Sistem Pernapasan Manusia

Diposting pada

Pengertian Pernapasan

Sistem-Pernapasan-Manusia

Pernapasan adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.Respirasi adalah usaha tubuh untuk memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan  mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya oksigen.


Proses Pernapasan

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Sistem respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui:


  1. Hidung

Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung.Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa.

Hidung


Didalam rongga hidung, udara akan mengalami tahap sebagai berikut:

  • Penyaringan

Ditujukan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu.Benda-benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut yang tumbuh kearah luar lubang hidung.


  • Penghangatan

Yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.Penghangatan ini dimungkinkan karena didalam dinding rongga hidung terdapat konka yang banyak mengandung kapiler darah.Konka hidung (konka nasalis) adalah selaput lendir yang berlipat-lipat.(Syaifuddin, 1995). Bila udara yang masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh maka darah kapiler akan melepaskan energinya ke rongga hidung, sehingga suhu udara yang masuk menjadi hangat. Disamping menghangatkan udara, adanya lendir menyebabkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembab.


  1. Faring (tekak)

Faring merupakan tempat terjadinya persimpangan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan.Pada bagian ini terdapat klep atau epiglotis yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan pada persimpangan tersebut.


  1. Laring (pangkal tenggorok)

Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara.Laring terdiri atas tulang rawan yang membentuk jakun.Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.Jakun  adalah suatu struktur kecil berbentuk setengah lingkaran dan paling menonjol di bagian tengah tenggorokan seorang laki-laki. Bagian tubuh ini akan menonjol saat seseorang menelan dan pada beberapa laki-laki akan lebih terlihat. Ukuran jakun pada laki-laki akan lebih besar dibandingkan dengan milik perempuan, hal inilah yang membuat laki-laki memiliki pita suara lebih panjang daripada perempuan.

Seringkali perempuan yang memiliki pita suara lebih panjang juga akan memiliki jakun yang agak menonjol. Fungsi utama jakun adalah memberikan perlindungan terhadap laring (kotak suara), yaitu organ pada manusia yang melindungi trakea dan terlibat dalam produksi suara.Hal ini karena tekanan yang berasal dari luar tenggorokan dapat merusak bagian-bagian sensitif dari anatomi dalam tenggorokan.struktur dari jakun ini seperti sebuah perisai setengah lingkaran yang tidak bulat tapi sangat tebal. Dinding dan depan laring tersebut ditutupi oleh tulang rawan tiroid yang kaku tapi tidak bertulang (tidak keras), material itulah yang membentuk jakun dan melindungi pita suara. Tulang rawan ini mirip dengan material yang membentuk hidung dan telinga.

Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis).Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita suara.


  1. Trakhea (batang tenggorok)

Trakea

Merupakan pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm dan dindingnya terdiri atas tiga lapisan.Lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, sedangkan lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia.Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus.

Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka.Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh epitelium bersilia.Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.


  1. Paru-paru

Paru-paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada.Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta di tengahnya dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik, berpori, dan seperti spon. Apabila diletakkan di dalam air, paru-paru akan mengapung karena mengandung udara di dalamnya.Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus.Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus.Setiap lobus tersusun atas lobula.

Paru-paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa rangkap dua disebut pleura. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak saat bernapas. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.Tekanan pada rongga pleura atau intratoraks lebih kecil daripada tekanan udara luar (± 3–4 mmHg).


Paru-paru terdiri atas :

  • Bronkus (cabang batang tenggorokan)

Bronkus berjumlah sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri.Tempat percabangan ini disebut bifurkase. Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus yang ke kiri lebih panjang dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar daripada yang ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.


  • Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih kecil.Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia.Setiap bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus.


  • Alveolus

Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara.Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara. Jumlahnya  lebih kurang 300 juta buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan mencapai 160 m2 atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.

alveolus


Mekanisme Pernapasan

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu:


  1. Pernapasan Dada

Bagian tubuh yang berperan dalam pernapasan dada, yaitu:

  • Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
  • Tulang rusuk terangkat ke atas
  • Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.

Pernapasan dada atau costal breathing. Inspirasi dimulai dari otot interkostalis eksterna yang berkontraksi. Akibatnya, tulang-tulang rusuk terangkat ke atas dan menyebabkan rongga dada dan volume paru-paru membesar. Sebaliknya, ketika ekspirasi otot interkostalis internal berelaksasi sehingga tulang-tulang rusuk menjad turun dan volume rongga dada pun menurun.


  1. Pernapasan Perut

Bagian tubuh yang berperan pada pernapasan perut, yaitu:

  • Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
  • Diafragma datar
  • Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing.Inspirasi dimlai abdomen bergerak ke arah luar sebagai akibat berkontraksinya otot diafragma yang turun ke bawah secara mendatar, sehingga rongga dada membesar dan menurunkan tekanan udara di paru-paru Pada saat ekspirasi otot-otot diafragma berelaksasi dengan cara mengendur dan cenderung melengkung ke atas. Akibatnya, tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih tinggi karena volume rongga dada maupun rongga paru-paru mengecil.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil
tekanan udara.

Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.


Fase Pernapasan

Fase ini terbagi pada tarikan nafas (inspirasi) dan hembusan nafas (ekspirasi) yang melibatkan beberapa bagian tubuh, antara lain:

  1. Otot interkosta
  2. Tulang rusuk
  3. Diafragma
  4. Isi padu rongga toraks
  5. Tekanan udara di paru- paru

  • Inspirasi

Pada saat menarik napas (inspirasi), otot interkosta luar berkontraksi (tulang rusuk dinaikkan ke atas ) ; otot diafragma berkontraksi (diafragma menjadi datar ), isipada rongga toraks bertambah dan tekananudara paru-paru menjadi rendah , tekanan udara di luar yang lebih tinggi mendorong udara kedalam paru-paru.


  • Ekspirasi

Pada saat menghembuskan napas (ekspirasi) , otot interkosta luar mengendur (tulang rusuk dmenurun ke bawah ) ; otot diafragma  mengendur (diafragma melengkung ke atas ), isipada rongga toraks berkurang dan tekanan udara paru-paru menjadi tinggi , tekanan udara dalam paru-paru yang lebih tinggi mendorong udara keluar.


Mekanisme Jalannya Udara Saat Bernapas

Paru-paru mamalia terletak dalam rongga dada.Paru-paru mamalia mempunyai tekstur yang mirip spons dan berbentuk seperti sarang lebah dengan epithelium lembap yang berfungsi sebagai pertukaran respirasi. Luas total permukaan epithelium (sekitar 100m2 pada manusia) sudah cukup untuk melakukan pertukaran gas untuk keseluruhan tubuh. Sebuah sistem saluran yang bercabang mengirimkan udara ke paru-paru.Udara masuk melalui lubang hidung kemudian disaring oleh rambut, dihangatkan, dilembapkan, dan dicek jika ada bebauan, sementara udara mengalir berbagai ruang di dalam rongga hidung.

Rongga hidung mengarah ke faring, semacam persimpangan dimana jalur untuk udara dan makanan saling silang. Ketika makanan ditelan, laring bergerak ke atas dan merebahkan epiglottis di atas glotis.Hal tersebut membuat makanan dapat masuk ke esophagus hingga lambung. Pada waktu lain, glotis berada dalam keadaan terbuka dan manusia dapat bernafas.


  • Proses terbentuknya suara

Dinding laring diperkuat dengan tulang rawan. Pada manusia dan mamalia lain, laring diadaptasikan sebagai kotak suara. Ketika ada udara dihembuskan udara tersebut akan melintasi pasang pita suara dalam laring, kemudian suara dihasilkan ketika otot sadar dalam kotak suara menjadi tegang dan meregangkan pita suara tersebut sehingga pita suara bergetar. Suara berada tinggi dihasilkan ketika pita suara sangat teregang dan bergetar cepat; suara bernada rendah berasal dari pita suara yang tidak terlalu tegang bergetar secara perlahan.

Dari laring, udara lewat ke dalam trakea atau batang tenggorokan.Cincin tulang rawan (sebenarnya berbentuk seperti huruf C) mempertahankan bentuk trakea.Trakea bercabang menjadi dua bronki (tunggal, bronkus) masing-masing menuju ke setiap paru-paru.Di dalam paru-paru bronkus bercabang secara berulang-ulang menjadi pipa yang semakin halus disebut sebagai bronkiolus.Keseluruhan system saluran udara tampak seperti pohon terbalik, dimana batang berperan sebagai trakea. Epithelium yang melapisi cabang utama pohon respirasi ditutupi oleh silia dan sebuah lapisan tipis mucus. Mucus akan menjerat debu, serbuk sari, dan partikel-partikel kontaminan lainnya. Silia yang berdenyut menggerakkan mucus ke arah atas menuju faring dimana mucus dapat ditelan ke dalam esophagus. Proses ini membantu membersihkan sistem respirasi.

Pada ujungnya, bronkiolus yang paling kecil berakhir dan membentuk sekumpulan kantung udara yang disebut alveoli (tunggal, alveolus).Epithelium tipis yang terdiri dari jutaan alveoli di dalam paru-paru berfungsi sebagai permukaan respirasi. Oksigen di udara yang dikirimkan ke alveoli melalui pohon respirasi akan larut dalam lapisan tipis yang lembap dan berdifusi melewati epithelium dan masuk ke dalam suatu jaringan kapiler yang mengelilingi masing-masing alveolus. Karbondioksida berdifusi dari kapiler, menembus epithelium alveolus dan masuk ke dalam ruangan udara.


  • Ventilasi paru-paru

            Vertebrata memventilasi paru-parunya dengan cara bernapas yaitu penghirupan (inhalasi) dan penghembusan (ekshalasi) udara secara bergantian. Ventilasi mempertahankan konsentrasi oksigen maksimum dan konsentrasi karbondioksida minimum di dalam alveoli.Mamalia memventilasi paru-parunya dengan pernapasan bertekanan negative, yang bekerja sepertid pompa penyedot udara dan bukan mendorong udara sehingga udara mengalir ke paru-paru.

Pernapasan dengan tekanan negative disebabkan oleh perubahan volume paru-paru dan bukan oleh perubahan volume rongga mulut. Kerja otot mengubah volume rongga dada dan sangkar tulang rusuk kemudian paru-paru menyusul berbuat hal yang sama. Hal ini dapat terjadi karena paru-paru terbungkus oleh kantung dinding ganda.Lapisan bagian dalam kantung itu menempel ke bagian luar menempel ke dinding rongga dada.Sebuah ruang tipis yang terisi penuh dengan cairan memisahkan kedua lapisan itu.Karena tegangan permukaan, maka kedua lapisan berperilaku seperti dua lempengan gelas yang ditempelkan bersama-sama oleh suatu lapisan tipis air. Lapisan-lapisan tersebut dapat menggelincir dengan mulus satu sama lain, tetapi lapisan-lapisan itu tidak dengan mudah dapat dipisahkan. Tegangan permukaan juga menyambung pergerakan paru-paru dengan tulang rusuk.

Volume paru-paru meningkat sebagai akibat kontraksi otot rusuk dan diafragma, lapisan otot rangka yang membentuk dinding dasar pada rongga dada. Kontraksi otot rusuk membesarlan sangkar tulang rusuk dengan cara menarik tulang rusuk ke atas kea rah atas dan tulang dada ke arah luar. Saat bersamaan, rongga dada membesar ketika diafragma berkontraksi dan turun seperti piston.

Semua perubahan tersebut meningkatkan volume paru-paru  dan sebagai akibatnya, tekanan udara di dalam alveoli menjadi lebih rendah dibandingkan tekanan di atmosfer. Karena udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, maka udara  mengalir dari lubang hidung dan masuk ke pipa pernapasan sampai ke alveoli. Selama ekhalasi, otot tulang rusuk dan diafragma relaksasi, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara di dalam alveoli memaksa udara naik ke pipa pernapasan dan keluar melalui lubang hidung.


  • Kapasitas volume paru-paru

Kontraksi otot tuselang rusuk dan diafragma bertanggung jawab atas peningkatan volume paru-paru selama pernapasan dangkal, ketika mamalia dalam kondisi istirahat. Selama aktivitas fisik berat, otot lain pada leher, punggung, dan dada selanjuny meningkatkan volume paru-paru dengan cara menaikkan peregangn sangkar tulang rusuk lebih jauh. Volume udara yang dihirup dan dikeluarkan pada pernapasan normal disebut sebagai udara tidal.Volume udara tidal pada manusia 500mL.

Volume udara maksimum yang dapat dihirup dan dikeluarkan selama pernapasan yang dipaksa disebut kapasitas vital. Volume kapasitas vital yaitu 3400mL dan 4800mL, secara berturut-turut untuk wanita dan laki-laki. Kapasitas vital bergantung pada berbagai factor, salah satunya kelenturan paru-paru.Paru-paru sebenarnya dapat menampung lebih banyak udara dibandingkan dengan kapasitas vitalnya, tetapi hal yang tidak mungkin adalah mengempiskan alveoli sepenuhnya, maka masih terdapat udara sisa.


  • Kontrol otomatis pernapasan

Pusat kontrol pernapasan berlokasi pada medulla oblongata dan pons. Pusat kontrol di pons membantu agar pusat medulla menentukan irama dasar pernapasan. Ketika manusia bernapas dalam-dalam, mekanisme umpan balik negative mencegah paru-paru supaya tidak membesar secara berlebihan. Sensor peregangan dalam jaringan paru-paru mengirimkan impuls saraf kembali ke medula yang akan menghambat pusat kontrol pernapasannya.

Pusat kontrol medulla oblongata membantu mempertahankan homeostatis dengan cara memonitor kadar CO2 dalam darah dan mengatur jumlah COyang dibuang oleh alveoli. Petunjuk utama mengenai konsentrasi CO2 datang dari munculnya perubahan pH darah dan cairan jaringan (cairan serebrospinal) yang menggenangi otak. Karbondioksida bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat, yang akan menurunkan pH. Ketika pusat kontrol yang berada di medulla mendeteksi penurunan pH (peningkatan CO2) cairan serebrospinal atau darah akan meningkatkan kedalaman laju pernapasan dan kelebihan CO2 dibuang ke udara. Hal ini terjadi ketika olahraga.

Konsentrasi O2 dalam darah umumnya mempunyai sedikit pengaruh pada pusat kontrol pernapasan. Akan tetapi, ketika kadar O2 turun (misal pada tempat yang berketinggian tinggi) maka sensor O2 di aorta dan arteri carotid di leher akan mengirimkan sinyal peringatan pada pusat kontrol pernapasan dan pusat itu merespon dengan cara meningkatkan kedalaman dan laju pernapasan. Peningkatan kadar karbondioksida menunjukkan indikasi bahwa adanya penurunan oksien. Karena karbondioksida dihasilkan melalui proses yang sama dengan yang mengkonsumsi oksigen yaitu respirasi seluler.

Tetapi, pusat kontrol pernapasan dapat dikelabui dengan ventilasi yang berlebihan. Pernapasan yang dalam dan cepat dapat secara berlebihan mengeluarkan banyak CO2 dari darah sehingga pusat pernapasan sementara terhenti dalam mengirimkan impuls ke  otot tulang rusuk dan diafragma. Pernapsan terhenti sampai kadar CO2 meningkat cukup banyak untuk menghidupkan kembali pusat pernapasan.

Gas akan berdifusi dari daerah tekanan parsial yang lebih tinggi. Hal itulah yang bertanggung jawab atas perpindahan dan pergerakan gas-gas respirasi.Darah yang sampai paru-paru melalui arteri pulmoner mempunyai nilai Po2 yang lebih rendah dari Pco2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara di dalam alveoli.Ketika darah memasuki kapiler di sekitar alveoli, karbondioksida berdifusi dari darah ke udara di dalam alveoli. Oksigen dalam udara akan larut dalam cairan yang melapisi epithelium dan berdifusi menembus permukaan dan masuk ke darah kapiler.

Ketika darah telah meninggalkan paru-paru dalam vena pulmoner, nilai Po2 telah naik dan Pco2 telah turun. Setelah kembali ke jantung, darah tersebut dipompa melalui sirkuit sistematik. Dalam kapiler jaringan, gradient tekanan parsial lebih menyukai terjadinya difusi oksigen keluar dari darah dan karbondioksida dalam darah. Hal ini terjadi karena respirasi seluler dengan cepat menghabiskan kandungan oksigen dalam cairan interstisial dan menambahkan karbondioksida ke cairan itu.

Setelah darah melepaskan oksigen dan memuat karbondioksida darah tersebut dikembalikan ke jantung melalui vena semantic. Darah tersebut kemudia dipompa ke paru-paru sekali lagi, tempat darah akan mempertukarkan gas dengan udara di alveoli.


Gangguan Pernapasan

Berikut akan diuraikan beberapa jenis gangguan pernapasan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia :


  1. Efisema

Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus.Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:

  1. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
  1. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.

Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.


  1. Pneumonia

Pneumoniaatau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh diplococcus pneumoniae.

Penyakit ini menyebabkan radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia.Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :

  1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
  2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.
  3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
  4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
  5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri, antara lain:

  1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
  2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
  3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur.

Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi mucossa (riak/dahak) diparu-paru.


  1. Influenza

Influenza disebabkan oleh virus influenza.Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan fungsi pernafasan. Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup tempat berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam menciptakan jenis virus influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang melayang di udara terutama di ruangan tertutup.

Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala  yang berat, menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau wilayah (pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik.

Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari jumlah virus yang terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan di rongga hidung dan saluran nafas.

Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam akan mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru, baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar melalui udara.

Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk , pilek, terkadang disertai sakit pada waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat didahului oleh lemah badan dan rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran kemerahan pada tenggorokan.

Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula. Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya  tubuh membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan terasa lemas dan lemah.


  1. Asma

Asma merupakan penyakit penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran, debu, atau tekanan psikologis.Asma bersifat menurun.

Penyakit ini menyebabkan penyempitan saluranpernapasan.Penyakit ini dapat disebabkan oleh alergi.Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas.Berbagai sel inflamasi berperan, terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas pada pasien asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten.Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif (hipereaktifitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan/atau dini hari. Episodik tersebut berkaitan dengan sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi individu dengan predisposisi asma untuk berkembang menjadi asma adalah  alergen di dalam maupun di luar ruangan, seperti mite domestik, alergen binatang, alergen kecoa, jamur, tepung sari bunga , sensitisasi (bahan) lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara di luar maupun di dalam ruangan, infeksi pernapasan (virus), diet, status sosio ekonomi, besarnya keluarga, obesitas .

Sedangkan faktor lingkungan yang menyebabkan eksaserbasi dan/atau menyebabkan gejala asma menetap adalah :

  • alergen di dalam maupun di luar ruangan
  • polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
  • infeksi pernapasan
  • olah raga dan hiperventilasi
  • perubahan cuaca
  • makanan, additif (pengawet, penyedap, pewarna makanan)
  • obat-obatan, seperti asetil salisilat
  • ekspresi emosi yang berlebihan
  • asap rokok
  • iritan antara lain parfum, bau-bauan yang merangsang

Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel dengan/atau tanpa pengobatan.

Gejala awal berupa :

  • batuk terutama pada malam atau dini hari
  • sesak napas
  • napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan napasnya
  • rasa berat di dada
  • dahak sulit keluar.

Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa.Yang termasuk gejala yang berat adalah serangan batuk yang hebat Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut) Sulit tidur dan posisi tidur yangnyaman adalah dalam keadaan duduk Kesadaran menurun.(Abdul Muchid, 2007)


  1. Tonsillitis

Tonsillitisadalah peradangan pada tonsil (amandel). Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak(radang) yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.


  1. Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).Penyakit ini menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. Gangguan pada proses pengikatan oksigen yang sering terjadi adalah asfiksi. Hal tersebut terjadi karena adanya kompetisi antara oksigen dan zat lain yang dapat berikatan dengan hemoglobin.

Contohnya pada keracunan gas karbon monoksida (CO). Karbon monoksida lebih mudah berikatan dengan hemoglobin dibandingkan dengan oksigen. Hal ini menyebabkan hemoglobin mengikat karbon monoksida, bukan oksigen. Jika sebagian besar darah berikatan dengan karbon monoksida, jaringan dalam tubuh akan kekurangan oksigen. Gangguan pengikatan oksigen juga terjadi jika paru-paru terisi oleh zat lain, seperti air pada kasus orang yang tenggelam. Pada peristiwa tenggelam, alveolus terisi oleh air sehingga darah tidak mendapatkan pasokan oksigen yang memadai.


Daftar Pustaka:

  • Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Baca Juga :

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari