Pengertian Majas
Gaya bahasa atau biasa disebut majas merupakan pemanfaatan ragam bahasa atau kekayaan bahasa, dalam pemakaian ragam bahasa tentu untuk memperoleh efek agar cerita menjadi hidup, serta keseluruhan ciri bahasa dari sekelompok penulis sastra dalam menyampaikan perasaan dan pikiran, baik secara tertulis ataupun lisan.
Jenis-Jenis Majas
Berikut ini adalah jenis-jenis majas, sebagai berikut:
1. Majas perbandingan
Berikut ini adalah jenis-jenis majas perbandingan, sebagai berikut:
- Alegori: Dengan kata lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti air yang mengalir di sepanjang sungai, yang kadang-kadang sulit untuk memprediksi kedalaman, yang bersedia menerima semua sampah, dan akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. - Alusio: Penggunaan ekspresi yang tidak selesai karena sudah dikenal.
Contoh: Selama dua hari ia tidak melihat. - Simile: Pengungkapan perbandingan eksplisit dinyatakan dengan preposisi dan penghubung, seperti, seperti, “misalnya”, “seperti”, “bak”, seperti “.
Contoh: Apakah Anda berpikir bahwa air yang saya suka minyak, seperti Qais dan Laila mabuk mengorbankan apapun. - Metafora: Gaya bahasa yang membandingkan objek dengan objek lain karena memiliki sama atau hampir sama.
Contoh: Cuaca mendung sebab sang raja siang enggan menampakkan dirinya. - Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal-hal yang bukan manusia.
- Sinestesia: Kiasan dalam bentuk ekspresi rasa yang dituangkan melalui ekspresi indra lainnya.
Contoh: Dengan telaten, ia mendengus setiap mangga dalam keranjang dan memilih berbau manis. (Bau: indera penciuman, manis: indra perasa). - Antonomasia: Pemakaian sifat untuk nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
- Aptronim: Penamaan yang tepat dengan pekerjaan atau sifat orang.
- Metonimia: Pengungkapan penggunaan nama untuk benda-benda lain ke dalam merek, karakteristik, atau atribut.
Contoh: Karena mereka sering menghisap jarum, dia penyakit paru-paru. (Merek rokok Djarum). - Hipokorisme: Gunakan nama hewan peliharaan atau kata yang digunakan untuk menunjukkan hubungan dekat.
Contoh: Otok hanya menatap bunga obligasi bola mata, yang membuat Otok semakin terkesima. - Litotes: Penurunan ekspresi dalam kualitas fakta-fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Menerima hadiah berharga ini sebagai tanda terima kasih saya. - Hiperbola: Pengungkapan melebih-lebihkan fakta bahwa realitas ini menjadi tidak masuk akal.
Contoh: gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit. - Personifikasi: Pengungkapan yang memakai perilaku manusia diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh: pantai angin membelai rambutku. - Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
- Pars pro toto: Pengungkapan sebagian benda atau objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Dari kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya. - Totum pro parte: Pengungkapan dengan tidak membuat mati atau mati.
Contoh: Thailand bertanding vutsal melawan Indonesia. - Eufimisme: Mengatakan pengungkapan dianggap tabu atau dianggap kasar dengan kata-kata lain yang dianggap lebih tepat atau halus.
Contoh: Dimana saya dapat menemukan sebuah ruangan kecil? - Disfemisme: Laporan pengungkapan dianggap tabu atau kurang layak seperti itu.
Contoh: Bagaimana kabarmu, Roni? (Bahkan, ia berbicara dengan ayahnya sendiri) - Fabel: Menyatakan perilaku hewan sebagai manusia yang bisa berpikir dan berbicara kata.
Contoh: Kucing berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk makan tikus di depannya. - Parabel: Ungkapan nilai berpikir atau menyamar dalam sebuah cerita.
- Perifrasa: Frase panjang bukan frase singkat.
- Eponim: Membuat nama sebagai seseorang atau lembaga.
Contoh: Kami bermain untuk Ina. (Dalam hal ini, ‘Ina’ wakil dari lokasi ‘rumah milik Ina’.) - Simbolik: Menggambarkan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk mengungkapkan tujuan.
- Asosiasi: Perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, sulit untuk menemukan jalan keluar seperti benang kusut.
Baca Juga : “Majas Aliterasi” Pengertian & ( Contoh Kalimat )
2. Majas sindiran
Berikut ini adalah jenis-jenis majas sindiran, sebagai berikut:
- Ironi: Kata Sindiran dengan tidak memperlihatkan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta bahwa.
Contoh: Suara Anda adalah merdu seperti kaset kusut. - Sarkasme: Satir lurus dan keras.
Contoh: Anda tidak dapat melakukan masalah sederhana seperti ini? Isi dasar Pinhead dari kepala Anda! - Sinisme: Ungkapan bahwa pikiran atau ide mencemooh bahwa ada kebaikan pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh: Anda sudah pintar? Mengapa harus bertanya padaku? - Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, mengkritik atau kebiasaan, menertawakan gagasan, dll
- Innuendo: Satir adalah mengecilkan bahwa fakta-fakta yang nyata.
3. Majas penegasan
Berikut ini adalah jenis-jenis majas penegasan, sebagai berikut:
- Apofasis: Penegasan seolah-olah menyangkal bahwa menegaskan.
- Pleonasme:Tambahkan keterangan pada pernyataan yang jelas atau menambah informasi yang tidak perlu.
Contoh: Saya naik tangga ke atas. - Repetisi:Pengulangan frasa, kata dan klausa yang sama dalam sebuah kalimat.
Contoh: Dia akan datang, dan saya yakin dia akan datang ke sini. - Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata-kata atau bagian dari kata-kata yang berbeda.
- Aliterasi: Pengulangan konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh: Dengarkan aku. Menyapu dadaku. - Paralelisme: engungkapan dengan menggunakan kata-kata, frase, atau klausa yang paralel.
- Tautologi: Pengulangan sebuah kata dengan memakai sinonim.
- Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Contoh: Saya menulis surat ini sebagai gerimis. (Satu kutipan puisi W.S. Lace) - Antanaklasis: Memakai perulangan kata yang sama, namun dengan arti yang berbeda.
- Klimaks: Pikiran materi dalam deretan sederhana / perbaikan kurang penting ke titik yang kompleks / lebih penting.
Contoh: Dua orang kecil, kelas menengah dan kelas atas berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara untuk memenuhi Ulasan hak pilihnya. - Antiklimaks: pikiran Exposure atau materi dalam serangkaian kompleks / lebih penting Penurunan untuk hal yang sederhana / kurang penting.
- Inversi: Nama predikat pertama dalam kalimat sebelum subjek.
Contoh: dikejar oleh Anna kupu-kupu sangat bersemangat. - Retoris: Pertanyaan frase siapa jawaban yang terkandung dalam pertanyaan.
- Elipsis: kelalaian satu atau beberapa unsur kalimat, yang mana adalah susunan normal Ulasan Unsur-unsur ini harus ada.
- Koreksio: Ungkapan dengan mengatakan hal-hal yang dianggap salah atau tidak akurat, itu Disebutkan bahwa maksud yang sebenarnya.
- Polisindenton: Pengungkapan wacana atau kalimat, dihubungkan dengan konjungsi.
- Asindeton: kalimat Pengungkapan atau wacana tanpa konjungsi.
- Interupsi: Suatu bentuk ekspresi penyisipan informasi tambahan antara unsur-unsur kalimat.
- Eksklamasio: Ungkapan menggunakan kata-kata yang lebih baik.
- Enumerasio: Ungkapan Penegasan dalam bentuk dekomposisi oleh seluruh bagian.
- Preterito: Ungkapan Penegasan dengan menyembunyikan maksud sebenarnya.
- Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk mengkonfirmasi.
- Kolokasi: Tetap hubungan antara kata dengan kata lain dalam kalimat berikutnya.
- Silepsis: Penggunaan kata memiliki lebih dari satu makna dan fungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
- Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata-kata yang tidak logis, dan tidak sintaks tata bahasa untuk pembangunan kedua, demikian menjadi kalimat ambigu.
Contoh: Need Saya mengingatkan Anda, kakek saya adalah lembut dan terlalu marah.
Baca Juga : “Majas Antonomasia” Pengertian & ( Contoh Kalimat )
4. Majas pertentangan
Berikut ini adalah jenis-jenis majas pertentangan, sebagai berikut:
- Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang tampaknya bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
- Oksimoron: Paradox dalam frase tunggal.
- Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berarti berlawanan satu sama lain.
- Kontradiksi interminus: yang membantah klaim yang disebutkan di bagian sebelumnya.
- Anakronisme: Ungkapan yang berisi ketidaksesuaian dengan peristiwa waktu.
Contoh Majas
Berikut ini adalah contoh majas, sebagai berikut:
-
Contoh Majas Perbandingan
1. Contoh Majas Asosiasi
- Wajahnya bagaikan rembulan.
- Rambutnya bak mayang yang terurai.
- Dia mewarisi sifat seperti seekor singa.
- Badannya seperti samson.
- Watak dan karakternya seperti batu.
2. Contoh Majas Metafora
- Ia sangat terpukul dengan kepergian belahan hatinya
- Raja siang keluar dari ufuk timur
- Rosyid selalu menjadi bintang kelas setiap semester
- Ronaldo menjadi mesin pencetak gol bagi Madrid
- Pak Tono adalah tangan kanan ayahku.
- Si kutu buku itu jarang sekali keluar rumah.
3. Majas Alegori
- Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra yang begitu menakjubkan. Namun tak jarang kuatnya ombak akan mengombang-ambing tubuh kita.
- Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada akhirnya musnah
- Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
- Mila adalah bunga desa yang selalu mengagumkan.
- Lia selalu menjadi buah bibir karena tingkah lakunya yang urakan.
- Kita harus waspada dengan orang itu karena ia terkenal panjang tangan.
- Raja hutan itu memiliki suara yang paling menggelegar.
- Dodi senang sekali dengan buah tangan yang diberikan paman.
- Ali berusaha keras untuk mengasilkan buah pena
- Tulisan ini adalah buah pikiran kawan sekelasku.
- Sang Raja Siang memang selalu membawa kehangatan.
- Dinda adalah buah hati pasangan yang fenomenal itu.
- Budi hanya bisa pasrah dianggap sebagai sampah masyarakat.
Baca Juga : Pengertian Puisi – Ciri, Unsur, Jenis, Puisi Baru dan Lama, Contohnya
4. Contoh Majas Personofikasi
- Pena itu menari-nari di atas kertas.
- Lia termenung menatap daun-daun yang berjoget diterpa angin.
- Leptopku sedang kelelahan karena digunakan semalam suntuk.
- Pepohonan di hutan itu tampak sedih karena musim kemarau panjang.
- Lautan biru itu seolah menatapku dalam hening.
- Aku bisa merasakan dinding-dinding di sekitarku mendengar pembicaraan kita.
- Baju ini memelukku tubuhku yang kedinginan.
- Bunga-bunga di taman bercengkerama riang di bawah terik hangat mentari.
- Aku tidak bisa menemukan jam tanganku, mungkin dia melarikan diri.
- Jam berjalan dengan sangat lambat.
5. Contoh Majas Simbolik
- Rian sangat berani seperti raja hutan.
- Dina disebut-sebut sebagai kembang desa yang dikagumi semua pria.
- Lisa seperti ratu lebah yang dipuja oleh banyak orang.
- Dian yang masih menyendiri hingga sekarang memang layak dianggap bunga teratai, indah tapi susah dijangkau.
6. Contoh Majas Metonimia:
- Ayah suka menghisap gudang garam.
- Paman memintaku membeli djarum super.
- Agar tidak mabuk perjalanan, minum dulu antimo sebelum berpergian.
- Jika sedang akhir bulan, aku biasa makan
- Tolong ambilkan aqua dingin, aku haus sekali.
- Rasanya gerah sekali siang ini, aku ingin minum teh gelas
- Ayo kita pergi naik
- Aku ingin terbang naik
- Tolong ambilkan nokia milik Kakak di dalam kamar.
- Jika merasa lemas, Kamu bisa meminum
7. Contoh Majas Sinekdok
- Contoh Majas Sinekdok Pars Pro Toto:
- Kita hanya perlu mewakilkan satu kepala saja dalam rapat ini.
- Ibu membeli tiga ekor ayam untuk pesta nanti malam.
- Dia hanya menampakkan batang hidungnya sebentar saja, lalu pergi.
- Contoh Majas Sinekdok Totem Pro Parte :
- Malaysia berhasil mengalahkan Thailand dalam pertandingan bola itu.
- Amerika Serikat menyerang negara-negara yang dianggapnya berbahaya.
- China menyatakan bahwa negaranya telah terbuka dalam hubungan internasional.
- Jepang berhasil menerbangkan rudal tempur terbaru yang diklaim sangat canggih.
- Sekolahku memenangkan lomba cerdas cermat di Semarang.
8. Contoh Majas Simile
- Sering-seringlah bergaul, agar tidak seperti kura-kura dalam tempurung.
- Dia selalu saja patuh pada ketua geng itu, seperti kerbau yang ditusuk hidungnya.
- Lili memang sudah terkenal sebagai pemalas, seperti beruang di musim dingin.
- Adikmu tampak sangat lapar, jalannya seperti singa kelaparan.
- Rapat hari ini sangat kacau, seperti hutan terserang angin ribut.
9. Contoh Majas Hiperbola
- Dia sudah terbiasa memeras keringat untuk menafkahi keluarga.
- Luluk girang setengah mati karena mendapat lotre.
- Dinda menangis sampai air matanya habis karena kehilangan dompet.
- Lari marathon sungguh melelahkan sampai kakiku terasa mau lepas.
- Suaranya hampir memecahkan gendang telingaku.
- Gadis itu berbicara dengan lantang sampai suaranya memenuhi dunia.
- Dia menguap sampai aku hampir tertelan.
- Guruku sangat baik seperti malaikat.
- Soal matematika ini sangat mudah bagiku, sampai bisa kuselesaikan dalam sekejap mata.
- Dia bisa berlari sangat cepat secepat kilat.
Baca Juga : Sastra : Pengertian, Sejarah, Jenis, Fungsi, Ciri Dan Unsur Sastra
10. Contoh Majas Eufemisme
- Dia adalah seorang tuna daksa.
- Kita harus menolong orang yang tuna wisma.
- Kasihan anak itu, ia terlahir tuna rungu.
- Guru itu adalah seorang difabel, tapi ia sangat pandai mengajar.
- Dia terpaksa mendekam di hotel prodeo karena kecelakaan itu.
- Karena terjerat kasus korupsi, ia harus dihadapkan di meja hijau.
- Orang tua itu sudah tidak memiliki sanak saudara, makanya ia diletakkan di panti jompo.
- Meskipun ia adalah kaum marginal, tapi ia memiliki semangat belajar tinggi.
- Jika kita bertemu kaum fakir, kita tidak boleh menghinanya.
- Dia mengalami gangguan jiwa karena kehilangan pekerjaan dan keluarga sekaligus.
-
Contoh Majas Sindiran
1. Contoh Majas Ironi
- Bersih sekali tempat ini, sampai –sampai bisa jadi sarang tikus.
- Wangi sekali bajumu, sampai banyak lalat yang
- Besar sekali kadomu, sampai bisa dimasukkan dalam kantong celana.
- Sepertinya dietmu sukses, berat badanmu naik hingga 10 kg.
- Kakaknya baik sekali, mengantarkan adik ke sekolah saja
- Santun sekali kamu, berbicara saja pakai membentak-bentak.
- Pandai sekali kamu, matematika bisa mendpatkan nilai nol besar.
- Rajin sekali adikku ini, matahari sudah di tengah kepala baru bangun.
- Cepat sekali larimu, dibandingkan dengan kura-kura saja sama.
- Pengertian sekali kamu, ada tamu tidak pernah dijamu.
2. Contoh Majas Sarkasme
- Dia hanyalah sampah masyarakat yang tak berguna!
- Dia itu sangat dungu dan tidak tahu apa-apa.
- Anak itu sangat tolol sehingga membuatku muak.
- Masakan ini rasanya sungguh membuatku ingin muntah.
- Pestanya sungguh kacau sehingga aku tidak bisa menikmatinya.
- Burung itu memang buruk rupa sehingga tidak ada yang mau membelinya.
- Dodo dikenal sebagai orang yang sangat
- Bangunan ini sudah reot dan kumuh seperti tempat pembuangan sampah.
- Suara penyanyi ini sangat jelek membuat telingaku sakit.
- Buku ini jelek sekali, aku pusing dibuatnya.
3. Contoh Majas Sinisme
- Kotor sekali kamarmu sampai debu debu bertebaran di mana -mana.
- Apek sekali bantal ini seperti tidak pernah dicuci.
- Kurus sekali kamu seperti orang yang sudah tidak makan setahun.
- Kamu memang sangat malas, tidak pernah mau membersihkan rumah.
- Dia itu sangat pelit, tidak pernah mau berbagi.
-
Contoh Majas Penegasan
1. Contoh Majas Pleonasme
- Silahkan angkat tangan ke atas bagi yang setuju.
- Bagi yang merasa mampu mengerjakan soal ini boleh maju ke depan.
- Kita harus selalu mengingat sejarah di masa lalu.
- Kita tidak boleh mundur ke belakang meninggalkan dia sendiria.
- Bagi yang merasa sudah lengkap berkasnya, bisa masuk ke dalam.
Baca Juga : Pengertian Cerpen
2. Contoh Majas Repetisi
- Dia adalah pelakunya, dia si pencuri itu, dialah yang mengambil jam tangan milikmu.
- Saya ingin berubah, saya ingin rajin belajar, saya ingin pintar, saya ingin menjadi orang sukses.
- Lili adalah gadis cantik, Lili adalah gadis baik, Lili adalah gadis yang sempurna.
- Siti begitu baik, Siti begitu mulia, Siti-lah yang selalu menolongku setiap kali aku ada masalah.
- Buku ini buku yang bagus, buku ini sangat istimewa, buku inilah yang mampu merubah sudut pandangku.
- Di tempat ini aku pertama kali bertemu dengannya, di tempat ini aku berkenalan, di tempat ini aku selalu menunggunya, di tempat ini pula ia meninggalkanku.
- Rumah ini adalah tempat paling nyaman, rumah ini adalah tempat paling istimewa, rumah inilah tempat tinggalku satu-satunya.
- Gadis itu telah berhasil merayuku, gadis itu berhasil memikat hatiku, gadis itulah yang selalu mengisi ingatanku.
- Komputer inilah yang selalu menemaniku, komputer inilah yang mengatarkanku pada kesuksesan, komputer ini sudah seperti saudaraku.
- Kota ini adalah tempat kelahiranku, kota ini tempatku dibesarkan, dan di kota ini pula aku akan mati.
3. Contoh Majas Retorika
- Kapan Aku pernah memintamu untuk membohongiku?
- Apa ada orang yang mau ditipu?
- Siapa yang rela jika harus kehilangan orang yang dikasihinya?
- Apa kita pernah meminta mendapatkan semua keberkahan ini?
- Kapan Aku memintamu untuk iri kepadaku?
- Siapa yang tidak ingin hidup makmur dan sejahtera?
- Siapa yang senang bila keluarganya berantakan?
- Siapa yang tidak berduka bila rumahnya kebakaran?
- Apa kita pernah meminta seorang pemimpin yang hanya memikirkan diri sendiri?
- Siapa yang tidak ingin mendapat pemimpin yang amanah?
4. Contoh Majas Klimaks
- Bayi, anak kecil, remaja, hingga orang tua seharusnya memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera.
- PAUD, TK, SD, SMP, SMA, kita harus bisa menyisipkan pendidikan karakter di setiap tahapannya.
- Kecil, sedang, besar, semua buah ini akan kubeli.
- S, L, M, XL, XXL, kita semua memiliki ukuran pakaian itu.
- Anak-anak, muda, tua, bisa menikmati fasilitas yang kami berikan ini.
- Masyarakat di pelosok, desa, kota, sudah selayaknya mendapat kesejahteraan hidup yang baik.
5. Contoh Majas Antiklimaks:
- Masyarakat modern, desa, hingga yang pelosok seharusnya memiliki akses kesehatan yang layak.
- Lansia, dewasa, remaja, anak-anak, juga bayi, boleh datang ke pesta yang kita adakan.
- Tua, muda, juga anak-anak punya hak yang sama untuk bahagia.
- Ukuran jumbo, sedang, kecil, tersedia di toko kami.
- S3, S2. S1. juga D3, boleh mendaftarkan diri di perusahaan ini.
6. Contoh Majas Paralelisme
- Cinta itu sabar.
- Cinta itu lemah lembut.
- Cinta itu memaafkan.
- Cinta itu tidak serakah.
- Kasih itu penyabar.
- Kasih itu tidak pernah marah.
- Kasih itu selalu mengerti.
- Yang terbaik itu cinta.
- Yang terkasih itu cinta.
- Yang paling sempurna itu cinta.
- Perempuan paling hebat itulah ibuku.
- Perempuan yang penuh kasih sayang itulah ibuku.
- Perempuan yang penuh pengertian adalah ibuku.
- Perempuan paling sempurna adalah ibuku.
7. Contoh Majas Tautologi
- Hidup akan terasa aman, damai, dan tenteram, apabila kita semua bisa saling menghormati.
- Dia adalah gadis yang penuh dengan kasih, sayang, dan cinta.
- Gadis di pelaminan itu adalah gadis yang cantik, manis, dan anggun.
- Suasana di pesta ini sangat ramai, meriah, gegap gempita.
- Kelas ini terasa begitu sepi, sunyi, senyap, tidak ada yang hadir.
- Aku menyukai anak yang ceria, gembira, riang, dan penuh suka cita
- Jika memilih baju, ia selalu memilih yang modis, elegan, modern, dan gaya.
- Lili itu anak yang sangat rajin, disiplin, patuh, tidak pernah terlambat.
- Cahaya bulan malam ini tampak terang benderang bercahaya.
- Gerakan tarian itu tampak lemah lembut, gemulai, dan begitu meliuk.
- Kita tidak bisa mempercayai penjahat, perampok, penjambret, dan pencuri, seperti dia.
-
Contoh Majas Pertentangan
1. Contoh Majas Litotes
- Apalah daya kami hanya bisa menyediakan pondok sederhana ini untuk kalian.
- Silahkan dinikmati makanan seadanya
- Ini uang tanda terima kasih sekedar untuk mengganti ongkos pulsa.
- Ya, baru mobil butut ini yang bisa kami beli.
- Semoga kalian bisa nyaman dengan alas sederhana ini.
2. Contoh Majas Paradoks
- Dia merasa lapar, padahal tinggal di pusat kuliner.
- Dia tersenyum, meski hatinya sedih karena ditinggal sang kekasih.
- Ani tetap saja menangis, ketika orang-orang di sekitarnya
- Lia merasa malas di tengah kobaran semangat para relawan.
- Didi merasa bising di ruangan kosong yang sepi ini.
3. Contoh Majas Antitesis
- Besar kecil kue ini tetap enak rasanya.
- Tinggi rendah martabat kita tergantung pada tingkat laku kita.
- Orang akan menilai baik buruk diri kita dari sikap kita kepada mereka.
- Sangat penting untuk menilai orang berdasarkan benar salah perbuatan mereka.
- Suka benci itu adalah hak kita untuk mengatur perasaan kita sendiri.
- Kita harus selalu menyapa kawan kita, lupa atau ingat mereka pada kita.
- Sehat sakit itu adalah anugerah yang harus kita syukuri.
- Cepat lambat kita pasti akan mendapatkan rejeki.
- Hidup mati manusia berada di tangah Tuhan.
- Gemuk kurus bagiku semua wanita itu cantik selama ia memiliki sikap santun.
4. Contoh Majas Kontradiksi Interminis:
- Kota-kota besar ini semakin mewah, kecuali kota-kota pinggiran yang semakin
- Pesta ini sangat meriah, hanya saja di sudut kolam itu terlihat
- Burung-burung di sini sangat cantik, kecuali burung kecil yang sedang terluka itu terlihat Hewan ternak milik Pak Sugi sehat-sehat, hanya saja ada beberapa ternak yang sakit-sakitan.
- Mobil-mobil di dealer ini sangat modern, kecuali satu mobil yang ada di ujung sana terlihat kuno.