Pengertian Morfem
Morfem adalah unit terkecil dari tata bahasa yang memiliki arti. Morfem tidak dapat dibagi menjadi bentuk yang lebih kecil dari bahasa lagi. Dalam tata bahasa Inggris, morfem berfungsi untuk membedakan bentuk jamak (plural), mengatakan masa lalu (past tense), dan sebagainya. Grammar tradisional tidak mengakui konsep atau morfem jangka, morfem karena unit tidak dalam sintaks, dan tidak semua morfem memiliki makna filosofis.
Baca Juga : Semantik Adalah – Pengertian, Sejarah, Jenis, Unsur, Manfaat, Analisis, Para Ahli
Penulisan Morfem
Dalam penulisan morfologi, sebuah morfem biasanya dilambangkan dengan mengapitnya di antara kurung kurawal. Berikut ini adalah contohnya.
Morf dan Alomorf
Morph morfem adalah bentuk terkecil dari status tidak diketahui dalam kaitannya dengan morfem keanggotaan. Sementara alomorf sudah dikenal untuk membentuk Status morfem. Misalnya dalam bentuk {} dia menggali. Form {} ketika ia morfemnya status tidak diketahui disebut morph, tapi setelah terungkap bahwa statusnya sebagai distributor terhadap berkonsonan fonem / g / kemudian berubah disebut alomorf.
Klasifikasi Morfem
Berikut ini adalah klasifikasi dari morfem, sebagai berikut:
Baca Juga : Pengertian Kata
-
Berdasarkan kebebasannya
Jenis morfem ini dibedakan menjadi dua:
- Morfem bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam petuturan. Misalnya morfem (pulang),(merah), dan (pergi), yang berdiri sendiri tanpa digabung
- Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam petuturan. Misalnya (henti),(juang), dan (geletak) yang membutuhkan yang lain supaya memiliki makna.
-
Berdasarkan keutuhan bantuk
Morfem ini dibedakan menjadi:
- Morfem utuh adalah morfem yang bagian-bagian pembentuknya bersambungan. Misalnya: ter-, per-, pohon, lihat, pun.
- Morfem terbagi adalah morfem yang bagian-bagian pembentuknya tidak bersambungan. Misalnya: ke- an dalam sebuah kemanusiaan, bukan merupakan penjumlahan dua morfem ke- dan an, tapi satu morfem saja.
-
Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata
Morfem ini dibedakan menjadi:
- Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam satu proses morfologi. Misalnya: morfem (beli) dan (makan).
- Morfem afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi.
Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya morfem afiks yang disebut :
- Prefiks yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar yaitu prefiks ber-,prefiks me-, prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan prefiks ke-.
- Infiks yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, biasanya pada suku awal kata, yaitu infiks –el-, infiks –em-, dan infiks –er-.
- Sufiks yaitu afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu sufiks –kan, sufiks –I, sufiks –an,dan sufiks –nya.
- Konfiks yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan kanan bentuk dasar secara bersamaan karena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks, yaitu konfiks pe-an, dan konfiks se-nya.
- Bentuk kata yang berkonfiks yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya tapi pembubuhannya tidak sekaligus, melainkan bertahap. Kata-kata berkonfiks yaitu me-an, me-i, ter-per, teper-, memper-, diperkan, teper-i.
Baca Juga : Bentuk Kata – Pengertian, Kelas, Makna, Relasi, Contohnya
-
Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya
Jenis ini dibedakan menjadi:
- Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat di segmentasikan. Misal :morfem (lihat), (ter), dan (lah).
- Morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan dan intonasi. Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan morfem ini, tetapi hanya dapat ditemukan dalam bahasa Cina.
-
Berdasarkan kehadirannya secara konkrit. Morfem ini dibedakan menjadi :
Morfem wujud adalah morfem yang secara nyata ada, sedangkan morfem tan wujud kehadirannya tidak nyata. Morfem tan wujud hanya ada dalam bahasa Inggris.
-
Berdasarkan ciri semantik. Dibedakan menjadi :
Bermakna leksikal, karena di style=”font-family: “Arial”,”sans-serif”; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;”> dalam dirinya telah memiliki makna seperti: (makan), (pulang), dan (pergi). Sebaliknya morfem afiks seperti: (ber), (ke) dan (ter) termasuk morfem tidak bermakna leksikalyang dapat langsung menjadi unsur dalam petuturan.
Identifikasi Morfem
Hal-hal yang dapat digunakan untuk menentukan morfem dan bukan morfem yaitu:
- Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan sebuah morfem. Umpamanya kata bulan pada kalimat berikut adalah morfem yang sama.
- Sudah tiga bulan dia belum bayar SPP
- Bulan Desember lamanya 31 hari
- Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem yang berbeda. Misalnya katabunga pada kalimat berikut yang merupakan dua buah morfem yang berbeda.
- Bank Indonesia memberi bunga 5 persen pertahun
- Dia datang membawa seikat bunga
- Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama. Merupakan dua morfem yang berbeda. Umpamanya kata ayah dan katabapak pada kalimat berikut adalah dua morfem yang berbeda.
- Ayah pergi ke Medan
- Bapak baru pulang dari Medan
Baca Juga : Pengertian Kata Serapan
- Bentuk-bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama. Asal perbedaan bentuk itu dapat dijelaskan secara fenologis. Umpamanya, bentuk-bentuk me-, mem-, men-, meny-, meng-,dan menge-. Pada kata-kata berikut adalah sebuah morfem yang sama.
- Melihat
- Membina
- Mendengar
- Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga sebuah morfem, umpamanya bentukrenta pada kontruksi tua renta dan bentuk kuyup pada kontruksi basah kuyup juga morfem.
- Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang sama. Misalnya bentuk baca pada kata-kata berikut adalah sebuah morfem yang sama.
- Membaca
- Pembaca
- Pembacaan
- Bacaan
- Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar apabila maknanya berbeda secara polisemi juga merupakan morfem yang sama. Umpamanya kata “kepala” pada kalimat-kalimat berikut memiliki makna yang berbeda secara polisemi. Tetapi tetap merupakan morfem yang sama.
- Ibunya menjadi kepala sekolah di sana
- Nomor teleponnya tertera pada kepala surat itu
- Kepala jarum itu terbuat dari plastik
- Setiap kepala mendapatkan sepuluh ribu rupiah