Pengertian Angket – Penggunaan, Pengambilan, Jenis, Skala, Empat, Merancang, Jenis, Prinsip,Kelebihan dan Kelemahan, Contohnya

Diposting pada

Pengertian Angket – Penggunaan, Pengambilan, Jenis, Skala, Empat, Merancang, Jenis, Prinsip,Kelebihan dan Kelemahan, Contohnya : Angket atau kuesioner merupakan instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah respoden ( sumber yang diambil datanya melalui angket ),


angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis karena isi kuensioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.


Penjelasan Angket Beserta Jenis, Keuntungan Dan Kelemahannya

Pengertian Kuesioner atau Angket

Daftar Baca Cepat tampilkan

Kuesioner atau angket adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.


Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Eksposisi : Pengertian, Contoh, Tujuan, Ciri, Jenis + Kaidah


Penggunaan kuesioner :

  1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.
  2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.

  3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
  4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.

Penggunaan Kuesioner dan Angket

Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Memang kuesioner baik, asal cara dan pengadaanya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian.


Prosedur Kuesioner :

  1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner
  2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
  3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
  4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknis analisisnya.

Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali tidak kita peroleh secara maksimal. Kita ambil contoh, Kita menghendaki data tentang khasiat obat-obatan tradisional, termasuk jamu yang diminum.


Kita sebarkan angketbkepada sejumlah gadis yang yang kita perkirakan senang minum jamu supaya kelangsingannya terjamin. Ternyata dijawab karena responden yang kita pilih ternyata tidak suka rasa pahit. Mereka memilih tubuh ramping daripada harus setiap kali minum jamu.


Contoh serupa dapat diterapkan kepada sejumlah pemuda apabila peneliti ingin mengetahui pendapat pemuda tentang bentuk kumis dan perawatannya. Ternyata sampel yangdiambil banyak pemuda yang tidak suka memelihara kumis. Itulah sebabnya perlu adanya studi pendahuluan, seperti dijelaskan dalam langkah kedua.


Angket anonim memang ada kebaikannya karena responden bebas mengemukakan pendapat. Akan tetapi penggunaan angket anonim mempunyai beberapa kelemahan pula.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Diskusi : Pengertian & ( Struktur – Tujuan – Jenis – Contoh )


Kelemahan Angket Anonim

  1. Sukar ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden kurang memahami maksud item.
  2. Tidak mungkin mengadakan analisis lebih lanjut apabila peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang diperlukan.

enelitian yang dilakukan oleh Francis J. Di Vesta memberikan gambaran hasil bahwa tidak ada perbedaan ketelitian jawaban yang diberikan oleh orang dewasa, baik yang anonim maupun yang bernama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya angket diberi nama adalah:


Faktor-faktor angket diberi nama

  1. Tingkat kematangan responden.
  2. Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban
  3. Kemungkinan tentang banyaknya angket.
  4. Prosedur (teknik) yang akan diambil pada waktu menganalisis data.

Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil mantap adalah dengan proses uji coba. Sampel yang diambil untuk keperluan uji-coba haruslah sampel dari populasi dimana sampel penelitian akan diambil.


Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan sarana-sarana perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan itu. Situasi sewaktu uji coba dilaksanakan harus sama dengan situasi kapan penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan.


Salah satu kelemahan metode angket adalah bahwa angketnya sukar kembali. Apabila demikian keadaannya maka peneliti sebaiknya mengirim surat kepada responden yang isinya seolah-olah yakin bahwa sebenarnya angketnya akan diisi tetapi mempunyai waktu. Surat yang dikirim itu hanya sekedar mengingatkan.


Pengambilan Data Angket / kuisoner

Angket/ kuisoner adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga. Pengambilan data dapat dilakukan secara :


Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsung

Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct),


dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.


Contoh :

Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?
Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Ulasan, Contoh, Ciri, Tujuan, Struktur Dan Kaidahnya


Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum

Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus.


 Contoh pertanyaan :

Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?

 Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?


Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang

Opini Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.


Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya.


Contoh:
Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?

Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?


Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s. Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan

Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat beraneka ragam; sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.


Contoh:
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan pemilihan rector secara langsung?

Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara langsung akan dilaksanakan.

Jawabannya: a. setuju b. tidak setuju.


Jenis Pertanyaan Dalam Kuisoner

Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan artinya.


Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya.


Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan direncanakan secara mendetail.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Tanggapan Kritis [LENGKAP] Pengertian, Ciri, Kaidah, Struktur, Contoh


Pertanyaan Terbuka

pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan dengan benar.


Pertanyaan Tertutup

pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden.


Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut :

  • Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana.
  • Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
  • Pertanyaan harus singkat.
  • Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah.

  • Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –pertanyaan yang menyulitkan.
  • Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
  • Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum menggunakannya.
  • Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.

Skala Dalam Kuisoner

Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :

  • Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner.
  • Agar respoden memilih subjek kuesioner.

Empat Bentuk Skala Pengukuran

Nominal

Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-mail


Ordinal

Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya.


Interval

Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.


Rasio

Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Anekdot : Pengertian, Struktur, Ciri, Tujuan Dan Contohnya Lengkap


Merancang Kuisoner

Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.


Format kuesioner

  • Memberi ruang kosong secukupnya,
  • Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian lainnya.

  • Memberi ruang yang cukup untuk respons,
  • Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.
  • Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.
  • Konsisten dengan gaya.

Urutan Pertanyaan

Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.


  • Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.
  • Item-item cluster dari isi yang sama.
  • Menggunakan tendensi asosiasi responden.
  • Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebi.

Jenis-Jenis Angket

Berdasarkan bentuk pertanyaan dalam angket dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:


Pertanyaan terbuka (open quetions)

Pertanyaan terbuka ialah suatu pertanyaan dimana responden diberi kebebasan seluas-luasnya untuk menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan bahasa dan logika mereka.


Hal senada juga dinyatakan bahwa pertanyaan terbuka ialah suatu kebebasan yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Minsalnya: hukuman apakah yanga saudara anggap paling sserasi bila siswa tidak membuat PR-nya?


Begitu juga panjang pendeknya jawaban yang diberikan diserahkan sepenuhnya pada responden. Pertanyaan terbuka ini sama dengan pertanyaan essay pada evaluasi hasil belajar.


Pertanyaan tertutup (closed quetions)

Pertanyaan tetutup ialah kebalikkan dari pertanyaan terbuka, dimana pada pertanyaan tertutup respondennya hanya memiliki “option “ atau pilihan jawaban yang telah disediakan.


Hal senada juga dinyakan bahwa pertanyaan tertutup ialah pertanyaan yang disertai oleh pilihan jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti, yakni dapat berbentuk ‘ya’ atau ‘tidak’, dapat pula berbentuk sejumlah alternatif atau pilihan ganda.


Ada dua contoh teori yang dapat digunakan dalam pertanyaan tetutup, yaitu:

  • Likert style formats; ranting scales. Dengan format ini, responden diminta untuk memilih salah satu option yang disedikan bekanaan dengan statement atau pertanyaan yang mendahului options tersebut.

Contoh:

Tak seorang pun benar-benar bisa merasakan bagaimana tidak enaknya perperangan itu, kecuali mengalaminya sendiri.

    1. Sangat setuju
    2. Setuju
    3. Tidak bisa memutuskan
    4. Tidak setuju
    5. Sangat tidak setuju

  • Semantic differential. Bentuk ini adalah responden diminta memilih atau menempatkan pilihannya diantara dua kata sifat yang berada pada dua kontinum dan ekstrim.

Kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup

Dimana disamping menyediakan options jawaban dalam angket, peneliti juga menyediakan satu options atau ruang kosong bagi responden untuk diisi bila options jawaban yang telah disediakan tidak mencakup informasi yang akan diberikan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Editorial, Tujuan, Struktur, Fungsi, Manfaat, dan Contoh Teks Editorial


Prinsip Penulisan dan Penyusunan Angket

Uma Sakran mengungkapkan beberapa prinsip dalam penulisan dan penyusunan angket  sebagai teknik pengumpulan data, yaitu:


Isi dan tujuan pertanyaan

Maksudnya adalah, apakah isi pertanyaan merupakan bentuk pengukuran atau bukan, kalau ia, dalam membuat pertanyaannya harus teliti namun skala pengukuran dan jumlah itemnya juga mencukupi untuk mengukur variabel dengan teliti.


Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden.


Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya dapat mengggunakan kalimat positif dan negatif.


Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double barreled) sehinggga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.


Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.


Pertaanyaan tidak mengiring

Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak mengiring kejawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja.


Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Contoh Teks Eksplanasi : Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah Kebahasaan


Urutan pertanyaan

urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang sepesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak.


Prinsip pengukuran

Angket yang diberikan responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang dugunakan untuk mengukur variabel yang angkat diteliti.


Penampilan fisik angket

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

Sehubungan dengan penyusunan angket ini, DA de Vaus memberikan beberapa seran sebagai berikut:


  • Bahasa harus simpel.
  • Pertanyaan harus pendek.
  • Pertanyaan harus jelas pertanyaannya.
  • Pertanyaan jangan mengarahkan atau memperngaruhi responden.
  • Hindari pertanyaan negatif.
  • Pertanyaan harus memperhatikan pengetahuan responden.
  • Pertanyaan harus dipahami sama oleh semua respondden.
  • Pertanyaan tidak boleh mengandung bias prestise.
  • Hindari pertanyaan yang bermakna ganda.

  • Pertanyaan jangan memaksakan atau menharuskan responden untuk berpendapat, yang sebenarnya tidak tahu.
  • Pertanyaan sebaiknya ditanyakan dengan memperhatikan apakah ditanyakan secara ”personal” atau “impersonal”.
  • Perlu diperhatikan apakah pertanyaan harus dijawab dengan detail atau narasi verbal atau cukup dalam bentuk kategori seperti tes objektif.

Kelebihan dan Kelemahan Angket

Kelebihan angket

  1. Merupakan teknik pengumpulan data yang efesien sebab peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
  2. Angket cocok digunakan untuk jumlah responden yang cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
  3. Angket dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup sehingga dapat diberikan kepada responden secara lansung atau dapat dikirimkan melalui pos, atau internet.

  4. Terjalinnya kontak lansung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberkan dat objektif dan cepat.

  5. Keuntungan dari angket terbuka ialah bahwa variasi jawaban yang deterima sebelumnya tidak diduga oleh peneliti sehingga memperluas pandangannya.
  6. Sedangkan angket tertutup memeliki beberapa keuntungan yaitu mudah diisi kerena responden tak perlu menuliskan buah pikirannya, tidaj memerlukan waktu yang banyak untuk mengisinya, lebih besar harapan akan dikembalikan dan mudah diolah.

Kelemahan angket

  1. Kelemahan dari angket tertutup dapat diketahui pada pilihan jawaban yang mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden, sehingga jawaban ynag dipilihnya tidak sepenuhnya sesuai  dengan pendapatnya.

  2. Kelemahan dari angket terbuka dapat diketahui pada kesulitan bagi responden untuk menjawabnya karena memerlukan kemampuan menyatakan buah pikirannya secara tertulis.
  3. Waktu untuk menjawab satu pertanyaan pun lebih banyak, bagi peneliti sendiri, mengolah jawanpun menimbulkan banyak kesukaran.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks Cerita Fiksi, Struktur Teks, Unsur, dan Kaidah Teks Cerita Fiksi Lengkap


Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari