Pengertian Totipotensi

Diposting pada

 

Pengertian Totipotensi

Totipotensi dalam biologi sel menunjukkan kemampuan suatu sel untuk dapat memperbanyak diri dalam keseluruhan (total) kemungkinan perkembangan yang dimungkinkan. Kata sifat totipoten lebih banyak dipakai. Sel punca, termasuk zigot, memiliki kemampuan ini. Pada tumbuhan, sel meristem yang berada pada titik tumbuh juga memiliki kemampuan ini.


Totipotent sel memiliki potensi total. Mereka dapat menjadi spesialis pluripotent sel yang dapat menim

Totipotensi

bulkan banyak sel anak, namun tidak semua, dari sel-sel yang diperlukan untuk pengembangan organisme. Pluripotent sel mengalami lebih spesialisasi ke multipotent sel yang berkembang untuk menjadi sel-sel yang memiliki fungsi tertentu. Misalnya, batang sel darah multipotent menjadi sel merah, putih dan sel-sel di dalam darah platelets (keping darah).


Kemampuan totipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup/tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat ini menjadi pluripoten (“banyak potensi”), multipoten (“berbagai potensi”), atau unipoten (“tunggal potensi”). Sel yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang masih banyak, multipoten hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah terspesifikasi.


Teori Totipotensi

Teori Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna bila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai. Teori totipotensi dikemukakan oleh G. Heberland pada tahun 1898. Pada tahun 1950, F.C. Steward dan mahasiswanya dari Cornell University memperoleh tanaman wortel utuh dari sel somatik sel floem akar wortel. Tahapan dalam totepotensi sel-sel wortel sehingga terbentuk individu baru adalah sebagai berikut: Floem akar tanaman wortel – Dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mg – Ditumbuhkan pada media bernutrein – Sel-sel membelah, terbentuk kalus (jaringan yang belum terdeferensiasi) – Kalus dipisahkan dalam media nutrisi – Kalus membelah diri membentuk embrio – Terbentuk tanaman baru.


Pembudidayaan tanaman di bagi 2, yaitu: Dengan cara Modern, contohnya Kultul jaringan. Dan dengan cara Tradisional, misalnya Mencangkok, menyetek, menempel (Okulasi), merunduk dan sambung/enten.


Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi tanaman identik secara genetik. Usaha memperoleh sutau individu baru dari satu sel atau jaringan dikenal sebagai kultur jaringan.

Sifat Totipotensi

Adanya sifat totipotensi pada jaringan tumbuhan dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam dalam jumlah banyak dan cepat.sel-sel tumbuhan dapat  bersifat totipotensi (berpotensi penuh), yaitu sel-sel tersebut dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua bagian organisme matang.


Teori totipotensi di kemukanan oleh G. Heberland pada tahun 1898. Pada tahun 1950, F.C. Steward dan mahasiswanya memperoleh tanaman wortel utuh dari sel somatik sel floem akar wortel.


Tahapan dalam totipotensi sel-sel wortel sehingga terbentuk individu baru adalah sebagai berikut:

  1. Floem akar tanaman wortel
  2. Dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mg
  3. Ditumbuhkan pada media bernutrien
  4. Sel-sel membelah, terbentuk kalus ( jaringan yang belum terdiferensiasi )
  5. Kalus dipisahkan dalam media nutrisi
  6. Kalus membelah diri membentuk embrio
  7. Terbentuk tanaman baru

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Keratinosit Dalam Biologi


Totipotensi Sel

TOTIPOTENSI SEL

Setiap sel dalam satu tumbuhan memiliki informasi genetik yang sama.
Sel ini memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru yang utuh seperti induknya, karena mampu melakukan seluruh aktivitas metabolisme dan mengekspresikan semua informasi genetiknya di bawah kondisi yang memenuhi syarat sehingga dapat membentuk organisme yang lengkap dan terdiferensiasi penuh. Potensi sel ini disebut totipotensi atau berpotensi penuh.


Dengan totipotensi, satu tanaman dapat di klon menjadi banyak tanaman yang identik. Kemampuan sel ini menyebabkan para ilmuwan tertarik untuk mengembangkan sel atau jaringan tersebut menjadi individu baru. Usaha untuk memperoleh individu baru dari satu sel atau jaringan disebut kultur jaringan.


Prinsip dasar kultur jaringan sama dengan stek. Setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan menjadi satu individu baru yang utuh (mikropropagasi). Jika kondisi lingkungan sesuai dan cukup nutrien maka setiap irisan bagian tubuh tumbuhan ini akan mampu tumbuh menjadi sejumlah individu yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.


Tumbuhan memiliki hormon endogen yang bisa memacu pertumbuhan, seperti auksin dan sitokinin. Hormon ini akan memacu pembelahan sel tumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan. Dengan menambah hormon pertumbuhan (auksin) pada kultur sel, sel-sel atau jaringan ini akan membelah membentuk massa sel-sel kalus yang belum terdiferensiasi.


Terdiferensiasi adalah awal proses terbentuknya organ yang ditandai dengan hasil pembelahan sel yang berbeda bentuk polanya kearah pembentukan organ tertentu. Kemudian, selsel kalus tersebut ditumbuhkan menjadi individu baru.


Pada kultur jaringan, tahap-tahap perkembangan sel somatik menjadi embrio sama dengan pertumbuhan zigot. Bedanya zigot (2n) dihasilkan melalui perkawinan sperma dan ovum yang bersifat haploid (n). Pertumbuhan embrio ini dimulai dari sel → globular → bentuk jantung → bentuk torpedo → bentuk kotiledon → tumbuhan muda.


Tumbuhan hasil kultur jaringan disebut klon. Tumbuhan baru ini dapat dikembangkan di lahan biasa atau pada media hidroponik. Dengan kultur jaringan akan dihasilkan tanaman secara massal tanpa areal yang luas dengan kualitas dengan induknya sehingga kebutuhan pangan masyarakat akan terpenuhi.


Tipe-tipe sel yang berbeda mentranskripsi seperangkat gen yang berbeda. Perbedaan diantara tipe sel yang berbeda tergantung pada protein utama yang dibuat, yang ditentukan pada tingkat pengontrolan sintesa protein. Terdapat lima pengontrolan dalam pembentukan protein dari DNA :


  1. Pengontrolan transkripsi berfungsi mengontrol bagaimana dan kapan suatu gen ditranskripsikan
  2. Pengontrolan prosesing, mengontrol bagaimana transkrip RNA diproses
  3. Pengontrolan transpor, memilih m-RNA lengkap yang mana dalam inti sel akan dikeluarkan ke sitoplasma.
  4. Pengontrolan translasi, memilih m-RNA dalam sitoplasma yang ditranslasi oleh ribosom
  5. Pengontrolan degradasi m-RNA, menstabilkan m-RNA tertentu dalam sitoplasama.

Sifat Totipotensi

Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi tanaman identik secara genetik. Usahan memperoleh individu baru dari suatu sel atau jaringan dikenal sengan kultur sel atau kultur jaringan. Prinsip kultur sel atau kultur jaringan sama dengan prinsip perkembanga secara vegetatif denga setek. Pada setek, setiap potonng bagian tumbuhan akan tumbuh menjadi satu individu baru. Hanya saja, pada metode kultur jaringan harus memperhatikan sterilitas alat dan bahan.


kultur jaringan

Pada kultur jaringan, sel atau jaringan ditumbuhkan untuk membentuk organisme yang memiliki bagian yang lengkap. Pemberian nutrisi dan hormon auksin dan sitokinin pada media pertumbuhannya, akan memacu pebelahan sel-sel sehingga terjadi pertumbuhan. Jika tanaman dilukai, asam traumalin akan menyembuhkan luka. Pemberian hormon auksin pada luka tersebut menyebabkan pembelahan sel berlangsung cepat dan terbentuk gumpalan halus yang disebut kalus yang belum terdiferensiasi. Sel-sel kalus tersebut dapat dikembangkan menjadi individu baru. Dengan kultur jaringan, seluruh bagian tumbuhan dapat dikembangkn menjadi individu baru (solomon et al.2005).


Pembentukan Totipotensi

Totipotent sel dibentuk selama fase seksual dan reproduksi asexual termasuk spora dan zygot. Zygot adalah produk dari perpaduan dari dua gamet. Dalam beberapa organisme, sel berdiffereniasi dan dapat kembali melakukan totipotency. Sebagai contoh, perkembangan manusia dimulai ketika sebuah sperma fertilizes menciptakan sebuah telur dan satu sel totipotent (zygote). Pada hari pertama setelah pembuahan, sel ini membagi menjadi identik totipotent sel. Kira-kira empat hari setelah pembuahan dan setelah beberapa siklus dari divisi sel, sel-sel ini mulai totipotent berspesialisasi. Pada tumbuhan, sel meristem yang berada pada titik tumbuh juga memiliki kemampuan ini.


Totipotent sel memiliki potensi total. Mereka dapat menjadi spesialis pluripotent sel yang dapat menimbulkan banyak sel anak, namun tidak semua, dari sel-sel yang diperlukan untuk pengembangan organisme. Pluripotent sel mengalami lebih spesialisasi ke multipotent sel yang berkembang untuk menjadi sel-sel yang memiliki fungsi tertentu. Misalnya, batang sel darah multipotent menjadi sel merah, putih dan sel-sel di dalam darah platelets (keping darah).


Kemampuan totipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup/tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat ini menjadi pluripoten (“banyak potensi”), multipoten (“berbagai potensi”), atau unipoten (“tunggal potensi”). Sel yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang masih banyak, multipoten hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah terspesifikasi.


Pembentukan Totipotensi

Keunggulan Totipotensi

  • Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur
  • Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
  • Tidak membutuhkan ruangan yang luas
  • Cepat menghasilkan sejumlah tanaman baru dari satu jenis tanaman

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Pembuluh Limfatik Dalam Biologi


Kultur Jaringan

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.


Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Prinsip kultur  sel atau kultur jaringan sama dengan prinsip perkembangbiakan secara vegetatif dengan stek. Pada stek, setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan tumbuh menjadi satu individu baru. Hanya saja, pada metode kultur jaringan, sel atau jaringan ditumbuhkan untuk membentuk organisme yang memiliki bagian yang lengkap. Pemberian nutrien dan hormon tumbuh auksin dan sitokinin pada media pertumbuhannya, akan memacu pembelahan sel-sel sehingga terjadi pertumbuhan. Jika tanaman dilukai , asam traumalin akan menyembuhkan luka.


Pemberian hormon auksin pada luka tersebut menyebabkan pembelahan sel berlangsung cepat dan terbentuk gumpalan halus yang disebut kalus yang belum terdiferensiasi. Sel-sel kalus tersebut dapat dikembangkan menjadi individu baru. Saat ini, kultur jaringan dikembankan dengan penambahan hormon yang sesuai kebutuhan untuk pembentukan setiap organ tumbuhan. Dengan sistem kultur jaringan, seluruh bagian tubuh tumbuhan dapat dikembangkan menjadi tanaman baru.


Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.


Kultur Jaringan adalah metode pembudidayaan suatu jaringan tanaman secara vegetatif menjadi tanaman kecil yang memiliki sifat sama dengan tanaman aslinya. Teknik kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi tanaman, yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk tumbuh dan menjadi tanaman sempurna apabila berada di lingkungan sesuai. Agar tumbuhan sempurna, suatu sel harus ditumbuhkan pada media khusus. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar kultur jaringan dapat berhasil antara lain :


Pemilihan bahan tanaman (eksplan) yang baik, biasanya diambil dari jaringan meristem.

  1. Penggunaan medium yang cocok. Medium ini harus mengandung 5 kelompok senyawa yaiyu : garam anorganik, sumber karbon vitamin, zat pengatur tubuh, daan pelengkap organik.
  2. Pencapaian keadaan aseptik, yaitu pengambilan bahan tanaman (eksplan) secara steril.
  3. Pengaturan udara yang baik.

persyaratan kultur jaringan


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Pengertian Mikrobiologi Dalam Biologi Dan Faktor Beserta Mekanismenya


Prinsip Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.Teori yang mendasari tehnik kultur jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.


Prinsip dasar kultur jaringan sama dengan stek. Setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan menjadi satu individu baru yang utuh ( mikropropagasi ). Jika kondisi lingkungan sesuai dan cukup nutrient maka setiap irisan bagian tubuh tumbuhan ini akan mampu tumbuh menjadi sejumlah individu yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.


Pada tumbuhan memiliki hormone endogen yang dapat memacu pertumbuhan seperti auksin dan sitokinin. Hormon ini akan memacu pembelahan sel tumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan. Dengan menambah hormone pertumbuhan ( auksin ) pada kultur sel, sel-sel jaringan ini akan membelah membentuk massa sel-sel kalus yang belum terdiferensiasi.


Terdiferensiasi merupakan awal proses terbentuknya organ yang ditandai dengan hasil pembelahan sel yang berbeda bentuk polanya kearah pembentukan organ tertentu, kemudian sel-sel kalus tersebut ditumbuhkan menjadi individu baru.


Pada kultur jaringan, tahap-tahap perkembangan sel somatic menjadi embrio sama dengan pertumbuhan zigot. Bedanya zigot ( 2n ) dihasilkan melalui perkawinan sperma dan ovum yang bersifat haploid ( n ). Pertumbuhan embrio ini dimulai dari sel > globular > bentuk jantung > bentuk torpedo > bentuk kotiledon > tumbuhan muda.


Tumbuhan hasil kultur jaringan disebut klon. Tumbuhan baru ini bisa dikembangkan di lahan biasa atau pada media hidroponik. Dengan kultur jaringan akan dihasilkan tanaman secara missal tanpa areal yang luas dengan kualitas dengan induknya sehingga kebutuhan pangan masyarakat akan terpenuhi.


Sekarang, kultur jaringan tidak digunakan untuk memperbanyak tanaman tetapi digunakan sebagai bioteknologi untuk mendapatkan tanaman bebas virus, untuk produksi obat, produksi tanaman unggul dan sebagainya.


Teknik Kultur Jaringan :

  • Meristem culture, budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem.
  • Pollen culture/anther culture, menggunakan eksplan dari pollen atau benang sari.
  • Protoplas culture, menggunakan eksplan dari protoplas.
  • Chloroplas culture, menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protoplas.
  • Somatic cross (bilangan protoplas/fusi protoplas), menyilangkan dua macam protoplas, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat baru.

Proses Kultur Jaringan


Manfaat Kultur Jaringan

  1. Pengadaan bibit tidak tergantung musim.
  2. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit).
  3. Bibit yang dihasilkan seragam.
  4. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu).
  5. Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah.
  6. Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.
  7. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
  8. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.
  9. Untuk menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu singkat dengan sifat dan kualitas sama dengan induknya.
  10. Mendapatkan tanaman yang bebas dari virus dan penyakit.
  11. Menciptakan varietas baru, yaitu dengan cara menggabungkan plasma dari sel-sel yang berbeda dalam satu spesies lalu menumbuhkannya melalui kultur jaringan.
  12. Melestarikan jenis tanaman yang hampir punah.
  13. Mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman.

Keuntungan Kultur Jaringan

  • Pengadaan bibit tidak tergantung musim.
  • Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relative lebih cepat ( dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 bibit ).
  • Bibit yang dihasilkan seragam.
  • Tidak membutuhkan ruang yang luas.
  • Bibit yang dihasilkan bebas penyakit ( menggunakan organ tertentu ).
  • Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah.
  • Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya.
  • Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Dan Ciri-Ciri Tumbuhan Dikotil Beserta Contohnya Secara Lengkap


Kultur Jaringan Tradisional

Mencangkok

Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm. Tujuan mencangkok untuk mengembangbiakkan tanaman. Tanaman yg dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau berkambium. Contoh : Mangga, jambu, jambu air, jeruk, dll. Saat mencangkok jaringan floem harus dihilangkan agar zat makanan harus dihilangkan agar zat makanan hasil fotosintesis terhenti didaerah pemotongan dan merangsang pertumbuhan akar.


Cara Mencangkok Tanaman

Alat dan bahan Mencangkok

  • Tali pengikat atau memakai tali rafia.
  • Pisau yang tajam
  • Serabut kelapa atau plastik.
  • Gunting
  • Tanah yang subur
  • Cabang/ranting yang akan kita cangkok

Langkah – langkah Mencangkok

  • Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
  • Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
  • Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
  • Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu.
  • Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.\
  • Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian taruhlah pada pot. Setelah terlihat baik tanamlah di tanah.

Cangkokan


Keunggulan mencangkok :

  1. Tanaman lebih cepat berproduksi (berbuah).
  2. Sifat tanaman baru sama seperti induknya.
  3. Menghasilkan buah dalam waktu yang relative singkat ± 4 tahun.
  4. Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat antara 1 – 3 bulan.

Kelemahan mencangkok:

  1. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga lebih mudah tumbang/roboh dibandingkan tanaman yang berasal dari biji.
  2. Umur tanaman lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji.
  3. Bentuk pohon induk jadi rusak.
  4. Tidak dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat
  5. Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan.
  6. Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah induk menjadi terganggu.

Menyetek

Reproduksi dengan cara menyetek (stek) merupakan cara yang paling mudah dilakukan. Seperti halnya mencangkok, dari perbanyakan dengan cara stek ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga, dan sebagainya. Tetapi bila dibandingkan dengan mencangkok, stek mempunyai kelebihan. Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri serdiri, tetapi stek tidak demikian. Stek dengan ketentuannya sendiri akan menumbuhakan akar dan daun untuk menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah.


Macam-macam Stek

  • Stek akar, yaitu stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal dengan satu atau beberapa mata.Contohnya stek pada tanaman Jahe dan kunyit.

  • Stek batang, stek ini terdiri dari :
  1. Stek cabang, yaitu terdiri dari bagian batang atau cabang atau cabang yang tua, tanpa kulit hijau lagi.
    Contohnya stek tanaman ubi kayu.
  2. Stek ranting, yaitu stek tanaman yang berasal dari bagian batang atau ranting yang masih muda, yang masih mempunyai kulit hijau. Contohnya stek pada tanaman Pangkas kuning, dan Teh.
  3. Stek ujung, yaitu stek yang menggunakan bagian ujung batang yang paling muda
    contohnya stek pada tanaman Kangkung.
  • Stek Daun, yaitu stek yang menggunakan bagian tanaman yang berupa daun, dengan satu mata atau lebih. Setiap mata akan membentuk tunas dan akar baru. Setelah tanaman baru telah tumbuh, bahan stek akan berangsur-angsur membusuk.

  • Stek Tunas/Mata, yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan mata tunas suatu tanaman, contohnya pada stek tanaman Tebu.
    Tetapi yang paling baik adalah stek dengan menggunakan bagian pangkal batang, karena perakaran yang terjadi lebih banyak dan lebih kuat. Juga jika tumbuh besar maka fisik tanamn akan lebih kokoh dan tidak mudah roboh. Pangkal batang juga sangat baik untuk distek karena mempunyi potensi untuk tumbuh tunas yang lebih banyak.

Contoh cara menyetek tanaman, misalnya pada mawar:

  1. Potong batang/tangkai mawar yang sudah tua. Jika terlalu panjang, potong-potonglah tangkai menjadi 4 – 5 cm dengan pisau yang tajam dan bersih;
  2. Media tanam yaitu tanah murni tanpa campuran pupuk jenis apapun. Jangan gunakan pupuk karena terdapat banyak bakteri yang dapat menghambat atau bahkan mematikan tanaman yang akan distek. Pada proses penyetekan yang dibutuhkan tanaman adalah pertumbuhan akar;

  3. Proses tanam, masukkan tanah kedalam kantong plastik seperempat kilogram yang di lubangi dengan sapu lidi terutama bagian bawah, lalu siram dengan air bersih hingga rata. Setelah itu tancapkan batang mawar yang telah dipotong 4 – 5 cm tadi persis di tengah-tengah pot/wadah dengan kelembaban setengah dari media tanam;

  4. Perawatannya dapat ditempatkan di tempat yang teduh dan usahakan media tanam tetap lembab dan basah. Jangan memberi pupuk pada tanaman hingga tanaman siap dipindah;
  5. Setelah tanaman udah tumbuh dan memiliki tangkai daun lebih dari tiga, berarti tanaman siap dipindah ke media tanam yang baru;

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Ciri, Dan Jenis Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Bryophyta) Beserta Contohnya Lengkap


Menempel ( Okulasi )

Menempel atau okulasi dilakukan dengan cara menempelkan mata tunas pada tumbuhan lain. Pada dasarnya, menempel hampir sama dengan menyambung. Tumbuhan yang diokulasi biasanya memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri. Misalnya tumbuhan yang memiliki akar yang kuat, tetapi buahnya kecil atau asam dapat digabungkan dengan tanaman yang memiliki buah besar dan manis, tetapi akarnya lemah.


Cara mengokulasi tanaman Alat dan bahan :

  • Tali rafia, pisau/cutter,
  • Dua jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas).

Langkah-langkah Mengokulasi

  1. Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi.
  2. Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
  3. Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.

  4. Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
  5. Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.

  6. Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.

  7. Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.

Merunduk 

Merunduk adalah cara reproduksi vegetatif dengan merundukkan cabang atau batang tumbuhan kedalam tanah. bagian yang tertanam akan mengeluarkan akar. Selanjutnya, bagian tanah tersebut dapat dipisahkan dan dikembangkan leih lanjut.


Cara melakukan perbanyakan Merunduk :

  1. Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
  2. Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel;
  3. Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah
  4. Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
  5. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut;
  6. Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya;
  7. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam

Sambung/Enten

Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.


Cara Mengenten tanaman Alat dan bahan

  • pisau/cutter yang steril
  • tali raffia
  • dua jenis tumbuhan (terung dan tomat)

Cara menyambung tanaman :

  1. Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
  2. Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.

  3. Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.
  4. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.

  5. Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
  6. Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Tumbuhan Paku – Pengertian, Ciri, Karakteristik, Struktur, Klasifikasi, Contoh


Contoh

Tanaman Langka

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan tropis yang sangat luas. Terdapat banyak ekosistem hewan dan tumbuhan. Disamping itu sekarang banyak hewan-hewan yang diburu untuk diperjual belikan begitu juga tumbuhan yang ditebang dan juga diperjual belikan. Maka dari itu banyak hewan-hewan dan tumbuhan yang hampir langka. Langka artinya populasinya tinggal sedikit di dunia sehingga terancam punah.


Maka dari itu kita harus menjaga populasi hewan dan tumbuhan yang hampir punah. Dengan cara tidak menebang pohon secara liar ,pemburuan liar dan masih banyak lagi.Berikut ini adalah beberapa jenis  tanaman langka yang tumbuh di Indonesia


Tanaman Langka

Tanaman Langka


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Tumbuhan Monokotil – Pengertian, Kelompok, Ciri, Struktur, Contohnya


Kultur Jaringan Tanaman Langka (Anggrek)

Dalam perbanyakan anggrek, teknik kultur jaringan bertujuan menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam. Caranya dilakukan dengan menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (akar, daun, batang, mata tunas) atau menumbuhkan jaringan-jaringan generatif (ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat bebas mikroorganisme. Kegiatan ini dilakukan dalam ruangan yang steril menggunakan peralatan yang juga disterilkan. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman anggrek dengan teknik kultur jaringan adalah:


Tanaman Langka (Anggrek)

  • Pemilihan eksplan

Eksplan merupakan suatu sel atau irisan jaringan tanaman secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.


Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya.


  • Pembuatan media

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media cair berarti campuran-campuran zat kimia dengan air suling, sedangkan media padat adalah media zat cair tesebut ditambah dengan zat pemadat agar.


Media yang digunakan dalam kultur jaringan anggrek tidak jauh berbeda dengan media lainnya. Sebelum membuat medium, maka terlebih dahulu kita harus menentukan medium apa yang akan kita buat. Jenis medium dengan komposisi unsur kimia yang berbeda dapat digunakan untuk media tumbuh dari jaringan tanaman yang berbeda pula. Misalnya media Vacin Went sangat baik untuk media tumbuh anggrek. Tetapi tidak cocok untuk media tumbuh lain. Untuk membuat media kultur jaringan, biasanya menimbang setiap komponen bahan kimia yang terdapat pada resep medium dasar. Langkah ini kurang praktis karena memakan banyak waktu dan mengurangi ketepatan. Selain itu, timbangan yang digunakan untuk menimbang sejumlah kecil bahan kimia kadang-kadang tidak tersedia.


Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.


  • Inisiasi

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.


  • Sterilisasi

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.


Multiplikasi

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.


  • Pengakaran

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).


  • Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.


DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI semester 1. Malang: Erlangga.
Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Yudhitira.
Rochman, Siti Nur dkk. 2009. Biologi SMA/MA kelas XI. Jakarta: BSE
Sumber lain : www.google.co.id
Campbell, N. A., Reece, J.B., dan Mitchell, L. G. 2002. Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books. New York.
Gilbert, S.F. 1985. Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland. Massacussetts. Spratt, N. T. 1971. Development Biology. Wadsworth Publ Co. Belmont, california.
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari