Pengertian Tulang Belakang

Diposting pada

Adapun yang menjadi latar belakang dari penulisan makalah ini adalah menyadari bahwa tulang belakang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dimana ketika kita tidak menjaganya maka sangat berdampak besar dalam melaksanakan aktivitas sehari.-hari, dimana pada tulang belakang terdapat syaraf-syafaf yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kita.

Tulang-Belakang

Pentingnya tulang belakang dalam kehidupan kita sangat besar dikarenakan bahwa sebagian besar kita dapat menjalani hidup ini dengan normal adalah karena tulang belakang kita masih kuat dan sehat. Namun tidak semua orang menyadari bahwa tulang belankang sangat berperan penting dalam kehidupannya. Disamping itu saya juga akan memberikan gambaran secara umum tentang bagian-bagian serta fungsi terhadap tulang panggul. Sebenarnya secara kusus tulang panggul mempunyai keunikan tersendiri yang belum diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan secara detail tentang tulang panggul tersebut.


Pengertian Tulang Belakang

Ulang belakang tsebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang (vertebra).  Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia.  Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh.

Baca Juga : Tulang Manusia : Pengertian, jenis, Dan Struktur Beserta Fungsinya Secara Lengkap


Tulang Belakang adalah bagian tubuh kita yang sering kali kita diabaikan. Padahal di tulang belakang inilah tersimpan dan terlindung dengan baik syaraf-syaraf yang sangat penting. Kadang kala karena kesalahan kita sendiri maka terjadi kerusakan atau cedera di tulang belakang kita, yang akibatnya bisa berbagai macam.Dalam tubuh manusia ada susunan tulang yang memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Susunan tulang tersebut dinamakan Tulang Belakang.


Fungsi Tulang Belakang

  1. Fungsi tulang belakang sebagai structural support; menopang bagian atas tubuh (kepala, bahu, dan dada) dan menyambungkan dengan bagian bawah tubuh (perut, pelvis).  Disaat menopang bagian-bagian tubuh, dengan bersamaan tulang belakang juga menjaga keseimbangan dan mendistribusikan berat tubuh ke bawah. Bila kurva natural bisa dijaga dengan baik, tulang belakang dapat mengoptimalkan fungsinya untuk membagi berat pada tiap sektor sesuai kapasitas masing-masing. Sektor-sektor tersebut antara lain; Bagian atas / cervical menopang kepala, bagian tengah / thoracics menopang organ-organ pada wilayah dada, bagian bawah / lumbar menopangabdominal (perut
  2. Fungsi keduanya yakni menempatkan persendian pada posisi yang stabil. Apabila seseorang memiliki kelainan pada tulang belakangnya, misalnya memiliki tulang belakang yang sangat lurus, tidak menutup kemungkinan ia bisa terkena cidera. Mengeliminir kurva normal dapat menyebabkan distribusi berat lebih banyak pada bagian bawah tubuh serta persendian beradu dan terbebani. Hal ini bisa membuat tulang belakang menjadi ringkih. Maka dari itu, penting untuk menjaga keidealan posisi tulang belakang agar terhindar dari cidera tulang belakang atau patah tulang.

Bagian-Bagian Tulang Belakang

Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya.


1.  Vertebra Servikalis

Vertebra servikalis atau ruas tulang leher berjumlah 7 ruas  yang merupakan paling kecil. Vertebra servikalis mempunyai ciri badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping kesamping  daripada dari depan ke belakang, lengkungannya besar. Vertebra servikalis pada umumnya mempunyai corpus yang berbentuk segi empat, dengan processus transverses yang terbelah dua , dengan tuberculum anterius dan tuberculum posterius di depan dan di belakangnya.


Prosesus transversusnya atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak foramina  untuk lewatnya arteri vebrialis. Pada processus transverses di jumpai foramen transversarium. Processus articularisnya mempunyai permukaan yang hampir horizontal, miring membentuk sudut kedepan. Foramen transversarium dari vertebrae cervicalis pertama sampai keenaam merupakan tempat lewat arteria vertebralis yang menuju kepala (lewat foramen magnum), sedangkan pada vertebra servikalis ketujuh lubang ini diisi oleh vena.


Vertebra servikalis pertama dinamakan atlas. Nama ini diambil dari dewa yunani yang kuat menahan bola dunia, serupa dengan atlas yang menyangga kepala. Tulang ini berartikulasi dengan oksipital (pada condylus occipitalis).

Baca Juga : Penyakit Polio – Latar Belakang, Pengertian, Gejala, Jenis, Penularan, Pencegahan, Pengobatan


Berbeda dengan vertebra yang lain, atlas tidak mempunyai corpus vertebra tetapi mempunyai massa lateralis atlantis dikiri dan kanan. Kedua massa lateralis dihubungkan oleh arcus anterior antlantis dan arcus posterior atlantis. Dipertengahan arcus anterior terdapat tuberculum anterius dan dibelakang terdapat tuberculum posterius. Nama terakhir ini agar dibedakan dengan nama yang sama pada vertebra servikalis yang lain. Pada atlas, processus transverses tidak menunjukan penonjolan yang dominan.


Dibagian belakang tuberculum anterius terdapat fovea dentis. Rongga yang biasa ditempati corpus akan ditempati oleh dens axis (= episthropheus) dari vertebra cervicalis II, dan dens axis ini mempunyai permukaan yang berhubungan dengan fovea dentis.


Vertebra servikalis kedua atau axis (= episthropheus) mempunyai corpus yang menonjol keatas membentuk dens axis (= dens episthropheus). Processus transversusnya relative kecil dan mempunyai tonjolan yang nyata diujungnya. Vertebra servikalis ke enam hanya mempunyai ciri berupa tuberculum anterius yang sering menonjol dinamakan tuberculum caroticum. Vertebra cervicalis ke tujuh dinamakan juga vertebra prominens, berbeda dengan yang lain karena mempunyai processus spinosus yang panjang menyerupai vertebra thoracica sehingga mudah diraba dari luar. Selain itu, tuberculum anteriusnya juga kadang kadang panjang menyerupai costa. Vertabra servikalis ke 7 adalah ruas pertama yang mempunyai prosesus  spinosus tidak terbelah.


Prosesus ini mempunyai tuberkel pada ujungnya, membentuk gambaran yang jelas di tengkuk dan tampak pada bagian bawah ditengkuk. Karena ciri khususnya , tulang ini disebut vertebra prominens.


2.  Vertebra Torakalis

Vertebra torakalis atau tulang punggung lebih besar daripada servikal. Ciri khas vertebrata torakalis adalah badannya berbentuk lebar-lonjong dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, processus spinosusnya panjang dan runcing menghadap kebawah sehingga menyulitkan gerakan (flexio-extensio) antar vertebra, sedangkan prosesus transversusnya yang membantu menyokong iga tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga. Processus articularis tersusun miring hamper vertical.


Pada bagian atas dan bawah corpus bagian lateral kiri kanan terdapat lekukan, fovea costalis (superior dan inferior), tempat lekat tulang iga (costa).Lekukan serupa juga didapatkan pada processus transverses (fovea costalis processus transverse). Pada vertebra thoracica ke sepuluh sampai ke dua belas hanya didapatkan satu buah fovea costalis di kiri kanan corpus dengan posisi lebih di tengah.


3. Vertebra Lumbaris

Vertebra lumbaris atau tulang pinggang merupakan yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan  dengan badan vertebra lain, mempunyai corpus yang bentuknya mirip ginjal. Pediculus dan lamina lebih tebal dan kokoh, precessus spinosus berbentuk segi empat yang relatif  lebar, kokoh, dan berbentuk seperti kapak kecil. Processus tranvesus tidak menonjol, panjang dan langsing, ruas kelima membentuk sendi dengan sekrum pada sendi lumbo-sakral. Tetapi pada processus tranversus ini dapat dijumpai processus mamilaris dan processus acesorius ( embriologis processus maliralis ini adalah processus tranversus yang sebenarnya sedangkan yang tampak nyata sebagai processu tranversus adalah sisa elemen costa). Copus vertebra lumbalis mempunyai tinggi sekitar 25mm dengan lebar sekitar 40 mm, dengan discus invertebralis sekitar 10 – 12 mm.


4. Sakrum

Sakrum (vertebrae sacrales) atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna vertebratalis, terjepit diantara kedua tulang inominata dan membentuk bagian belakang rongga pelvis. Dasar sakrum terletak di atas dan bersendi vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi  interveterbral yang khas. Tapi anterior basis sakrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak di bawah kranalis vertebral. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk dilalui saraf sakral. Posesus spinosus yang rudimenter dapat dilihat dari arah posterior dari sakrum. Permukaan anterior sakrum adalah cekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis.


Pada ujung gili-gili ini, di setiap sisi terdapat lubang-lubang kecil untuk dilewati urat-urat saraf. Lubang-lubang ini disebut foramina. Apeks sakrum bersendi dengan tulang koksigeus. Di sisinya, sakrum bersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakro-iliaka kanan dan kiri.

Baca Juga : Penjelasan Lapisan Tulang Serta Fungsinya


Sekrum masih menunjukan sisa dari lima tulang yang menyatu. Bagian belakang pada garis tengah terdapat crista sacralis mediana yang merupakan fusi processus spinosus, disertai crista sacralis lateralis bekas prcessus transverses dan crista sacralis medialis hasil fusi processus artikularis.


Di ujung caudal crista sacralis mediana terdapat ujung canalis sacralis atau hiatus sacralis dan cormu sacrale yag berhubungan dengan koksigeus. Hiatus ini dapat di gunakan untuk penyuntikan anesthesi  pada caudal anaesthesia. Di kiri kanan pada parslateralis terdapat facies auricularis yang merupakan tempat artikulasi dengan tulang panggul dalam hal ini dengan sillium. Di bagian depan dan belakag terdapat empat pasang foramina sacralia (antiriora dan posteriora) tempat lalu saraf spinalis rami anterior dan rami posterior. Di bagian depan (facies pelvic) sekrum masing-masing lubang kiri kanan di hubungkan oleh linieae transversae bekas discus intervertebralis.


Sakrum melengkung kearah depan dan ke lateral. Pada laki-laki lengkungan ini lebih nyata disbanding dengan wanita. Bentuk facies pelvica yang relative lebih lurus menguntungkan pada wanita yang akan melahirkan. Ujung atas bagian depan sakrum lebih menonjol dan dinamakan promontorium dengan ala ossis sacri dikiri kanannya. Bagian ini penting karena dipergunakan untuk menggukur diameter panggul.


5. Koksigeus

Koksigeus atau tulang ekor terdiri atas empat atau lima vertebra atau yang rudimenter dan bergabung menjadi satu yang paling atas mempunyai cornum coccygeum yang berhubungan dengan cornu ossis sacri.


Walaupun kecil tulang ini perlu diperhatikan, khususnya dalam kaitan dengan proses melahirkan (partus).


6. Lengkung Kolumna Vertebralis

Jika dilihat dari samping, kolumna vertebralis memperlihatkan empat kurva atau lengkung anteroposterior. Lengkung vertikal pada daerah leher melengkung ke depan, daerah torakal melengkung kebelakang, daerah lumbal melengkung ke depan, dan daerah pelvis melengkung ke belakang. Kedua lengkungan yang menghadap posterior, yaitu torakal dan pelvis, disebut primer, karena keduanya mempertahankan lrngkung aslinya ke belakang dari tulang belakang. Kedua lengkung yang menghadapa ke arah anterior disebut sekunder.


7. Sendi pada Kolumna Vertebralis

  • Sendi antara vertebrae dipunggung

Persendian pada columna vertebralis terutama terdapat antara masing-masing vertebra melalui suatu “plane – joint” pada processus articularis superior dan processus articularis inferior masing-masing. Sebagai suatu artculatio plana (plane joint), sendi ini termasuk sendi synovial.


Discuss intervertebralis, suatu synchondrosis, dapat juga dimasukan sebagai sendi antara dua buah vertebra.


Sendi synovial antar vertebra berbeda pada masing-masing kelompok cervical, thoracica dan lumbal. Pada vertebrae cervicales hubungan ini miring, pada vertebrae toraciae hubungan antar vertebra ini hamper vertical pada bidang sagital, sedangkan pada vertebrae lumbales sendi ini tegak menghadap ke lateral.


  • Sendi atlanto – occi pitalis

Selain itu terdapat juga persendian antara tulang atlas dengan condylus occi pitalis, yaitu articulatio atlantooccipitalis. Bersama-sama kedua sendi ini (kiri kanan) membentuk suatu articulation ellipsoidea, suatu articulation synovialis. Pada sendi ini terutama terjadi gerak ante-flexio dan dorso flexio kepala terhadap leher.


Disamping persendian pada processus artikularisnya, antara atlas dan epistropheus juga terdapat sendi trochoidea (pivot joint) yaitu pada hubungan dens axis (dens epistropheus) dengan fovea dentis, articulatio atlantoaxialis mediana. Sendi ini, yang dibagian posterior diperkuat oleh ligamentum transversum atlantis, memungkinkan gerak latero flexio kepala terhadap leher.


  • Sendi costrovertrebralis

Articulatio costovertebralis terdapat pada vertebra thoracica yang berhubungan dengan costa. Sendi ini juga merupakan suatu plane joint, terdapat antara costa dengan fovea costalis yang terdapat pada corpus dan pada processus transverses.


  • Sendi Lumbosacral dan sacro-iliaca

Dibagian caudal terdapat articulation lumbosacralis dan articulatio sacra iliaca antara facies auricularis ossis sacri dan os ilium. Sendi terakhir ini, suatu plane joint merupakan jalur yang meneruskan gaya berat yang ditopang oleh columna vertebralis ketulang panggul untuk selanjutnya diteruskan ketulang tungkai fungsi ini dipermudah oleh permukaan facies auricularis yang berbenjol-benjol tidak rata, diperkuat oleh ligamentum sacroiliacum anterius dan ligamentum sacroiliacum posterius.  Disamping itu, vertebra lumbaris pada articulation lumbosacralis diikat juga dengan os ilium oleh ligamentum ilio lumbale.

  1. tampak lateral
  2. tampak anterior

  • Discus intervertebralis

Discus intervertebralis  di bentuk oleh nucleus pulposus yang di kelilingi dan di ikat oleh annulus fibrosus yang merupakan suatu fibri cartilage. Pada anak-anak discus ini berisi materi yang berbentuk gel, tetapi dengan pertambahan usia, masa ini mengeras menjadi mirip jaringan rawan  yang bersifat hygrocopis. Nucleus pulposus dengan annulus fibrosus berfungsi sebagai bantalan yang menahan tubuh.


Tetapi, bila discus ini mengalami perubahan tekanan yang mendadak, sarabut yang membentuk annulus fibrosus dapat sobek sehingga nucleus pulposus menjoro keluar. Keadaan ini di namakan hernia nucleus pulposus. Bagian nucleus yang kelua akan mencari bagian dengan tekanan terendah di sekitar foramen intervertebrale sehingga akan menekkan serabut saraf spinal yang terdapat di sana.


8. Ligamenta pada Columna Vertebralis

Sepanjang bagian depan columna vertebralis didapati ligamentum longitudinale anterius yang mengikat semua vertebra. Ligamentum ini di mulai dari os ocipi-tale dan berakhir pada os sacrum, makin kebawah uukuran lebarnya bertambah dengan catatan di daerah thoracal ia menyempit. Di bagian belakang corpus, di dalam canalis vertebralis, di dapati juga ligamentum longitudinal prosterius di dinding depan canalis vertebralis. Berbeda dengan yang anterior ligamentum longitudinale posterius berawal pada corpus vertebra cervicalis kedua dan berakhir pada permukaan anterior canalis ossis sacri.

Baca Juga : Fungsi Tulang Rawan Beserta Penjelasannya


Ligament ini mempunyai hubungan yang erat dengan setiap discus intervertebralis, serabut colagennya menyatu dengan serabut collagen yang membentuk anolus fibrosus.


Di leher terdapat ligamentum nuchae, suatu ligamentum supra-spinale, yang menghubungkan setiap processus spinosus dengan protuberantia ocipitalis externa. Ligamentum ini membentuk semacam lembaran yang menghubungkan perlekatannya di garis tengah.


Di antara setiap processus spinossus terdapat ligamentum interspinalia, dan di antara setiap processus transversus di dapati ligamentum intertransversaria. Lamina setiap vertebra(di kiri dan kanan) di hubungkan satu sama lain oleh ligamentum flavum (jamak=ligament flava) yang menyerupai membrane.


Kelainan dan Gangguan Pada Tulang Belakang

Kelainan dan Gangguan Pada - Belakang

Berikut ini adalah kelainan dan gangguan pada tulang belakang, sebagai berikut:


  • Skoliosis

Orang dengan skoliosis memiliki tulang belakang yang melengkung ke samping. Lengkungan tulang dapat berbentuk laksana huruf S atau C. Sudut kelengkungan pada skoliosis dapat terjadi dalam rentang kecil hingga besar. Tapi, andai kelengkungan sudah menjangkau lebih dari 10 derajat, maka ini sudah dirasakan sebagai skoliosis. Orang dengan skoliosis dapat dilihat dari bahu atau pinggulnya yang tidak rata.


Skoliosis dapat disebabkan oleh sekian banyak faktor, seperti:

  1. Genetik dari keluarga
  2. Kelainan pada pertumbuhan tulang belakang ketika di rahim (skoliosis kongenital)
  3. Cedera
  4. Infeksi
  5. Cacat lahir
  6. Distrofi otot
  7. Cerebral palsy
  8. Marfan syndrome
  9. Down syndrome
  10. Fungsional, seperti di antara kaki lebih panjang atau kejang otot

  • Kifosis

Kelengkungan yang terjadi pada punggung atas (lebih dari 50 derajat) disebut dengan kifosis. Orang dengan kifosis tampak dari postur tubuhnya yang membungkuk. Kifosis sangat sering terjadi pada perempuan yang telah tua, ini bersangkutan dengan umur dan osteoporosis.


Beberapa urusan yang dapat menyebabkan kifosis merupakan:

  1. Postur tubuh yang buruk
  2. Radang sendi
  3. Osteoporosis
  4. Spina bifida, cacat bermunculan di mana terbentuk celah pada tulang belakang bayi
  5. Penyakit Scheuermann, situasi yang mengakibatkan tulang punggung atas terangkat, laksana punuk
  6. Infeksi tulang belakang
  7. Tumor pada tulang belakang
  8. Perkembangan tulang punggung yang tidak normal sekitar masa kehamilan (kifosis kongenital)

  • Lordosis

Lordosis terjadi andai tulang belakang pada punggung bawah melengkung ke depan secara berlebihan. Normalnya, tulang pada punggung bawah memang melengkung, tapi andai lengkungan terlampau masuk ke dalam, ini dinamakan dengan lordosis. Lordosis bisa memengaruhi punggung bawah dan leher Anda.


Lordosis dapat disebabkan oleh tidak sedikit hal, seperti:

  1. Achondroplasia, di mana tulang tumbuh tidak normal sebab mutasi genetik, sampai-sampai akan menghasilkan bentuk tubuh tubuh yang pendek
  2. Spondylolisthesis, di mana tulang belakang tergelincir ke depan, sehingga mengakibatkan kelengkungan
  3. Osteoporosis
  4. Distrofi otot
  5. Obesitas
  6. Diskitis, peradangan pada ruang salah satu tulang belakang

  • Polio

Bagi penderita polio akan menikmati kelumpuhan yang menciptakan lama kelamaan tulang mereka bakal mengecil. Polio juga dapat dicegah dengan teknik vaksin polio. Vaksin seringkali akan diserahkan melalui mulut guna anak yang usianya lima tahun kebawah.


  • Layuh Semu

Gangguan tulang selanjutnya merupakan layuh semu. Gangguan tulang ini dapat terjadi sebab terinfeksi penyakit sifilis dari anak semasa berada dikandungan sebab tertular dari ibu yang sudah mengidap penyakit sifilis. Hal ini menjadikan tulang anggora gerak yang dipunyai oleh bayi ataupun anak itu menjadi layuh dan tidak bertenaga sama sekali.


  • Rakhitis

Gangguan Rakitis yakni suatu penyakit tulang yang menciptakan terhambatnya perkembangan tulang seseorang. Penyakit ini muncul sebab penderita mengalami kelemahan vitamin D & sinar matahari pagi.


Biasanya pasien yang merasakan penyakit rakhitis ini tulangnya paling lemah dan lazimnya berbentuk X ataupun O sebab tak dapat menahan berat tubuhnya.


  • Kaku Sendi

Gangguan tulang kaku sendi yakni cacat pada persendian sampai-sampai sendi tidak dapat digerakkan. Masalah tersebut dapat disebabkan sebab persendian sudah terinfeksi penyakit sifilis ataupun gonorhoe.


Dengan begitu minyak sendi pada tulang sendi menjadi kering & tidak dapat digerakkan. Contohnya pada lutut yang tak dapat dibengkokkan. Orang dewasa sering merasakan kaku sendi ini.


  • Kanker Tulang

Adanya virus juga dapat merusakkan perkembangan dari sel sel tulang secara tidak terkendali. Hal ini menciptakan di sejumlah bagian tulang bakal tumbuh benjolan benjolan & bisa beralih pindah bahkan bakal timbul rasa sakit pada tulang. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian.


  • TBC Tulang

Gangguan selanjutnya merupakan TBC tulang. Kondisi ini adalahpenyakit pada tulang sebab infeksi oleh Tuberculosis menjadikan tulang anda rusak.

Baca Juga : Tulang Dada Dan Rusuk – Struktur, Ciri, Fungsi, Nama, Sternum


  • Osteoporosis

Osteoporosis atau tulang keropos adalahpenyakit yang mengakibatkan tulang mudah retak atau patah. Penyakit ini lazimnya menyerang orang lanjut usia, terutama perempuan. Penyebab osteoporosis ialah tubuh kelemahan zat kapur (kalsium).


  • Rikets

Rikets adalahkelainan tulang pada anak yang diakibatkan defisiensi vitamin D. Tulang ini umumnya empuk dan andai berjalan maka tulang bisa melengkung.


  • Osteomalasia

Osteomalasia merupakan suatu kelainan tulang kerena defisiensi vitamin D pada orang dewasa. Tulang yang kelemahan fosfor dan kalsium supaya jadi lunak.


Osteomalasia lazimnya diderita oleh perempuan yang tidak lumayan makan padi-padian, susu, jarang terpapar cahaya matahari, dan tidak jarang melahirkan.


  • Steoporosis atau Osteopenia

Kelainan tulang yang lazimnya diderita oleh orang tengah baya atau tua yang sudah menopause. Kelainan ini berwujud menurunnya kerja sel osteoblas sebagai dampak penurunan mengubah hormon estrogen.


Tulang kesudahannya jadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini dapat diatasi bareng dengan tidak sedikit minum susu yang punya kandungan kalsium.


  • Artritis

Artritis adalahmasalah tulang yang berwujud peradangan pada sendi yang diakibatkan keseleo, infeksi, dan luka sendi.


  • Mikrosefalus

Mikrosefalus adalahkelainan dampak perkembangan tulang-tulang tengkorak yang terkendala dikarenakan kelemahan zat kapur ketika pembentukan tulang tengkorak pada ketika bayi, supaya ukuran kepala kecil (ukurannya tidak proporsional). Akibat lebih lanjut umumnya dominan pada pertumbuhan mental.


Daftar Pustaka:

  • Paryana Widjaja dkk, 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  • Pearce Evelyn C., 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari