serta Fungsinya


Struktur dan Klasifikasi Sendi

Struktur dan fungsi sendi,,Bentuk kaku (rigid) dan kokoh antar rangka yang membentuk tubuh dihubungkan oleh berbagai jenis sendi. Adanya penghubung tersebut memungkinkan satu pergerakan antar tulang yang demikian fleksibel dan nyaris tanpa gesekan. Tulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping fungsi pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup.


Penyakit reumatik paling banyak mengenai tulang dan sendi dalam bentuk keradangan sendi (artritis). Pada dasarnya proses keradangan yang terjadi melibatkan banyak komponen dari sendi itu sendiri, yaitu: sinovium, kapsul sendi, rawan sendi, tulang subkhondral, ligamentum, dan meniskus.

Untuk itu diperlukan pemahaman akan berbagai struktur di atas serta fungsi sendi secara utuh sebagai suatu organ guna memahami proses patologi yang terjadi pada berbagai penyakit reumatik.


Klasifikasi sendi
Sendi paling mudah diklasifikasikan atas dasar jenis pergerakannya. Terdapat 3 tipe yaitu:

  1. sendi yang pergerakkannya sangat terbatas atau tidak dapat digerakkan (synarthroses),
  2. sendi dengan pergerakan yang terbatas (amphiarthroses) dan,
  3. sendi dengan pergerakan luas (diarthroses).
  • Synarthroses
    Dijumpai pada tulang tengkorak. Potongan tulang disambungkan oleh elemen fibrosa atau rawan sendi.
  • Amphiarthroses
    Jaringan berupa diskus fibrocartilage yang lebar dan pipih menghubungkan antara dua tulang. Umumnya bagian tulang yang berada pada sisi persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan struktur keseluruhan berada dalam kapsul. Beberapa contoh sendi tersebut adalah: sendi vertebra, tibiofibular distal, simfisis pubis, sakroiliaka dua pertiga proksimal.
  • Diarthroses
    Umumnya dijumpai pada sendi-sendi ekstremitas Dijumpai adanya celah sendi, rawan sendi yang licin dan membran sinovium serta kapsul sendi.
    Sendi diartrodial

Pada ujung tulang yang membentuk persendian akan terlihat tulang yang lebih padat dan ini disebut sebagai articular (bony) endplate. Di dalam bagian ini akan dijumpai kanal Havers yang paralel dengan permukaan sendi. Sebelah bawahnya terletak tulang yang lebih longgar dan dapat mengandung sumsum tulang merah. Bony endplate akan diselubungi oleh rawan sendi hialin yang diikat oleh jaringan serabut kolagen. Rawan sendi berguna untuk meredam tekanan dan gerakan menggelincir (sliding). Diantara dua bony endplate terdapat rongga sendi yang berisikan beberapa mililiter cairan sinovium. Stabilitas sendi penting untuk pergerakan antar rawan sendi disamping rendahnya pergesekan antar rawan sendi. Stabilitas sendi diperankan oleh struktur yang dibentuk oleh konfigurasi sendi, ligamentum, kapsul sendi, dan otot yang mengontrol pergerakan. Perbedaan konfigurasi sendi disesuaikan dengan dampak tekanan dan lingkup gerak sendi (range of motion / ROM) yang dimaksud. Kapsul dan ligamentum terdiri dari jaringan ikat padat yang membungkus sendi serta melekat pada tulang terdekat dengan persendian. Di dalam kapsul terletak ligamentum yang sebagian besar adalah serabut kolagen.


Satu lapisan jaringan ikat yang mengandung sel sinoviosit akan menutupi seluruh rongga sendi dan kapsul sendi membentuk kantong yang tidak lengkap yaitu pada bagian rawan sendi tidak dilapisi. Sel ini akan dilindungi oleh struktur yang terdiri dari vascular adipose, jaringan fibrosa atau areolar untuk memungkinkan lebih longgarnya kantong tersebut, mudah digerakkan dan tidak terjepit diantara sendi saat pergerakkan. Jaringan sinovium kaya akan pembuluh darah untuk menunjang hidup sinoviosit dan pembentukan cairan sendi, dan ujung saraf. Saraf, selain pada jaringan sinovium, juga berada dalam kapsul, ligamentum, tendon dan muscle spindles.


Struktur rawan sendi

Rawan sendi dan cairan sendi beranggung jawab atas pergerakan yang memiliki tingkat gesekan rendah (low friction). Pada manusia tebal rawan sendi kurang dari 5 mm tergantung jenis sendi dan lokasi di dalam sendi. Wrana putih padat rawan sendi ini akan berubah kekuning-kuningan sesuai dengan pertambahan usia. Struktur rawan sendi pada umumnya semirigid dan permukaannya yang tampak halus sebenarnya ireguler. Terdapat bagian yang lebih rendah atau tertekan (depressed) dengan variasi kedalaman m serta jumlahnya cukup banyak yaitu sekitar 430/mm2.antara 20 – 40 Ketidakteraturan permukaan sendi ini dibuktikan melalui pencitraan mikroskop elektron.


Rawan sendi bersifat avaskular, aneural dan alimfatik. Makanan diperoleh melalui sistim difusi ganda. Difusi ganda disini dimaksudkan adalah: pertama nutrien harus menembus membran sinovial untuk masuk ke dalam ruang sinovia. Hal ini disebabkan letak dari pembuluh darah yang relatif lebih banyak di daerah permukaan kapsul. Kedua, setelah berada di dalam cairan sendi, maka nutrien akan berdifusi ke dalam matriks rawan sendi untuk mencapai khondrosit. Mekanisme yang tampaknya sederhana ini ternyata tidk semudah itu karena banyak faktor seperti ukuran partikel, perbedaan muatan listrik (charge) dan konfigurasi molekul berperan dalam proses itu.
Secara histopatologik rawan sendi terdiri dari struktur matriks yang selular dengan distribusi tertentu dan terbagi atas 4 zona, yaitu :


  • tangential atau gliding zone, dimana terdapat elongated fibroblast-like cells yang tersusun sejajar dengan permukaan rawan sendi;
  • transitional zone, tersusun atas sel yang lebih bulat dengan konfigurasi acak;
  • radial zone, sel tersusun dalam bentuk kolom yang iregular; dan
  • calcified zone, dimana matriks dan selnya dikelilingi oleh hidroksiapatit. Calcified zone ini terhadap radial zone dipisahkan oleh satu band yang dikenal dengan tidemark dan melekat terhadap tulang di bawahnya.

Sel khondrosit satu sama lain tidak banyak berinteraksi sebagaimana layaknya sel lain. Dengan kata lain sel ini lebih banyak memberikan respon gangguan sintesis atau aktifitas degradatif akibat tekanan hidrostatik atau deforming forces lainnya.


Komposisi biokimiawi dari rawan sendi adalah sebagai berikut: 80% air, 50% dari sisa komposisi matriks rawan sendi adalah kolagen. Jenis terbanyak adalah kolagen tipe II. Kolagen lainnya dalam jumlah kecil dan berada di dalam matriks rawan sendi adalah kolagen tipe IV, V, IX, dan X. Kolagen tipe IX berfungsi sebagai jangkar terhadap molekul proteoglikan (aggrecan). Selanjutnya terdapat fibronektin, ankhorin, khondronektin yang membantu mempertahankan integritas dan struktur rawan sendi. Selanjutnya sisa konstituen organik terbanyak adalah proteoglikan. Makromolekul ini memiliki panjang sekitar 180-210 nm dan kepadanya melekat tiga jenis glikosaminoglikan, yaitu khondroitin-6-sulfat, khondroitin-4-sulfat (5%) dan keratan sulfat (5%). Inti aggrcan adalah asam hialuronat (1% dari total glikosaminoglikan). Melalui ikatan protein dengan berat molekul rendah terjadi proses agregasi dengan rantai kolagen tipe II. Konstituen inorganik (5-6%) terbanyak adalah kalsium. Lemak dijumpai kurang dari 1% berat kering.


Berbagai enzim, sitokin dan faktor pertumbuhan berperan dalam metabolisme rawan sendi. Khondrosit akan mensisntesis proteoglikan dan kolagen. Turn over kolagen lebih stabil dibandingkan proteoglikan.
Degradasi rawan sendi diakibatkan oleh berbagai enzim metaloprotease matriks dan diperantarai pula oleh kerja sitokin ) baik (TNF-terutama interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor yang dikeluarkan oleh sinoviosit, makrofag, atau khondrosit dan fibroblast. Aktivasi enzim perusak, yang dibentuk dalam keadaan tidak aktif, akan berinteraksi dengan sistim aktivator plasminogen-plasmin dalam suatu kaskade degradatif. Kontrol mekanisme ini diperankan oleh berbagai inhibitor seperti tissue inhibitor of metalloproteases (TIMP) dan plasminogen activator inhibitor (PAI).


Sintesis dan degradasi matriks rawan sendi dipengaruhi banyak faktor, yaitu: faktor humoral seperti insulin-like growth factor-1 (IGF-1), kortisol, obat anti inflamasi non-steroidal, faktor mekanik terhadap rawan sendi, efek magnetik atau elektrikal.


Tulang subkhondral

Struktur tulang subkhondral lebih spesifik dibandingkan tempat lainnya, yaitu lempeng subkhondralnya mengandung kanal Havers yang sejajar dengan permukaan rawan sendi dan tidak terhadap sumbu tulang. Demikian pula letak lempeng tersebut berada dalam sudut tertentu terhadap stres yang dominan.


Calcified cartilage

Zona ini menghubungkan rawan sendi dengan tulang subkhondral dengan struktur yang bergelombang sehingga memperkokoh rawan sendi agar tidak mudah terkelupas. Khondrosit pada zona ini umumnya tidak memiliki metabolisme yang terlalu aktif.


Membran dan cairan sinovium

Membran sinovium adalah jaringan ikat vaskular dan melapisi sisi dalam dari kapsul sendi namun tidak menutupi rawan sendi. Banyaknya pembuluh darah dilapisan subsinovium berperan dalam proses transfer dan transpor konstituen darah ke ruang sinovium dan pembentukan cairan sinovium. Sel sinovium akan mensintesis asam hialuronat sebagai zat tambahan plasma dalam membentuk cairan sendi.
Cairan sinovium berwarna kuning pucat, jernih dan kental. Biasanya jumlah cairan ini sedikit berkisar antara 1-4 ml dan lebih sedikit lagi pada sendi-sendi kecil.


Ligamentum dan kapsul sendi

Pada dasarnya komposisi ligamentum dan kapsul sendi adalah identik baik secara histologik, komposisi
kimiawi dan susunan jaringannya. Secara umum strukturnya merupakan gelendong kolagen (bersama-sama elastin merupakan protein terbanyak yaitu 90%) dan diantaranya dapat dijumpai fibrosit. Sebagian besar serabut kolagen 2) Pada beberapa sendi, ligamentum ini akan1,1adalah tipe I (2 menyatu dengan kapsul sendi dan pada sendi lainnya terpisah secara total. Pembuluh darah dan saraf dapat ditemukan disela-sela serabut kolagen.
Air adalah komponen utama (70%) dari kapsul sendi dan ligamentum. Disusul oleh kolagen dan elastin serta proteoglikan.  Perlekatan kapsul sendi dan ligamentum ke tulang terutama pada stroma fibrokartilaginosa diperankan oleh kolagen yang akan mengalami kalsifikasi begitu mendekati tulang dan selanjutnya menembus jaringan tulang kortikal.


Meniskus

Meniskus, lempeng firbokartilago, dijumpai pada sendi tertentu seperti sendi lutut, sternoklavikular, radioulnar distal, dan akromioklavikular. Meniskus tidak mengandung saraf atau pembuluh limfatik dan sebagian besar avaskular, namun pada bagian dekat tulang tampak susunan pembuluh darah yang membentuk arkade.
Kandungannya sebagian besar (70-78%) adalah air, bahan inorganik sekitar 3% dan bahan organik terbanyak berupa kolagen tipe I 2) yaitu antara 60-90%. Selanjutnya dalam jumlah kecil dapat1,1(2 dijumpai elastin (<1%), proteoglikan (<10%). Berbeda dengan rawan sendi, maka meniskus dapat melakukan perbaikan apabila mengalami kerusakan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Definisi Bentuk Susunan Tulang Daun Dalam Biologi


Fungsi sendi

Proses tekanan pada sendi weight bearing berkisar antara 2.5 – 10 kali dari berat badan individu tersebut. Seringkali besar tekanan yang terjadi mencapai 150-300 psi. Melihat besarnya tekanan tersebut, sangat mengagumkan bahwa sendi-sendi itu mampu mempertahankan fungsinya sepanjang kehidupan seseorang. Dalam mempertahankan fungsinya, sendi dikontrol oleh berbagai faktor yaitu: neuromuskular, ligamentum, kapsul sendi, meniskus, rawan sendi dan tulang sumkhondral.


  • Peran neuromuskular.
    Sistim neuromuskular berperan dalam proses pergerakan sendi dan stabilisasi suatu sendi. Otot juga membantu mengontrol pergerakan sendi dan atas pengaruh pergerakan involunter akan dicegah pergerakan sendi yang berlebihan. Dengan kata lain akan dicegah pula kerusakan ligamentum.
  • Peran ligamentum, kapsul sendi dan otot.
    Ketiganya berperan dalam stabilisasi sendi. Ligamentum dapat mencegah proses luksasio atau dislokasi serta menjadi pembatas gerak atau penuntun pergerakan sendi.
    Otot memiliki peran besar dalam stabilisasi sendi proksimal seperti bahu dan koksa. Sedangkan pada sendi kecil, selain otot, maka peran perlekatan antara ligamentum dan tulang sangat penting.
  • Peran rawan sendi dan tulang subkhondral.
    Rawan sendi merupakan permukaan sendi yang akan mengalami tekanan, gesekan berulang sepanjang waktu dan tersusun atas serabut kolagen yang berjalan paralel terhadap permukaan sendi. Susunan semacam ini membentuk semacam membran (cartilage skin) yang akan menahan komponen matriks di bawahnya. Pada bagian basal, serabut kolagen ini berjalan secara vertikal dan berhubungan dengan calcified bone di bawahnya serta berfungsi menahan tekanan putar (shear). Ketebalan rawan sendi yang masih memungkinkan kehidupan khondrosit dengan baik maksimal setebal 6 mm.

    Rawan sendi dapat dikompresi sampai dengan 20% dari tinggi awalnya. Pada kondisi fisiologik tanpa tekanan maka sendi tersebut sedikit renggang pada bagian tertentu dan menjadi lekat antara permukaan sendi dan bonggolnya apabila terdapat tekanan. Tekanan ini akan diteruskan ke tulang subkhondral yang akan mendistribusikan beban tekanan tersebut. Perubahan pada tulang subkhondral akan mengakibatkan mikrofraktur dan proses remodeling. Hal ini akan tampak sebagai pola struktur yang memiliki kemampuan maksimal dalam mengatasi beban tekanan. Pola ini tampak pada pencitraan radiologi polos, sehingga pada stres abnormal dapat terlihat tulang tersebut menebal dan padat.


  • Peran meniskus
    Diketahui bahwa sendi yang memiliki meniskus biasanya jenis sendi yang tidak hanya megalami tekanan sumbu namun juga rotasi. Oleh karenanya ujung tulang akan dibentuk membulat. Meniskus diperlukan untuk menutupi celah yang dibentuk antar dua tulang dimana umumnya ujung tulang yang membulat yang mengalami kontak satu sama lain pada sendi tersebut terjadi pada area yang kecil di tengah-tengah. Dengan kata lain meniskus memperluas area kontak antar dua ujung tulang yang membentuk sendi. Selain menahan beban tekanan , meniskus juga bertin-dak sebagai peredam kejut.
  • Lubrikasi sendi
    Peran lubrikasi pada sendi memungkinkan gesekan yang sangat minim dengan tahanan gesek sebesar 0.002. Terdapat dua sistim lubrikasi yaitu sistim hidrostatik yang berperan pada tekanan besar dan boundary system yang berperan pada tekanan rendah. Pada teori sistim hidrostatik, hialuronat (berat molekul lebih dari 1 juta d) memeiliki peran utama. Substansi ini memiliki karaketristik thixotropic yaitu akan semakin mengental apabila flow nya semakin lambat. Pada boundary system, maka lubricating glycoprotein lain yang berperan.
    Pada tekanan tertentu air akan dirembeskan keluar masuk ke dalam ruang sendi dan akan kembali setelah tekanan tersebut hilang. Proses ini mirip dengan efek spons dalam menyerap air.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi Tulang Dada Dan Rusuk Serta Penjelasannya


Berdasarkan Arah Gerakannya

Berdasarkan Arah gerakannya antara lain ialah sebagai berikut :

  • Sendi Engsel ialah hubungan antartulang yang memungkinkan suatu gerakan tersebut dapat satu arah maju ataupun mundur. sebagai contoh sendi engsel  ialah pada persendian pada siku dan juga lutut dan lain-lain.
  • Sendi Peluru ialah hubungan antar tulang yang memungkinkan suatu gerak ke segala arah atau bebas. sebagai contoh sendi peluru ialah pada persendian antara tulang paha dan juga tulang gelang panggul dan lain-lain.
  • Sendi Putar ialah hubungan antartulang yang dapat memungkinkan suatu gerakan tulang yang satu mengelilingi dengan tulang lainnya ialah sebagai poros.sebagai contoh sendi putar ialah pada persendian tulang tengkorak dan juga pada tulang atlas dan lain-lain.
  • Sendi Geser ialah hubungan antartulang yang memungkinkan suatu gerakan tulang yang satu dengan menggeser tulang yang lain. sebagia contoh sendi geser ialah pada persendian antartulang karpal.
  • Sendi Pelana ialah sendi antartulang yang memungkinkan suatu gerakan tulang ke dua arah yang saling tegak lurus. sebagai contoh sendi pelana ialah persendian pada tulang tumit dan juga pada tulang kering.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Tulang Rawan Beserta Jenis-Jenisnya


Berdasarkan Anatomi Lokasi

sendi berdasarkan dengan anatomi lokasi ialah , Sendi :

  1. sternoklavikularis
  2. artikulatoris vertebra
  3. Sakroiliaka panggul
  4. temporomandibular rahang
  5. rtikulasi Kaki
  6. pinggul
  7. lutut
  8. artikulasi Tangan
  9. pergelangan
  10. siku
  11. Bahu aksila (Glenohumeral dan juga sendi akromioklavikularis)
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari