Analisis SWOT

Diposting pada

analisis-swot

Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).


Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.


Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.


Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland  analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.


Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.


Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan  dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.


Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Strategi Analisis SWOT – Pengertian, Matriks, Jenis, Komponen, Contoh


Jenis Analisis SWOT

Terdapat dua model analisis SWOT yang umum digunakan untuk analisa situasi, yaitu:

  • Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strengths (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weaknesses (W) dan setiap satu rumusan Opportunities (O) harus memiliki satu pasangan satu Threaths (T).


Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.


  • Model Kualitatif

Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing- masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W- O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena  mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.


Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Analisis Sistem – Fungsi, Tugas, Tahap, Langkah, PIECES, Para Ahli


Faktor Analisis SWOT

Analisis SWOT bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Karena itu, untuk memulai analisis SWOT, kita harus memahami masing-masing komponen dari SWOT, membuat kerangka   kerja,   kemudian   merencanakan   dan   melakukan   langkah-langkah strategis yang ditempuh.


Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).


Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi, didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.


Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi merupakan hal yang sangat penting. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.


Strengths:

  • Kelebihan apa saja yang anda/organisasi/perusahaan miliki tapi orang/organisasi/perusahaan lain tidak?
  • Apa yang anda/organisasi/perusahaan bisa lakukan lebih baik dari orang/organisasi/perusahaan lain?
  • Apa saja hal yang membuat anda/organisasi/perusahaan memiliki ciri khas dan unik?
  • Faktor positif apa saja yang mendukung tujuan anda?

2. Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain


Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:

  1. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
  2. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
  3. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
  4. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.

3. Opportunities (peluang)

Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya:

  • Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
  • Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
  • Perubahan dalam keadaan persaingan.
  • Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.

Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:

  1. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
  2. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan ke depan.
  3. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.

4. Threats (ancaman)

Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Analisis Data – Tujuan, Prosedur, Jenis, Kuantitatif, Kuantitatif, Para Ahli


Manfaat Analisis SWOT

Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:

  1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
  2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
  3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan
  4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
  5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
  6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan para pesaingnya

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Semantik Adalah – Pengertian, Sejarah, Jenis, Unsur, Manfaat, Analisis, Para Ahli


Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths

Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam Analisis SWOT

Menurut Said, 2013 menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses,Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan dan Kelemahan

Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan (strenghth) atau distinctive competence hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.


Jika pada institusi lain juga terdapat kekuatan yang memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi tersebut dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.


Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.


2. Peluang dan Ancaman.

Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth danweakness) dengan analisis internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.


Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:

  • Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.
  • Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
  • Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya besar.

Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trendperkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of occurance).


Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

  1. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa planning yang harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
  2. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil.
  3. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat dari keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:

  • Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan major threats yang kecil.
  • Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada saat yang sama.
  • Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunitydan low threat.
  • Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.

Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Analisis – Pengertian, Contoh, Tahap, Tujuan, Para Ahli


Contoh Analisis SWOT

Tabel Komponen A : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Kekuatan 1.       Memiliki visi, misi, dan tujuan yang tegas dan realistis

2.       Terakreditasi oleh BAN-PT.

Kelemahan 1.      Masih kurang selarasnya implementasi antara visi, misi, dan tujuan Akbid X

2.      Visi, misi, tujuan, dan sasaran Akbid X belum tersosialisasi dengan baik, terutama bagi mereka yang baru masuk ke system

Peluang 1.      Meningkatnya permintaan dari pengguna lulusan
Ancaman 1.      Perkembangan ilmu dan kebutuhan pengguna lulusan yang cepat membutuhkan penyesuaian visi, misi, tujuan dan sasaran

 


Tabel Komponen B: Kepengurusan, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu

Kekuatan 1.       Adanya struktur organisasi dan pendeskripsian tugas dan tanggung jawab secara jelas

2.       Tersedianya pedoman kerja bagi para pengurus

3.       Adanya implementasi umpan balik dari mahasiswa atas pelaksanaan PBM

4.       Adanya implementasi umpan balik pengguna lulusan terhadap kinerja lulusan

Kelemahan 1.       Pengaturan kerja jabatan fungsional dan struktural belum dilaksanakan secara efektif

2.       Pelaksanaan program kegiatan belum efektif dan efisien

3.       Hasil evaluasi program kegiatan belum ditindaklanjuti secara professional

4.       Jadwal yang sering tidak sesuai dengan kalender akademik.

Peluang 1.       Kepercayaan  masyarakat terhadap lembaga

2.       Adanya kerjasama dengan berbagai stakeholders dan organisasi masyarakat lainnya

3.       Adanya komitmen dosen dan mahasiswa dalam peningkatan kualitas

4.       Interaksi dosen dan mahasiswa yang saling mendukung

Ancaman 1.       Biaya operasional besar

2.       Tuntutan mahasiswa terhadap layanan yang cepat dan efisien

3.       Daya saing dan mutu lulusan yang tinggi dan berbasis hasil penilaian akreditasi (BAN-PT)

4.       Tuntutan semakin besar terhadap kualitas pengelolaan program


Tabel Komponen C : Mahasiswa dan lulusan

Kekuatan 1.       Program Studi yang ada di AkbidX banyak diminati lulusan SLTA dan SMK Kebutuhan daerah akan tenaga kesehatan semakin tinggi
Kelemahan 1.       Kurangnya minat mahasiswa untuk mengembangkan diri

2.       Kurang aktifnya mahasiswa dalam kegiatan ekstra dan intra kurikuler

3.       Kurangnya kemampuan bahasa ingris

4.       Kurangnya keinginan mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada

Peluang 1.       Banyaknya permintaan lulusan tenaga kesehatan dari berbagai lembaga terkait

2.       Berbagai pelatihan untuk meningkatkan softskill mahasiswa

3.       Dengan kompetisi yang ketat dalam proses seleksi dan kualitas akademik yang baik calon mahasiswa semasa di SLTA sederajat, ada peluang bagi Akbid X untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

4.       Lulusan dapat dimanfaatkan dalam memberikan informasi lowongan pekerjaan Akreditasi memberi nilai tambah bagi lulusan Akbid X untuk bersaing di bursa tenaga kerja

Ancaman 1.       Munculnya lembaga pendidikan yang menjamin lapangan kerja

2.       Dalam waktu beberapa tahun ke depan kompetisi memperoleh pekerjaan di daerah semakin ketat seiring meningkatnya jumlah lulusan


Tabel Komponen D : SDM

Kekuatan 1.      Komitmen yang tinggi dari dosen dalam pelaksanaan Tridharma

2.      Sistem rekruitmen dan seleksi dosen dan tenaga pendukung yang jelas dan terstruktur

Kelemahan 1.      Rasio dosen dengan mahasiswa belum sesuai

2.      Kualifikasi pendidikan dosen tetap dan tenaga penunjang belum memenuhi tuntutan pasar

3.      Implementasi umpan balik terhadap kurikulum dari masyarakat pengguna lulusan belum dilaksanakan secara optimal

Peluang 1.      Akbid X berkomitmen untuk mengembangkan kurikulum pada program studi  melalui penyediaan sarana, prasarana dan pengingkatan kualitas SDM
Ancaman 1.    Perkembangan ilmu dan bidang kesehatan yang sangat cepat

2.    Tuntutan masyarakat dan pengguna lulusan terhadap relevansi kurikulum dengan dunia kerja


Tabel untuk Komponen E:Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik

Kekuatan 1.       Kurikulum yang secara berkala disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan kerja

2.       Adanya regulasi dalam proses pengerjaan tugas akhir untuk mempercepat kelulusan

3.       Kurikulum dirancang untuk mengembangkan potensi kemampuan mahasiswa

4.       Penggunaan fasilitas multimedia pada proses belajar mengajar

Kelemahan 1.       Suasana akademik dan lingkungan yang masih belum kondusif

2.       Peralatan laboratorium yang masih kurang memadai

3.       GBPP dan SAP belum lengkap untuk seluruh mata kuliah

4.       Ketidak sesuaian antara silabus dengan mata kuliah yang disampaikan.

5.       Banyak mata kuliah piliha yang kurang tepat untuk diadakan

6.       Instrumen monitoring aktivitas staf dan mahasiswa masih lemah

7.       Mekanisme umpan balik dari mahasiswa dalam pelaksanaan pengajaran masih lemah

8.       Kurangnya fasilitas laboratorium dapat mengurangi penguasaan dan pemahaman mahasiswa

Peluang 1.       Adanya kebijakan DIKTI mengenai otonomi progam studi

2.       Untuk revisi kurikulum dapat menjalin kerjasama dengan institusi yang lebih mapan dan dengan institusi pemerintah maupun swasta sebagai pengguna lulusan sekaligus menjaring umpan balik

3.       Kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah, dapat dimanfaatkan sebagai tempat magang atau praktek untuk menambah pemahaman dan wawasan mahasiswa

Ancaman 1.       Perkembangan teknologi yang cepat menyebabkan kompetensi lulusan yang dibutuhkan di lapangan kerja berubah

2.       Kebutuhan pasar yang cepat berubah mengharuskan perubahan kurikulum mengikuti perubahan pasar

3.       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat menyebabkan proses pedidikan harus terus menyesuaikan diri agar up-to-date


Tabel Komponen F:Pembiayaan, Sarana, Prasarana dan Sistem Informasi

Kekuatan 1.       Adanya dana hibah untuk pengembangan kegiatan dan fasilitas laboratorium

2.       Mahasiswa memiliki opsi koleksi bahan ajar di perpustakaan, juga e-journal terakreditasi nasional dan internasional

3.       Tersedianya hibah kompetisi untuk penelitian dan pengabdian masyarakat

Kelemahan 1.       Koleksi buku untuk mata kuliah masih minim

2.       Kurangnya peralatan laboratorium yang menunjang penelitian dosen

3.       Belum optimalnya aplikasi hasil penelitian ke masyarakat

4.       Kuantitas kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen masih rendah

5.       Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen masih rendah

6.       Keikutsertaan mahasiswa dalam ajang lomba karya ilmiah /PKM masih rendah

7.       Belum semua dosen mempublikasikan hasil penelitiannya pada tingkat internasional

8.       Kurangnya buku/jurnal terbaru bidang kesehatan di perpustakaan

Peluang 1.       Kesempatan mendapatkan dana penelitian dan pengabdian baik dari DIKTI maupun lembaga lain cukup tinggi

2.       Kebutuhan masyarakat akan aplikasi teknologi dari ilmu kesehatan sangat tinggi

3.       Banyak komponen masyarakat yang memerlukan sosialisasi/bimbingan terkait bidang keilmuan dan profesi kesehatan yanng ada di Akbid X

4.       Adanya permintaan dari berbagai instansi terhadap ahli bidangkesehatan

5.       Pesatnya perkembangan teknologi di bidang kesehatan sebagai pendorong terciptanya penelitian inovatif

Ancaman 1.       Banyaknya program studi di universitas lain

2.       Tingkat kepedulian dan penghargaan masyarakat terhadap hasil-hasil penelitian masih rendah

3.       Persaingan untuk mendapatkan dana penelitian/pengabdian semakin tinggi


Daftar Pustaka

  • David Fred R 2006, Manajemen strategi. Buku 1, edisi kesepuluh. Jakarta : Salemba empat
  • Giriffin, ricky W. 2004 Manajemen, jilid 1, Edisi ketujuh. Jakarta : Erlangga
  • Anonim. (2010). SWOT Analysis. Wikipedia.
  • Malikhah, (2008). Acer IT Strategic Planning.
  • M.Pinariya, Janette S.Si, MM. (2009). SWOT Analysis. Sullivan.edu.
  • Anonim. (2009). SWOT Analysis
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
  • http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-analisis-swot-dan-manfaatnya.html
  • http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/analisis-swot-strengths-weaknesses.html
  • http://putracijaty.blogspot.co.id/2012/03/makalah-analisis-swot.html
  • http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/balanced-scorecard-definisi-konsep-dan.html
  • http://sienconsultant.ucoz.com/publ/balanced_scorecard/1-1-0-6
  • http://alit159a.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-balanced-scorecard.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_skor_berimbang
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari