Pengertian Sifat Koligatif Larutan

Diposting pada

Pengertian Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Jadi sifat ini tidak tergantung pada jenis solusi. Ciri keempat adalah penurunan tekanan uap, meningkatkan titik didih, titik beku depresi dan tekanan osmotik.

Sifat-Koligatif-Larutan

Sifat koligatif dapat berdiferensiasi menjadi dua macam, yaitu sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Itu karena zat terlarut dalam larutan elektrolit meningkat jumlahnya karena mengionisasi, sedangkan zat terlarut dalam larutan elektrolit jumlah tetap non karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan ketentuan Non-elektrolit sifat koligatif lebih rendah dari sifat larutan elektrolit.

Baca Juga : Pengertian Larutan Dan Kelarutan Dalam Kimia Beserta Contohnya


Jenis-Jenis Sifat Koligatif Larutan

Berikut ini adalah jenis-jenis dari Sifat Koligatif Larutan, sebagai berikut:


  • Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion-ion nya. Maka Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung  tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.


Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.


  • Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas. Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan non elektrolit, menurut Van’t Hoff  besarnya selalu tetap dan diberi simbol i (i = tetapan atau faktor Van’t Hoff ). Dengan demikian dapat dituliskan:

i = sifat koligatif larutan eklektrolit dengan kosentrasi m / sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan kosentrasi m

Sifat-Koligatif-Larutan-Elektrolit

Keterangan:

n = jumlah seluruh ion zat elektrolit (baik yang + maupun -)

α = derajat ionisasi larutan elektrolit (untuk elektrolit kuat α = 1)


Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan jumlah ion.

Baca Juga : Pengertian Difusi, Proses, Faktor Beserta Contohnya


Penurunan tekanan uap

Di tahun 1880-an kimiawan Perancis FM Roult menemukan bahwa melarutkan zat terlarut memiliki efek penurunan tekanan uap pelarut. Jumlah penurunan tekanan uap (ΔP) terbukti sama dengan produk dari fraksi mol zat terlarut (Xb) dan tekanan uap pelarut murni (PAO), yaitu:

ΔP : XB.PAo

Dalam larutan dua komponen, XA+XB = 1, maka XB = 1- XA. Juga apabila tekanan uap pelarut di atas larutan di lambangkan PA, maka ΔP = PAo – PA. Persamaan ΔP = XB.PAo dapat di tulis kembali menjadi :

PAo – PA = (1-XA).PAo

dan penataan ulang persamaan ini menghasilkan bentuk umum yang di kenal dengan hukum Roulth

PA = XA.PAo


Kenaikan titik didih

Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti untuk cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah knstan suhu didih cair dan akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan kepada cairan mendidih hanya mengarah pada pembentukan uap gelembung lebih cepat. Cairan akan mendidih lebih cepat, tetapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung pada ukuran atmosfer.

Titik didih adalah salah satu sifat yang lebih baik yang dapat digunakan untuk langsung memperkirakan gaya tarik seberapa kuat antara molekul dari dalm cair. Gaya cairan yang minat yang kuat antara molekul, titik didih tinggi dan sebalikny ketika gaya tarik lemah, titik didih rendah.

Baca Juga : Pengertian Larutan Garam


Penurunan titik beku

Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut, sebagaimana ditentukan oleh suhu. Pelarut dalam larutan, juga, adalah dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam larutan bersama, mereka harus memiliki tekanan uap yang sama. Jika zat terlarut ditambahkan ke solusi, tekanan uap pelarut dan di bawah dan pembekuan, suhu pelarut murni ketika kristal pertama mulai muncul, turun. Perbedaan ΔTf = TFO – Tf sehingga tanda negatif, dan menurunkan titik beku dapat diamati.

Perubahan suhu ΔTf lagi berbanding lurus dengan ΔP1 uap. Untuk konsentrasi terarut cukup rendah, titik beku depresi terkait dengan molal molalitas m melalui

∆Tf = Tfo – Tf = -Kfm

dengan Kf adalah tetapan tetapan positif hanya bergantung pada sifat pelarut.


Tekanan osmotik

Tekanan osmotik termasuk dalam sifat koligatif karena hanya tergantung pada jumlah zat terlarut partikel Volume kesatuan dari solusi. Tekanan osmotik tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Persamaan untuk tekanan osmotik dikenal sebagai persamaan Van’t Hoff, cocok di gunakan untuk menghitung tekanan osmotik larutan berair. Melambangkan tekanan Π, R adalah konstanta gas (0,0821 Latm / mol K); dan T adalah suhu dalam kelvin. N menandatangani mengatakan mol terlarut dan V adalah volume (dalam liter) larutan, sehingga n / V adalah solusi molalitas (M). Π = (n/V).R.T = M.R.T


Contoh Sifat Koligatif Larutan

Berikut ini terdapat beberapa contoh sifat koligatif larutan, sebagai berikut:


1. Contoh penurunan titik beku

Contoh-penurunan-titik-beku

Contoh penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:


  • Membuat Campuran Pendingin

Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.

Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.

Baca Juga : Pengertian Larutan Basa


  • Antibeku pada Radiator Mobil

Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.


  • Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC.

 Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.


  • Antibeku untuk Mencairkan Salju

Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2.

Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.


  • Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)

Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

Baca Juga : Larutan Elektrolit : Pengertian, Ciri, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap


2. Contoh Tekanan osmosis

Contoh-Tekanan-osmosis

Contoh Tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:


  • Mengontrol Bentuk Sel

Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.

Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.


  • Mesin Cuci Darah

Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.


  • Pengawetan Makanan

Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.


  • Membasmi Lintah

Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.


  • Penyerapan Air oleh Akar Tanaman

Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.


  • Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik

Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.

Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin.

Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.


Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari