Proses Pembentukan Urine Terlengkap

Diposting pada

Pengertian Urine, Proses Pembentukan, Komposisi, Sistem dan Fungsi adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisasi.

proses-pembentukan-urine

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Urine – Komposisi, Fungsi, Terapi, Pemeriksaan, Warna


Pengertian Urine

Urine atau air seni atauair kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasiscairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting,karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin.(Iqbal ali, 2008)

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.


Wadah Spesimen Urine

Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.

Penyimpanan dan Pengawetan Urin sama – sama memiliki tujuan penting untuk menjaga integritas urin dan mencegah pertumbuhan mikroba pada urin tersebut . Pencegahan tersebut dilakukan dengan menyimpan langsung spesimen urin yang baru dikumpulkan kedalam refrigrator , dan jika dibutuhkan tambahkan bahan – bahan kimia untuk pengawetannya . Dalam penyimpanan urin, sebaiknya urin disimpan pada suhu 4°C dalam refrigrator dan urin tersebut dimasukkan terlebih dahulu kedalam botol tertutup untuk memperkecil perubahan susunan urin oleh kuman – kuman . Idealnya spesimen tersebut harus dikirim ke laboratorium dan dianalisis dalam waktu 1 jam setelah pengumpulan .


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Anatomi Bagian Bagian Telinga Terlengkap


Komposisi Zat Dalam Urine

Komposisi zat-zat dalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal berwarna jernihtransparan, sedang warna urine kuning muda urine berasal darizat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada manusia terdiri dari air, urea,asam urat, amoniak, kreatinin, asamlaktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan. Semua cairan dan materi pembentuk urintersebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. (Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004)


Zat yg digunakan dalam pengawetan urin

Bahan yang digunakan sebagai pengawet :

  1. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah glikolisis sel
  2. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine .
  3. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus .
  4. Boric Acid : – Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen selama lebih dari 7 hari .
    Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa
    Mempertahankan pH dan mengawetkan protein .
  5. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin .
  6. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai untuk mengawetkan glukosa .
  7. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena
  8. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan ekskresinya per 24 jam .
  9. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif kalsium, nitrogen, dan zat organik lain .
  10. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Ginjal – Anatomi, Struktur, Fungsi, Bagian


Proses Pembentukan Urine

Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi (Evelyn C. Pearce, 2002). pembentukan urin itu sendiri dibagi menjadi 3(tiga) tahap, yakni tahap penyaringan (filtrasi), tahap penyerapan kembali (reabsorbsi), serta juga tahap augmentasi. Dan berikut ini ialah penjelasannya. Proses pembentukan urin, yaitu:


Penyaringan (Filtrasi)

Proses filtrasi

Filtrasi (penyaringan): capsula bowman dari badan malpighimenyaring darah dalam glomerulusyang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus(urin primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.


Pada mulanya darah yang masih mengandung air (H2O), amonia (NH3), garam, urea, glukosa(C6H12O6),dan asam amino masuk ke glomerulus dengan melalui arteriol afferent untuk dapat mengalami proses filtrasi. Glomerulus adalah suatu bagian dari badan malpighi. Sel-sel kapiler glomerulus tersebut yang memiliki karakteristik berpori serta juga  bertekanan tinggi ini semakin mempermudah berlangsungnya proses penyaringan atau juga filtrasi.


Di dalam glomerulus tersebut, terjadilah proses penyerapan kembali keping darah, sel-sel darah,  serta juga  molekul-molekul protein yang berukuran besar. Sementara dari itu, molekul-molekul kecil itu yang terkandung didalam darah seperti glukosa, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, asam amino,serta juga  urea lolos dari penyaringan serta  ikut mengendap bersamaan dengan urin primer. Urin primer yang sudah terbentuk tersebut kemudian akan ditampung kedalam kapsul bowman.


Penyerapan Kembali (Reabsorbsi)

Proses reabsorpsi

Reabsorbsi (penyerapan kembali):dalam tubulus kontortus proksimalzat dalam urinprimer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus(urin sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. Antara lain air bersama dengan glukosa, asam amino, asam urat dan protein yang berhasil menembus filter glomerulus ke aliran darah. Tubulus proksimal juga mengembalikan elektrolit, natrium, chlorida dan bikarbonat. Simpai Henle mereabsopsi air dan natrium.


Setelah darah tersebut mengalami suatu filtrasi pada glomerulus, maka urin primer , yang telah ditampung kedalam kapsul bowman tersebut akan masuk ke dalam suatu tubulus kontortus proksimal untuk dapat mengalami suatu proses penyerapan kembali (reabsorbsi).


Urin primer yang terbentuk dengan melalui proses filtrasi tersebut masih mengandung beberapa zat yang berguna bagi tubuh,ialah seperti glukosa, asam amino, serta juga beberapa ion seperti Na+, Cl–, HCO3-, dan juga K+. Zat-zat yang masih berguna bagi tubuh tersebut selanjutnya akan masuk ke dalam suatu pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Semantara dari itu zat-zat yang sudah tidak berguna lagi buat tubuh seperti amonia, garam, serta juga urea akan membentuk urin sekunder. Urin sekunder tersebut lalu akan masuk ke lengkung henle untuk menuju ke tubulus kontortus distal. Pada saat melewati lengkung henle, air urin tersebut akan berubah menjadi lebih pekat dan juga volumenya menurun dikarenakna terosmosis. Pada urin sekunder tersebut , sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna buat tubuh. Sementara dari itu, komposisi zat-zat sisa metabolisme tersebut akan bertambah.


Augmentasi Sekresi (pengeluaran)

AUGMENTASI

Sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl-dan sekresi H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. ( Roger Watson, 2002 )


Setelah mengalami suatu proses reabsorbsi, urin sekunder tersebut akan masuk tubulus kontortus distal dengan melalui lengkung henle. Di dalam tubulus kontortus distal, urin sekunder tersebut akan kehilangan banyak sekali air (H2O) sehingga urin tersebut menjadi lebih pekat. Disini jugalah urin sekunder tersebut mengalami penambahan zat sisa serta juga zat-zat beracun seperti ion hidrogen (H+) dan juga urea.


Setelah mengalami penambahan berbagai zat sisa pada suatu proses augmentasi, urin sekunder tersebut kemudian menuju pelvis lalu masuk ke vesica urinaria dengan melalui saluran ureter untuk ditampung sementara. Dari sanalah urin tersebut akan menuju kantung kemih. Kantung kemih tersebut hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml air urin. Saat kantung kemih itu terisi penuh, maka pada dinding kantung kemih tersebut akan tertekan sehingga merasa ingin buang air kecil.


Urin yang ditampung kedalam kandung kemih tersebut selanjutnya akan dikeluarkan oleh tubuh dengan melalui saluran uretra. Urin tersebut sesungguhnya mempunyai komposisi berupa air 96%, urea 2,5%, garam 1,5%, serta juga juga telah bercampur dengan zat warna empedu yang memberikan warna pada air urin tersebut.

Manusia sendiri normalnya tersebut akan memproduksi urin ialah sebanyak 2(dua) liter per hari. Banyak sedikitnya air urin yang akan diproduksi oleh manusia itu sebenarnya juga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah jumlah air yang diminum, suhu udara, serta juga tekanan darah.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Mata Manusia : Bagian Bagian Mata, Fungsi, Anatomi & Cara Kerja


Sifat dan Komposisi air Urine

Sifat – sifat Urine (air kemih)

  • Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
  • Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
  • Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
  • Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
  • Berat jenis 1.015 – 1.020.
  • Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi air kemih

  • Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
  • Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
  • Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
  • Pigmen (bilirubin, urobilin)
  • Toksin
  • Hormon

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Otot Jantung – Sejarah, Anatomi, Bagian, Lapisan, Macam, Karakteristik, Kerja, Sifat, Penyakit, Memelihara


Fungsi Organ Sistem Urin/Kemih

Setiap bagian dari sistem urin melakukan fungsi penting – baik untuk operasi yang efisien dari sistem urin itu sendiri, dan juga karena itu, bagi tubuh secara keseluruhan.

Fungsi Organ Sistem Urin

Sistem ini juga disebut sebagai sistem ginjal atau genitourinari. Pada organ, bersama dengan beberapa organ lain dalam sistem tubuh manusia, cobalah untuk menjaga tubuh bebas dari zat beracun. Organ lain paru-paru, kulit dan usus. Kegiatan metabolisme dalam tubuh menghasilkan limbah yang disimpan dalam darah dan organ seperti usus dan kandung kemih. Makanan atau nutrisi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup kita. Pencernaan makanan menghasilkan bahan limbah, seperti limbah padat, urea, asam urat, dll, yang harus dikeluarkan. Gas beracun, seperti karbon dioksida, yang merupakan produk dari kegiatan metabolisme pada tingkat sel, yang dihembuskan keluar dari tubuh kita oleh paru-paru. Pori-pori kulit membantu dalam menyingkirkan bahan limbah dengan membiarkan keringat keluar dari tubuh kita. Dibutuhkan perawatan dari bagian cair dari bahan limbah.


Organ dalam Sistem Genitourinari (urinari)

  •  dua ginjal
  • dua ureter
  •  kandung kemih
  • fingter
  • Uretra, pada wanita dewasa, lebih pendek dari laki-laki dewasa dan sekitar 1,5 inci panjang.
  • Uretra, pada pria dewasa, kira-kira, 8 inci panjang dan memanjang dari kandung kemih ke penis.

Fungsi Sistem kemih
Organ melakukan fungsi khusus. Hal ini meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan. Mari kita lihat, apa fungsi sistem, dimulai dengan ginjal.

a. Fungsi Ginjal
Ini adalah terletak di sisi kiri dan sisi kanan tubuh, tepat di bawah tulang rusuk. Mereka bertindak sebagai sistem filtrasi tubuh dan membersihkan darah dari bahan beracun. Berikut ini adalah fungsi organ ini:

  • Ginjal memainkan peran penting dalam regulasi tekanan darah. Mereka melakukan hal ini, baik dengan menghilangkan air dari darah atau melestarikan itu.
  • Ginjal mengeluarkan enzim yang disebut renin, yang bertindak sebagai stimulator untuk aktivasi jalur angiotensin-aldosteron. Jalur ini memainkan peran penting dalam mengendalikan tekanan darah.
  • Ginjal mengatur pH darah.
  • Ginjal juga mengatur jumlah radikal bebas dari unsur-unsur yang berbeda seperti Na +, dll, dalam darah.
  • Ginjal mengeluarkan eritropoietin, hormon, yang merangsang produksi sel darah merah.
  • Ginjal memproduksi vitamin D.
  • Ginjal menyaring darah dan memisahkan zat-zat beracun, seperti bilirubin, amonia dan kreatinin. Hal ini juga filter dan memisahkan bahan kimia yang tidak adat untuk tubuh, seperti obat farmasi dan zat racun, seperti timbal dan merkuri.

b. Fungsi Organ lain dari Sistem urin
Ureter Sebuah mengarah dari masing-masing ginjal ke kandung kemih. Urin, yang merupakan output dari ginjal, diangkut oleh ureter ke kandung kemih untuk disimpan, sebelum diekskresikan dalam proses berkemih atau buang air kecil.

  • Uretra bertanggung jawab atas bagian nyata urin keluar dari tubuh.
  • Kandung kemih adalah organ otot berongga yang menyimpan sebanyak 2 cangkir urin.
  • Otot-otot longitudinal kontraksi kandung kemih untuk mengeluarkan urin keluar.
  • Hubungan antara uretra dan kandung kemih, dijaga oleh sfingter uretra internal yang (pita melingkar otot halus). Ini pita otot tidak memungkinkan urin bocor keluar dari kandung kemih. Ketika menerima pesan dari otak, melemaskan cengkeramannya dan memungkinkan aliran urin keluar dari tubuh selama proses buang air kecil.
  • Jika sfingter tidak bekerja dengan baik, maka orang menderita inkontinensia, di mana seseorang tidak bisa menahan nya urin secara efektif.

c. Fungsi Ureter

Ada dua ureter, satu dari masing-masing ginjal ke kandung kemih. Tiap bagian ini mengangkut urin dari pelvis ginjal ginjal yang terpasang, ke kandung kemih (lihat diagram pada halaman tentang komponen dari sistem urin). Kedua ureter lewat di bawah kandung kemih, yang menyebabkan kandung kemih menekan ureter dan karenanya mencegah aliran balik urin ketika tekanan di dalam kandung kemih yang tinggi saat buang air kecil. Ini pencegahan aliran balik penting karena jika tidak beroperasi dengan benar sistitis, yaitu peradangan pada ureter / kandung kemih, dapat berkembang menjadi infeksi ginjal.


Ini adalah penjelasan singkat tentang berbagai organ sistem kemih dan fungsi mereka. Seperti yang lain organ tubuh, organ-organ ini juga dipengaruhi oleh banyak penyakit. Penyakit ini termasuk hyperplasia prostat benigna. Ini adalah suatu kondisi, yang sering kesulitan pria di atas 60 tahun, karena kelenjar prostat membesar. Kelenjar ini merupakan bagian dari sistem reproduksi laki-laki. Sindrom kandung kemih yang menyakitkan adalah gangguan kandung kemih, di mana dinding kandung kemih menjadi meradang dan iritasi.


Batu ginjal adalah suatu kondisi, di mana batu-batu, atau bentuk kalkuli dalam ginjal dan mulai menyebabkan rasa sakit. Batu-batu ini dapat ditemukan di mana saja dalam sistem urin. Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat yang mengarah ke suatu kondisi yang disebut disuria. Kondisi ini terkait dengan nyeri buang air kecil. Kehadiran jumlah abnormal protein dalam urin menunjukkan, bahwa, ada sesuatu yang salah dengan ginjal. Kondisi ini disebut sebagai proteinuria. Ketika gangguan fungsi ginjal atau gagal ginjal terjadi, bahan limbah dan beracun yang tidak dibersihkan dari darah. Hal ini menyebabkan banyak komplikasi. Organ-organ ini sering terganggu oleh infeksi karena bakteri, seperti pielonefritis. Infeksi saluran kemih, yang umum pada wanita.


d. Fungsi kandung kemih

Tujuan dari kandung kemih adalah untuk menyimpan urin sebelum penghapusan urin dari tubuh. Kandung kemih juga mengusir urin ke uretra dengan proses yang disebut berkemih (juga dikenal sebagai kencing). Berkemih melibatkan tindakan kedua otot sadar dan tidak sadar. Kurangnya kontrol sadar atas proses ini disebut sebagai inkontinensia.


e. Fungsi Uretra

Uretra adalah lorong yang dilalui urin keluar dari tubuh. Pada laki-laki uretra juga berfungsi sebagai saluran yang dilalui air mani saat ejakulasi (lihat bagian tentang reproduksi untuk detail lebih lanjut mengenai fungsi ini).


Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata- rata6.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Patologi Anatomi – Klinik, Keahlian, Prosedur, Ilmu, Tipe, Kalsifikasi, Regenerasi


Susunan Sistem Perkemihan/Sistem Urinaria

Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).


1. Ginjal

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.


Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.


a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

  1. Kulit Ginjal (Korteks)
    Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
    Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
  2. Sumsum Ginjal (Medula)
    Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
  3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
    Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

  • Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
  •  Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
  • Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
  • Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

  1. Tes untuk protein albumin
    Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine.
  2. Mengukur konsentrasi urenum darah
    Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 – 40) mg%.
  3. Tes konsentrasi
    Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

  • Peredaran Darah
    Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
  • Persyarafan Ginjal
    Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.

Regulasi volume darah: Ginjal menghemat atau menghilangkan air dari darah, yang mengatur volume darah dalam tubuh.

  1. Regulasi tekanan darah: Ginjal mengatur tekanan darah dalam 3 cara, dengan cara:
  2. Mengatur volume darah dalam tubuh (dengan mengatur jumlah air dalam darah – lihat di atas),
  3. Menyesuaikan aliran darah baik ke dalam, dan keluar dari, ginjal, dan Via aksi enzim renin. Ginjal melepaskan renin, yang mengaktifkan jalur angiotensin-aldosteron.
  4. Regulasi pH darah: Ginjal mengeluarkan ion H + (atom hidrogen yang tidak memiliki elektron tunggal mereka), ke dalam urin. Pada saat yang sama, ginjal juga menghemat ion bikarbonat (HCO3–), yang merupakan penyangga penting dari H +.
  5. Regulasi komposisi ionik darah: Ginjal juga mengatur jumlah dalam darah ion (partikel bermuatan) beberapa zat penting. Contoh penting dari ion yang jumlah dalam darah diatur oleh ginjal termasuk ion natrium (Na +), ion kalium (K +), ion kalsium (Ca2 +), ion klorida (Cl–), dan ion fosfat (HPO42-).
  6. Produksi sel darah merah: Ginjal berkontribusi pada produksi sel darah merah dengan melepaskan hormon eritropoietin – yang merangsang eritropoiesis (produksi sel darah merah).
  7.  Sintesis vitamin D: Ginjal (serta kulit dan hati) mensintesis kalsitriol – yang merupakan bentuk aktif dari vitamin D.
  8. Ekskresi produk limbah dan zat-zat asing: Ginjal membantu mengekskresikan produk limbah dan zat asing dari tubuh dengan membentuk urine (untuk lepas dari tubuh). Contoh produk limbah dari reaksi metabolisme dalam tubuh termasuk amonia (dari pemecahan asam amino), bilirubin (dari pemecahan hemoglobin), dan kreatinin (dari pemecahan kreatin fosfat dalam serat otot). Contoh zat-zat asing yang mungkin juga dikeluarkan dalam urin meliputi obat farmasi dan racun lingkungan.

2. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari :

  • Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
  • Lapisan tengah otot polos
  • Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.


Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

Fungsi Ureter :
Ada dua ureter, satu dari masing-masing ginjal ke kandung kemih. Tiap bagian ini mengangkut urin dari pelvis ginjal ginjal yang terpasang, ke kandung kemih (lihat diagram pada halaman tentang komponen dari sistem urin). Kedua ureter lewat di bawah kandung kemih, yang menyebabkan kandung kemih menekan ureter dan karenanya mencegah aliran balik urin ketika tekanan di dalam kandung kemih yang tinggi saat buang air kecil. Ini pencegahan aliran balik penting karena jika tidak beroperasi dengan benar sistitis, yaitu peradangan pada ureter / kandung kemih, dapat berkembang menjadi infeksi ginjal.


3. Vesika Urinaria (Kantung Kemih)

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.


Bagian vesika urinaria terdiri dari :

  1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
  2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
  3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
  4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.


Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.


Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.


Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.


4. Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.


Uretra pada laki – laki terdiri dari :

  1. Uretra Prostaria
  2. Uretra membranosa
  3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

Fungsi Uretra:
Uretra adalah lorong yang dilalui urin keluar dari tubuh. Pada laki-laki uretra juga berfungsi sebagai saluran yang dilalui air mani saat ejakulasi (lihat bagian tentang reproduksi untuk detail lebih lanjut mengenai fungsi ini).


Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari