Proses Metamorfosis Serangga – Pengertian, Ciri, Jenis, Sempurna, Tidak Sempurna, Hemimetabola : Metamorfosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, diantaranya adalah Katak, Kupukupu dan serangga.
Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah), morphe (bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorfosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, diantaranya adalah Katak, Kupukupu dan serangga (Liana indonesia, 2008).
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Klasifikasi dan Struktur Tubuh Reftil Beserta Cirinya Secara Lengkap
Pengertian Serangga
Serangga dalam hal ini serangga termasuk golongan insekta yakni jenis hewan yang termasuk dalam salah satu kelas overtebrata dalam filum arthropoda. Serangga juga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam, mencakup lebih dari 1 juta spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme hidup yang telah diketahui.
Untuk jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara 6 sampai 10 juta dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda-beda di bumi. Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan.
Ciri-Ciri Umum Serangga
Ada beberapa ciri-ciri umum serangga yang diantaranya yaitu:
- Memiliki exoskeleton berkitin.
- Pada tubuhnya terbagi jadi 3 bagian, yakni kepala, thorax dan abdomen.
- Memiliki mata yang majemuk.
- Memiliki sepasang antena.
- Memiliki tekstur tubuh yang lunak beruas seperti cacing.
- Dan bentuk serangga yang pra-dewasa biasanya menyerupai moyangnya.
Proses Metamorfosis Serangga
Metamorfosis merupakan suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda.
Serangga merupakan salah satu hewan yang mengalami metamorfosis dimana metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melawati fase pupa dan berakhir sebagai imago dewasa.
Pada hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis yang dimana setiap serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur sampai ke bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis,
didalam tiap tahap juga terjadi proses “pergantian kulit” yang biasa disebut dengan proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut dengan instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya. Ada 2 macam metamorfosis utama pada serangga yaitu:
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 100 Ciri-Ciri Insecta (Serangga) dan Klasifikasinya Terlengkap
-
Hemimetabola
Dalam fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut dengan larva/nimfa. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva/nimfa. Pada hemimetabola, perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis “pergantian kulit” dimana fase ini disebut dengan instar.
Hemimetabola juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna, lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya serangga jenis mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari juga serangga jenis cicada yang fase remajanya hidup dibawah tanah selama 13-17 tahun.
-
Holometabola
Pada holometabola, larva sangat berbeda dengan dewasanya, serangga yang melakukan holometabola melalui fase larva, lalu memasuki fase tidak aktif yang disebut dengan pupa atau chrysalis dan akhirnya menjadi dewasa “imago”.
Holometabola juga dikenal dengan metamorfosis sempurna, yang sementara itu di dalam pupa serangga akan mengeluarjan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja.
Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Dalam proses kematian sel disebut dengan histolisis dan pertumbuhan sel lagi disebut dengan histogenesis.
Jenis – jenis Metamorfosis
Jenis-jenis metamorfosis adalah sebagai berikut :
-
Metamorfosis Tidak Sempurna
Metamorfosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorphosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik.
-
Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna merupakan metamorfosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorfosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu.
Metamorfosis Pada Amphibia
Metamorfosis Amphibia dikenal sebagai perubahan bentuk berudu menjadi anak katak. Yangdapat diamati secara langsung yaitu pertumbuhan kaki dan hilangnya ekor. Lama kehidupan larva Amphibia bervariasi dari satu bulan sampai dua tahun. Larva Bufo selama 1 bulan, Hyela 2 bulan, Rana cancrivora 3 bulan, Rana clamitara 1 tahun, Rana catesbiena 2 tahun.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Metamorfosis Serangga Dan Amfibi Terlengkap
Metamorfosis terjadi karena penyesuaian lingkungan hidup dari air ke darat. Oleh karena itu terjadi perubahan sistem organ tubuh untuk menyesuaikan terhadap lingkungannya. Antara lain terjadi perubahan sistem pernafasan dari insang ke paru-paru, ekskresi dari pronefros ke mesonefros, sistem saraf: linea lateralis kemudian hilang; system pencernaan : dari herbivora menjadi carnivora dan sebagainya.
Proses metamorfosis secara bertahap yaitu premetamorfosis, prometamorfosis, metamorfosis dan postmetamorfosis. Kecepatan metamorfosis dipengaruhi oleh temperatur, makanan dan pengaruh hormon.
-
Pengendalian hormon pada metamorfosis Amfibia
Pemacu (trigger) metamorfosis Amfibia adalah hormon tiroksin. Besar kecilnya kadar troksin diekspresikan dalam tahapan metamorfosis. Pengaturan skresi tiroksin dilakukan oleh poros hipothalamus-hipofisis-kelenjar tiroid. Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) dari hipothalamus mempengaruhi sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) dari hipofise.
TSH mempengaruhi pertumbuhan dan sekresi kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin. Kadar tiroksin paling kecil menstimulasi pembentukan kaki belakang. Bila kadar tiroksin meningkat sedikit mempengaruhi resorbsi intestinum. Kadar meningkat lagi mempengaruhi pembentukankaki depan. Kadar paling tinggi menyebabkan pembentukan resorbsi ekor.
Percobaan untuk membuktikan peranan tiroid yaitu dilakukan thyroidectomi; maka metamorfosis tidak terjadi. Sebaliknya bila larva dipelihara dalam lingkungan tiroksin, maka metamorfisis lebih cepat, tetapi tidak sempurna karena pertumbuhan kaki tertinggal. Selain tiroksin, hormon yang terkait dalam metamorfosis yaitu prolaktin dari adenohipofisis.
Prolaktin sebagai imbangan tiroksin. Bila pengaruh tiroksi terlalu kuat maka ditahan oleh prolactin (sebagai antimetamorfosis). Tiroksin tinggi menyebabkan banyak kehilangan air, sedangkan prolaktin menghambat kehilangan air. Interaksi tiroksin-prolaktin menyebabkanmetamorfosis sekunder pada salamandra.
-
Perubahan struktur organ pada metamorfosis.
Pada metamorfosis terjadi regresi organ larva dan perkembangan organ dewasa. Organ yang mengalami regresi antara lain : insang, intestinum dan ekor; yang mengalami perkembangan yaitu : paru-paru, anggota badan, kulit dan alat ekskresi.
Serum (hemoglobin) mengalami perubahan dari fungsi pengikat O2 terlarut dalam air menjadi pengikat O2 dari udara. Regresi jaringan dengan cara antolesis, sedangkan perkembangan terjadi secara diferensiasi.
-
Sistem pencernaan
Sebagai herbivora, berudu bergigi tanduk, intestinum panjang, pancreas sebagai eksokrin. Pada waktu metamorfosis gigi tanduk tanggal. Intestinum menjadi lebih pendek karena sebagian besar sel-selnya mengalami resorbsi. Sel baru berasal dari lapisan basal menggantikan sel yang sudah degenerasi.
-
Sistem integumentum
Kulit berudu terdiri dari lapisan epitel yang sederhana, tidak banyak sel yang menyusun. Setelah metamorfosis sel-sel yang menyusun kulit menjadi kompleks dan banyak jenis sel yang menyusun, diantaranya sebagai sel kelenjar.
-
Sistem pernafasan
Insang mengalami degenerasi karena pengaruh tiroksin. Sedangkan kuntum paruparu mengalami proliferasi dan diferensiasi membentuk alveolus. Ada kalanya saat pergantian sistem ini sebagai masa kritis bila yang mengalami regresi sudah lanjut tetapi alat baru belum berkembang.
-
Sistem ekskresi
Alat ekskresi larva semua sebagai pronefros dan mengalami degenerasi. Mesonefros berkembang menggantikan prenefros.
-
Anggota badan
Kaki terbentuk dan berkembang karena stimulasi dari tiroksin. Diferensiasi kuntum kaki dipengaruhi oleh kadar tiroksin yang tidak terlalu tinggi.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Jenis Dan Ciri-Ciri Amfibi Dalam Ilmu Biologi