Penjelasan Pengaturan Kadar Gula Darah Dalam Tubuh

Diposting pada

kadar-gula-darah

Pengertian Gula Darah

Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari yaitu 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Apabila tingkat glukosa tinggi (hiperglikemia) dapat merupakan tanda penyakit diabetes mellitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Sedangkan, bila tingkat glukosa rendah (hipoglikemia) dapat menimbulkan gejala-gejala seperti perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran.


Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa bergerak dari darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi menunjukkan bahwa pankreas tidak dapat membuat cukup insulin. Namun beberapa orang dapat membuat cukup banyak insulin tetapi tubuhnya tidak menanggapinya secara normal. Kondisi ini disebut resistansi insulin. Apa pun alasannya, sel tidak memperoleh glukosa yang cukup untuk dijadikan tenaga dan glukosa menumpuk dalam darah.


Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.

Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Medula Oblongata – Pengertian, Fungsi, Bagian, Letak, Peranan, Pasokan Darah


Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO

Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO

  1. Ketika puasa: 4 – 7 mmol/l atau 72 – 126 mg/dl
  2. 90 menit setelah makan: 10 mmol/l atau 180 mg/dl
  3. Malam hari: 8 mmol/l atau 144 mg/dl

Gula Darah Sewaktu Normal

  • GDS normal 2 jam setelah makan berkisar antara 80-180 mg/dl.
  • Kondisi idealnya adalah 80-144 mg/dl,
  • Kondisi cukup adalah 145-179 mg/dl.
  • Pas angka 180 mg/dl sewaktu normal buruk (masih kategori aman)

Kadar Kolesterol Normal Menurut WHO

Kolesterol

Kolesterol Baik

Kategori Perbatasan

Kategori Bahaya

K. Total <200 200-239 >240
K. LDL <130

<100 (bila ada DM)

130-159

100-159

>160
K. HDL >60 40-59 <40
  1. < 200 mg/dL normal. Artinya jumlah kadar kolesterol LDL, HDL, serta Trigliselida masih kurang dari angka 200 mg/dL. Jika hal itu terjadi maka resiko terkena penyakit jangtung akan semakin tipis atau sedikit.
  2. 239 mg/dL, ukuran ini masih tergolong kolesterol cukup.
  3. > 240 mg/dL tinggi, hal ini dapat memicu penyakit jantung korener.

Kolesterol LDL atau Low Density Lipoprotein adalah sejenis kolesterol yang berbahaya, karena jenis kolesterol ini mempunyai resiko penyakit jantung.

  • Kadar baik  100 mg/dL, untuk ukuran normal antara 100 – 129 mg/dL,
  • cukup antara 130 – 150 mg/dL,
  • tinggi antara 160 – 180 mg/dL
  • paling tinggi mencapai angka lebih dari 190 mg/dL.

Kolesterol HDL atau Hight Density Lipoprotein adalah kolesterol yang baik, karena kolesterol jenis ini dapat membuang atau mengurangi kolesterol jahat yang berlebihan pada pembuluh darah. Kadar normal dari kolesterol ini adalah 40 – 50 mg/dL serta antara 20 – 60 mg/dL. Trigliserida adalah suatu jenis lamak yang ada dalam darah serta terdapat dalam berbagai organ tubuh.

Faktor memicu trigliserida dalam aliran darah : obesitas/kegemukan, gula, mengonsumsi alcohol, serta makanan yang berlemak.

  1. Kadar normal :  < 150 – 199 mg/dL,
  2. kadar tinggi :  200 – 499 mg/dL
  3. kadar paling tinggi : 500 mg/d

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Hormon Beserta Fungsi Dan Faktor Regulasi


Gula Darah Rendah

Sebagian orang merasa mengantuk atau fungsi kognitifnya menurun beberapa jam setelah makan, yang mereka yakini berkaitan dengan menurunnya tingkat gula darah, atau “gula darah rendah”.

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumpah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia. Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.


Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.
Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya.


Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit. Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).


Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik. Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan fungsi Plasma Darah Menurut Ahli Biologi


Mekanisme Pengaturan Gula Darah

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa didalam darah dimonitori oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.


Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen (proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah. Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan (resistensi insulin). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sistem Peredaran Darah – Pengertian, Terbuka, Tertutup, Kecil, Besar, Fungsi


Cara Mengukur Tingkat Gula Darah

Ada tiga cara untuk mengukur tingkat gula darah:

  1. Tes gula darah sewaktu
    Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.
  2.  Tes gula darah puasa
    Tes ini memakai contoh darah yang diambil saat perut kosong, setelah kita tidak makan atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
  3. Tes toleransi glukosa
    Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa. Kemudian kita diberikan minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu. Tingkat gula darah lalu diukur dengan memakai beberapa contoh darah yang diambil pada jangka waktu yang tertentu.

Asam Urat Normal Menurut WHO

Pria : 3,5-7 mg/dl
Wanita : 2,6 – 6 mg/dl
laki-laki dewasa : 2 – 7,5 mg/dL,
Laki-laki usia diatas 40th : 2 – 8,5 mg/dL
Laki2 Anak 10 – 18 tahun : 3,6 – 5,5 mg/dL,

wanita dewasa adalah : 2 – 6,5 mg/dL.
Wanita usia diatas 40th : 2 – 8 mg/dL
Wanita 10-18 tahun : 3,6 – 4 mg/dL.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Macam, Dan Contoh Pencemaran Lingkungan Beserta Cara Penanggulangannya Lengkap


Penentuan Glukosa Darah

Glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai cara baik secara kimiawi maupun secara enzimatik. Secara umum metode penentuan glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu:

Metode kimia

  1. Metode oksidasi-reduksi
    Metode ini, protein serum dan senyawa-senyawa pereduksi non glukosa diendapkan misalnya dengan penambahan larutan seng klorida dan barium hidroksida. Selanjutnya glukosa dioksidasi dalam suasana basa dan dengan pemanasan menggunakan suatu oksida, misalnya tembaga (II) hidroksida menghasilkan tembaga (I) oksida yang sebanding dengan konsentrasi glukosa. Tembaga (I) oksida yang dihasilkan akan mereduksi larutan asam dari arseno molibdat menjadi arseno molibdat biru, suatu senyawa berwarna dengan intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa darah. Prinsip reaksi penentuan dengan memakai tembaga (II) oksida adalah :
    Glukosa + Cu2+ 100°C campuran asam-asam gula + Cu2O
    Cu2O + asam molibdat + 4H+ 2Cu2+ + arseno molibdat biru
  2. Metode kondensasi
    Pada metode kondensasi, glukosa dikondensasikan dengan orto-toluidin dengan pemanasan dalam asam asetat glasial membentuk glukosilamin dan kemudian membentuk basa schiff yang mempunyai warna hijau. Basa schiff yang berwarna hijau tersebut serapannya sebanding dengan kadar glukosa darah. Prinsip reaksinya adalah sebagai berikut :
    D-glukosa + orto-toluidin glukosilamin basa Schiff
    (-H2O warna hijau )

Metode enzimatis

  1.  Metode glukosa oksidase
    Pada metode glukosa oksidase, glukosa dengan adanya oksigen akan dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase membentuk asam glukoronat dan hidrogen peroksida. Selanjutnya hidrogen peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen yang dikatalisis oleh enzim peroksidase sehingga membentuk kromogen teroksidasi yang berwarna. Jumlah produk berwarna yang terbentuk sesuai dengan kadar glukosa darah. Prinsip reaksinya sebagai berikut :
    Glukosa + O2 + H2O glukosa oksidase asam glukoronat + H2O2
    H2O2 + kromogen Peroksidase kromogen yang teroksidasi + H2O
    Kromogen yang sering digunakan adalah orto-toluidin yang memberikan warna biru.
  2. Metode heksokinase
    Pada metode heksokinase, glukosa dengan adanya ATP difoforilasi oleh enzim heksokinase menghasilkan glukosa-6-fosfat dan ADP. Selanjutnya glukosa-6-fosfat dengan NADP oleh enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase diubah menjadi 6-fosfoglukonat dan NADPH. NADPH yang terbentuk dapat diukur serapannya dan sebanding dengan kadar glukosa darah.

Prinsip reaksinya :
Glukosa + ATP heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP
Glukosa-6-fosfat + NADP G-6-DP 6-fosfoglukonat + NADPH


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Gangguan Proses Metabolisme – Pengertian, Karbohidrat, Asidosis, Fenilketorunia, Hipertiroid, Addison, Protein, Lemak


Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme dengan kadar gula darah yang tinggi.  Kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapan saja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir) sebesar ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2 jam setelah makan (post prandial) ≥ 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya diabetes mellitus.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi olah pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah / kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.


Tanda dan Gejala Diabetes mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang penderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula darah mencapai nilai 160-180 mg/dl dan air seni penderita kencing manis yang mengandung gula, sehingga urin sering dikerubuti semut.


Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita yaitu:

  1. Jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
  2. Sering atau cepat merasa haus (Polydipsia)
  3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
  4. Frekuensi urin meningkat (Glycosuria)
  5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
  6. Kesemutan atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan dan kaki
  7. Cepat lelah dan lemah disetiap waktu
  8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
  9. Apabila luka atau tergores (korengan) lambat penyembuhannya
  10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat dari waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.


Penyebab Diabetes mellitus

Penyebab DM dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu:

  1. Ketidakseimbangan suhu
  2. Ketidakseimbangan angin (misal faktor genetik, trauma, infeksi, tumor, kurang olah raga, stress psikis)

Toksoid (misal pola hidup dan pola makan yang salah). Toksoid, menjadi penyebab mayoritas DM di dunia. Ketiganya menyebabkan penurunan fungsi pankreas yang berakibat rendahnya kualitas dan kuantitas insulin yang dihasilkan.


Klasifikasi Diabets mellitus

DM diklasifikasikan menjadi 2 yaitu primer dan sekunder. DM primer adalah penyebabnya tidak diketahui pasti, ada dua jenis:

  1. DM tipe 1/ autoimun DM (ada dua jenis : DM tergantung insulin dan DM tak tergantung insulin)
  2. DM tipe 2/ non autoimun DM (ada tiga jenis: yang tergantung insulin, yang tak tergantung insulin dan yang menyerang anak muda/MODY)

DM sekunder adalah DM yang disebabkan oleh berbagai gangguan seperti penyakit pankreas, abnormalitas hormon, obat-obatan, abnormalitas reseptor insulin, genetis. Secara sederhana DM cukup dibagi 2 yang tergantung insulin serta yang tidak tergantung insulin dan 90% diabetes adalah tipe yang tidak tegantung insulin. Mulai terdeteksi rata-rata diatas umur 40 tahun, terutama pada orang-orang yang kelebihan berat badan dan memiliki pola makan yang salah.


Komplikasi Diabetes mellitus

  1. Nefropati Diabetik yakni penurunan fungsi ginjal dengan tanda awal ditemukannya protein di urin, bisa mencapai 200 mg/menit (normal 15 mg/menit).tekanan darah naik secara bertahap. Muncul gejala gagal ginjal kronis seperti mual, muntah, nafsu makan turun, gangguan konsentrasi hingga gangguan kesadaran hingga koma , anemia, kejang dan perdarahan selaput lendir mulut.

  2. Neuropati Diabetik, kondisi rusaknya saraf dengan gejala kesemutan di kaki dan tangan, berkurangnya sensasi terhadap getaran dan nyeri hingga tidak sadar kalau kakinya tertusuk paku atau terluka, rasa panas seperti terbakar diujung tubuh misal di kantong zakar, rasa nyeri seperti disayat di ujung jari kaki, sulit membedakan temperatur panas dan dingin, otot lengan atas dan tungkai atas lemah, mata jereng, disfungsi ereksi sementara atau menetap.

  3. Kematian otot jantung dan pembuluh darah otak. Resiko serangan jantung dan stroke pada diabetesi bisa mencapai 30 hingga 400 % lebih tinggi dibanding non DM. Kadar gula darah tinggi menyebabkan pengerasan dan penebalan pembuluh darah apalagi dengan tingginya kadar lemak jahat. Di jantung aliran darah berkurang, otot jantung melemah dan terjadi gagal jantung dengan gejala sesak untuk beraktivitas, bila otot jantung mati, diabetesi bisa mati mendadak. Gejala lain adalah jantung berdebar meski saat istirahat karena terganggunya saraf otonom di jantung. Gangguan pembuluh darah di otak menyebabkan kepikunan karena suplai darah menurun. Pengerasan pembuluh darah menaikan tensi darah, terjadilah stroke. Resiko serangan jantung dan stroke pada diabetesi bisa mencapai 30 hingga 400 % lebih tinggi disbanding non DM.

  4. Retinopati Diabetik. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan mata menjadi sembab. Penglihatan berangsur berkurang. Lensa mata menjadi keruh atau katarak, pandangan berkabut, retina mata rusak.
  5. Kondisi sangatrendahnya kadar gula dalam darah di bawah 50 mg/dl dengan gejala keringat dingin di wajah, gemetar, lemas, lapar, mual, tekanan darah turun, gelisah, jantung berdebar, sakit kepala, kesemutan di jari tangan dan bibir yang bila tak segera diatasi bisa menyebabkan kejang dan koma. Penyebab hipoglikemi adalah pemakaian obat diabet dengan dosis tinggi, puasa terlalu lama, setelah minum obat tidak atau terlambat makan, penggunaan obat diabet jangka lama pada manula tua sedang sakit berat, gangguan fungsi ginjal, hepatitis berat, kadar insulin tinggi pada tumor. Mengatasinya mudah, cukup minum manis, minum madu atau 2 sendok makan glukosa murni.

  6. Kelainan kulit. Indra perasa menjadi tumpul, tidak bisa merasakan merasakan sesuatu, pasokan darah dan oksigen menurun sehingga luka mudah meluas dan sulit sembuh. Muncul bentol kecil dimata kaki, kaki, lengan atas, timbul gelembung di punggung atau telapak kaki. Muncul jaringan granulasi merah di dada dan lengan atas.

Tabel: kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)

kadar glukosa darah


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Vitamin


Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Tes toleransi glukosa oral dilakukan pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas, glukosa sewaktu 140-200 mg/dl, atau glukosa puasa antara 110-126 mg/dl atau bila ada glukosuria yang tidak jelas sebabnya. Uji ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat keluarga DM, pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik atau infeksi yang tidak jelas sebabnya.

TTGO juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan. Banyak diantara ibu-ibu yang sebelum hamil menunjukkan gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil. Penting untuk menyelidiki dengan teliti metabolisme glukosa pada waktu hamil.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Clostridium Botulinum – Ciri, Klasifikasi, Karakteristik, Pathogenesis, Toksin, Tes Diagnostic, Faktor, Pencegahan Dan Pengendalian

Pengaturan Kadar Gula Dalam Tubuh

Konsentrasi glukosa darah terutama diatur melalui aksi hormon, yang secara khusus hormon insulin mengarahkan aliran glukosa dari darah ke hati, otot dan sel adiposa (penyimpanan lemak). Hal ini juga mendorong peningkatan sintesis glikogen ketika kebutuhan energi telah terpenuhi yang misalnya setelah makan.


Pada saat kadar glukosa darah turun misalnya beberapa jam setelah makan, glukagon dan epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin mengambil glukosa dari bentuk penyimpanannya sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot. Yang rendahnya tingkat insulin dalam keadaan ini njuga berarti bahwa masuknya glukosa ke dalam sel otot dan adiposa menurun, yang sehingga sel-sel ini beralih ke penggunaan bahan bakar non-karbohidrat.


Organ hati merupakan situs kendali utama kadar glukosa darah, dengan kemampuan untuk dapar merespon sinyal hormonal yang menunjukkan kadar glukosa darah baik dikurangi atau meningkat. Salah satu fungsi yang paling penting dari hati ialag untuk menghasilkan glukosa untuk sirkulasi. Kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi sistem saraf pusat, yang dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk pusing, masalah bicara atau bahkan kehilangan kesadaran.


Hiperglikemia (gula darah tinggi) yang merupakan karakteristik dari diabetes melitus, menunjukkan kelebihan glukosa oleh sel-sel hati dengan disertai ketidakmampuan sel-sel lain untuk memanfaatkan glukosa. Pasien dengan diabetes melitus tipe 1 bergantung pada sumber-sumber eksternal insulin untuk kelangsungan hidup mereka karena (dalam banyak kasus) pada sistem autoimun mereka menghancurkan sel-sel dalam pankreas yang mensekresikan insulin. Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 mungkin lebih umum memiliki produksi insulin relatif rendah atau resistensi terhadap dampaknya

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari