Pengertian Jenis dan Fungsi Protein Terlengkap

Diposting pada

Protein : Pengertian, Fungsi, Sumber, Manfaat, Unsur dan Struktur adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi merupakan polimer dari monomer asam amino

pengertian-protein


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Keanekaragaman Hayati, Manfaat, Jenis dan Klasifikasi


Pengertian Protein

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor . Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.


Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam aminobagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.


Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik . Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih “mentah”, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.Sumber – sumber protein berasal dari Daging, Ikan, Telur, Susu, dan produk sejenis Quark , Tumbuhan berbji, Suku polong-polongan dan Kentang.


Protein (protos yang berarti ”paling utama”) adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.

Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida. Proetin banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.


Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur serta fosfor.Protein dirumuskan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1938.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Hipoproteinemia” Pengertian & ( Sebab – Kelebihan – Akibat )


Unsur Komponen Penyusun Protein

Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amino (NH2), sebuah gugus asam karboksilat (COOH), dan salah satu gugus lainnya, terutama dari kelompok 20 senyawa yang memiliki rumus dasar NH2CHRCOOH, dan dihubungkan bersama oleh ikatan peptida. Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.


Struktur asam amino Suatu asam amino-α terdiri atas:

  1. Atom C α. Disebut α karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam).
  2. Atom H yang terikat pada atom C α.
  3. Gugus karboksil yang terikat pada atom C α.
  4. Gugus amino yang terikat pada atom C α.
  5. Gugus R yang juga terikat pada atom C α.

Macam asam amino

Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino.Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino berbeda.Contohnya asam amino serin, asam aspartat dan leusin memiliki perbedaan hanya pada jenis gugus R saja.

Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia.Keduapuluh macam asam amino ini tidak pernah berubah.Asam amino yang paling sederhana adalah glisin dengan atom H sebagai rantai samping. Berikutnya adalah alanin dengan gugus metil (-CH3) sebagai rantai samping.


Nama-nama asam amino

No

 

Nama Singkatan

1 Alanin (alanine)
2 Arginin (arginine)
3 Asparagin (asparagine)
4 Asam aspartat (aspartic acid)
5 Sistein (cystine)
6 Glutamin (Glutamine)
7 Asam glutamat (glutamic acid)
8 Glisin (Glycine)
9 Histidin (histidine)
10 Isoleusin (isoleucine)
11 Leusin (leucine)
12 Lisin (Lysine)
13 Metionin (methionine)
14 Fenilalanin (phenilalanine)
15 Prolin (proline)
16 Serin (Serine)
17 Treonin (Threonine)
18 Triptofan (Tryptophan)
19 Tirosin (tyrosine)
20 Valin (valine) Ala

asam amino


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Proses Metabolisme Protein Dalam Tubuh


Ikatan Peptida

Kedua puluh macam asam amino saling berikatan, dengan urutan yang beraneka ragam untuk membentuk protein. Proses pembentukan protein dari asam-asam amino ini dinamakan sintesis protein. Ikatan antara asam amino yang satu dengan lainnya disebut ikatan peptida.Ikatan peptida ini dapat disebut juga sebagai ikatan amida.
Coba Anda pelajari kembali struktur dasar asam amino. Pada protein atau rantai asam amino, gugus karboksil (-COOH) berikatan dengan gugus amino (-NH2). Setiap terbentuk satu ikatan peptida, dikeluarkan 1 molekul air (H2O).


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Vitamin


Struktur Protein

Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam.

Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener.

STRUKTUR PROTEIN


Struktur primer

Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan rantai.

Struktur primer

Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus α–karboksil (Gambar 3). Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida. Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida.


Reaksi pembentukan peptida

Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.


Struktur primer protein mengacu pada urutan asam amino linier dari rantai polipeptida. Struktur primer disebabkan oleh ikatan kovalen atau peptida, yang dibuat selama proses biosintesis protein atau disebut dengan proses translasi. Kedua ujung rantai polipeptida yang disebut sebagai ujung karboksil (C-terminal) dan ujung amino (N-terminal) berdasarkan sifat dari gugus bebas. Perhitungan residu selalu dimulai pada akhir N-terminal (gugus amino, -NH2), yang merupakan akhir dimana gugus amino tidak terlibat dalam ikatan peptida. Struktur primer protein ditentukan oleh gen yang berhubungan dengan protein. Sebuah urutan tertentu dari nukleotida dalam DNA ditranskripsi menjadi mRNA, yang dibaca oleh ribosom dalam proses yang disebut translasi. Urutan protein dapat ditentukan dengan metode seperti degradasi Edman.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Fungsi Jenis Dan Ciri – Ciri Sel Darah Putih (Leukosit)


Struktur sekunder

Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka protein.Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet.Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

  • o alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino  berbentuk seperti spiral;
  • o beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun   dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
  • o beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”); dan gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).

Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear  distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated (Gambar 4 dan 5). Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam polipeptida  yang terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

Struktur sekunder

Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009).


Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida. β-pleated ditemukan dua macam bentuk, yakni antipararel dan pararel (Gambar 6 dan 7). Keduanya berbeda dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel memiliki konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk pararel lebih pendek yaitu 6,5 Å (Lehninger et al, 2004). Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk antara dua rantai polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat sendiri yang melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan istilah β turn yang ditunjukkan dalam Gambar 8 (Murray et al, 2009).

konformasi antipararel Bentuk konformasi


Struktur tersier

Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu.Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering padat, berbentuk globuler.Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.

Lipatan tersebut dikendalikan oleh interaksi hidrofobik, tapi struktur tersebut dapat stabil hanya bila bagian-bagian protein terkunci pada tempatnya oleh interaksi tersier yang spesifik, seperti jembatan garam, ikatan hidrogen , dan kemasan ketat rantai samping dan ikatan disulfida.


Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino (Gambar 9). Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).

Struktur tersier


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Senyawa Polifenol pada Tanaman


Struktur kuartener

Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida.Struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipakai bersama-sama membentuk struktur protein.

Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik (Gambar 10) (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).

Struktur kuartener

Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:


Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Termasuk dalam kelompok misalnya :

  1. Protamin
    Protein ini bersifat alkalis dan tidak mengalami koagulasi pada pemanasan.
  2. Albumin
    Protein larut dalam air dan larutan garam encer, BM-nya relative rendah. Albumin terdapat dalam putih telur (albumin telur), susu (laktalbumin), darah (albumin darah) dan sayur-sayuran.
  3. Globulin
    Larut dalam larutan garam netral, tetapi tidak larut dalam air. Terkoagulasi oleh panas dan akan mengendap pada larutan garam konsentrasi tinggi (salting out) dalam tubuh banyak terdapat sebagai zat antibodi dan fibrinogen. Pada susu terdapat dalam bentuk laktoglobulin, dalam telur ovoglobulin, dalam daging myosin dan acitin dan dalam kedele disebut glisilin atau secara umum dalam kacang-kacangan disebut legumin.
  4. Glutelin
    Larut dalam asam dan basa encer, tetapi tidak larut dalam pelarut netral. Contoh : gluten pada gandum dan oryzenin pada beras.
  5. Prolanin
    Larut dalam etanol 50-90% dan tidak larut dalam air. Protein ini banyak mengandung prolin dan asam glutamat serta banyak terdapat didalam serelia. Contohnya : zein pada jagung, gliadin pada gandum, dan kordein pada barley.
  6. Skleroprotein
    Tidak larut dalam air dan solvent netral dan tahan terdapat hidrolisis enzimatis. Protein ini berfungsi sebagai strukutr kerangka pelindung pada manusia dan hewan. Contoh kolagen, elastin, dan keratin.
  7. Histon
    Merupakan protein basa, karena banyak mengandung lisin dan arginin. Bersifat larut dalam air dan akan tergumpalkan oleh ammonia.
  8. Globulin
    Hampir sama dengan histon. Globulin kaya akan arginin, triptophan, histidin tapi tidak mengandung isoleusin terdapat dalam darah (hemoglobin).
  9. Protein
    Merupakan protein yang sangat sederhana BM relative rendah (4000-8000), kaya akan arginin, larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas dan bersifat basis.

Protein sederhana menurut bentuk molekulnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

  • Protein serabut (= skleroprotein = albumoid = skrelin)
    Serat (fibrous) berbentuk panjang dan terikat bersama-sama sebagai fibril-fibril oleh ikatan hydrogen. Tidak larut dalam air, sehingga ketidak larutan ini mengakibatkan gaya antar molekul yang kuat. Contoh, keratin (rambut, kuku, bulu, tanduk), pada kalogen (jaringan penghubung), fibroin (sutera) dan miosin (otot).
    Protein serabut ini berbentuk serabut; tidak larut dalam pelarut encer, baik larutan garam, basa ataupun alkohol. Molekulnya terdiri atas rantai molekul yang panjang, sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila ditarik memanjang kembali kebentuk semula. Fungsi dari protein ini adalah membentuk struktur bahan dan jaringan, contohnya adalah keratin pada rambut. Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pati dan sukar dimurnikan.
  • Protein globural
    Protein globural berbentuk seperti bola, banyak terdapat pada bahan hewani (susu,daging, telur). Protein ini mudah larut dalam garam dan asam encer serta mudah berubah karena pengaruh suhu, konsentrasi garam, asam dan basa serta mudah mengalami denaturasi. Protein globular pada umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang terlibat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Biogum dan Gum Xanthan Ilmu Biologi


Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam nukleat :

  1. Posferoprotein :
    mengandung gugus asam folat yang terikat pada gugus hidriksil dari serin dan theroin. Banyak terdapat pada susu dan kuning telur.
  2. Lipoprotein :
    mengandung lipid asam lemak, listin. Sehingga mempunyai kapasitas sebagai zat pengemulsi yang baik, terdapat dalam telur, susu dan darah.
  3. Nukleoprotein :
    kombinasi antara asam nukleat dan protein. Misal : musin pada air liur, ovomusin pada telur, nukoid pada serum.
  4. Kromoprotein :
    kombinasi protein dengan gugus berfigmen yang biasanya mengandung unsur logam. Contoh : hemoglobin, myglobulin, chlorofil dan flavoprotein.
  5. Metaloprotein :
    merupakan komplek utama anatara protein dan logam seperti halnya kromatorprotein. Contoh : feritrin (mengandung Fe), coalbumin (mengandung CO dan Zn).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Nukleus ( Inti Sel )” Definisi & ( Struktur – Fungsi )


Jenis-Jenis Protein

Dalam protein tersebut terdapat jenis atau macam-macam protein yang terbagai atas 3 bagian antara lain ialah sebagai berikut :

Jenis Protein Berdasarkan Fungsinya
Protein berdasarkan dengan fungsinya  terdiri atas 3 macam  antara lain ialah sebagai berikut ini :

  1. Protein Sempurna
    protein sempurna ialah protein yang didalamnya terkandung suatu asam amino yang lengkap. Protein sempurna tersebut pada umumnya itu terdapat pada protein hewan.
  2. Protein Kurang Sempurna
    protein kurang sempurna ialah protein yang asam aminonya lengkap namun jumlah dari beberapa asam amino tersebut sedikit. Protein kurang sempurna tersebut tidak mampu untuk mencukupi pertumbuhan, namun protein kurang sempurna tersebut dapat mempertahankan jaringan yang telah ada sebelumnya.
  3. Protein Tidak Sempurna
    protein tidak sempurna ialah protein yang kurang atau juga tidak mempunyai asam amino esensial. Protein tidak sempurna tersebut tidak mampu untuk mencukupi pertumbuhan dan juga mempertahankan yang telah ada sebelumnya.

Jenis Protein Berdasarkan Komponen-Komponen Penyusunnya
Jenis-jenis protein berdasarkan komponen-komponen penyusunnya terbagi atas 3 antara lain.

  1. Protein Sederhana (Simple Protein)
    protein sederhana ialah protein tabf dari hasil hidrolisa, total protein tersebut ialah campuran atas berbagai macam asam amino.
  2. Protein Kompleks (Complex Protein)
    protein kompleks ialah protein yang dari hasil hidrolisa total protein jenis tersebut yang terdiri dari berbagai macam asam amino selain itu pula terdapat komponen-komponen yang lain seperti ialah unsur logam, gugusan phospat. dll
  3. Protein Derivat (Protein derivative)
    protein derivat ialah protein yang merupakan suatu ikatan antara (intermediate product) yang terdapat dari hasil hidrolisa parsial yang berasal pada protein native.

Jenis Protein Berdasarkan Sumber Protein
Protein tersebut dibedakan menjadi protein nabati dan juga protein hewani:

  • Protein Nabati
    Protein nabati ialah protein yang berasal dari tanaman atau tumbuh-tumbuhan.
  • Protein Hewani
    Protein nabati ialah protein yang terdapat dari hewan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Ciri Dan Fungsi Jaringan Epidermis Terlengkap


Fungsi Protein

Fungsi protein tersebut pada umumnya, protein berfungsi ialah sebagai zat pembangun tubuh dan juga pelindung tubuh, pendorong metabolisme serta penyokong organ tubuh dalam berbagai aktivitas, dan terdapat banyak sekali fungsi protein ialah sebagai berikut:

  1. Dapat membantu serta juga mendorong pertumbuhan dan dapat memelihara susunan juga struktur tubuh dari sel, jaringan hingga sampai ke dalam organ-organ tubuh.
  2. Protein ialah sebagai sumber karbohidrat.
  3. Dapat membantu tubuh didalam melawan, menghancurkan dan juga dapat menetralkan zat-zat dari luar ataupun zat asing yang masuk didalam tubuh.
  4. Protein itu juga berfungsi ialah sebagai penyediaan energi bagi tubuh.
  5. Protein tersebut berfungsi ialah sebagai asupan diet serta juga rendah gula.
  6. Dapat memelihara serta juga menjaga keseimbangan asam basa serta cairan tubuh dikarenakan protein tersebut juga berfungsi ialah sebagai buffer (penahan).
  7. Dapat mengatur dan juga menjalankan metabolisme tubuh dikarenakan protein ialah sebagai enzim yang berarti protein yang mengaktifkan dan juga yang masuk kedalam reaksi kimia.
  8. Protein tersebut juga berfungsi ialah sebagai biokatalisator
  9. Protein ialah bahan dalam sintesis substansi yang sangat penting seperti halnya suatu hormon, enzim, antibodi dan juga kromosom.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Ekologi dan Menurut Para Ahli


Sumber Protein

Tepung Gaplek

Gaplek adalah singkong yang sudah dijemur terlebih dahulu untuk mengaurangi kandungan zat antinutrisinya. Gaplek dapat dijadikan sebagai sumber energi dalam ransum, tetapi kandungan proteinnya rendah. Pemakaiannya dalam ransum sebaiknnya kurang dari 20%

  • Sorgum
  • Minyak sawit

Bungkil kedelai

Bungkil kedelai

Bungkil kedelai adalah bahan pakan sumber protein yang biasa digunakan dalam formulasi pakan unggas. Bungkil kedelai mengandung protein tinggi dan kaya lisin, tetapi metioninnya rendah. Bungkil kedelai adalah produk hasil ikutan penggilingan biji kedelai setelah diekstraksi minyaknya secara mekanis (ekspeller) atau secara kimia (solvent). Bungkil kedelai yang dihasilkan secara mekanis lebih banyak mengandung minyak dan serat kasar, serta lebih sedikit kandungan proteinnya dibandingkan dengan bungkil kedelai yang dihasilkan dengan menggunakan larutan hexan. Bungkil kedelai ini mensuplai hampir 25% kebutuhan protein pada unggas.

Ketersediaan bungkil kedelai di Indonesia memang tidak ada, tetapi umumnya diimpor dari bebrapa negeri seperti Amerika dan India. Kandungan nutrisi bungkil kedelai bervariasi, tergantung dari jenis pengolahannya seperti solvent dan expeller.

Kualitas bungkil kedelai tercantum dalam SNI 01-4227-1996 yang terdiri dari atas dua mutu, yaitu mutu 1 yang proteinnya lebih tinggi dari pada mutu 2. Faktor pembatas yang menjadi perhatian adalah kadar aflatoksin yang tidak boleh lebih dari 50 ppb.


Tepung ikan

Tepung ikan

Tepung ikan merupakan sumber protein hewani yang sering digunakan untuk ayam karena mempunyai kualitas protein dan sumber asam amino yang baik. Tepung impor ada yang diimpor dan ada juga yang lokal.

Tepung ikan yang diimpor dari Amerika memiliki nama herring meal, white fish meal, dan menhaden meal yang dibedakan berdasarkan jenis ikan yang digunakan. Kualitas tepung ikan impor diukur kepadatannya sebesar 674 kg/m kubik.

Penggunaan tepung ikan dalam ransum > 2% menyebabkan bau amis pada telur dan daging. Selain itu, penggunaan yang berlebihan tersebut menyebabkan terjadinya gejala erosin pada rempela, terutama ayam muda.

Tepung ikan lokal memiliki kandungan nutrien sangat bervariasi karena berasal dari jenis ikan yang tidak standar ataupun berasal dari limbah pengolahan ikan. Sebelum digunakan, sebaiknya tepung ikan dianalisis kandungan protein kasar dan kalsiumnya. Tepung ikan yang berasal dari limbah pengolahan ikan (terdiri atas kepala dan tulang) umumnya mengandung kadar abu yang lebih tinggi daripada ikan utuh.

Kualitas tepung ikan dikotrol berdasarkan SNI 01-2715-19996/Rev.92. Menurut SNI tepung ikan yang digunakan dalam ransum ayam haru bebas dari Salmonella.


Bungkil kelapa

Bungkil kelapa

Limbah industry kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah bungkil kelapa. Kualitas bungkil kelapa bervariasi tergantung dengan cara pengolahan dan mutu bahan baku. Berdasarkan komposisi kimianya, bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk ternak, protein yang terkandung didalamnya dalah sebanyak 21 %. Dalam pemakaiannya terutama untuk monogastrik perlu diperhatikan keseimbangan asam aminonya, karena bungkil kelapa kekurangan asam amino lisin dan histidin. Bungkil kelapa bisa digunakan untuk unggas sebaiknya tidak lebih dari 20%.

Bungkil kelapa adalah hasil ikutan yang diperoleh dari ekstraksi daging buah kelapa segar atau kering dan dapat digunakan sebagai sumber protein. Keterbatasan pemakaian bungkil kelapa pada ransum disebabkan oleh rendahnya kecernaan protein, ketidakseimbangan lisin dan metionin, serta mudah tengik bila disimpan terlalu lama karena kandungan minyaknya tinggi. Kualitas tepung kelapa sudah distandarkan dengan SNI 01-2904-1992.


Bungkil kacang tanah

Bungkil kacang tanah

Bungkil kacang tanah merupakan hasil ikutan penggilingan biji kacang tanah setelah ekstraksi minyak secara mekanis (expeller) ataupun secara kimia (solvent). Bungkil kacang tanah merupakan bahan pakan sumber protein pada ayam. Penggunaannya dalam ransum terbatas karena mengandung serat kasar yang tinggi.


Tepung daging dan tulang

Tepung daging dan tulang

Tepung daging dan tulang merupakan bahan pakan sumber protein hewani. Kualitasnya bervariasi tergantung dari jumlah tulang yang digunakan. Bila tulang yang digunakan untuk membuat MBM tinggi maka terlihat dari kandungan abu atau mineral Ca dan P yang tinggi. MBM sebagai bahan baku pakan sumber protein mempunyai kandungan protein 50% dan dapat menyumbangkan Ca cukup tinggi di dalam pakan.


DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Protein
Lodish et al., 2003. Molecular Cell Biology (Lodish, Molecular Cell Biology)
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
http://yani4hmad.blogspot.co.id/2011/08/pengantar-formulasi-ransum.
htmlhttp://zulhelmiunsyiah.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-formulasi-ransum.html
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari