√ Kesenjangan Sosial : Pengertian, Contoh, Penyebab Dan Solusi

Diposting pada

 Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi pemerintah yang butuh perhatian yang lebih. Kesenjangan sosial yang terjadi dalam  masyarakat sangatlah mencolok dan makin memprihatinkan yang perlu di bahas serta dicari penyebab-penyebab terjadinya suatu kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial yang muncul dalam masyarakat perlunya sebuah keberanian dalam pengungkapanpannya.

Pendidikan menjadi hal yang paling sering menjadi sorotan, karena lewat pendidikanlah sesuatu perubahan dimulai. Penciptaan generasi muda yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan yang dengan ilmu pengetahuan itu dapat melakukan pembangunan di segala bidang merupakan alasan umum mengapa pendidikan menjadi begitu penting.

Ironisnya yang justru terjadi dengan pendidikan di negara kita yang begitu luas ini adalah pendidikan  tidak  merata ke seluruh penjuru nusantara. Di era pembangunan yang sedang gencar-gencarnya ini, kesenjangan masih dirasakan oleh wilayah-wilayah di Indonesia yang berada jauh dari jangkauan pemerintah pusat.

. Untuk lebih jelasnya lagi tentang kesenjangan sosial secara lengkap marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.

kesenjangan sosial
Apa yang dimaksud dengan kesenjangan sosial?

  • Kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain.

Pengertian Kesenjangan Sosial Menurut Para Ahli

  • Menurut Abad Badruzaman (2009;284) kesenjangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu keadaan dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada orang miskin.
  • Menurut Soerjono Soekanto, kesenjangan sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-  unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
  • Sebagai teoritisi struktural fungsional, Emile Durkheim cenderung melihat ketimpangan sosial sebagai pembedaan fungsi dalam struktur sosial yang tak terhindarkan.
  • Max Weber, teoritisi tindakan sosial akan menilai ketimpangan sosial sebagai hasil dari perbedaan kepentingan masing-masing individu yang diekspresikan dalam sistem perilaku dan tindakan.

Faktor Penyebab Kesenjangan Sosial

1. Perbedaan sumber Daya Alam

Sumber daya alam berhubungan erat dengan tingkat perekonomian suatu daerah. Apabila dapat memanfaatkan suber daya alam dengan baik, laju perekonomian suatu daerah akan meningkat, begitu juga sebaliknya, tingkat perekonomian suatu daerah rendah apabila masyarakat tidak dapat memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal.

2. Kebijakan Pemerintah

Terkadang kebijakan pemerintah dapat menyebabkan kesenjangan sosial. misalnya kebijakan tentang program transmigrasi. Ketika warga pendatang lebih cepat maju dibandingkan dengan warga asli, ketimpangan sosial dapat terjadi. Ketimpangan tersebut terjadi karena ada ketidak setaraan antar dua kelompok yang seharusnya dapat berkembang bersama-sama.

3. Pengaruh Globalisasi

Masyarakat yang mampu menyikapi globalisasi secara tepat akan mampu memanfaatkan globalisasi untuk mencapai kemajuan. Sementara itu, masyarakat yang tidak mampu memnafaatkan globalisasi secara tepat tidak akan mampu mengambil kesempatan yang ditawarkan globalisasi. bahkan mengalami ketertinggalan.


4. Faktor Demografis

Kondisi Demografis menunjukan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, perbedaan kondisi ketenaga kerjaan, serta segala hal yang berkaitan dengan penduduk.  Perbedaan kondisi demografis suatu daerah dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial karena perbedaan produktivitas kerja masyarakat pada setiap daerah.

5. Letak dan Kondisi Geografis

Letak dan kondisi geografis Indonesia mempengaruhi tingkat pembangunan suatu masyarakat. Masyarakat yang tinggal di dataran rendah umumnya lebih mudah membangun berbagai infrastruktur, sementara masyarakat yang tinggal dataran tinggi membutuhkan waktu dan proses panjang dalam pembangunan karena terkendala kondisi alam yang menanjak dan tidak merata.Menurunnya pendapatan per kapita.

  • Ketidak merataan pembangunan antar daerah.
  • Rendahnya mobilitas sosial.
  • Pencemaran Lingkungan Alam.

6. Kemiskinan

Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang memiliki seperangkat kondisi:

(1)      Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk  keuntungan

(2)      tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi   tenaga tak terampil

(3)    rendahnya upah buruh

(4)    tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah

(5)   sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan

(6)   kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.

Budaya kemiskinan bukanlah hanya merupakan adaptasi terhadap seperangkat syarat-syarat obyektif dari masyarakat yang lebih luas, sekali budaya tersebut sudah tumbuh, ia cendrung melanggengkan dirinya dari generasi ke generasi melaui pengaruhnya terhadap anak-anak. Budaya kemiskinan cendrung berkembang bila sistem-sistem ekonomi dan sosial yang berlapis-lapis rusak atau berganti, Budaya kemiskinan juga merupakan akibat penjajahan yakni struktur ekonomi dan sosial pribumi didobrak, sedangkan status golongan pribumi tetap dipertahankan rendah, juga dapat tumbuh dalam proses penghapusan suku. Budaya kemiskinan cendrung dimiliki oleh masyarakat serta sosial yang lebih rendah, masyarakat terasing, dan warga korban yang berasal dari buruh tani yang tidak memiliki tanah.


Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi kebudayaan kemiskinan mencakup pengertian bahwa semua orang yang terlibat dalam situasi tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang rendah sebagai salah satu bentuk adaptasi yang realistis.

Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah :

(1) fatalisme,
(2) rendahnya tingkat aspirasi,
(3) rendahnya kemauan mengejar sasaran,
(4) kurang melihat kemajuan pribadi ,
(5) perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,
(6) Perasaan untuk selalu gagal,
(7) Perasaan menilai diri sendiri negatif,
(8) Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan
(9) Tingkat kompromis yang menyedihkan.

Berkaitan dengan budaya sebagai fungsi adaptasi, maka suatu usaha yang

sungguh-sungguh untuk mengubah nilai-nilai yang tidak diinginkan ini menuju ke arah yang sesuai dengan nilai-nilai golongan kelas menengah, dengan menggunakan metode-metode psikiater kesejahteraan sosial-pendidikan tanpa lebih dahulu (ataupun secara bersamaan) berusaha untuk secara berarti mengubah kenyataan kenyataan struktur sosial (pendapatan, pekerjaan, perumahan, dan pola-pola kebudayaan membatasi lingkup partisipasi sosial dan peyaluran kekuatan sosial) akan cendrung gagal. Budaya kemiskinan bukannya berasal dari kebodohan, melainkan justru berfungsi bagi penyesuaian diri.

Kemiskinan struktural menurut Selo Sumarjan (1980) adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan strukturl adalah suasana kemiskinan yang dialami oleh suatu masyarakat yang penyebab utamanya bersumber pada struktur sosial, dan oleh karena itu dapat dicari pada struktur sosial yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri.


7. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangan perekonomian menjadi fartor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan merupakan pekerjaan bagi pemerintah saat ini.


Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini, memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangan yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah, apalagi jika ia miskin dan juga kotor, jangankan menolong, sekedar melihatpun mereka enggan.

Kesenjangan sosial yang terjadi diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :

a. Kemiskinan

Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai

konteks sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam

masyarakat yang memiliki seperangkat kondisi:

  1. Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk keuntungan tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak terampil
  2. Rendahnya upah buruh
  3. Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah
  4. Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan
  5. Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.

Budaya kemiskinan bukanlah hanya merupakan adaptasi terhadap seperangkat syarat-syarat obyektif dari masyarakat yang lebih luas, sekali budaya tersebut sudah tumbuh, ia cendrung melanggengkan dirinya dari generasi ke generasi melaui pengaruhnya terhadap anak-anak. Budaya kemiskinan cendrung berkembang bila sistem-sistem ekonomi dan sosial yang berlapis-lapis rusak atau berganti, Budaya kemiskinan juga merupakan akibat penjajahan yakni struktur ekonomi dan sosial pribumi didobrak, sedangkan status golongan pribumi tetap dipertahankan rendah, juga dapat tumbuh dalam proses penghapusan suku. Budaya kemiskinan cendrung dimiliki oleh masyarakat serta sosial yang lebih rendah, masyarakat terasing, dan warga korban yang berasal dari buruh tani yang tidak memiliki tanah.

Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi kebudayaan kemiskinan mencakup pengertian bahwa semua orang yang terlibat dalam situasi tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang rendah sebagai salah satu bentuk adaptasi yang realistis.

Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah :

  1. Fatalisme,
  2. Rendahnya tingkat aspirasi,
  3. Rendahnya kemauan mengej ar sasaran,
  4. Kurang melihat kemajuan pribadi ,
  5. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,
  6. Perasaan untuk selalu gagal,
  7. Perasaan menilai diri sendiri negatif,
  8. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan
  9. Tingkat kompromis yang menyedihkan.

b. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangan perekonomian menjadi fartor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan merupakan pekerjaan bagi pemerintah saat ini.


Dampak kesenjangan sosial

Dampak Positif

  • Menghilangkan kondisi pemicu stress
  • Merileksasikan baik jiwa dan raga
  • Mempercepat proses aktivitas manusia
  • Menyebabkan pembagian kerja yang lebih merata

 

Dampak Negatif

  • Menumbuhkan sifat malas
  • Ketidakpuasaan terhadap sesuatu
  • Mudah putus asa yang menghambat mobilitas kerja
  • Timbulnya Kecemburuan sosial
  • Banyak terjadi tindak kriminalitas

Contoh Kesenjangan Sosial

Berikut ini beberapa contoh kesenjangan sosial dalam kehidupan sehari-hari:

  • Koruptor yang memakan uang rakyat hingga milyaran rupiah hanya ditahan selama 3 tahun sedangkan orang yang maling ayam dapat ditahan hingga belasan tahun.
  • Tidak adanya fasilitas transportasi yang cukup layak untuk penderita cacat.
  • Orang yang berpenampilan dengan pakaian mahal dan bagus diperlakukan dengan sangat baik oleh pelayan berbeda dengan orang yang berpenampilan biasa saja.

 

Contoh kesenjangan antara masyarakat desa-kota

Hal ini di sebabkan oleh berbagai faktor, Diantaranya Adalah Tingkat daya Beli Masyarakat Desa lebih rendah, Pendidikan yang tidak merata, Pelayanan yang tidak sama antara Desa dan kota misalnya saja Kesehatan. Karena keterbatasan transportasi, sarana dan prasarana Desa lebih rendah daripada kota, serta minimnya pula lapangan pekerjaan di Indonesia membuat masyarakat Cendekiawan desa memilih untuk tinggal dan hidup di desa karena kenyamanannya, walaupun demikian banyak sekali orang-orang dari daerah Pergi ke Jakarta tanpa bekal Pendidikan apapun, semakin tahun Kota jakarta misalnya, menjadi semakin sesak karenanya.

Kesenjangan dilihat pula dari Perbedaan pendapatan perkapita Diperkotaan dan dipedesaan. Struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga atau masyarakat, khususnya pada sektor-sektor ekonomi yang menjadi basis ekspor dengan orientasi pasar dalam negeri (domestik)

  • Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan  persediaan lahan pertaniannya.
  • Terdesaknya kerajinan di desa oleh produk industry modern.
  • Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
  • Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir kemarau panjang dsb, sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
  • Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industry kerajinan
  • Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat
  • Kota  dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur kemanusiawiannya
  • Kota memberikan kesempatan untuk menghindarkan diri dari control sosial yang ketatatau untuk mengangkat diri dari posisisosial yang rendah

 

Solusi kesenjangan antara perkotaan & pedesaan.

Lalu, adakah solusi untuk kesenjangan antara perkotaan & pedesaan? Apakah itu? Tentu saja, ada. Dan itu adalah dengan meningkatkan taraf hidup dipedesaan. Bagaimana cara untuk solusi tersebut? Sebagaimana uraian di atas, dapat dimengerti mengapa ketimpangan sangat mencolok antara desa dan kota. Keterbelakangan baik dalam aspek pendidikan, ekonomi, maupun akses terhadap fasilitas kesehatan tidak semata-mata disebabkan oleh faktor sosial-kultural masyarakatnya yang secara kuat memegang prinsip

dan kultur kekerabatan dan tradisi/adat istiadat, tetapi jika ditelisik lebih dalam lagi, juga disebabkan karena faktor sosial politik dan geografi daerah yang tidak menguntungkan bagi daerah pedesaan. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat desa, juga bagi pemerintah.

Secara internal masyarakat pedesaan harus mulai terbuka dengan dunia luar, masyarakat juga tidak boleh alergi pada perubahan. Melanggengkan kebudayaan yang dimiliki tentu sangat penting dalam rangka menjaga kearifan lokal, tetapi masyarakat desa harus memiliki misi dan visi jelas dan terukur sehingga mereka dapat mengambil inisiatif untuk merubah nasib mereka. Tanpa perubahan mind set yang selama ini memang telah mengakar kuat pada masyarakat desa, tentunya mereka akan sulit untuk keluar dari belenggu keterbelakangan karena salah satunya minimnya persaingan di antara mereka. Masyarakat yang hidup bersama dengan mata pencaharian yang tidak jauh berbeda biasanya tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk bersaing satu sama lain. Kalau pun diantara penduduk desa ada ketimpangan pendapatan, umumnya tidak terlalu ekstrim.

Selain itu, Pemerintah juga harus membuat kebijakan yang diluar masyarakat itu sendiri. Desain kebijakan pemerintah harus menitikberatkan kepada hal-hal berikut :

  1. Kebijakan pemerintah harus menekankan kepada peningkatan/perbaikan infrastruktur desa terutama pada desa-desa yang kondisi geografisnya tidak menguntungkan.
  2. Akses terhadap pendidikan, informasi dan kesehatan gratis harus menjadi prioritas bagi pemerintah sehingga akselerasi pembangunan dapat terwujud dengan efektif.
  3. Pemerintah perlu memberikan bantuan modal bagi masyarakat desa sehingga mereka dapat memiliki mata pencaharian alternatif, tidak hanya mengandalkan sektor pertanian. Bantuan modal tentunya sangat membantu masyarakat karena mereka dapat memanfaatkannya untuk mendirikan usaha. Mata pencaharian alternative ini pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, terutama pada masyarakat desa yang tanahnya gersang dan tidak menjanjikan.
  4. Berkaitan dengan political will pemerintah, segregasi atau ekslusi terhadap masyarakat pedesaan baik dari aspek etnik, suku, agama, gender dan sejenisnya harus dihapuskan.

Beberapa solusi di atas tentu dapat menjadi input bagi pemerintah dalam membuat kebijakan terutama berkaitan dengan peningkatan tarap hidup desa agar menjadi lebih baik. Dengan demikian, desa yang selama ini identik dengan keterbelakangan lambat laun dapat mengalami akselerasi secara cepat menjadi desa yang lebih maju.


Pemecahan dan Solusi Kesenjangan Sosial Di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang besar dan salah satu negara yang memiliki kepulauan yang banyak serta letaknya berjauhan. Kesenjangan sosial sangatlah mungkin terjadi di Indonesia karena banyak daerah-daerah terpencil yang terisolir dari keramaian. Dan Indonesia adalah suatu negara yang tingkat korupsinya sangat tinggi, di dunia Indonesia masuk dalam 5 besar negara terkorup. Sebenarnya Indonesia mampu menjadi negara yang maju dan menjadi negara yang mampu menyejahterakan masyarakatnya.

Kerana Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan melimpah tetapi kenapa masih terjadi kesenjangan sosial yang sangat mencolok. Ini menjadi pertanyaan besar yang perlu adanya jawaban dan titik terang  Dalam hal ini merupakan tugas bagi pemerintah sekarang,bagaimana lebih menyejahterakan masyarakat serta meminimalis kesenjangan sosisal. Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemecahan kesenjangan sosial yang terjadidi masyarakat.

Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia:

  1. Meminimalis (KKN) dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya kasus tentang bank century belum menemukan titik terang dan seolah-olah mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.
  2. Meningkatkan sistem keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum.
  3. Dalam hal pendidikan harus diutamakan.
  4. Membuka lapangan pekerjaan agar tidak adanya penganguran.
  5. Membrantas korupsi agar tidak ada lagi yang korupsi.
  6. Meningkatkan sebuah sistem peradilan di Indonesia dan melakukan pengawasan ketat dari mafia peradilan. agar yang mempunyai kekuasan tidak semana-mena sama rakyat kecil.

Masih banyak mafia hukum merajarela di Indonesia itu yang semakin membuat kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok.Keadilan saat ini sangatlah sulit untuk ditegagakkan bagaimana tidak! Seorang koruptor ditahan namun semua fasilitas sudah tercukupi di dalam ruang tahanan. Sedangkan bagaimana dengan nasib seorang masyarakat kecil yang hanya mencuri ayam misalnya, mereka melakukan dengan seenak mereka kadang juga mereka menyiksa dengan tidak prikemanusiaan. Hal ini sangatlah menunjukkan kesenjangan sosial di Indonesia yang sangatlah mencolok antara pihak kaya atau pihak yang mempunyai penguasa antara rakyat kecil atau orang miskin.


Itulah ulasan tentang Pengertian Dan Faktor Penyebab terjadinya Kesenjangan Sosial Beserta Cara Mengatasinya Terlengkap . Semoga apa yang diulas diata bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari