Komoditas Ekspor Indonesia – Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Jika suatu negara membutuhkan komoditi yang tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan negara lain. Oleh karena hal tersebut, maka terjadilah kegiatan ekspor dan impor setiap negara. Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor.
Menurut KBBI, pengertian ekspor adalah pengiriman barang dagangan ke luar negeri. Barang dagangan yang dimaksud bisa berupa barang secara fisik ataupun jasa. Ekspor merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan Internasional. Oleh sebab itulah, dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara. Pengembangan ekspor tidak hanya dilihat sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi nasional. Perkembangan ekspor juga bisa dijadikan sebagai salah satu tolok ukur perkembangan ekonomi nasional dan daya saing produk nasional di pasar dunia.
Sejak 1987, ekspor Indonesia didominasi oleh komoditi non migas. Menurut BPS, komoditi unggulan ekspor Indonesia adalah di sektor Non-Migas. Sedangkan, untuk sektor Migas sendiri, perkembangannya masih sangat jauh dibawah sektor Non-Migas. Berikut merupakan perbandingan nilai ekspor migas dan non migas tahun 2013-2015 menurut kementrian perdagangan dan gambar perkembangan nilai ekspor tahun 2011-2015.
Kegiatan Ekspor Komoditas Indonesia
Ekspor Mei 2015 mencapai 12,56 Miliar US Dollar. Pada tanggal 15 Juni 2015 BPS (Badan Pusat Statistik ) menunjukan data mengenai seputar Ekspor dan Impor Indonesia seperti di bawah ini:
- Nilai ekspor Indonesia Mei 2015 mencapai US$12,56 miliar atau mengalami penurunan sebesar 4,11 persen dibanding ekspor April 2015. Demikian juga bila dibanding Mei 2014 mengalami penurunan sebesar 15,24 persen.
- Ekspor nonmigas Mei 2015 mencapai US$11,19 miliar, turun 3,87 persen dibanding April 2015, demikian juga bila dibanding ekspor Mei 2014 turun 10,07 persen.
- Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2015 mencapai US$64,72 miliar atau menurun 11,84 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$56,19 miliar atau menurun 7,15 persen.
- Penurunan terbesar ekspor nonmigas Mei 2015 terhadap April 2015 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$323,8 juta (17,54 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$408,6 juta (410,84 persen). Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Mei 2015 mencapai angka terbesar yaitu US$1,28 miliar, disusul India US$1,15 miliar dan Jepang US$1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,94 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,31 miliar.
- Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Mei 2015 turun sebesar 6,74 persen dibanding periode-periode Januari yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 11,18 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik sebesar 1,58 persen.
- Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Mei 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$10,63-periode Januari miliar (16,43 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar US$8,30 miliar (12,82 persen) dan Jawa Timur sebesar U$7,66 miliar (11,84 persen).
- Nilai impor Indonesia Mei 2015 mencapai US$11,61 miliar atau turun 8,05 persen dibanding April 2015. Demikian pula jika dibanding Mei 2014 turun 21,40 persen.
- Impor nonmigas Mei 2015 mencapai US$9,53 miliar atau turun 7,39 persen dibanding April 2015, dan turun 13,87 persen dibanding Mei 2014. Impor migas Mei 2015 mencapai US$2,08 miliar atau turun 10,95 persen dibanding April 2015, demikian pula dibanding Mei 2014 turun 43,87 persen.
- Secara kumulatif nilai impor Januari–Mei 2015 mencapai US$60,97 miliar atau turun 17,90 persen dibanding periode yang sama tahun 2014. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$10,52 miliar (turun 42,83 persen) dan nonmigas US$50,45 miliar (turun 9,68 persen).
- Peningkatan impor nonmigas terbesar Mei 2015 adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung US$0,34 miliar (1.340,48 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$0,31 miliar (16,53 persen).
- Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Mei 2015 adalah Tiongkok dengan nilai US$12,08 miliar (23,95 persen), Jepang US$6,01 miliar (11,92 persen), dan Singapura US$3,53 miliar (7,00 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,54 persen, sementara dari Uni Eropa 9,29 persen.
- Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari–Mei 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 14,51 persen; 18,91 persen; dan 14,62 persen.
Data di atas di dapat dari web Badan Pusat Statistik Indonesia terbaru (http://www.bps.go.id/Brs/view/id/1150). Hampir semua data mengalami penurunan di tahun ini walaupun ada beberapa komoditi yang mengalami peningkatan. Namun pemerintah tetap perlu menangani mengenai hal ini lebih serius supaya devisa yang dihasilkan dari kegiatan ekspor tidak turun terus.
Jenis Komoditas yang Diekspor Indonesia
Pada pembahasan akan dijelaskan berdasarkan beberapa point berdasarkan yang telah disebutkan di dalam rumusan masalah di atas. Adapun komoditas yang diekpsor oleh Indonesia adalah :
-
TPT
Tujuan: AMERIKA SERIKAT, JEPANG, JERMAN, TURKI, KOREA SELATAN, INGGRIS, UNI EMIRAT ARAB, REP.RAKYAT TIONGKOK, BRASILIA, MALAYSIA, BELGIA, ITALIA, BELANDA, SPANYOL, KANADA, SAUDI ARABIA, THAILAND, PERANCIS, VIETNAM, TAIWAN.
-
Elektronik
Tujuan: SINGAPURA, AMERIKA SERIKAT, JEPANG, HONGKONG, REP.RAKYAT TIONGKOK, JERMAN, MALAYSIA, BELANDA, KOREA SELATAN, PILIPINA, PERANCIS, THAILAND, INDIA, AUSTRALIA, UNI EMIRAT ARAB, INGGRIS, TAIWAN, VIETNAM, BELGIA, ITALIA.
-
Karet dan Produk Karet
Tujuan: AMERIKA SERIKAT, JEPANG, REP.RAKYAT TIONGKOK, KOREA SELATAN, SINGAPURA, BRASILIA, JERMAN, KANADA, BELANDA, TURKI, PERANCIS, INDIA, SPANYOL, ITALIA, INGGRIS, BELGIA, TAIWAN, REP.AFRIKA SELATAN, AUSTRALIA, ARGENTINA.
-
Sawit
Tujuan: HONGKONG, INDIA, VIETNAM, REP.RAKYAT TIONGKOK, JERMAN, SINGAPURA, KOREA UTARA, ITALIA, MALAYSIA, THAILAND, SPANYOL, TAIWAN, JEPANG, KAMBOJA, SRI LANGKA, REP.AFRIKA SELATAN, PERANCIS, PILIPINA, AMERIKA SERIKAT, MEKSIKO.
-
Produk Hasil Hutan
Tujuan: INDIA, REP.RAKYAT TIONGKOK, MALAYSIA, BANGLA DESH, BELANDA, MESIR, SINGAPURA, ITALIA, SPANYOL, UKRAINE, IRAN, FEDERASI RUSIA, PAKISTAN, JERMAN, TANZANIA, BRASILIA, REP.AFRIKA SELATAN, VIETNAM, MYANMAR, KENYA.
-
Alas Kaki
Tujuan: JEPANG, REP.RAKYAT TIONGKOK, AMERIKA SERIKAT, KOREA SELATAN, AUSTRALIA, MALAYSIA, TAIWAN, SAUDI ARABIA, UNI EMIRAT ARAB, INDIA, JERMAN, BELANDA, INGGRIS, VIETNAM, SINGAPURA, BELGIA, ITALIA, PERANCIS, BANGLA DESH, THAILAND.
-
Otomotif
Tujuan: AMERIKA SERIKAT, BELGIA, JERMAN, INGGRIS, BELANDA, ITALIA, JEPANG, MEKSIKO, PERANCIS, BRASILIA, REP.RAKYAT TIONGKOK, DENMARK, PANAMA, KOREA SELATAN, SINGAPURA, SPANYOL, AUSTRALIA, FEDERASI RUSIA, CHILI, REP.AFRIKA SELATAN.
-
Udang
Tujuan: THAILAND, JEPANG, SAUDI ARABIA, PILIPINA, MALAYSIA, SINGAPURA, UNI EMIRAT ARAB, REP.AFRIKA SELATAN, BRASILIA, VIETNAM, REP.RAKYAT TIONGKOK, MEKSIKO, OMAN, KAMERUN, TAIWAN, INGGRIS, MYANMAR, JERMAN, INDIA, KUWAIT.
-
Kakao
Tujuan: AMERIKA SERIKAT, JEPANG, REP.RAKYAT TIONGKOK, INGGRIS, BELGIA, HONGKONG, VIETNAM, SINGAPURA, PERANCIS, KANADA, AUSTRALIA, MALAYSIA, TAIWAN, FEDERASI RUSIA, BELANDA, ITALIA, JERMAN, KOREA SELATAN, DENMARK .
-
Kopi
Tujuan: MALAYSIA, AMERIKA SERIKAT, SINGAPURA, KOREA UTARA, SPANYOL, JERMAN, PERANCIS, BELANDA, INGGRIS, AUSTRALIA, PILIPINA, INDIA, KANADA, THAILAND, JEPANG, BRASILIA, UNI EMIRAT ARAB, ESTONIA, FEDERASI RUSIA, SELANDIA BARU
Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi oleh Ekspor Indonesia
Berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh eksport negara Indonesia :
- Kegiatan ekspor di Indonesia tidak terlepas dari kesiapan pembangunan infrastruktur di pelabuhan. Yang terjadi sekarang ini, aktivitas bongkar dan angkut barang masih terbilang lama contohnya produk minyak sawit dan turunannya. Kendala lain yang dihadapi pelabuhan bukan saja dari jam kerja, melainkan fasilitas pelabuhan yang sangat minim akibatnya mengganggu proses pengangkutan barang.
- Adanya isu pelemahan nilai mata uang rupiah yang menyebabkan berubahnya harga komoditi Impor, baik obyek konsumsi maupun alat produksi. Harga komoditi Impor biasanya dipatok dengan mata uang Negara asal, maka apabila nilai mata uang negara tujuan impor jatuh, maka harga komoditi Impor pun akan meningkat. Sebagai contoh, misal di nilai tukar Rupiah di Indonesia turun sekitar 14% dari nilai US Dollar (9000), maka nilai US Dollar pun meningkat menjadi sekitar 10.250 Rupiah, dan harga komoditi Impor pun meningkat sebesar 14%. Kemudian, harga barang-barang Impor di mall, toko, maupun makanan di restoran dan kafe pun meningkat drastis dan semakin memperpuruk perekonomian Indonesia.
- Kurangnya pengelolaan sumberdaya, kurangnya variasi produk asli Indonesia, hingga kebutuhan warga Negara Indonesia yang terpancing dengan Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Bangsa Eropa, bahkan bangsa Asia lainnya seperti Jepang, Korea, dan China yang mendominasi gaya hidup dan fashion, namun meninggalkan produk buatan Negaranya sendiri ini sangat perlu diperhatikan pemerintah. Warga Indonesia kini senantiasa mengkosumsi produk-produk impor yang terkesan mewah dibandingkan produk karya anak bangsa yang kualitasnya tak jauh beda. Pakaian, Aksesoris, Kendaraan, Makanan dan Minuman, semuanya telah didominasi dengan produk-produk asing. Sebagai contoh, warga Indonesia cenderung mengkosumsi makanan-makanan fast food khas Negara Barat seperti Mc Donalds, Kentucky Fried Chicken (KFC), dan lain sebagainya dibandingkan makanan khas Indonesia seperti Pecel, Soto, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan pakaian, pakaian bermerk dari luar tentunya lebih disukai dibandingkan merk lokal yang kualitasnya tidak jauh beda dari merk-merk luar tersebut.
- Dumping merupakan suatu tindakan menjual produk-produk impor dengan harga yang lebih murah dari harga dan ini merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan WTO. Karena kebanjiran impor membuat Indonesia. Beberapa waktu yang lalu Korea menuduh Indonesia melakukan dumping woodfree copy paper ke Korsel sehingga Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar. Tuduhan tersebut menyebabkan Pemerintah Korsel mengenakan bea masuk anti dumping (BMAD) sebesar 2,8 persen hingga 8,22 persen terhitung 7 November 2003. dan akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami kerugian. Ekspor woodfree copy paper Indonesia ke Korsel yang tahun 2002 mencapai 102 juta dolar AS, turun tahun 2003 menjadi 67 juta dolar. Sehingga Indonesia harus melakukan yang terbaik untuk menghadapi kasus – kasus dumping semacam ini
Solusi dari Hambatan yang Dialami Ekspor Indonesia
Solusi dari hambatan – hambatan yang di alami ekspor Indonesia antara lain:
- Penuntasan masalah Dweeling Time yang sekarang sedang terjadi. Presiden Jokowi sekarang ini sudah berupaya untuk mencari solusi mengenai lamanya bongkar muat di pelabuhan Indonesia yang selama ini sangat merugikan negara. Barang atau komoditi yang seharusnya bisa sampai ke negara tujuan dengan cepat, harus tertahan lama di pelabuhan. Penuntasan masalah dweeling time ini diharapkan kedepannya nanti sistem pengangkutan Indonesia menjadi lebih baik serta dengan solusi Presiden Jokowi, dengan penambahan pelabuhan juga akan membantu logistic Indonesia.
- Meningkatkan kulaitas Sumber Daya Manusia pengelola yang mengolah proses produksi barang komoditi supaya didapatkan hasil yang lebih baik dengan harga jual yang tinggi di pasar Internasional.
- Pemerintah harus tanggap mengenai kasus- kasus yang terjadi pada sektor perdagangan Internasional karena sektor ekspor- impor memegang peran penting di dalam pendapatan negara.
- Pemerintah memberikan modal bagi industri kecil supaya produk- produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk- produk dari luar negeri.
- Pengendalian terhadap tarif impor dan ekspor juga perlu dikendalikan agar produk- produk yang dihasilkan dari dalam negeri tidak kalah saing dengan produk impor. Pemerintah harus dapat melindungi industri kecil serta dapat melindungi produk- produk dalam negeri.
- Menjadi eksportir produk manufactur; dalam hal ekspor Indonesia masih sangat bergantung pada ekspor komoditas (mentah). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat rentan terhadap dampak volatilitas harga komoditas di pasar internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, ketika harga komoditas jatuh, kinerja ekspor Indonesia menurun secara drastis. Lebih buruk, dalam beberapa waktu mendatang tidak terlihat adanya tanda akan menguatnya harga komoditas. Untuk mengatasi posisi rentan ini, Indonesia harus mendiversifikasikan produk ekspor nasional, khususnya industri hilir untuk produk manufaktur bernilai tambah. Meningkatkan sisi suplai domestik adalah hal penting karena penduduk Indonesia (yang dicirikhaskan dengan pertumbuhan pesat masyarakat kelas menengah yang sekarang berjumlah sekitar 75 juta orang) akan memerlukan produk yang lebih banyak. Akibat kurangnya manufaktur dalam negeri, situasi ini menyebabkan inflasi dan kenaikan impor sehingga menimbulkan tekanan pada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Mengenai ekspor, penting bagi Indonesia untuk mencari pasar-pasar ekspor yang non-tradisional. China (salah satu pasar ekspor terbesar untuk produk Indonesia) sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi maka permintaan dari ekonomi dunia terbesar kedua ikut melemah. Pada akhirnya, harus dicatat bahwa proyek-proyek infrastruktur besar yang ditargetkan oleh pemerintah akan mendorong impor karena proyek ini memerlukan bahan impor dalam jumlah besar.
Dampak Ekspor Komoditas Terhadap Perekonomian Indonesia
-
-
Memperluas pasar bagi produk Indonesia
-
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri.Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
-
Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
-
Memperluas Lapangan Pekerjaan
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Demikianlah pembahasan mengenai dari gurupendidikan.co.id Kegiatan Ekspor Indonesia : Jenis, Kendala, Dan Permasalahan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Baca Juga: