Pengertian, Klasifikasi dan Struktur Tubuh Reptil

Diposting pada

Pengertian Reptil, Ciri, Klasifikasi, Struktur, Anatomi dan Contoh adalah jenis hewan vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang berdarah dingin dan memiliki sisik di semua bagian tubuhnya

pengertian-reptil


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Karakteristik Reptil Dalam Biologi


Pengertian Reptil

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993).


Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru (Zug, 1993).


Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia. (Zug, 1993).


Pada anggota lacertilia, lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk identifikasi. Semua reptil memiliki gigi kecuali pada ordo testudinata. Pada saat jouvenile, reptil memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur untuk menetas, yang kemudian gigi telur tersebut akan tanggal dengan sendirinya saat mencapai dewasa. Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang. Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak memiliki kelopak mata. Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan dan ada yang tidak dapat digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi lapisan transparan.


Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa anggota Ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia.

Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara) Testudinata / Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).


Reptil yaitu jenis hewan vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang berdarah dingin dan memiliki sisik di semua bagian tubuhnya. Hewan jenis yang satu ini juga termasuk tetrapoda, yakni hewan yang memiliki empat kaki. Pada umumnya reptil ini berkembang biak dengan cara bertelur, yang dimana telurnya akan diselubungi oleh suatu membran amniotik. Keberadaan hewan reptil ini sangatlah mudah di temui, disetiap benua pasti terdapat hewan reptil kecuali di benua atlantik.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Perbedaan Amfibi Dan Reptil Dalam Biologi


Karakteristik Kelas Reptilia

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh hewan yang termasuk dalam kelas Reptilia adalah sebagai berikut (Hickman et al., 2001):

  1. Bentuk tubuh bervariasi, ada yang sangat pendek dan ada yang memanjang. Tubuh ditutupi oleh tonjolan epidermal berupa sisik dengan penambahan lempeng tulang dari lapisan dermal.
  2. Tungkai berpasangan, biasanya dengan lima jari dan teradaptasi untuk memanjatberlari atau berenang, kecuali pada ular dan beberapa kadal
  3. Skeletonnya tersusun atas keras, tulang rusuk dilengkapi sternum ( kecuali pada ular) membentuk rongga/ keranjang dada yang lengkap, tengkorak memiliki satu kondilus oksipital
  4. Bernapas dengan paru-paru, tidak ada insang, kloaka digunakan untuk respirasi pada beberapa hewan, adanya lengkung branchi pada fase embrio
  5. Peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung dengan 3 ruang (2 atrium, 1 ventrikel), khusus pada ordo Crocodilia 4 ruang dan terdapat foramen panizzae. Memiliki satu pasang lengkung aorta
  6. Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanephros, hasil ekskresinya berupa asam urat terutama sisa nitrogen
  7. Sistem saraf dilengkapi dengan lobus optik pada bagian dorsal otak, 12 pasang saraf cranial pada tambahan saraf terminalis
  8. Alat kelamin terpisah, fertilisasi internal
  9. Telur ditutupi oleh cangkang kapur atau keras, selaput ekstraembrionik (amnion, korion dan allantois) , tidak ada fase larva yang hidup di air
  10. Hewan ektothermal, memiliki beberapa kebiasaan untuk menjaga suhu tubuhnya
  11. Dua lubang hidung pada moncongnya. Mata besar lateral, mempunyai kelopak mata atas dan bawah. Membrane niktitans tembus cahaya. Lubang telinga tetutup oleh lipatan kulit.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Perbedaan Sistem Pernapasan Vertebrata dan Avetebrata


Anatomi Reptilia

Integumen

Reptil memiliki kulit yang ditutupi oleh sisik yang keras, kering sebagai proteksi atau pelindung dari serangan yang bisa melukai tubuhnya. Kulitnya tersusun atas epidermis yang tipis yang dapat mengelupas secara periodik dan lapisan dermis yang sangat tebal dan berkembang baik. Pada lapisan dermis terdapat kromatofor, sel-sel yang memberi warna sehingga beberapa kadal dan ular bisa memiliki warna yang menarik. Karakteristik sisik pada reptil adalah sebagian besar dibentuk oleh keratin. Sisik-sisik tersebut merupakan derivat atau modifikasi dari lapisan epidermis sehingga sisik pada reptil berbeda dengan sisik pada ikan yang merupakan struktur dari lapisan dermis.


Pada beberapa reptil seperti aligator, sisik bertahan selama hidupnya, tumbuh secara bertahap. Sedangkan pada beberapa hewan yang lain seperti ular dan kadal, sisik baru tumbuh di bawah sisik yang lama, yang kemudian akan lepas sewaktu-waktu. Pada kura-kura lapisan baru dari keratin di bawah lapisan yang lama memipih, ini merupakan bentuk modifikasi dari sisik. Pada ular, kulit lama (epidermis dan sisik) dilepas secara terbalik; kadal membagi kulit lama dan masih meninggalkan sebagian besar kulitnya tersebut di sebelah kanan tubuhnya. Buaya dan kadal pada umumnya memiliki lempengan tulang yang disebut osteoderm yang ada dibawah sisik keratin (Hickman, 2001: 563).

Integumen


Selaput Ekstraembrio pada Telur

Cangkang (amnion) dari telur reptil mengandung makanan dan membran pelindung untuk mendukung perkembangan embrio di daratan. Reptil menyembunyikan telur-telur mereka di tempat tersembunyi di daratan. Hewan muda yang baru menetas bernapas menggunakan paru-paru muda bukan sebagai larva akuatik.

Selaput Ekstraembrio pada Telur

Embrio berkembang di dalam amnion yang dilengkapi dengan cairan amnion. Makanan disediakan oleh kuning telur (yolk) dari kantung yolk dan sisa metabolisme akan disimpan di bagian allantois. Selanjutnya allantois akan menyatu dengan korion, yaitu membran tipis di bagian dalam cangkang, kedua membran memiliki pembuluh darah yang membantu pertukaran oksigen dan karbondioksida yang akan dikeluarkan melalui pori- pori pada cangkang. Karena jenis telur ini tertutup dan memiliki sistem yang berdiri sendiri maka sering disebut sebagai telur cleidoic (Gr. Kleidoun : terkunci). (Hickman, 2001: 564).


Sistem Pencernaan Reptil

Sistem pencernaan reptil lengkap meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Sistem pencernaan pada reptil dimulai dari rongga mulut. Bagian rongga mulut
disokong oleh rahang atas dan bawah. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua (Mirajuddin et al, 2006: 93-94). Semua reptil memiliki gigi kecuali pada ordo testudinata. Pada saat jouvenil, reptil memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur untuk menetas, yang kemudian gigi telur tersebut akan tanggal dengan sendirinya hingga dewasa (Hidayat, 2009)


Rahang reptil memiliki desain atau bentuk yang sesuai untuk meremukkan dan mencengkeram kuat mangsanya. Otot pada rahang reptil lebih besar dan lebih panjang dari pada ikan atau amphibi sehingga pergerakan secara mekanik rahang pada reptil lebih baik dari keduanya (Mirajuddin et al, 2006: 93-94).

Dari mulut, makanan akan diteruskan ke esofagus (kerongkongan), ventrikulus(lambung), intestinum. Intestinum terdiri atas usus halus dan usus tebal. Di dalam intestinum, makanan dicerna secara kimiawi dan terjadi proses penyerapan sari-sari makanan. Sisa makanan akan dikeluarkan melalui kloaka (Mirajuddin et al, 2006: 93-94).

Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan berwarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan

Sistem Pencernaan Reptil


Sistem Pernapasan Reptil

Reptil bernapas menggunakan paru-paru. Paru-paru pada reptil berkembang lebing baik daripada hewan amphibi. Reptil secara khusus menggunakan paru-paru untuk pertukaran udara, dilengkapi oleh membran paringeal pada beberapa hewan akuatik seperti kura-kura. Reptil menghirup udara kemudian dimasukkan ke paru-paru melalui saluran torakalis yang besar yang diperoleh dengan cara mengembangkan rusuk dadanya (ular dan kadal) atau menggerakkan organ-organ dalamnya (kura-kura dan buaya). Reptil tidak memiliki otot diafragma (Hickman et al., 2001: 564).


Pada ular, paru-paru sederhana dengan struktur seperti kantung kecil atau alveoli di dindingnya. Pada buaya, beberapa kadal dan kura-kura, wilayah permukaan meluas karena perkembangan adanya pelekukan dan memiliki alveoli.

Mekanisme pernapasan pada sebagian besar reptil diawali dengan mengubah volume rongga tubuh. Kontraksi oto-otot mampu menggerakkan tulang dada dengan demikian, volume rongga tubuh meningkat dan tekanan udara menurun sehingga udara dari lingkungan masuk ke paru-paru. Kemudian, dengan kontraksi otot-otot tubuh, volume rongga tubuh dikurangi sehingga mengakibatkan udara keluar dari paru-paru.


Sistem pernapasan di atas terjadi pada semua reptil modern kecuali pada kura-kura karena adanya penyatuan tulang dada dengan cangkang kaku dan keras sehingga tidak bisa melakukan pernapasan seperti reptil pada umumnya. Kura-kura akuatik memiliki kulit yang lebih lentur dan dan sama dengan insang di bagian anal, untuk beberapa spesies. Kura-kura menggunakan kontraksi otot-otot sisi tubuhnya yang memperbesar rongga tubuhnya sehingga terjadi inspirasi. Kontraksi dua otot yang lain bersamaan dengan relaksasi, kekuatan dari organ viscera untuk naik ke atas ke arah paru-paru menyebabkan exhalasi. Kecepatan bernapas reptil sepertinya banyak dipengaruhi oleh aktivitas reptil dan temperatur lingkungan

Sistem Pernapasan Reptil


Sistem Peredaran Darah Reptil

Peredaran darah pada reptil adalah perdaran darah tertutup dan ganda. Sistem perdaran darahnya terdiri atas jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung pada reptil memiliki dua atrium dan dua ventrikel namun belum tersekat secara sempurna (kecuali pada buaya). Peredaran darah paru- paru dan sistemik hanya terpisah secara parsial. Kedua lengkung aorta kanan dan aorta kiri berfungsi dengan baik. Pada buaya, sekat ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat suatu lubang yang disebut foramen panizzae yang memungkinkan pemberian oksigen ke alat pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu menyelam di dalam air


Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinar matahari

Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbondioksida mengalir ke sinus venosus, kemudian masuk ke atrium kanan menuju ventrikel. Dari ventrikel, darah menuju arteri pulmonalis lalu masuk ke paru-paru. Di paru-paru terjadi pertukaran gas. Selanjutnya darah keluar dari paru-paru menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah memasuki ventrikel. Dari ventrikel terdapat dua aorta yang membelok ke kiri dan ke kanan. Aorta kanan berasal dari ventrikel kiri dan berfungsi membawa darah ke kepala dan seluruh bagian depan tubuh. Aorta yang lain berasal dari tempat antara ventrikel kanan dan kiri yang berfungsi membawa darah ke bagian belakang tubuh. Kedua aorta ini bercabang-cabang ke arteri yang menuju ke organ-organ tubuh (Aryulina, 2004: 136) .

Sistem Pernapasan Reptil


Sistem Saraf Reptil

Sistem saraf pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amphibi. Meskipun reptil memiliki otak yang kecil, otak depan atau serebrum relatif lebih besar bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain. Buaya merupakan hewan pertama yang memiliki serebral korteks (neopallium) yang sebenarnya. Hubungan ke sistem saraf pusat lebih maju. Dengan pengecualian indera pendengaran, organ sensori pada umumnya berkembang dengan baik. Organ jacobson adalah organ khusus untuk penciuman yang ada pada beberapa tetrapoda, sangat berkembang pada kadal dan ular. Rangsangan bau diterima oleh organ Jacobson melalui lidah hewan reptil.

Sistem Saraf Reptil Sistem Saraf Reptil 1

Ular mengenali bau mangsa atau bau benda yang lain dengan cara menjulurkan lidahnya. Pada saat lidahnya menjulur kemudian ditarik kembali ke dalam mulut, terdapat pertikel-pertikel yang menempel di permukaan lidahnya. Kemudian partikel bau tersebut dilewatkan melalui dua rongga kecil yang mengarah ke organ Jacobson. Rongga yang mengarah ke organ Jacobson dilapisi dengan jaringan sensitif yang membantu daam proses keseluruhan proses penciuman ular. Setelah partikel dilewatkan ke rongga dan organ Jacobson, komposisi partikel dipecah dan dikirim ke otak melalui serangkaian struktur saraf yang kompleks.


Otak kemudian menerjemahkan partikel- partikel ini dan mengidentifikasi apakah partikel tersebut milik mangsa, feromon dari ular yang lain atau bersumber dari benda- benda yang dikenal atau tidak dikenal. Lidah pada ualr bercabang karena disesuaikan dengan fungsinya yaitu untuk menyalurkan partikel ke kedua lubang yang mengarah ke organ Jacobson. Adanya dua lubang itulah yang mengharuskan ular untuk melewatkan partikel secara bersamaan ke dalam lubang tersebut (Crawford, 2006)


Sistem Reproduksi Reptil

Jenis kelamin pada reptil terpisah antara hewan jantan dan hewan betina. Pada hewan jantan, organ reproduksi terdiri atas testis, vas deferent dan bermuara di kloaka. Saluran pengeluarannya menjadi satu dengan saluran pengeluaran dari ginjal metanephros. Semua reptil, kecuali tuatara memiliki organ kopulasi yang fungsional. Strukturnya bervariasi pada tiap kelompok hewan, tetapi semuanya memiliki jaringan ereksi yang merupakan bagian terpenting dalam mekanisme fertilisasi internal. Organ kopulasinya berupa satu pasang hemipenis. Pada kadal dan ular, hemipenis memanjang seperti ekor. Hanya satu hemipenis yang akan masuk ke organ fertilisasi hewan betina, tetapi keduanya masuk secara bergantian.

Sistem Reproduksi Reptil


Alat Gerak pada Reptil

Semua reptil memiliki tungkai yang berpasangan, kecuali anggota tanpa tungkai, memiliki struktur tubuh yang lebih baik dari pada amphibi dan memiliki desain atau bentuk tungkai yang sesuai untuk berjalan di daratan. Sebagian besar reptil modern berjalan dengan tungkai-tungkai yang meregang ke bagian luar dan perut mereka begitu dekat dengan tanah atau daratan. Sebagian dinosaurus, dan beberapa kadal, berjalan dengan tungkai yang tegak menopang tubuhnya, perubahan yang disesuaikan untuk pergerakan yang cepat dan mendukung berat tubuhnya. Beberapa dinosaurus berjalan hanya dengan tungkai belakang yang sangat kuat (Hickman et al., 2001). Reptil yang tidak mengalmi reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar (Zug 1993

Alat Gerak pada Reptil


Sistem Ekskresi pada Reptil

Organ ekskresi pada reptilia adalah dua ginjal kecil metanephros. Pada subkelas Diapsida, sisa metabolisme nitrogen dibuang dalam bentuk asam urat, pada kura-kura sisa metabolisme utama yang diekskresikan adalah urea. Ginjal pada reptil tidak bisa menghasilkan urine cair yang lebih pekat dari pada cairan tubuh mereka. Hal ini karena tidak adanya struktur khusus di nephros ginjal yaitu lengkung Henle, sehingga beberapa reptil menggunakan usus besar dan kloaka untuk membantu reabsorbsi air. Beberapa hewan juga bisa mengambil dan menyimpan air dalam suatu kantung. Kelebihan garam juga diekskresikan oleh beberapa reptil melalui lubang hidung (nasal) dan kelenjar garam


Saluran ekskresi pada reptil berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada ordo Squamat dan kloaka dengan celah membujur terdapat pada ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia (Hidayat, 2009

Sistem Ekskresi pada Reptil


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Jenis Dan Ciri-Ciri Amfibi Dalam Ilmu Biologi


Ciri-ciri Reptil

Terdapat beberapa perbedaan penutup tubuh pada reptilia. Pada cicak, sisiknya terbuat dari zat tanduk yang berbintik-bintik. Pada kura-kura dan buaya, tubuhnya terlindungi oleh alat pelindung yang keras disebut karapaks. Pada ular, sisiknya dapat berganti atau mengelupas.


Binatang melata adalah sebutan untuk jenis binatang reptil atau hewan berdarah dingin dan mempunyai lapisan sisik pada kulit mereka. Sebagian besar binatang melata atau reptilia berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) dan embrio dari telur mereka di selubungi oleh lapisan yang di sebut membran amniotik, meskipun demikian ada juga jenis binatang melata yang ebrkembang biak dengan melahirkan anaknya (vivipar), yaitu spesies squamata.

Ukuran binatang melata atau reptil bervariasi dari yang memiliki bentuk badan kecil seperti tokek dan kadal, sampai binatang reptil dengan ukuran raksasa seperti buaya dan biawak.


Populasi binatang reptil tersebar di seluruh dunia, mereka dapat hidup dan beradaptasi dengan iklim di sekitar tempat tinggalnya, kecuali di benua antartika tidak terdapat binatang melata atau reptilia.


Ciri-ciri Hewan Reptil

  • tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor
  • habitat di darat dan di air
  • tubuh ditutupi sisik yang tersusun atas zat tanduk
  • bernapas dengan paru-paru
  • berdarah dingin (poikiloterm)
  • berkembang biak dengan bertelurpasang kaki, kecuali pada ular
  • umumnya alat gerak berupa dua
  • jantung terdiri dari 4 ruang dengan sekat yang belum sempurna

Jenis hewan eptil ini juga memiliki ciri-ciri khusus. yaitu sebagai berikut :

  1. Jenis hewan ini mempunyai kulit yang bersisik dan kering yang terbuat dari sebuah zat tanduk yang fungsi nya untuk melindungi dari kekeringan.
  2. Jenis hewan ini berjalan dengan melata yang dimana semua tubuh menelungkup ke permukaan tanah, sedangkan pada bangsa ular bergerak dengan mengerutkan otot di kedua sisi tulang belakang yang secara bergantian.
  3. Reptil memiliki dua pasang kaki dan pada tiap kaki memiliki cakar. Sedangkan pada hewan penyu kakinya memipih yang berbentuk kayuh untuk membantu ketika sedang berenang.
  4. Reptil ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) pada penyu dan bertelur melahirkan (ovovivipar) pada ular boa. Fertilisasi secara internal, alat kelamin jantan disebut sebagai hemipenis.

Reptilia adalah hewan darat yang dapat hidup di air. Hewan ini bernapas dengan paru-paru. Kulit reptilia sangat keras, kering, dan bersisik. Kulit reptil yang keras disebabkan adanya zat kapur (zat kitin) seperti pada kura-kura. Hewan ini berdarah dingin, bergerak dengan menggunakan perut (melata), seperti ular dan ada juga yang menggunakan keempat kakinya, seperti buaya, komodo, biawak, kadal, dan penyu.


Reptilia berkembang biak dengan bertelur dan ada juga yang ber- telur dan beranak. Pembuahan terjadi dalam tubuh induk betina (internal). Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu:

  • Ordo Ophidia (bangsa ular), contohnya ular pohon, ular piton, dan ular sawah.
  • Ordo Crocodilia (bangsa buaya), contohnya buaya dan aligator.
  • Ordo Lacertilia (bangsa kadal), contohnya kadal, komodo, bunglon, biawak, dan tokek.
  • Ordo Chelonia ( bangsa kura-kura), contohnya kura-kura dan penyu.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Keanekaragaman Hayati, Manfaat, Jenis dan Klasifikasi

Struktur Tubuh Reftil

  • Struktur tubuhnya yang terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor
  • Pada Masing-masing kaki memiliki jari dengan cakar
  • Pada mulutnya yang memanjang, dengan gigi conical (berbentuk kerucut)
  • Didekat ujung moncongnya terdapat dua nostril (eksternal nares) yang sebagai organ respirasi
  • Mata besar yang terletak di lateral dengan dua kelopak mata dan membran nictitan
  • Pada telinga terbuka dibelakang mata
    Warna sel pigmen (chromatophores)

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kingdom Animalia : Ciri, Klasifikasi, Gambar & Contoh (LENGKAP)

Klasifikasi Reftil

Kebanyakan orang hanya tau kalo hewan reftil hanya ular dan buaya saja. Tapi hewan reftil itu banyak sekali jenis hewan-hewan lain yang termasuk ke dalam kelas reptil. Agar lebih mudah untuk membedakan hewan-hewan tersebut, para ahli sudah mengklasifikasikan ke dalam beberapa ordo. yaitu sebagai berikut ini


a. Ordo Squamata

Squmata yaitu salah satu jenis hewan reptil yang pada umumnya memiliki kulit bersisik. Ordo Squamata yaitu ordo terbesar dari kelas reptil. Sebagian dari hewan reptil termasuk kedalam ordo squamata.
Contohnya : yakni pada bangsa ular dan kadal. Ordo ini terbagi atas 3 subordo, yaitu diantaranya :

  • Subordo Lacertilia
    Jenis Hewan yang satu ini termasuk kedalam subordo ini umumnya memiliki sisik yang bervariasi, bercakar dan bersifat pentadactylus yaitu pada kaki belakang yang terdiri atas 5 jari dan terdapat selaput renang diantara jari-jari kaki tersebut. Hewan yang termasuk kedalam subordo ini memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain itu, mereka juga memiliki lidah yang panjang dan bisa dilontarkan untuk menangkap mangsa, contohnya: hewan Bunglon. Meskipun kebanyakan dari hewan dari subordo ini juga bersifat autotomi yaitu bisa melepaskan ekornya ketika ada bahaya contohnya : Cecak.
  • Subordo Serpentes
    Bangsa ular yaitu salah satu jenis hewan yang termasuk ke dalam subordo. Subordo ini juga dikenal dengan suatu keunikannya yaitu tidak memiliki kaki. Ciri lainnya yaitu mereka tidak memiliki kelopak mata yang sehingga kelopak mata tersebut digantikan oleh suatu selaput transparan yang berfungsi untuk melindungi mata.
    Keunikan lain dari subordo ini yaitu jenis reftil ini memiliki thermosensor, organ perasa (tactile organ) dan organ Jacobson yang sebagai reseptornya yang sehingga bangsa ular memiliki penciuman tajam yang peka terhadap sebuah rangsangan kimia di rongga hidungnya. Sebagian dari bangsa ular memiliki taring bisa yang berfungsi sebagai pertahanan dan melumpuhkan mangsanya.
    Contohnya : Ular
  • Subordo Amphisbaenia
    Subordo Amphisbaenia jenis hewan ini tidak berkaki ntapi memiliki suatu kenampakan seperti cacing karena pada warnanya yang agak merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin. Karena waktu hidupnya kerap menghabiskan waktu di bawah tanah, yang sehingga sedikit sekali informasi yang bisa di dapatkan dari hewan reptil ini. Kepalanya yang bersatu dengan lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median pada bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya yang tersembunyi oleh sisik dan kulit. Bentuk tubuhnya memanjang dan pada bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya.
    contohnya : dari hewan ini yakni wormlizards

b. Ordo Crocodilia

Bangsa buaya yaitu salah satu jenis dari ordo ini. Ordo crocodilian ini memiliki sebuah sisik yang tebal dan terbuat dari sebuah keratin yang diperkuat dengan sebuah lempengan tulang yang disebut dengan skuta yang sebagai pelindung. Berbeda dengan ular, sisik pada hewan buaya ini rontok satu persatu. Buaya juga memiliki otot yang kuat pada ekornya. Pada Kepala ordo crocodilian ini berbentuk piramida, keras dan kuat yang disertai dengan gigi yang runcing yang berfungsinya untuk mencabik-cabik mangsanya.
Contoh : dari ordo ini yaitu Buaya Air Tawar, Buaya Air Asin dan berbagai jenis bangsa buaya lainnya.


c. Ordo Chelonia

Ordo chelonian yaitu salah satu jenis hewan reptilian yang memiliki cangkang, Bentuk tubuh yang pendek dan lebar dilindungi oleh karapas dan plaston, tidak bergigi dan lidah tidak bisa menjulur. Cangkang pada jenis ordo ini yaitu pada bagian dari tulang belakang dan di modifikasi dari tulang rusuk yang berfungsi untuk pertahanan serta untuk perlindungan dari predator. Sedangakan cangkang bagian atas dari chelonian ini disebut dengan karapaks sedangkan pada bagian bawahnya disebut dengan plaston.
Contoh : hewannya yaitu Kura-kura dan penyu.


d. Ordo Rynchochephalia

Jenis reftil yang ini merupakan ordo terakhir dari kelas reptil. Hewan yang termasuk ke dalam ordo ini yaitu Tuatara dan satu satunya spesies yang termasuk ke dalam ordo ini. Dikabarkan bahwa hewan tuatara ini sudah hidup sejak zaman dinosaurus. Tuatara ini berasal dari pulau lepas pantai di Selandia Baru. Ciri-ciri pada tuatara ini sendiri yakni memiliki duri yang berderet di sepanjang tulang belakang dan memiliki mata ketiga yang berfungsi untuk mengenali suatu perbedaan antara gelap dan terang.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Hewan Ovovivipar

Contoh Hewan Reptil

Penyu

Penyu merupakan jenis reptil dari bangsa kura-kura yang telah hidup sejak 145 juta tahun yang lau. Penyu menurut data ilmuwan merupakan hewan yang seusia dengan dinosaurus.

Penyu mempunyai sepasang tungkai yang berfungsi membantunya berenang di air. Sehingga binatang melata ini sering juga disebut duyung. Penyu bernapas dengan paru-paru. Meskipun sebagian besar hidupnya di laut, ia akan sesekali naik ke permukaan untuk mengambil napas. Kehidupan penyu pada umumnya suka berimigrasi dengan jarak yang sangat jauh yakni 3.000 kilomter . Dan ia menempuh jangkaun tersebut dalam waktu 58 – 73 hari.

Penyu Hijau (Chelonia mydas)

Penyu Penyu Hijau (Chelonia mydas) adalah penyu laut besar yang masuk ke dalam keluarga Cheloniidae. Hewan melata air ini dapat hidup dan bertahan di hampir semua laut tropis dan subtropis terutam di Samudra Antalntik dan Samudara Pasifik.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom Animalia
Filum Chordota
Class Reptilia
Ordo Testudines
Famili Cheloniidae
Genus Chelonia
Spesies Chelonia mydas (Penyu Hijau)

Kata hijau diambil dari lemak yang menempel di bagian bawah cangkang mereka. Inilah alasan kenapa para ilmuwan menyebut reptil ini dengan penyu hijau. Menurut data para ilmuwan zoologi terdapat 100.000 ekor penyu hijau hilang atau terbunuh di kepulauan Indonesia – Australia.


Secara fisik penyu hijau berwarna kuning kehijaun atau coklat hitamn gelap. Cangkangnya apabila dilihat dari atas seperti telur bulat dan kepala relatif kecil dan tumpul. Setiap penyu memiliki panjang mulai dari 80 – 150 cm dengan berat bisa mencapai 132 kg. Makanan penyu laut adalah tumbuhan laut seperti rumput laut dan alga. Hewan melata ini menyebar di kawasan pesisir Afrika, India dan Asia Tenggara serta di sepanjang pesisir Australia dan Kepulaun Pasifik Selatan.


Fakta menunjukkan bahwa sekitar 70% penyu hijau terdampar bahkan mati di pesisir Kepulauan Hawai. Penyebab kematian penyu hijau secara pasti belum di ketahui. Namun untuk saat ini ia mati karena tumor di bagian tubuhnya. Dewasa ini keberadaan penyu hijau hampir punah. Sebab banyak pemburu ilegal membunuh dan menguliti cangkangnya untuk hiasan.Sedangkan telur dijadikan sebagai protein yang bernilai tinggi dan obat yang manjur. Kemudian dagingnya sebagai makanan yang enak.


Selain itu ada beberapa ancaman yang sangat serius terhadap menurunnya keberadaan penyu hijau di seluruh dunia. Diantaranya adalah hilang dan rusaknya habitat aslinya. Makna habitat asli disini adalah tidak adanya lagi tempat yang layak bagi penyu hijau untuk meletakkan telur-telur dan tempat penyu hijau mencari makan yakni terumbu karang mengalami kerusakan akibat sedimentasi. Setiap tahun ada 80.000 penyu hijau ditangkap dan dibunuh di Baja, Califortnia dan di kawasan Asia Tenggara terkhusus Bali. Mereka para pemburu ilegal menangkap penyu hijau untuk diawetkan dan dijual sebagai cinderamata bagi para wisatawan.


Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)

Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)


Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) adalah jenis penyu yang keberadaanya hampir punah dan penyu in masuk ke dalam famili Cheloniidae. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) menyebar di seluruh dunia dengan 2 subspesies yang berbeda yakni Eretmochelys imbricata imbricata dan Eretmochelys imbricata bissa. Eretmochelys imbricata imbricata terdapat di laut Atlantik dan Eretmochelys imbricata bissa terdapat perairat Indo-Pasifik.

Tidak ada ciri unik dari penyu ini, karena hampir sama dengan penyu pada umumnya. Namun tubuhnya berbentuk datar dengan karapaks sebagai pelindung dan pada lengannya seperti sirip yang berfungsi untuk berenang di samudra terbuka. Perbedaan penyu sisik atau Eretmochelys imbricata dengan penyu lainnya adalah terletak pada paruyhnya yang melengkung dengan bibir bagian atas sediki menonjol serta tambilan pinggir cangkangnya seperti gergagji.


Ciri khas dari penyu sisik ini adalah mampu berubah warna berdasarkan temperatur air tempat dia berada. Secara umumny apenyu sisik akan menghabiskan hidupnya di laut terbuka, akan tetapi sesekali ia akan ke sungai maupun laguna yang dangkal. Hal sangat disayangkan adalah tidak adanya rasa empati manusia terhadap keberadaan penyu sisik ini. Sehingga menurut data dari WCU ( World Conservation Union), penyu sisik masuk ke dalam hewan yang hampir punah atau kritis. Para pemburu ilegal ini memanfaatkan cangkang penyu sisik sebagai material utama untuk bahan dekorasi atau hiasan rumah.

Oleh karena itu badan yang bertanggung jawab melindungi spesies hewan punah yakni CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) melarang dan menindak lanjuti bagi siapa saja yang mengambil dan menangkap serat menjual penyu sisik dalam bentuk apapun.


Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)

Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)


Penyu Lekang (Lepidochelys olivachea) merupakan jenis penyu yang hampir mirip dengan penyu hijau namun kepalanya lebih besar dan karapasnya lebih langsing dan bersudut.Dibandingkan dengan penyu hijau, penyu lekang berwarna hijau pudar yang mempunyai 5 atau lebih sisik lateral di bagian samping tubuhnya.

Penyu lekang abapila dibandingkan dengan ketujuh jenis penyu yang ada, ia merupakan penyu terkecil yang pernah ada. Dan di Indonesia sendiri ada sekitar 1000 sarang penyu lekang yang dilindungi. Penyu lekang termasuk jenis penyu karnivora. Karena makanan kesehariannya adalah kepiting, kerang, udang dan remis yang bisa mereka temukan di sungai ataupun laut.


Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)

Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)

Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah hewan melata yang keempat terbesar di dunia setelah jenis buaya. Penyu raksasa satu ini masuk ke dalam jenis suku Dermochelydae. Kalau ditengah masyarakat penyu ini lebih dikenal dengan penyu raksasa, kantong atau mabo. Sedangkan dalam bahasa inggris penyu ini disebut dengan Leatherback sea turtle.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom Animalia
Filum Chordota
Class Reptilia
Ordo Testudines
Famili Cryptodira
Genus Dermochelys
Spesies Dermochelys coriacea

Penyu raksana ini sangat mudah ditandai yaitu dari karapaksnya yang berbentuk seperti garis-garis belimbing. Uniknya pada bagian karapaksnya tidak ditutupi oleh tulang melainkan hanya ditutupi oleh kulit dan daging yang berminyak. Kemudian untuk penyu belimbing yang masih anakan, kepalanya berbentuk bulat dan tanpa sisik. Sangat berbeda dari jenis penyu lain. Penyu belimbing memiliki paruh yang lemah dan tidak tajam serta tidak mempunyai permukaan penghancur atau pelumat makanan.


Bentuk tubuh dari penyu belimbing jantan adalah lebih pipih dibandingkan dengan penyu belimbing betina. Plastron memiliki cekungan ke dalam. Begitu juga dengan panggulnya sempit. Karapasnya berwananya kehitaman atau coklat tua dengan bercak putih dan bercak hitam di bagian bawahnya. Hewan melata ini bisa berukuran 700 kg dengan panjang mampu mencapai 3,05 meter. Penyu belimbing apabila jalan di darat termasuk hewan melata yang paling lambat gerakannya akan tetapi jika di air atauy laut kecepatannya bisa mencapai 35 km/jam. Dan termasuk hewan melata tercepat di dunia.

Penyu belimbing tersebar di kawasan tropis dan subtropis serat di Samudra Hindia, Pasifik dan Atlantik. Indonesia merupakan populasi terbesar penyu ini berada. Sama halnya dengan jenis penyu lain, hewan reptil ini berimigrasi dari satu pantai ke pantai lain untuk mencari sarang bertelur. Dan masa imigrasi hewan ini antara 2 – 3 tahun dengan rentang waktu istirahat adalah 9 – 10 hari.


Untuk bisa bertahan hidup penyu belimbing akan mengkonsumsi ubur-ubur yang bisa diperolehnya di permukaan bawan laut dan apabila hendak bertelur maka bisa menghasilkan 80 -100 butir. Faktanya setalah masa menetas hanya sedikit penyu belimbing yang mampu bertahan dan selamat sampai ke laut. Selebihnya diburu atau dimangsa oleh manusia atau predator lainnya. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah salah satu jenis penyu yang langka dan wajib dilindungi. Di Indonesia sendiri ada keputusan menteri yang melindunginya yakni Keputusan Menteri Pertanian No. 327/Kpts/Um/5/1978.


Penyu pipih (Natator depressus)

Penyu pipih (Natator depressus)

Penyu pipih (Natator depressus) adalah jenis penyu yang endemik yang memiliki karapas rendah namun berkubah dengan tepi terbalik. Panjang karapsanya bisa mencapai 90 – 95 cm dengan warna zaitu keabuan dan plastron berwana krim. Namun untuk anak bayi pipih, karapasnya berwana abu-abu dengan sisik yang khas bergaris hitam. Sedangkan untuk plastron dan karapasnya berwarna putih.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Animalia
Filum Chordota
Class Reptilia
Ordo Testudines
Famili Cheloniiidae
Genus Natator
Spesies Natator depressus

Istilah natator diambil dari bahasa latin yang artinya perenang dan depressus bermakna pipih. Jadi apabila digambungkan Natator depressus adalah penyu pipih perenang. Penyu pipih (Natator depressus) tersebar luas di lepas pantai Papua Nugini, pantai utara Australia, teluk, perairan yang dangkal, peraitan berumput dan terumbu karang serta muara dan laguna.


Uniknya dari perseberan tersebut Penyu pipih (Natator depressus) hanya membuat sarang di bagian utara Australia. Yakni dimulai dari Exmouth hingga Taman Konservasi Mon Repos di Queesland.Secara anatomi Penyu pipih (Natator depressus) memiliki karapas dengan panjang rata-rata 90 cm. Dengan bentuk seperti kubah dengan tepi terbalik dan empat pasang sisik rusuk yang berjumlah kurang dari sisik rusuk dari penyu lainnya.


Di posisi bagian atas akan terdapat perut dengan warna abu-abu zaitu dan sedikit lebih pucat. Serta sepasang sisik tunggal di bagian depan kepala. Inilah yang membedakan antara jenis penyu lainnya.Keunikan dari Penyu pipih (Natator depressus) adalah ia memproduksi jumlah telur yang sedikit namun ukurannya jauh lebih besar dari jenis penyu lain. Sekali memproduksi telur berjumlah 55 butir.


Keunikan yang kedua yaitu proses perkawinan hanya terjadi di laut. Dan untuk penyu jantan tidak akan pernah kembali ke pantai. Proses perkawinan ini berlangsung kurang lebih 1,5 jam. Apabila telah selesai proses perkawinan maka seekor penyu betina akan meletakkan telur di pantai dengan menggunakan sirip depan untuk menggali dan sirip belakang untuk menuutup lubang pasir.Telur yang mereka letakkan rentan terhadap predator seperti goanna pasir dan dingo serta rubah merah. Dan yang sedihnya lagi manusia juga ikut serta menangkao telur untuk dijadikan makanan yang mengandul nilai gizi tinggi.


Hal perlu diketahui adalah penyu pipih hanya melakukan masa kawin 2 – 3 tahun sekali. Dan apabila telah ke sampai ke laut sulit bagi predator untuk memangsanya karena ukuran tubuhnya cukup besar. Kecepatan berenang Penyu pipih (Natator depressus) saat di laut bisa mencapai 29 kilometer per jam. Dan makanan utama mereka adalah lamun, invertebrata laut termasuk moluska, ubur-ubur dan beberapa jenis udang serta ikan.


Penyu tempayan (Caretta caretta)

Penyu tempayan (Caretta caretta)

Penyu tempayan (Caretta caretta) adalah spesies terakhir dari jenis penyu yang hidup di dunia. Penyu tempayan (Caretta caretta) juga merupakan jenis penyu yang hidup di perairan Indonesia.Penyu tempayan (Caretta caretta) ialah jenis penyu yang paling langka dan dilindungi oleh pemerintahan Indonesia khususnya dan PBB secara umum. Istilah lain yang dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah penyu bromo atau dalam bahasa inggris disebut Loggerhead. Dibandingkan dari jenis penyu lain, Penyu tempayan (Caretta caretta) memilikii kepala yang berukuran besar dan rahang yang kuat. Panjang hewan melata ini bisa mencapai 90 cm dengan berat dewasa 135 kg.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom Animalia
Filum Chordota
Class Reptilia
Ordo Testudines
Famili Cheloniidae

Dengan ukuran berat tubuh yang besar tersebut menjadikan Penyu tempayan (Caretta caretta) sebagai penyu terbesar kedua setelah penyu belimbing. Karapas Penyu tempayan (Caretta caretta) terbilang keras dengan warna coklat kemerahan atau kuning orange. Pada karapasnya terdapat empat pasang sisik coactal dan lima buah sisik vertebral. Akan tetapi plastronnya berwana kuning pucat. Pada bagian leher Penyu tempayan (Caretta caretta) berwarna coklat serta pada bagian bawahnya berwarna kuning. Begitu juga dengan kepala memiliki warna dengan karapas, Akan tetapi untuk anakannya berwana coklat.


Penyu tempayan (Caretta caretta) hidup di daerah tropis dan subtropis yakni di Samudra Antlantik, hindia, Pasifik dan Laut Mediterania. Penyeberannya pun sangat luas, hampir semua negara memiliki jenis Penyu tempayan (Caretta caretta) ini. Khusus untuk Indonesia, Penyu tempayan (Caretta caretta) hanya mampir saja adapun belum pernah ada data yang menunjukkan bahwa Penyu tempayan (Caretta caretta) pernah meletakkan telur di pesisir pantai Indionesia.


Penyu tempayan (Caretta caretta) termasuk hewan karnivora. Yakni mekanan kepiting, ubur-ubur, kerang, ikan dan lain sebagainya. Namun untuk anakannya mengkonsumsi rumput laut dan alga. Belum diketahui berapa banyak populasi yang masih hidup, akan tetapi di Indonesia sendiri semua jenis penyu termasuk Penyu tempayan (Caretta caretta) adalah hewan melata yang dilindungi oleh undang-undang.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Persebaran Fauna Indonesia – Bagian Barat, Peralihan, Timur, Asiatis, Tipe Australia

Kura-Kura

Sebagian orang mengira bahwa antara kura-kura dan penyu adalah hewan melata yang sama bentuknya. Akan tetapi kedua jenis hewan ini merupakan reptil yang berbeda bentuk namun satu ordo. Kura-kura masuk ke dalam famili Testudinidae dan merupakan hewan vertebrata berkaki empat serta bersisik. Cangkangnya terdiri dari dua bagian yaitu karapas dan plastron.

Menurut data yang dimuat oleh para ahli taksonomi bahwa kura-kura terbagi menjadi dua jenis yaitu kura-kura darat (land toroise) dan kura-kura air tawar (fresswater tortoise). Khusus untuk kura-kura air tawar akan kita bahas di subjudul selanjutnya. Ada 11 jenis kura-kura darat. Tahukah Anda apa sajakah itu? Berikut ulasannya.

Aldabra (Aldabrachelys gigantea)

Aldabra (Aldabrachelys gigantea)

jenis kura-kura yang paling besar kedua di dunia. Ukuran kura-kura tersebut bisa mencapai 100 kg. Kura-kura Aldabra selain memiliki ukuran tubuh yang besar namun juga memiliki usia yang panjang yakni bisa mencapai 255 tahun.

Secara spesifik Aldabra memiliki canhkang yang berbentuk kubah besar. Fungsi untuk melindungi dir dari serangan pemangsa. Leher pada hewan melata ini memiliki panjang yang luar biasa. Sehingga sangat mudah baginya untuk meraih dedaunan yang tinggi. Rata-rata ukuran tubuh Aldabra jantan adalah 1,1 meter sedangkan untuk Aldabra betina yaitu 0,9 meter.

Galapagos (Chelonoidis nigra)

Galapagos (Chelonoidis nigra)

Galapagos merupakan hewan melata terbesar pertama di dunia. Ukurannya bisa mencapai 1,87 atau 6,1 kaki. Dengan berat berkisar 272 hingga 317 kg. Kura-kura ini dapat ditemukan di Kepulauan Galapagos. Untuk memperoleh dedaunan yang tinggi, galapagos memanfaatkan lehernya yang panjang untuk meraih dedaunan tersebut.

Meskipun ukuran tubuhnya besar bukan berarti hewan ini termasuk karnivora, melainkan jenis hewan herbivora. Makanan yang biasa dia konsumsi adalah dedauan yang hijau dan segar. Karena keberadaanya tinggal sedikit maka Convention on International Trade Endangered Species of Wild Fauna dan Flora mengumumkan bahwa galapagos termasuk ke dalam hewan yang wajin dilindungi.


African Spurred Tortoise (Centrochelys sulcata)

African Spurred Tortoise (Centrochelys sulcata

African Spurred Tortoise sering disebut juga kura-kura Sulcata. Hewan melata ini bisa ditemukan di sebelah selatan Gurun Sahara tepatnya di bagian utara Afrika. Sulcata berasal dari bahasa latin yang artinya kerutan. Hal ini sesuai dengan bentuk tubuhnya yang dipenuhi kerutan di bagian sisiknya.

African Spurred Tortoise merupakan hewan sebangsa kura-kura terbesar ketiga setelah 2 contoh hewan kura-kura diatas. Ukuran berat badannya mencapai 105 kg dengan panjang per ekor 83 cm. Hewan ini mampu hidup mulai usia 50 – 150 tahun. African Spurred Tortoise banyak dijadikan hewan peliharaan sebab warna dan bentuknya terbiulang unik serta menarik perhatian.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Organisme

Buaya / Crocodile

Buaya

Jika Anda melihat buaya menelan, itu tidak ada apa-apanya- pada kenyataannya, buaya sering menelan batu-batu besar yang tetap tinggal di perut mereka, membantu mereka untuk menggiling dan mencerna makanan mereka (seperti rempela burung) dan juga bertindak sebagai pemberat suatu untuk membantu mereka menyelam lebih dalam.

Saltwater Crocodile atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan buaya air asin, merupakan reptil terbesar di dunia. Tumbuh dengan panjang lebih dari 6 meter (20 kaki). Buaya ini memiliki gigi raksasa yang diklaim dapat menghancurkan tengkorak sapi di rahang reptil tersebut. Bahkan, ada mood tertentu yang bisa membawa makhluk hidup buas ini untuk menyerang manusia.

Area populasi buaya ini hidup di wilayah Australia. Selain itu, buaya air asin juga berkembangbiak mulai dari Asia Tenggara hingga Australia. Dari namanya, diketahui buaya jenis ini juga bisa hidup di laut seperti yang pernah ditemukan di laut Jepang.

Konon, eksistensi buaya ini telah ada atau lebih tua dari dinosaurus, sehingga buaya air asin mampu memberi informasi sekilas mengenai nenek moyang hewan raksasa yang pernah hidup di zaman prasejarah.


Ular

Ular

Ular adalah salah satu makhluk paling ditakuti di muka bumi dan banyak orang percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas kematian orang banyak. Namun pada kenyataannya, di Amerika Serikat, empat kali lebih banyak orang mati oleh lebah tawon daripada gigitan ular! Ular yang bertanggung jawab atas kematian manusia bukanlah raja kobra tetapi carpet viper yang hidup di wilayah dari Afrika Barat ke India. selain itu, meskipun Mamba hitam secara luas dianggap ular paling beracun , Cobra Asia membunuh lebih banyak orang, embuatnya menjadi ular yang lebih mematikan.


Bunglon

Bunglon

Bunglon akan mengubah warna tubuh mereka tidak hanya untuk kamuflase dan untuk berbaur dengan latar belakang, tetapi juga sesuai dengan cahaya, suhu dan bahkan suasana hati-nya! Satu hal lagi yang unik tentang bunglon – mereka adalah satu-satunya binatang yang dapat menggerakan dan memfokuskan mata mereka secara terpisah, mata mereka berputar ke arah yang berbeda dan memberi mereka kemampuan untuk melihat dalam dua arah yang berbeda dan fokus pada objek terpisah secara bersamaan.

Lanjut tentang bunglon, bunglon juga satu-satunya binatang yang dapat memanjangkan lidahnya sampai 3 kali lebih panjang dari tubuhnya untuk menangkap makanan. lidah ini terlempar keluar dari mulut dengan kecepatan sangat tinggi dan menjerat mangsanya menggunakan ujung lidahnya yang lengket.


Komodo Dragon

Komodo Dragon

Hewan ini dijuluki sebagai the king of lizard. Komodo ini juga disebut sebagai hewan pemburu mematikan yang memiliki panjang hingga 3 meter (10 kaki). Hewan ini biasanya berburu di sore hari, menyergap mangsanya dengan menggunakan cakarnya yang tajam dan kuat.

Memiliki ekor yang kuat dan memiliki racun yang mematikan. Istilah Dragon, tampaknya tepat untuk nama komodo dengan ukuran besar serta tampak seperti monster ganas yang siap menerkam mangsanya. Selain itu, air liur Komodo Dragon ini mengandung bakteri yang bernama virulent strains. Setiap gigitan komodo bisa mengakibatkan infeksi yang fatal


Tuatara / iguana 

iguana

Jenis iguana ini memang tidak memiliki ukuran besar , namun hewan ini merupakan kerabat terdekat dari reptil dan ular yang pernah hidup di era Mesozoic, sekira 250 juta tahun lalu. Tuatara memiliki kaki dan struktur otak yang sangat mirip dengan hewan amfibi.

Kabarnya, hewan ini memiliki tiga kelopak mata di setiap matanya serta mata ketiga yang disebut parietal eye. Kemungkinan mata ketiga ini berfungsi untuk mendeteksi siklus siang dan malam. Selain itu, tulang punggung hewan ini menyerupai ikan, sedangkan rusuknya seperti yang dimiliki pada burung. Tuatara hidup di pulau lepas pantai, wilayah Selandia Baru.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari