√ Perbedaan Gonosom Dan Autosom Berdasarkan Pewarisan Sifat LENGKAP

Diposting pada

Perbedaan Gonosom Dan Autosom Berdasarkan Pewarisan Sifat LENGKAPGuruPendidikan.ComKromosom dibedakan menjadi dua, yaitu autosom dan gonosom. Autosom adalah kromosom yang terdapat pada sel-sel tubuh (somatis) sehingga disebut juga kromosom tubuh, disingkat dengan huruf A. Sedangkan gonosom adalah kromosom yang terdapat pada sel kelamin (gamet) sehingga disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Kromosom kelamin itulah yang membedakan organisme menjadi jantan atau laki-laki dan betina atau perempuan.


Pengertian Autosom

Autosom (Kromosom Tubuh) Autosom adalah kromosom tubuh dan tidak menentukan jenis kelamin. Autosom ini mempunyai bentuk pasangan antara jantan dan betina, dan memiliki jumlah n – 1 atau 2n – 2 dengan sifatnya diploid. Autosom biasanya disimbolkan dengan A.


Baca Juga : Perkembangbiakan Vegetatif Pada Tumbuhan : Alami Dan Buatan Serta Contohnya


Pengertian Gonosom

Gonosom (Kromosom Seks) Gonosom adalah kromosom seks yang dapat menentukan jenis kelamin. Gonosom ini mempunyai bentuk pasangan tidak sama antara jantan dan betina , Berupa kromosom sex X yang panjang ( haploid) dan kromosom sex Y (haploid) yang lebih pendek, jumlahnya hanya sepasang .


“Like father, like son”. Begitulah pepatah yang menyatakan bahwa seorang anak umumnya memiliki kemiripan dengan ayahnya. Secara biologis, pepatah tersebut ilmiah karena seorang anak selalu mewarisi gen dari ayahnya. Gen tersebutlah yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang tampak secara fisik,maupun yang tidak tampak secara fisik. Prinsip tentang gen dan pewarisan sifat modern pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel.


Mendel mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan pada tanaman buncis dan menemukan teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori tersebut menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen-gen yang dari kedua orang tuanya.


Pewarisan sifat dan kombinasi antar gen, tak jarang menghasilkan gen yang kurang diinginkan, seperti gen hemofilia dan albino. Gen yang kurang diinginkan tersebut dapat dihindari dengan mempelajari pohon keluarga yang merepresentasikan pewarisan sifat antar generasi.


Penurunan sifat dapat terjadi melalui perkawinan antara dua individu sejenis. Perkawinan antara dua individu sejenis yang mempunyai sifat beda disebut persilangan. Sifat beda ditentukan oleh gen di dalam kromosom yang di turunkan dari generasi ke generasi berikutnya.

Perbedaan Gonosom Dan Autosom


Baca Juga : Fungsi Kerongkongan Pada Manusia Serta Penjelasan Dan Gambarnya


Pewarisan Sifat Gonosom Dan Autosom Itu Berbeda Simak Penjelasannya

Pewarisan sifat di bagi menjadi 2, yaitu pewarisan Autosom dan pewarisan Gonosom.

Pewarisan Autosom

  • Pewarisan Autosom Dominan

Diekspresikan baik oleh heterozigot maupun homozigot. Orang yang homozigot untuk alel yang bermutasi umumnya memperlihatkan fenotipe yang lebih ekstrim. Laki-laki dan perempuan sama-sama mampu memiliki dan mewariskan suatu alel dominan autosom. Tidak ada generasi yang terlewatkan, yaitu, apabila seseorang memiliki suatu sifat dominan autosomal, maka salah satu orang tuanya juga harus memiliki sifat tersebut, kecuali apabila terjadi penurunan penetransi.


Kriteria pewarisan sifat autosom dominan antara lain:

  1. Sifat tersebut kemungkian ada pada pria maupun wanita
  2. Sekitar 50% anak yang dilahirkan memiliki sifat tersebut meskipun salah satu pasang tidak memiliki sifat tersebut
  3. Pola pewarisannya bersifat vertikal, artinya tiap generasi yang ada telah pasti ada yang mrmiliki sifat tersebut
  4. bila sifat yang diwariskan berupa penyakit keturunan, anak-anak yang tidak menderita penyakit tersebut bila menikah dengan pasanagn yang normal, maka keturunan yang dihasilkan akan normal juga
  5. gen merupakan suatu autosom yang diekspresikan baik pada heterozigot maupun homozigot.

Baca Juga : Jaringan Ikat : Pengertian, Materi Lengkap, Fungsi, Komponen Dan Jenisnya


Ada beberapa penyakit dan kelainan yang merupakan pewarisan autosom dominan:

  •  Akondroplasia

Disebabkan oleh tidak terbentuknya komponen tulang rawan pada kerangka tubuh secara benar. Individu akondroplasia dewasa mempunyai kaki dan lengan yang tidak normal (pendek) dengan tinggi tubuh kurang dari 1,2 meter, namun intelejensi, ukuran kepala dan tubuh normal.

Individu penderita akondroplasia mempunyai genotif KK atau Kk, sedangkan individu normal bergenotip homozigot resesif.


  • Brakidaktili

Adalah suatu kelainan yang dicirikan dengan jari tangan atau jari kaki yang memendek, karena memendeknya ruas-ruas tulang jari.

Penderita brakidaktili memiliki gen dalam keadaan heterozigot (Bb). Individu yang memiliki gen yang homozigot dominan (BB) menyebabkan kematian pada masa embrio, sedangkan dalam keadaan heterozigot hanya mempunyai 2 ruas jari, karena ruas jari yang tengah sangat pendek dan tumbuh menyatu dengan ruas jari lain.

Sedangkan individu dengan gen homozigot resesif (bb) merupakan individu normal.


  • Polidakliti

Adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P yang di  maksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada pula yang resesip. Oleh karena laki-laki dan perempuan mempunyai autoaom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan. Sehingga orang bisa mempunyai tambahan jari pada kedua tangan atau kakinya.


Yang umum dijumpai ialah terdapatnya jari tambahan  pada satu atau kedua tangannya. Tempatnya jari tammbahan itu berbeda-beda, ada yang terdapat didekat ibu jari dan ada pula yang terdapat didekat jari kelingking.4

Ada 3 derajat polidaktili, yaitu :

  1. Tipe 1 :  jari tambahan melekat pada kulit dan nervus.
  2. Tipe 2 : jari tambahan dengan bagian normalnya melekat pada tulang atau sendi.
  3. Tipe 3 : jari tambahan dengan bagian normalnya berhubungan dengan os metakarpal tambahan pada tangan.

Ini adalah persilangan Polidaktili:

P          :           pp        ><        Pp

G         :           p                      P,p

F1        :           Pp (polidaktili 50%)

                        pp (normal 50%)

                                                             

P          :           pp        ><        PP

G         :           p                      P

F1        :           Pp (polidaktili 100%) 5


Di dalam kasus bayi tersebut dapat menderita polidaktili dikarenakan pewarisan autosom dominan yang di wariskan oleh ayahnya.


  • Pewarisan Autosom Resesif

Perlu diingat bahwa setiap gen mengkode protein yang memiliki fungsi khusus. Alel yang menyebabkan kelainan genetic, mengkode protein yang tidak berfungsi atau tidak mengkode protein sama sekali. Pada kelainan yang bersifat resesif, heterozigot dikatakan normal dalam fenotifnya karena salah satu pasangan gen yang ‘ normal ‘ dapat menghasilkan jumlah protein yang cukup banyak.


Dengan demikian suatu penyakit yang diwarisi secara resesif, hanya muncul pada individu yang homozigot atau memiliki alel homozigotresesif. Kita dapat melambangkan genotype penderita sebagai aa dan individu yang tidak memiliki kelainan dengan AA dan Aa. Namun heterozigot (Aa) yang secara fenotipe normal disebut karier secara genotipe, karena orang-orang seperti ini dapat saja menurunkan salah satu gen resesifnya kepada keturunan mereka.


Sebagian orang yang memiliki kelainan resesif lahir dari orang tua yang bergenotipe karier (Aa x Aa) ataupun dihasilkan dari perkawinan (Aa x aa) serta (aa x aa).2

Ada beberapa penyajit yang di wariskan oleh autosom resesif:

  • Anemia sel sabit

Penyakit anemia sel sabit disebabkan oleh substitusi asam amino tunggal dalam protein hemoglobin berisi sel-sel darah merah. Ketika kandungan oksigen darah individu yang diserang, dalam kedaan rendah (misalnya pada saat berada ditempat yang tinggi atau pada waktu mengalami ketegangan fisik), hemoglobin sel sabit akan mengubah bentuk sel-sel darah merah menjadi bentuk sabit.

Individu yang menderita anemia sel sabit disimbolkan dengan ss, sedangkan individu normal memiliki genotoipe SS dan karier anemia sel sabit disimbolkan dengan Ss.4


  • Fibrosis sistik

Fibrosis sistik disebabkan oleh karena tidak adanya protin yang membantu transport ion klorida melalui membrane plasma, oleh karenanya dihasilkan banyak lendir yang mempengaruhi pankreas, saluran pernafasan, kelenjar keringat dll.

Fibrosis sistik disebabkan oleh alel homozigot resesif (cc), sedangkan individu heterozigot (Cc) tidak menderita gejala penyakit ini namun merupakan karier, sedangkan individu normal memiliki genotipe (CC).4


  • Albino

Kata albino berasal dari “albus” yang berarti putih. Kelainan terjadi karena tubuh tidak mampu membentuk enzim yang diperlukan untuk merubah asam amino tirosin menjadi beta 3-4 dihidroksiphenilalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen melanin.

Pembentukan enzim yang mengubah tirosin menjadi melanin, ditentukan oleh gen dominan A, sehingga orang normal mempunyai genotip (AA) atau (Aa) dan albino (aa).4


  • Thalassemia

Istilahnya berasal dari bahasa thalasa = laut dan anemia. Thalasemia merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak sama sekali sintesa rantai hemoglonin, sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit untuk mengikat oksigen.

Thalasemia dibedakan atas :

  1. Thalassemia mayor, sangat parah, sering menyebabkan kematian waktu bayi
  2. Thalassemia minor, tidak parah , mempunyai gejala pembengkakan limpa sedikit.

Individu penderita biasanya memiliki genotipe heterozigot.


Pewarisan Gonosom

Genosom, merupakan kromosom sex yang menentukan jenis kelamin. Kromosom ini terdiri atas jenis X dan Y, sehingga dapat membentuk kombinasi XX jika perempuan dan XY jika laki-laki.6

Ada beberapa penyakit dan kelainan yang merupakan pewarisan gonosom:


Kelainan dan penyakit karena alel resesif tertaut kromosom sex “X”:

  • Hemofilia

Hemofilia merupakan ganngguan koagulasi herediter yang paling sering dijumpai. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen factor VIII dan factor IX sehingga dapat dikelompokkan menjadi Hemofilia A dan Hemofilia B. Kedua gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait –X, yang disebabkan karena tidak adanya protein tertentu yang diperlukan untuk penggumpalan  darah, atau kalaupun ada kadarnya rendah sekali.


Umumnya luka pada orang normal akan menutup/membeku dalam waktu 5-7 menit. Tetapi pada penderita hemophilia darah akan membeku 50 menit sampai 2 jam, sehingga mudah menyebabkan kematian karena terlalu banyak kehilangan darah.


Perempuan yang homozigot resesif untuk gen ini merupakan penderita ( XbX) , sedangkan perempuan yang heterozigot (  XbXh ) pembekuan darahnya normal namun dia hanya berperan sebagai pembawa/carier. Seorang laki-laki penderita hanya mempunyai satu genotif yaitu ( XbY ).4


  • Buta warna

Penderita tidak dapat membedakan warna hijau dan merah atau semua warna. Individu yang buta terhadap zat warna hijau (tipe deutan) dan merah (tipe protan) dikarenkan individu tersebut tidak mempunyai reseptor yang dapat mendeteksi cahaya pada panjang gelombang hijau atau merah. Buta warna merupakan penyakit yang disebabkan oleh gen resesif c (colour blind) yang terdapat pada kromosom X.4


  • Kelainan dan penyakit karena tertaut kromosom “Y”:

Gen tertaut kromosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna , artinya kelainannya hanya terjadi pada laki-laki.4


  • Hypertrichosis

Adalah kondisi medis yang menyebabkan pertumbuhan eksesif rambut di area dimana rambut tidak biasanya tumbuh. Ini mungkin hadir di seluruh tubuh atau Anda bisa memilikinya hanya dalam satu atau lebih daerah.4


Kesimpulan

Kelainan yang terjadi pada seseorang dapat di karenakan pewarisan sifat yang di turunkan oleh kedua orang tuanya melalui pewarisan autosom dan gonosom. Pewarisan pada autosom di bagi lagi menjadi autosom dominan dan autosom resesif. Sedangkan pada gonosom di bagi menjadi pewarisan terpaut kromosom “X” dan pewarisan terpaut kromosom “Y”.

Dan pada kasus yang di bahas, bayi yang mengalami kelainan pada jari tangan (Polidaktili) tersebut di karenakan pewarisan sifat secara dominan oleh ayahnya.


Daftar Pustaka
  1. Priadi A. Biologi SMA kelas XII. Jakarta: Yudhistira; 2010.h.77-89
  2. Price S. A, Wilson L. M. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. 6th Vol 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h. 44-8.
  3. Nuraini, T. Penurunan Sifat Autosomal pada Manusia. Diunduh dari http://staff.ui.ac.id internal/132206698/material/PENURUNANAUTOSOM.pdf. Diakses Februari 2010.
  4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.60-6.
  5. Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC Medical Publisher; 2005.h. 28.
  6. Campbell N. A, Reece J.B, Urry L.A, Cain M.L, Wasserman S.A, Minorsky P.V, Jackson R.B. Biologi. 8th ed . Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2010.
  7. Dirckx JH. Kamus ringkas kedokteran Stedman untuk profesi kesehatan. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.

Demikianlah pembahasan mengenai Perbedaan Gonosom Dan Autosom Beserta Penjelasannya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Baca Juga:

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari