Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya

Diposting pada

Sistem Regulasi Manusia : Saraf, Hormon, Alat Indra dan Gangguan atau Kelaian adalah Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system regulasi) yang terdiri dari saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan.

sistem-regulasi-manusia


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Sistem Ekskresi Pada Manusia Secara Lengkap


Sistem Regulasi Manusia

Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system regulasi) yang terdiri dari saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan. System saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. System hormone mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormone bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormone dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor rangsang dari luar. Alat indera meliputi mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.


System regulasi  pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.

Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan sel, inti sel, akson, dendrit, selubung myelin, sel Schwann, dan nodus ranvier. Sel saraf yang berfungsi menerima rangsang (reseptor) disebut saraf sensori. Sel saraf yang membawa rangsang dari otak menuju ke efektor disebut saraf motori. Sedangkan sel saraf yang menghubungkan neuron sensori dan neuron motori disebut neuron intermediat.


Penghantaran impuls pada sel saraf dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui perubahan muatan listrik pada sel saraf dan melalui sinapsis gerakan ada manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Pada gerak biasa, rangsang melalui jalur neuron sensori-interneuron-otak-neuron motori-efektor.sedangkan gerak refleks tidak melalui otak tetapi melalui sumsum tulang belakang.

Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak besar (serebru), otak kecil (serebelum), jembatan varol, dan medulla oblongata (sumsum lanjutan). Setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mengatur kerja tubuh. Otak besar berfungsi sebagai pusat kesadaran, kecerdasan, ingatan, kenisfan, dan interpretasi kesan. Otak kecil sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi motor/gerakan. Medulla oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh


Sistem Saraf

Pada sistem saraf mempunyai pusat pengaturan yang disebut dengan sistem sarf pusat. Untuk menyampaikan suatu pengaturan sistem saraf pusat dibantu oleh sistem saraf tepi. Fungsi sistem saraf pada manusia sebagai berikut :

  • Mengatur organ-organ atau alat-alat tubuh agar terjadi keserasian kerja.
  • Menerima rangsangan sehingga dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi dilingkungan sekitar.
  • Mengendalikan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh.

SISTEM SARAF Jaringan saraf

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.

Jaringan saraf

Terdapat 3 macam sel saraf

  1. Sel Saraf Sensorik
    Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang.
  2. Sel Saraf Motorik
    Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
  3. Sel Saraf Penghubung
    Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.

Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.


Organisme perlu mengenali parubahan lingkungannya. Perubahan lingkungan itu dapat merupakan rangsangan atau stimulus bagi organisme. Menurut asalnya, rangsangan dibedakan menjadi dua macam, yaitu rangsangan dari luar tubuh dan dari dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara, cahaya, bau, panas, dan tekanan. Rangsangan dari dalam tubuh misalnya rasa lapar, haus, dan nyeri. Menurut rangsangan mekanis adalah sentuhan dan tekanan. Contoh rangsangan kimia adalah rasa manis, pahit, asam, bau. Contoh rangsangan fisik adalah suhu, listrik, gravitasi, cahaya, dan suara.


Untuk dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungannya, organisme memerlukan tiga komponen utama yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.

  1. Reseptor.
    Reseptor atau penerima merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Alat indra kita adalah reseptor (penerima) rangsang tertentu. Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensori yang peka terhadap rangsang tertentu. Rangsangan yang diterima diteruskan melalui serabut saraf sebagai impuls saraf.
  2. Sistem saraf
    Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf berfungsi menerima, mengolah, dan meneruskan rangsangan ke efektor.
  3. Efektor
    Efektor merupakan struktur yang meleksanakan aksi sebagai jawaban terhadap impuls yang dating padanya. Efektor yang penting pada manusia adalah otot.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi Sistem Saraf Otonom Beserta Penjelasannya


Sel Saraf (neuron)

Sistem saraf dibangun oleh triliunan sel saraf atau neuron. Sel saraf memiliki kepekaan terhadap rangsang dan mampu menghantarkannya. Sebuah sel saraf memiliki satu badan sel yang memiliki sitoplasma dan inti sel.

Badan sel memiliki sebuah inti dan didalam sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl. Butir-butir Nissl berfungsi untuk mensintesius protein karena di dalam butir tersebut mengandung RNA. Badan sel ini hanya terdapat pada saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada ganglion. Ganglion merupakan sekumpulan badan sel saraf yang terdapat di luar saraf pusat. Ciri khas lain dari sel saraf adalah adanya neurofibril yang terdapat di seluruh badan sel meluas sampai dendrit dan neurit. Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma. Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrite dan neurit. Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma.


Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrit dan akson.

  1. Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma yang terletak pada badan sel, berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor atau dengan ujung-ujung akson dari neuron lain. Pada umumnya dendrit berupa serabut pendek, tetapi pada sel saraf sensori, dendrit berukuran panjang.
  2. Neurit (akson) merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel. Neurit dari beberapa sel saraf dibungkus oleh selaput mielin. Selaput atau selubung myelin ini tersusun sebagian besar oleh lemak. Neurit diibaratkan sebagai kabel listrik; kawat halus di dalamnya sebagai neurofibril dan pembungkusnya sebagai selaput myelin. Selaput mielion berfungsi untuk melindungi neurit dan memberi nutrient, selaput myelin merupakan kumpulan sel Tidak semua bagian neurit deselubungi selaput mielin. Pada tempat-tempat tertentu terdapat suatu penyempitan melingkar (sirkuler) yang disebut nodus Ranvier (Node of Ranvier), sehingga serbut saraf tampak seperti buku-buku.

tonjolan sitoplasma

Nama

Struktur

Fungsi

Neuron sensori Badan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang Membawa rangsangan ke system saraf pusat
Interneuron (neuron intermediet) Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan panjang Menerima rangsangan dari neuron sensori atau neuron intermediet yang lain.
Neuron motor Dendrite pendek dan aksonnya panjang Membawa/meneruskan system saraf pusat ke efektor

Berdasarkan pada struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensori, motor, dan konektor (interneuron).

  • Sel Saraf Sensori (Neuron Sensori)
    Sel saraf sensori merupakan sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indra menuju ke sumsum tulang belakang. Oleh karena itu sel saraf sensori disebut juga sel saraf indra. Dendritnya berhubungan dengan indra untuk menerima rangsang, sedangkan neuritnya berhubungan dengan sel saraf lain.
  • Sel Saraf Motori (Neuron Motor)
    Sel saraf ini berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tilang belakang menuju ke otot aatu kelenjar tubuh. Sel saraf ni disebut juga sebagai sel saraf penggerak. Dendritnya berhubungan dengan neurit dari neuron lain sedangkan neuritnya berhubungan dengan efektor. efektor biasanya berupa otot atau kelenjar tubuh. Badan sel saraf motor terdapat pada pusat saraf.
  • Sel Saraf Konektor (Interneuron)
    Interneuron atau neuron konektor merupakan sel sarf berkutub banyak (multi polar) yang memiliki banyak dendrite dan akson. Fungsi sel saraf ini disebut pula sebagai sel saraf perantara atau penghubung. Ujung dendrit sel saraf yang satu berhubungan dengan ujung neurit sel saraf yang lain. Pada pertemuan ujung neurit dengan dendrit sel saraf berikutnya terdapat celah sempit yang disebut sinapsis. Pada tempat tertentu, badan sel saraf terkumpul membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.

Prinsip Penghantar Impuls

Rangsangan yang diterima oleh saraf sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.

Penghantaran lewat sel saraf

  1. Penghantaran lewat sel saraf
    Jika tidak ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membrane neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negative.keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membrane akan berubah. Akibatnya, polarisasi membrane berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.
  2. Penghantaran lewat sinapsis
    Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane prasinapsis terhadap ion Ca. akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinapsis sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls ke membrane post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membrane post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

Gerak Refleks

Gerak merupakan salah satu aktivitas tubuh yang dapat digunakan untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Sering kali dalam kehidupan sehari-hari kita melkukan gerakan yang disadari maupun yang tidak kita sadari.

Impuls pada gerak biasa melalui perjalan yang berbeda dengan gerak refleks. Pada gerak biasa, impuls yng diterima oleh reseptor berjalan ke saraf sensori, selanjutnya dibawa ke otak untuk di olah. Hasil olahan di otak berupa tanggapan akan dibawa oleh saraf motor menuju ke efektor.


Gerak refleks melalui jalan pendek, yaitu diawali dari reseptor sebagai penerima rangsang kemudian dibawa oleh saraf konektor ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya diteima sel saraf konektor tanpa diolah oleh otak, kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motor menuju ke efektor. jalannya impuls pada suatu kegiatan refleks disebut lengkung refleks. Berdasarkan letak penghubungnya, gerak refleks dibedakan menjadi refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Disebut refleks otak apabila saraf penghubungnya terletak didalam otak, misalnya refleks pupil mata yang membesar atau mengecil sebagai respons terhadap perubahan intensitas cahaya. Disebut refleks sumsum tulang belakang apabila saraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang. Misalnya refleks pada lutut.


Susunan Sistem Saraf

System saraf pusat

System saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Seluruh aktivitas tubuh kita dikendalikan oleh system saraf pusat tersebut. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. Otak dilindungi oleh tengkorak sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ system saraf juga dilindungi oleh selaput otak yang disebut meninges. Meninges terdiri dari tiga lapis, dari dalam keluar, yaitu:

  1. Pia mater
    Pia mater adalah selaput paling dalam dan sangat dekat dengan permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini menyelipkan diri ke dalam celah-celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah, sehingga berperan dalam menyalurkan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
  2. Araknoid
    Araknoid berupa selaput jarring yang lembut, terletak anatar pia mater dan dura mater.
  3. Dura mater
    Dura mater merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak.

System saraf pusat

  • Otak
    Otak merupakan pusat saraf utama, terletak didalam rongga tengkorak. Ukuran otak manusia bervariasi, ditentukan oleh jenis kelamin, umur, dan ukuran fisik seseorang. Ukuran otak manusia mencapai maksimum pada usia 18 tahun. Berat otak orang dewasa sekitar 1,4 kg. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar. Otak dibagi menjadi 3 daerah, yait otak depan, otak tengah dan oatk belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio, sedangkan pada otak manusi dewasa sudah tidak tampak nyata karena masing-masing terdiri dari beberapa bagian atau lobus.
  • Thalamus
    Thalamus memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian lain di otak. Jadi, thalamus merupakan pusat penerus impuls sensori ke berbagai bagian sensori serebrum. Thalamus juga melakukan persepsi terhadap rasa sakit dan rasa menyenangkan. Thalamus mengatur dan mengoordinasi manifestasi luar dari emosi.
  • Hipotalamus
    Hipotalamus memiliki fungsi penting untuk mengontrol sejumlah fungsi autonom. Hipotalamus merupakan pusat koordinasi system saraf autonom yang mengendalikan suhu tubuh, selera makan, lapat, haus, keseimbangan metabolism karbohidrat dan lemak, tekanan darah, tingkah laku, dan tidur. Hipotalamus juga mengontrol fungsi tertentu kelenjar pituitary (kelenjar hipofisis) dengan menghasilkan faktor pelepas.
  • Kelenjar pituitary
    Kelenjar pituitary atau hipofisis serebri adalah kelenjar endokrin yang terletak di lekuk kecil pada dasar tengkorak (selatursika), tepat di bawah hipotalamus dan dihubungkan oleh tangkai kecil. Satu-satunya fungsi kelenjar pituitary yang telah diketahui adalah sekresi hormone.

System saraf tepi

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar.

  1. Sistem Saraf Sadar
    Sistem saraf sadar artinya saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah komando kesadaran kita. Sebagai contoh, tangan kita gerakan karena secara sadar kita ingin mengambil gelas; bibir bergerak karena kita sadar ingin berbicara. System saraf sadar meliputi system saraf kepala dan sistem saraf tulang belakang. Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak.
  2. Sistem Saraf Tak Sadar
    Sumsum saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang. Susunan saraf simpatik dan saraf tulang belakng. Susunan saraf autonom dan saraf parasimpatetik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak padaposisi ganglion. Saraf simpatetik memilki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut praganglion pendek dan memilki serabut postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memilki serabut praganglion yang panjang akarena ganglion menempel pada organ yang dibantu efektor dan memilki serabut postganglion pendek.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Organ Pernapasan Manusia – Pengertian, Jenis, Hidung, Tenggorokan, Bronkiolus, Alveolus, Diafragma, Paru-Paru


Sistem Hormon

Sistem Hormon

Sistem Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memilki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran atau organ target yang letaknya jauh dari kelenjar. Tidak seperti sistem syaraf, pengaruh hormon berjalan lambat.. meskipun demikian, karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada jaringan dan menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, hormon ada pula yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang dihasilkan disebut neurohormon.


Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan internal, reaksi terhadap stress, serta tingkah laku. Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit diperlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang sangat luas. Hormon dikeluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf secara langsung kepada kelnjar yang cocok. Contohnya sekresi adrenalin dari medulla adrenal terjadi karena stimulasi dari sistem saraf simpatetik atau karena substansi tertentu dalam darah. Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh manusia antara lain hipofisis, epifisis, tiroid, paratiroid, timus, glandula adrenal, pancreas, kelenjar kelamin, kelenjar pencernaan. Berikut ini akan dibahas lebih rinsi masing-masing kelenjar tersebut.


Jenis Sistem Hormon

Kelenjar Hipofisis (Pituitari)

Kelenjar hipofisis terdapat pada lekukan tulang selatursika di bagian tengah tulang baji. Ukurannya kurang lebih sebasar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior (depan), intermediet (tengah), dan posterior (belakang). Lobus intermedit terdapat dalam kelenjar putuitari bayi, sedangkan pada orang dewasa hanya merypakan sisa saja.


Meskipun berukuran kecil, hipofisis memegang peranan penting dalam koordibasi tubuh sehingga sering disebut master of glands. Berikut ini bahasan tentang kelenjar hipofisis bagian anterior, posterior, dan tengah.

  1. Kelenjar Hipofisis Anterior
    Kelenjar ini merupakan penghasil hormon yang paling beraneka raga mdan mempengaruhi bermacam-macam organ. Hormon diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika produksi suatu hormon kurang atau berlebihan akan membawa akibat yang tidak diinginkan. Misalnya jika produksi hormon somatotrof terlalu berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa. Apabila berlebihan hormone somatotrof terjadi di usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan ujung-ujung tulang kearah samping. Sebaliknya, jika hormon somatotrof terlalu sedikit maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan atau kekerdilan.
  2. Kelenjar Hipofisis Posterior dan Tengah
    Hipofisis bagian tengah hanya menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH mempengaruhi warna kulit individu.

Sistem Hormon

Kelenjar Epifisis

Kelenjar epifisis terdapat di otak bagian atas. Hingga saat ini belum dapat diketahuai dengan pasti hormon yang dihasilkan dan pengaruhnya.

Kelenjar Hipofisis (pitutary) adalah sebuah kelenjar yang terletak di dekat hipotalamus yang disebut juga Master of glands karena kelenjar ini banyak mempengaruhi kerja kelenjar lain.


Hormon yang dihasilkan kelenjar Hipofisis :

  • Gonadotropin, terdiri atas FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone) berfungsi mengatur kerja gonad (kelenjar kelamin).
  • Somatotropin atau GH (Growth Hormone), berfungsi memacu pertumbuhan organ tubuh.
  • Terotropik atau TSH (Tyroid Stimulating Hormone), berfungsi merangsang kelenjar gondok (tiroid) untuk menskresikan Anoksin.
  • Kortikotropin atau ACTH (Adrene Corticotropic Hormone), berfungsi merangsang diskresinya hormon dan kelenjar anak ginjal.
  • Prolaktin atau LTH (Lactogenic Hormone), berfungsi mengatur pengeluaran air susu pasca melahirkan.

Kelenjar Hipofisis, terdiri dari 3 bagian dengan masing-masing fungsi yaitu :

  1. Kelenjar Hipofisis bagian depan (Hipofisis lobus anterior)
    • Merangsang sekresi dan pertumbuhan korteks anak ginjal
    • Mempengaruhi kerja kelenjar gondok (tiroid)
    • Merangsang pengeluaran air susu
    • Mempengaruhi kerja kelenjar anak gondok (paratiroid)
    • Merangsang pertumbuhan sperma dan sel telur
  2. Kelenjar Hipofisis bagian tengah (Hipofisis lobus intermediate)
    • Merangsang sel-sel untuk menghasilkan pigmen
  3. Kelenjar Hipofisis bagian belakang (Hipofisis lobus posterior)
    • Merangsang uterus dalam proses melahirkan
    • Mengatur kadar air dalam tubuh dan mengatur volume urine
    • Merangsang penyempitan pembuluh darah hingga dapat menaikkan glukosa menjadi glikogen

Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher bagian depan sebelah jakun dan terdiri dari dua lobus, hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin. Tiroksin mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid) menyebabkan gejala hipermetabolisme atau disebut juga morbus basedowi dengan tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus). Hipotiroid sebelum dewasa menyebabnkan kretinisme (kerdil), penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal. Hipotiroid pada orang dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok.


Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua sisi laring dan terletak di sebelah anterior trakea. Kelenjar ini akan menghasilkan dua macam hormon yang bermakna yakni tiroksin dan triiodotironin yang biasanya disebut T4 dan T3, yang sangat mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid terdiri atas banyak sekali folikel-folikel yang tertutup (diameternya antara 100-300 mikrometer) yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan dibatasi oleh sel epitel kuboid yang mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel itu. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein tiroglobulin besar, yang mengandung hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya. Tiroglobulin mengandung 70 asam amino tirosin dan merupakan substrat yang utama yang bergabung dengan iodida untuk membentuk hormon tiroid.


Fungsi Kelenjar tiroid

  1. Meningkatkan sintesa protein
    Salah satu fungsi tiroksin adalah meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria dan selanjutnya tiroid meningkatkan kecepatan pembentukan ATP untuk membangkitkan fungsi seluler.
  2. Efek terhadap pertumbuhan
    Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan paskalahir.
  3. Efek pada metabolisme karbohidrat
    Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi dari saluran cerna dan bahkan meningkatkan sekresi insulin.
  4. Efek pada metabolisme lemak
    Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan dibawah pengaruh hormon tiroid. Lemak yang disimpan dalam tubuh akan lebih banyak dipecah dari elemen jaringan lain. Hormon tiroid juga mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
  5. Efek pada plasma dan lemak hati.
    Hormon tiroid akan menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid dan trigliserida dalam darah walaupun sebenarnya hormon ini juga meningkatkan asam lemak bebas.
  6. Efek pada laju metabolisme basal
    Oleh karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme basal maka kelebihan hormon ini kadangkala akan meningkatkan laju metabolisme basal setinggi 60 sampai 100 persen di atas nilai normal.
  7. Efek pada berat badan
    Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila produksinya berkurang maka hampir selalu timbul kenaikan berat badan.
  8. Efek pada sistem kardiovaskular
    Meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak jumlah produk akhir dari metabolisme yang dilepaskan dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi sehingga meningkatkan aliran darah. Akibatnya curah jantung meningkat. Hormon tiroid juga meningkatkan frekuensi dan kekuatan denyut jantung. Begitu juga halnya pada volume darah yang dapat sedikit meningkat.
  9. Efek pada sistem respirasi
    Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbondioksida. Efek ini mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan
  10. Efek pada saluran cerna
    Hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna
  11. Efek pada sistem saraf pusat
    Meningkatkan kecepatan berfikir tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran
  12. Efek pada terhadap fungsi otot
    Peningkatan hormon tiroid biasanya menyebabkan otot bereaksi dengan kuat. Salah satu gejala yang paling khas adalah tremor halus pada otot.
  13. Efek pada tidur
    Oleh karena efek yang melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan sistem saraf pusat maka penderita hipertiroid seringkali merasa capai terus menerus tetapi karena efek eksitasi hormon tiroid pada sinaps akan timbul kesulitan tidur.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Saraf Sensorik – Pengertian, Letak, Jenis, Jaras, Fungsi


Kelenjar Anak Gondok (Glandula Paratiroid)

Kelenjar ini mensekresikan hormon yang dinamakan parathormon (PTH). Kelenjar anak gondok terdiri dari empat struktur kecil yang menempel di permukaan belakang kelenjar tiroid. Peranan hormon ini adalah untuk metabolisme kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+).
Hipoparathormon (kekurangan parathormon) menyebabkan gejala kekejangan otot, sedangkan hiperparathormon menyebabkan kelainan pada tulang, seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah. Selain itu, kelebihan Ca2+ yang apabila dieksresikan dalam air seni berasam ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal.

Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbun hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.


Fungsi Kelenjar Timus

  • Menghasilkan thymosin.
  • Kekebalan tubuh manusia.
    Kekebalan ada 2 (dua) macam:
    – Kekebalan seluler => kekebalan yang diberikan pada saat kita dalam kandungan ibu => ibu makan protein atau disuntik => akan terbentuk antibodi yang akan diberikan ke anak sehingga anak menjadi kebal.
    – Kekebalan humoral => kekebalan yang diberikan setelah anak dilahirkan melalui vaksinasi/imunisasi mulai dari BCG, Polio, Hepatitis, dll.
  • Penghubung Sentral Pertahanan Tubuh Sendiri.
    Kelenjar tymus aktif sampai pubertas. Dalam kelenjar timus sel-sel darah khusus diproduksi dan diprogram untuk mengembangkan sistem pertahanan tubuh. Ini adalah alasan lain timus pada umumnya disebut “switchboard sentral pertahanan tubuh sendiri”. Sel-sel darah putih juga disebut “pertahanan tubuh”, terus-menerus diproduksi di sumsum tulang. sel-sel limfatik (limfosit) juga bagian dari kekuatan pertahanan, setelah lulus dari sumsum tulang ke dalam kelenjar timus selama tahap-tahap awal mereka. Yang telah dilatih oleh hormon informasi dalam timus, limfosit mampu mengidentifikasi sel-sel tubuh sendiri jaringan, dan hanya menyerang sel dan simpanan dari luar tubuh, yang dianggap sebagai “asing”.
    Limfosit biasanya baik menyerang sel asing (sel pembunuh) sendiri, atau sinyal yang lain “pertahanan tubuh” melalui sinyal serangan. Ini semua pengambilan besar dan sel break-down yang mengidentifikasi sel-sel asing yang tersembunyi atau sel berkembang biak tak terkendali dalam sistem kekebalan tubuh utuh, dan menghilangkan mereka atau membuat mereka tidak berbahaya.

Gangguan Kelenjar Timus

Penelitian menunjukkan jika jaringan timus diganti, fungsi-fungsi spesifik dari limfosit bisa dikembalikan. Dalam studi oleh Sandberg di Swedia, faktor-faktor penggantian timus bisa mengaktifkan kembali regulasi dan kontrol sistem pertahanan tubuh. Sandberg menggunakan peptida-peptida timus yang diperoleh dari anak sapi.

Peptida timus biasanya diperoleh dari organ-organ babi atau anak sapi. Organ-organ ini menurut ketentuan hukum harus disterilkan dari kemungkinan zoonoses dan pirogen. Hanya organ atau peptida yang aman dan bersih yang bisa diproses. Untuk menambah efektivitas imunologi, peptida-peptida timus juga mengandung adenosine desaminase, purine nucleoside phosphorylase, dan penghambat aktivitas peptidase. Uji farmakologi menunjukkan suntikan faktor timus (hormon timus atau sel-sel timus) memiliki efek menstimulasi dan memodifikasi sistem imun.


Peptida timus bisa digunakan untuk terapi kanker. Manfaat utama peptida untuk timus adalah mencegah pembentukan jaringan sel-sel abnormal yang bisa menjadi lesi prakanker, sebagai terapi biologis baik sebelum maupun sesudah operasi dan meningkatkan kondisi secara umum pascakemoterapi dan radiasi. Terkadang sel-sel timus bisa menghentikan penyebaran sel kanker.

Penelitian oleh Osbond dari Boston menunjukkan suntikan peptida timus bisa membawa remisi pada kasus malignansi histiosit. Pemberian peptida timus pada terapi kanker tidak hanya bertujuan menstimulasi sistem imun tetapi juga mengukur dan mengembalikan ketidakseimbangan hormon timus.


Kelenjar Anak Ginjal (Glandula Adrenal)

Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas tiap ginjal. Kelenjar ini kaya akan persesiaan darah. Baik secara anatomi, ataupun fungsional, kelenjar itu terdiri dari dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Bagian medulla menghasilkan hormone adrenalin (epinefrin). Adrenalin berpengaruh terhadap penyempiatan pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat, mengubah glikogen (gula otot) menjadi (gula darah). Bersam insulin (secret dari kelenjar pancreas), adrenalin mengtur kadar gula dalam darah sampai 0,1%.
Bagian korteks mensekresikan hormon kortin (kortison dan deoksikortison). Kekurangan hormone ini menyebabkan penyakit Addison, yang gejalanya antara lain tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Penykit ini dapat menybabkan kematian pada penderita.


Kelenjar Langerhans (Pankreas)

Pulau-pulau Langerhans adalah sekelompok sel yang tersebar di seluruh pancreas dan kaya akan pembuluh darah. Kelenjar Langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Glukagon yang berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan diabetes mellitus (kencing manis) akibat kenaikan kadar gula dalam darah.


Kelenjar Kelamin

Testis merupakan kelenjar kelamin laki-laki yang mengandung sel Leydig. Sel-sel Leydig menghsilkan hormone testoteron yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Misalnya suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu (kumis, janggut, cambang). Disamping itu testoteron juga mempengaruhi proses spermatogenesis.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang mensekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berpengaruh terhadap pertumbuhan kelamin sekunder pada wanita. Misalnya membesarnya payudara dan pinggul, serta dimulainya menstruasi.


Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon gastrin, yang berfungsi merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar pada usus memproduksi hormon sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang merangsang sekresi getah ampedu.


Fungsi Sistem Hormon Manusia

Selain sistem saraf, terdapat sistem kelenjar di dalam tubuh yang ikut menentukan keseimbangan dan regulasi, yaitu sistem hormon. Hormon merupakan suatu zat kimia yang diproduksi oleh tubuh, dalam konsentrasi kecil yang dapat menimbulkan efek fisiologis pada organ target. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin tubuh dan ditransportasikan dalam aliran darah.


Selain kelenjar endokrin, terdapat juga kelenjar eksokrin yang menyekresikan zat kimia. Perbedaannya terletak pada tempat kerja cairan kimia yang dihasilkannya. Kelenjar eksokrin disekresikan ke luar tubuh, seperti keringat dan enzim di mulut. Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin diedarkan di dalam tubuh oleh sistem peredaran darah. Hormon bekerja secara efektif jika dalam jumlah yang sesuai, jika jumlah hormon yang disekresikan berlebih atau kurang, akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh.


Hormon dan sistem saraf bersama-sama mengatur regulasi tubuh, yaitu sebagai berikut.

  1. Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam dan air, kesetimbangan gula hingga ekskresi)
  2. Bereaksi terhadap rangsang dari luar tubuh
  3. Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
  4. Pengaturan dan penyimpanan energi

Meskipun sama-sama berperan dalam sistem regulasi, tetapi terdapat perbedaan sistem kerja pada hormon dan saraf. Perbedaan tersebut terletak pada jeda waktu yang diperlukan oleh kedua sistem dalam menanggapi rangsang atau stimulus. Seperti halnya saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel target atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah reseptor yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan bereaksi. Beberapa bagian dalam tubuh tempat diproduksinya hormon disebut kelenjar endokrin.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Hormon Prostaglandin” Definisi & ( Peran – Fungsi )

Alat indra

Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memilki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapt berasal dari dalam dirinya atau dating dari luar, reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audireseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.


Alat indara ialah suatu alat tubuh yang mampu menerima rangsang tertentu. Indara memiliki sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan sehingga fungsi utama indara ialah mengenal lingkungan luar atau berbagai rangsang dari lingkungan diluar tubuh kita. Dengan memiliki indra kita mampu mengenal lingkungan dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu kita bisa melindungi tubuh kita terhadap gangguan-gangguan dari luar tubuh.


Macam Alat Indra

Ada lima macam alat indra pada tubuh manusia, yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra peraba dan perasa, indra pencium, dan indra pengecap. Berikut ini akan dibahas secara rinci alat tersebut satu persatu.

1. Indra penglihat (mata)

Indra penglihat

Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor, dan system saraf untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.


Lapisan bola mata:
Bola mata memiliki garis tengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid, dan retina.

  1. Sklera
    Sklera merupakan lapisan yang dibangun oleh aringan ikat fibrosa dan berwarna putih. Fungsi lapisan ini sebagai pelindung. Di sebelah luar sklera terdapat lapisan sel-sel epithelium yang membentuk membrane mukosa yang disebut konjungtiva.lapisan konjungtiva menjaga kelembapan mata. Lapisan sklera dibagian depan bersifat transfaran, disebut kornea. Korne berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Lapisan konjungtiva tidak menutupi sclera.
  2. Koroid
    Koroid adalahh lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya di sebelah dalam sklera. Dibagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang. Lubang itu disebut orang-orangan mata atau pupil. Sinar masuk melalui pupil. Dibelakang iris terdapat selaput berpigmen yang memancarkan warna biru, hijau, cokelat, atau hitam, tergantung pada pigmen yang dikandungnya. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh kontraksi dan relaksasinya otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi iris berfungsi sebagai diafragma.
  3. Retina
    Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai e otak. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.

2. Indra pendengar (telinga)

Indra pendengar

Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar, yaitu telinga, melalui udara.
Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbanagan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan elinga dalam.

  • Telinga luar
    Terdiri atas daun telinga dan lubang telinga luar. Daun telinga terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
  • Telinga Tengah
    Merupakan rongga yang berhubungan dengan faring melalui saluran Eustachiu. Fungsi saluran ini untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah. Pada telinga tengah terdapat membran timpani dan tulang-tulang telinga tengah. Membran timpani (disebut juga dengan istilah gendang telinga) merupakan selaput yang menerima gelombang bunyi dan memisahkan antara telinga luar dan telinga dalam. Tulang-tulang telinga terdiri atas tiga macam, yaitu tulang martil (malleus) yang menempel pada gendang telinga, tulang martil (bentuknya seperti martil) melekat pada gendang tilnga dan tulang sanggurdi (bentuknya menyerupai sanggurdi, tempat pijakan kaki dalam menunggang kuda) berhubungan dengan jendela oval pada telinga dalam. Rangkaian ketiga tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga.
  • Rongga Telinga Dalam
    Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang, dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari utrikulus dan sakulus di dalam vestibula, saluran koklea di dalam koklea, dan membrane saluran setengah lingkaran merupakan organ keseimbangan, sedangkan koklea merupakan organ pendengar.
  • Proses Mendengar
    Bagaimana kita bisa mendengarkan suara? Mekanisme mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya getaran diteruskan ke telinga dalam melalui selaput jendela oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibul. Getaran cairan tersebut akan menggetarkan membrane Raissner dan menggetarkan cairan endolimfe dalam skala media. Getaran cairan ini menggerakan membrane basiler yang selanjutnya menggetarkan cairan dalam skala timpani. Pada saat membrane basiler bergetar akan menggerakan sel-sel rambut, dan ketika sel-sel rambut tersebut menyentuh membrane didalam otak melalui saraf sensori (saraf pendengar).
  • Mekanisme terjadinya suara
    Gelombang suara yang masuk ke dalam liang telinga akan memukul gendang telinga (membrane timpani) sehingga bergetar. Getaran membawa timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri dari tulang martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes).
    Telinga tengah dihubungkan ke nasofaring oleh tabung Eustachius. Getaran dari osikula yang paling dalam (dari tulang sanggurdi) ditransmisikan ke telinga dalam melalui membrane jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang kurang lebih panjangnya 3 cm dan bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan limfa. Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea. Selanjutnya, getaran diteruskan dengan gerak berlawanan arah ke jendela bundar. Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ Korti. Organ Korti berisi sel-sel rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membrane basiler dan membrane tektorial. Getaran dalam cairan koklea menimbulkan getaran dalam membrane basiler. Hal ini menggerakan sel-sel rambut terhadap membrane tektorial, yang berarti menstimulasinya. Impuls listrik yang timbul dalam sel ini kemudian diteruskan oleh saraf auditori ke otak. Dengan demikian kita dapat mendengarkan suara.
  • Alat keseimbangan (ekuilibrium)
    Peranan lain dari telinga adalah sebagai alat keseimbangan. Alat ini berupa saluran setengah lingkaran dan setiap saluran menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor yang berupa kelompok sel saraf sensori yang memilki rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah, disebut kupula. Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan yang terletak di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi kepala menyebabkan otolit bergeser posisinya, akibatnya timbul impuls yang akan dikirim ke oatak, sehingga mereka mersakan sedang miring atau tegak. Gerakan melingkar pada kepala mengakibatkan terjadinya aliran cairan limfe dan menggerakkan otolit meskipun kita sudah berhenti berputar. Akibatnya kita merasa pusing.

3. Indra peraba dan perasa (kulit)

Indra peraba dan perasa

Kulit meruapakn indra peraba, sebab memili ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuk sentuhan, tekanan, temperature(panas dan dingin), serta rasa sakit. Sebagaian besar reseptor terletak pada lapisan dermis, dan juga yang terletak pada lapisan epidermis. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang terbungkus kapsul (disebut korpuskula) dan ada yang tidak terbungkus (disebut ujung-ujung saraf bebas). Ujung saraf yang tergolong korpuskula adalah korpuskula meissner (reseptor untuk sentuhan, terletak dekat permukaan kulit), dan korpuskula Ruffini (ujung saraf peraba). Ujung saraf bebas antara lain reseptor untuk sentuhan yang terletak dilapisan epidermis kulit, serta reseptor untuk sentuhan yang terletak di pangkal setiap rambut. Selain itu ada pula Lempeng Markel yang merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan. Reseptor tidak merata di seluruh permukaan tubuh. Contohnya reseptor sentuhan, dikulit ujung jari terdapat sekitar 100 reseptor per sentimeter persegi, sedangkan di kulit bagian belakang tangan terdiri kurang dari 10 untuk setiap sentimeter persegi.


4. Indra pembau (hidung)

Indra pembau

Manusia mampu mendeteksi dengan menggunakan sel-sel reseptoe yang ada di dalam hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor) terdapat pada lapisan epithelium yang terletak di sebelah dorsal rongga hidung, dan terlindung oleh lender (merkus). Di akhir setiap sel sensori terdapat beberapa cilia atau rambut pembau. Molekul-molekul larut dalam air dan lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lender tersebut dan menimbulkan sensasi bau. Aktifnya indra pembau dirangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang karena dihadapkan pada bau yang sesak dan pengap, maka kalian tidak segera merasakan bau yang tidak enak tersebut.


5. Indra pengecap (lidah)

Indra pengecap

Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Di permukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terlihat kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap. Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan epithelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kunsup pengecap. Kuncup pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki tonjolan seperti rambut. Kuncup pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada lidah.


Fungsi Alat Indra pada Manusia

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.


Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
Baiklah dengan segala kekurangan dan segenap kemampuan asa generasiku.blogspot.com. mencoba menguraikan fungsi dari bagian-bagian panca indra tersebut.


Fungsi Indra Penglihat (Mata)

Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata yaitu alis, kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi mata dari gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat, kelopak mata melindungi mata dari benturan dan bulu mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran.


Fungsi bagian – bagian indra penglihatan adalah sebagai berikut :

  1. Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
  2. Lensa mata berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke lensa mata.
  3. Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
  4. Pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
  5. Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh oleh saraf mata ke otak
  6. Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata
  7. Saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak

Fungsi Indra Pendengar (Telinga)

Indra pendengar adalah telinga yang terdiri dari :

  • Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
    Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
  • Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)

Fungsi bagian-bagian indra pendengar :

  1. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.
  2. Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam.
  3. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
  4. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput) berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tga saluran setengah lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.
  5. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar.

Fungsi Indra Pembau (Hidung)

  1. Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
  2. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
  3. Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau
  4. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
  5. Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak

Fungsi Indra Pengecap (Lidah)

Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah.
Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.


Fungsi Indra Peraba (Kulit)

Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan. Bagian indra peraba yang paling peka adalah ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat kemaluan.
Fungsi bagian-bagian kulit :

  • Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
  • Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat
  • Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
  • Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut
  • Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Hormon Beserta Fungsi Dan Faktor Regulasi


Gangguan dan Kelaian Sistem Regulasi Manusia

  1. Amnesia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengenali kejadian-kejadian atau mengingat apa yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau akibat goncangan batin atau cedera otak.
  2. Stroke yaitu kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak.
  3. Cutter , penderita cutter diduga ratusan sampai ribuan. Penderita selalu melukai dirinya sendiri pada saat depresi, strees atau bingung.
  4. Neuritis yaitu radang saraf yang disebabkan oleh pengaruh fisik seperti tekanan pukulan dan patah tulang.
  5. Transeksi yaitu kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari medulla spinalis, misalnya karena jatuh atau tertembak yang disertai dengan hancurnya tulang-tulang belakang (vertebra).
  6. Parkinson yaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotransmitter dopamine pada dasar ganglion.
  7. Epilepsy yaitu suatu penyakit yang terjadi karena dilepaskannya letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron-neuron diota.
  8. Poliomyelitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh inveksi virus yang menyerang neuron motor system saraf pusat (otak dan medulla spinalis).
  9. Neurastonia yaitu penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil hati, dan kurang tenaga.

Kelainan pada system saraf

  1. Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkan oleh virus sehingga dapat menular.
  2. Multiple sclerosis (MS = sklerosis ganda atau disseminated sclerosis) Multiple sclerosis merupakan penyakit saraf kronis yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan pada organ, seperti rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguan koordinasi dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan.
  3. Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti kehilangan rasa. Urat saraf terjepit dan penyakit urat saraf gangguan metabolik (seperti diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampai gangguan berat (seperti kelumpuhan).
  4. Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang ada di sekitar otak. Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan gangguan organ tubuh.
  5. Sakit kepala,karena melebarnya pembuluh darah pada daerah selaput otak
  6. Neuritis, karena racun
  7. Amnesia,karena kecelakaan yang menyebabkan terjadinya trauma
  8. Epilepsy,karena adanya gangguan penghantar impuls
  9. Polio, yang disebabkan oleh infeksi virus pada sel-sel saraf motorik dan sumsum tulang belakang.

Kelainan pada system endokrin

  • Adison, karena berkurangnya sekresi glukokortoid
  • Sindrom chusing, karena sekresi berlebihan dan pemberian obat-obatan secara berlebihan.con/:otot mengecil dan menjadi lemah
  • Sindrom adrenogenital, Karena kekurangan enzimpembentuk glukokortoid
  • Struma, merupakan pembekakan kelejar tiroid sehingga menimbulkan benjolan pada leher
  • Hipertiroidea, karena terjadinya kelebihan sekresi hormone

Kelainan pada alat indera

  1. Miyopi,
  2. Tuli
  3. Radang telinga tengah, disebakan oleh bakteri virus
  4. Mabuk perjalanan
  5. Penyakit pada lidah disebut mati rasa
  6. Gangguan pada hidung disebut anosmia
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari