Pengertian Ikan (Pisces)

Diposting pada

Pengertian Ikan, Pisces, Ciri, Jenis, Klasifikasi dan Contoh : adalah Anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang

Ikan (Pisces)


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kunci Determinasi : Pengertian, Contoh, Dikotomi Hewan & Tumbuhan


Pengertian Ikan (Pisces)

Definisi Ikan (Pisces)

Bertulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya perairan, bernapas dengan insang (terutama), bergerak dan menjaga keseimbangan tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikilotermal.

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia


Morfologi Ikan (Pisces)

Ikan, didefinisikan. secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ keseimbangannya.


Morfologi Ikan

Bagian tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior berturut­ – turut adalah :

  1. Kepala (caput) : bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai nnbagian belakang operculum.
  2. Tubuh (truncus) : bagian tubuh mulai dari Batas akhiroperculum nnsampai anus
  3. Ekor (cauda) : dari anus sampai bagian ujung sirip ekor

Pengertian Ikan Secara Umum

Ikan didefinisikan secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm (hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya / hewan berdarah dingin), bergerak dengan menggunakan sirip, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ keseimbangannya.


Ikan dapat digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai daya respon terhadap adanya bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan rekasi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas kosentrasi tertentu. (Chahaya, 2003).


Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes) (Onnay, 2011).


Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Didalam bagian penjelasan dijelaskan bahwa yang termasuk kedalam jenis ikan adalah :


  1. ikan bersirip (pisces)
  2. udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea)
  3. kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca)
  4. ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata)
  5. tripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata)
  6. kodok dan sebangsanya (amphibia)
  7. buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (reptilia)
  8. paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya (mammalia)
  9. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae)
  10. biota perairan lainnya (Mukhtar, 2011)

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Reproduksi Virus – Pengertian, Cara, Strategi, Bakteriofage, Virus Hewan, Contohnya


Sistem Anatomi Tubuh Ikan (Pisces)

Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :

  1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan.
  2. Sistem otot (urat daging): a) penggerak tubuh, sirip-sirip, insang  b) organ listrik
  3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
  4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan
  5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : a) organnya jantung dan sel-sel darah b) mengedarkan O2, nutrisi, dsb
  6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut – anus
  7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
  8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
  9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
  10. . Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina

Ada hubungan yg sangat erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :

  • sistem urat daging dan sistem rangka mempengaruhi bentuk tubuh menentukan cara bergeraknya
  • sistem pernafasan dan peredaran darahO2 dari perairan ditangkap oleh darah, dipertukarkan dg CO dibawa ke seluruh tubuh melalui darah

Klasifikasi Jenis Pisces ( Ikan )

  1. B – S Ikan mempunyai variasi antara lain dalam hal bentuk, ekologi, habitat, keragaman jenis dan reproduksi
  2. B – S Organ pada kulit adalah sisik, kelenjar lendir, organ cahaya dan organ listrik
  3. B – S Fungsi pewarnaan pada tubuh ikan adalah untuk penyalamatan diri dan mencari makan
  4. B – S Organ cahaya pada ikan ada dua macam, yaitu simbiosis mutualistik antara ikan dengan bakteri yang mengeluarkan cahaya dan berasal dari modifikasi kelenjar lendir
  5. B – S Walaupun bentuk ikan bervariasi tetapi pola umumnya tetap yakni terdiri dari bagian kepala, badan, dan ekor.
  6. B – S Ikan selain menguntungkan bagi manusia, tetapi ada juga bahayanya misalnya ikan buas, ikan beracun dan berorgan listrik
  7. B – S Dalam sistem sirkulasi, jantung merupakan organ yang sangat penting karen berperan sebagai pemompa darah ke seluruh bagian tubuh dan bekerja secara otomatis di bawah kendali saraf pusat (Involunteer)
  8. B – S Alat pernapasan tambahan pada ikan berfungsi untuk mengambil O2 dari dalam air karena kerja insang kurang efektif
  9. B – S Morfologi ikan merupakan kombinasi sistem rangka dan urat daging sebagai evolusi adaptasi ikan terhadap lingkungannya
  10. B – S Darah berfungsi mengangkut sari-sari makanan, hormon-hormon, antibodi dan sisa-sisa metabolisme gas-gas antara lain O2

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Hewan Herbivora


Klasifikasi Pisces ( Ikan )

Tubuh ikan ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun atas zat kapur dengan permukaan sisik yang berlendir yang berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam gerakan ikan dalam air. Pada sisi kiri kanan tubuh terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan dan juga sebagai penentu arah arus air serta kedalaman sewaktu berenang.


Pisces dibagi dalam tiga kelas yakni Agatha ( ikan tidak berang ), Chondrichthyes ( ikan bertulang rawan ) dan Osteichthyes ( ikan bertulang sejati ). Nah berikut ini penjelasan dari klasifikasi Pisces ( ikan ).


Agnatha ( Cyclostomata )

Agnatha ( Cyclostomata )

Istilah Agnatha berasal dari bahasa yunani yaitu an yang berarti tidak dan gnathus yang berarti rahang. Agnatha terdapat di Amerika Utara dan Eropa. Sebagian besar dari Agnatha didasar perairan laut atau air tawar dengan mengkonsumsi bangkai atau parasit yang terdapat pada ikan lainnya.


Bentuk tubuh dari Agnatha yaitu silindris yang memanjang dengan memiliki ukuran 76-90 cm. Agnatha tidak memiliki rahang namun memiliki mulut yang berbentuk lingkaran dan berparut, memiliki lidah dan gigi yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki sirip yang berpasangan, tidak bersisik, serta memiliki tubuh yang lunak dan berlendir.


Rangka dari Agnatha tersusun dari tulang rawan, Agnatha memiliki alat kelamin yang terpisah atau hermafrodit pada saat larva fertilisasi terjadi secara ekternal. Contohnya saja belut laut atau lamprey laut ( Petromyzon marinus ), lamprey sungai ( Lampetra fluviatilis ) dan Myxine sp ( hagfish ), Myxine glutinosa ( hagfish ) dapat menghasilkan lendir dalam jumlah banyak. Bila ikan dimasukkan ke dalam ember berisi 9 liter air laut maka air tersebut akan berumah menjadi bahan yang berlendir dalam beberapa detik.


Chondrichthyes

Chondrichthyes

Chondrichthyes dalam bahasa Yunani Chondros berarti rawan dan Ichthyes yang berarti ikan, ia hidup di laut Chondrichthyes memiliki bentuk tubuh yang tertutup sisik-sisik plakoid kasar dengan berisi dentin ( mesodermal ) yang dilapisi dengan email ( ektodermal ).


Pada otot-otot tubuh memiliki segmen ( miotom ). Rangka atau endoskeleton tersusun atas tulang rawan Chondrichthyes memiliki dua pasang sirip dengan sirip ekor yang umumnya heteroserkal ( lobus dorsal lebih besar ). Mulut yang terletak pada bagian bawah ( ventral ) dengan lidah dan juga rahang.


Rahang yang tertutup oleh gigi, pada alat pencernaan Chondrichthyes mulai dari mulut, faring, esophagus, lambung usus, rectum dan kloaka. Kloaka ialah lubang keluar sistem pencernaan. Sistem ekskresi dan sistem reproduksi, lubang hidung berpasangan dan berfungsi untuk indra penciuman. Alat kelamin yang terpisah dan fertilisasi terjadi secara ekternal atau internal. Chondrichthyes bersifat ovipar atau ovovivipar, contoh Chondrichthyes ialah ikan hiu ( Squalus sp ), ikan pari ( Makararaja sp ), pari listrik ( Torpedo marmorata ), pari macam ( Taeniura lymma ) dan Chimaera sp.


Osteichthyes

Osteichthyes

Osteichthyes dalam bahasan Yunani Osten yang berarti tulang sedangkan ichthys yang berarti ikan. Osteichthyes hidup di air laut, air tawar dan juga rawa-rawa. Osteichthyes memiliki ukuran tubuh yang beragam antara 1 cm-6 m. Osteichthyes ialah ikan yang memiliki tulang sejati dengan endoskeleton yang mengandung matriks kalsium fosfat yang keras. Kulit yang ditutupi oleh sisik bertipe ganoid, sikloid atau stenoid, namun ada juga yang tidak bersisik. Otot tubuh yang bersegmen-segmen, mulut berahang dengan gigi dan lidah.


Osteichthyes bernapas dengan insang yang ditutupi dengan operculum ( tutup insang ), osteichthyes mempunyai gelembung renang dengan fungsi membantu pernapasan dan sebagai alat dalam hidrostatik yaitu menyesuaikan berat tubuh dengan kedalaman air. Darah yang memiliki warna pucat dengan kandungan eritrosit berinti dan leukosit. Osteichthyes memiliki limpa yang berwarna merah. Osteichthyes memiliki alat pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus dan anus. Antara lambung dengan usus dipisahkan oleh katup.


Osteichthyes memiliki hati yang berukuran besar dan kantong empedu. Osteichthyes memiliki pankreas yang tidak jelas keberadaannya, alat eksresi yang berupa sepasang ginjal yang berwarna kehitaman dan urine yang dikeluarkan melalui sinus urogenital. Alat indra yang berupa mata, telinga, saku olfaktoris pada moncong dan gurat sisi yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan arus air. Alat kelamin terletak terpisah. Umumnya bersifat ovipar dan fertilisasi internal namun ada juga vivipar dan fertilisasi ekternal. Contohnya pada ikan perak ( Cymatogaster aggregata ).


Pada saat ini terdapat sekitar 300.000 spesies Osteichthyes yang teridentifikasi antara lain ikan mas koki ( Carrasius auratus ), ikan terbang ( Cypselurus sp ), kuda laut ( Hippocampus sp ), ikan lele ( Ameiurus melas ), ikan gabus ( Channa striata ), ikan arwana ( Osteoglassum bicirrhosum ).


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Contoh Adaptasi Fisiologi Pada Hewan, Tumbuhan, Dan Manusia Secara Lengkap


Ciri-Ciri Ikan (Pisces)

Ciri Kelas Ikan (Pisces)

Ciri Kelas Ikan (Pisces)

  • Hidup di perairan baik di sungai maupun di laut.
  • Tubuhnya dilengkapi dengan sirip-sirip yang berfungsi untuk membantu berenang dan menjaga
  • keseimbangan tubuh. Sirip ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, sirip ekor.
  • Ikan mempunyai gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air.
  • Tubuh ikan ditutupi oleh sisik yang licin dan berlendir, sehingga dapat bergerak dengan cepat di dalam air.
  • Ikan berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar), namun ada juga yang melalui fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal
  • Memiliki ekor dan sirip yang memudahkannya untuk berenang dan menjaga keseimbangan
  • Memiliki gelembung renang yang memudahkannya untuk naik turun di dalam air

Ciri Umum Ikan (Pisces)

Ciri Umum Ikan (Pisces)

  1. Umumnya bernapas menggunakan insang
  2. Telinga hanya di dalam. Tidak ada telinga tengah dan telinga luar.
  3. Pada umumnya memiliki kulit bersisik dan licin karena terdapat selaput lender (glandula mukosa), tetapi ada juga yang tidak memiliki sisik. Contoh: ikan lele
  4. Merupakan hewan berdarah dingin
  5. Suhu tubuhnya dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu lingkungan
  6. Penapasan umumnya dilakukan dengan menggunakan insan
  7. Umumnya ovipar dan fertilisasi eksternal (di luar tubuh induk)
  8. Cor (jantung) terdiri dari dua ruang yaitu atrium dan ventrikel

  • Memiliki 4 tipe squama (sisik), yaitu:

  1. Cycloid : sisik yang berbentuk lingkaran dan tidak bergerigi. Terdapat di ikan jenis teleostei
  2. Ctenoid : sisik yang berbentuk sisir dan terdapat gerigi kecil. Terdapat di ikan jenis teleostei
  3. Ganoid : sisik yang berbentuk belah ketupat, keras dan mengkilap Terdapat di ikan jenis lepisdosteus, scaphyrynchus
  4. Plkoid : sisik yang memiliki struktur seperti gigi. Terdapat pada ikan hiu dan ikan bertulang rawan lainnya

  • Memiliki 4 tipe ekor, yaitu :

  1. Protocercal : berbentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris. Terdapat pada ikan daun, ikan mola, ikan Oscar, ikan lemon, ikan tigawaja
  2. Diphycercal : berbentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing. Terdapat di ikan paru-paru, ikan sidat dan ikan salamander
  3. Heterocercal : berbentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujungventra yang lebih kecil. Terdapat di ikan hiu paus, ikan hiu jemur, ikan hiu pasir
  4. Homocercal : berbentuk pinna caudalis yang berlekuk dan ditunjang jari-jarisirip ekor. Terdapat di ikan pedang, ikan marlin hitam, ikan marlin putih, ikan marlin biru

Berdasarkan Rangka Tubuh

Berdasarkan rangka tubuhnya, Pisces dibagi menjadi 2 Kelas, yaitu:

  • Chondrichtyes
  1. Bertulang rawan – Chondrichtyes
  2. Tubuh ditutupi sisik plakoid, kecuali pada Chimaera
  3. Gigi berbentuk kerucut
  4. Respirasi dengan insang
  5. Insang tidak ditutupi oleh operculum
  6. Tidak memiliki gelembung renang
  7. Fertilisasi internal (bertelur atau melahirkan)
  8. Sudah memiliki sistem indera yang berkembang dengan baik
  9. Sebagian besar hidup di laut

  • Osteichtyes
  1. Bertulang sejati atau keras – Osteichtyes
  2. Kulit ditutupi oleh sisik pipih, tapi ada pula yang tidak bersisik
  3. Sebagian besar melakukan fertilisasi eksternal
  4. Bernapas dengan insang, insang ditutup operkulum
  5. Memiliki gelembung renang
  6. Hidup di laut dan air tawar
    Contoh: Sardina (sardin), Cyprinus (ikan mas)

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan, Tumbuhan Dan Manusia Secara Lengkap


Faktor Mempengaruhi Ikan (Pisces)

Suhu Air (pH) Ikan


Suhu Air (pH) Ikan

Faktor yang mempengaruhi ikan adalah lingkungan tempat hidupnya seperti kualitas air. Untuk kualitas air yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan seperti suhu, kisaran suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25° C – 32° C.


Suhu Air (°C) Respon Konsumsi Pakan
Mendekati 0

8 – 10

 

15

22

28 – 30

33

35

36 – 38

 

38 – 42

Kondisi kritis minimal

Tidak ada respon terhadap pemberian

pakan

Pemberian pakan berkurang

50% optimum

Pemberian pakan optimum

50% optimum

Pemberian pakan berkurang

Tidak respon terhadap pemberian

pakan

Kondisi kritis minimal


Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/ tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. air yang keruh dapat menyebabkan:


  1. rendahnya kemampuan daya ikat oksigen
  2. berkurangnya batas pandang ikan
  3. selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah
  4. ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikel lumpur

Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas perairan.


Nilai pH Pengaruh Umum
6,0–6,5 • Keanekaragaman plankton dan benthos mengalami

sedikit penurunan.

• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tak

mengalami perubahan.

5,5–6,0 • Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos

semakin nampak.

• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih

belum mengalami perubahan berarti.

• Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zona

literal.

5,0–5,5 • Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis

plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.

• Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton

dan benthos.

• Algae hijau berfilamen semakin banyak.

• Proses nitrifikasi terhambat.

4,5–5,0 • Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis

plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.

• Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton

dan benthos.

• Algae hijau berfilamen semakin banyak.

• Proses nitrifikasi terhambat.


Serta parameter-parameter kualitas air lainnya seperti DO 5-8 ppm, beberapa jenis mineral antara lain Kalsium (Ca), Pospor (P), Magnesium (Mg), Potassium (K), Sodium (Na), Sulphur (S), zat besi (Fe), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn), Florin (F), Yodium (I) dan Nikel (Ni). Diperairan umum mineral yang diperlukan oleh phytoplakton senantiasa diperoleh dari pembongkaran  bahanbahan organik sisa dari tumbuhan dan binatang yang sudah mati. Di alam mineral tersebut berasal dari air yang masuk, atau adanya penambahan pupuk buatan.


Nitrogen di dalam perairan dapat berupa nitrogen organik dan nitrogen anorganik. Nitrogen anorganik dapat berupa ammonia (NH3), ammonium (NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Sedangkan nitrogen organic adalah nitrogen yang berasal bahan berupa protein, asam amino, dan urea. Agar phitoplankton dapat tumbuh dan berkembang biak dengan subur dalam suatu perairan, paling sedikit dalam air itu harus tersedia 4 mg/l nitrogen (yang diperhitungkan dari kadar N dalam bentuk nitrat), bersama dengan 1 mg/l P dan 1 mg/l K.


Kadar N dalam bentuk NH3 dipakai juga sebagai indikator untuk menyatakan derajat polusi. Kadar 0,5 mg/l merupakan batas maksimum yang lazim dianggap sebagai batas untuk menyatakan bahan air itu “unpolluted”. Ikan masih dapat hidup pada air yang mengandung N2 mg/l. Batas letal akan tercapai pada kadar 5 mg/l. kadar amonia di dalam perairan tidak lebih dari 0,2 mg/l (ppm). Kadar amonia yang tinggi ini diakibatkan adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri dan limpasan pupuk pertanian.

Kualitas Air

Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.


1) Persyaratan Fisika Air

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:

  • Jernih atau tidak keruh
    Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
  • Tidak berwarna
    Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
  • Rasanya tawar
    Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
  • Tidak berbau
    Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
  • Temperaturnya normal
    Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.
  • Tidak mengandung zat padatan
    Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.

2) Persyaratan Kimia

Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.

  1. pH (derajat keasaman)
    Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
  2. Kesadahan
    Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
  3. Besi
    Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
  4. Aluminium
    Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
  5. Zat organik
    Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan
  6. Sulfat
    Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
  7. Nitrat dan nitrit
    Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
  8. Chlorida
    Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
  9. Zink atau Zn
    Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.

3) Persyratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:

  1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
  2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.


BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik.


Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Gusrina, 2008).


Kelarutan Oksigen dalam Air

Rendahnya jumlah Oksigen dalam air menyebabkan ikan atau hewan air harus:

  • Harus memompa sejumlah besar air ke permukaan alat respirasinya untuk mengambil O2, dan ini membutuhkan energi yang besar untuk memompa volume air yang besar
  • Menurunkan proporsi tekanan parsial (P O2) dari total oksigen yang digerakkan dalam air.
  • Menecegah penggunaan permukaan alat pernapasan yang sangat besar sehubungan dengan masalah osmoregulasi yang harus diatur.
  • Kelarutan Oksigen dalam air menurun dengan meningkatnya suhu mencapai nol pada air mendidih.
  • Kelarutan oksigen menurun dengan meningkatnya salinitas. Kelarutan oksigen pada air tawar lebih tinggi dibanding air laut pada suhu yang sama.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Struktur Sel Hewan – Pengertian, Fungsinya, Dan Bagian Sel


Pernapasan/Fisiologi Ikan (Pisces) 

Pernapasan adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen tersebut dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi ke dalam darah atau keluar melalui alat pernapasan.


Alat Pernapasan Ikan

Insang

Insang

Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamella yang merupakan tempat pertukaran gas. Struktur lamella terdiri atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar, dan sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan. Berikut adalah gambar ilustrasi insang.


Paru-paru

ikan paru-paru

Paru-paru merupakan derivat gelembung renang. Pada ikan paru Australia Neocaratodus, paru-paru terletak di sebelah atas saluran pencernaan tetapi duktus pneumatikusnya terbuka ke arah bagian bawah dinding lambung. Sebaliknya, ikan paru Afrika Protopterus , sepasang paru-parunya terletak di sebelah bawah saluran pencernaan.
Baik ikan paru Australia maupun Afrika memiliki keharusan menghirup oksigen dari udara. Karena itu, jenis ikan ini mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada kondisi sangat kering di lingkungannya.


Alat Pernapasan Tambahan

Alat Pernapasan Tambahan

Selain insang atau paru-paru, beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara.


  • Arborescent organ pada ikan Lele Clarias sps, merupakan insang tambahan berbentuk pohon di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga, berfungsi mengambil oksigen dari atas permukaan air.
  • Kulit merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan Blodok Periopthalmus dan Boleopthalmus, di samping itu penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya terdapat banyak pembuluh darah.
  • Labirinth, merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan Betok Anabas testudineus
    Ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mampu bertahan hidup dalam kondisi hypoxia, bahkan anoxia.
  • Divertikula, merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan gabus.

Proses Pernapasan Ikan

  1. Pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan
  2. Difusi Oksigen dan Karbonsioksida antara insang dan darah
  3. Transpor Oksigen dan Karbondioksida di dalam darah
  4. Dan cairan tubuh ke dan dari sel

Pengaturan pernapasan

  • Pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan

Mekanisme pernapasan elasmobransi sedikit berbeda dengan teleostei.
Pada Elasmobransi, mekanisme pernapasannya melalui tiga tahap. Pertama, inspirasi yaitu mulut terbuka, rongga mulut dan faring mengembang, rongga insang berkontraksi dan celah insang menutup sehingga air masuk ke dalam rongga mulut. Kedua, masih inspirasi yaitu mulut menutup, rongga mulut berkontraksi (menyempit), rongga insang mengembang, celah insang menutup dan air bergerak dari rongga mulut ke rongga insang. Ketiga, ekspirasi yaitu mulut menutup, rongga mulut berkontraksi dan celah insang terbuka, saat itu air akan ke luar dari insang melalui celah insang.


Pada Teleostei, pernapasan meliputi dua tahap. Pertama, inspirasi yaitu rongga mulut terbuka, rongga bukofaring dan rongga insang mengembang, air masuk melalui mulut. Kedua, ekspirasi yaitu mulut menutup, rongga bukofaring dan rongga insang menyempit, celah insang terbuka dan air nergerak dari rongga mulut ke rongga insang kemudian keluar melalui celah insang. Pada saat inspirasi, oksigen berdifusi ke permukaan alat pernapasan sedangkan saat ekspirasi karbondioksida dilepaskan.


Berikut ilustrasi proses pertukaran udara pada alat pernapasan ikan:

  • Difusi Oksigen dan Karbonsioksida antara insang dan darah

Difusi adalah pergerakan gas dari media berkonsentrasi tinggi ke media berkonsentrasi rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi gas:

  1. Perbedaan tekanan, bergerak dari tekanan konsentrasi tinggi ke tekanan konsentrasi rendah
  2. Daya larut gas dalam cairan, makin besar daya larut gas makin besar jumlah molekul yang tersedia untuk berdifusi pada perbedaan tekanan tertentu
  3. Luas penampang lintang cairan, makin besar luas penampang makin besar jumlah molekul yang berdifusi
  4. Jarak yang harus ditempuh oleh gas yang berdifusi, makin jauh jarak yang ditempuh maka makin besar waktu yang diperlukan molekul untuk menempuh jarak tersebut
  5. Berat molekul gas, makin besar molekul gas makin lama waktu yang dibutuhkan untuk berdifusi
  6. Suhu cairan, makin tinggi suhu difusi gas semakin cepat

  • Transpor oksigen dan Karbondioksida

Bila oksigen telah berdifusi dalam darah insang, oksigen tersebut ditranspor dalam gabungan dengan haemoglobin ke kapiler darah tempatnya dilepaskan untuk digunakan oleh sel. Pergerakan oksigen tersebut disebabkan adanya perbedaan tekanan dimana tekanan parsial (P O2) di dalam insang lebih besar dari P O2 kapiler darah insang sehingga oksigen akan berdifusi dari insang ke kapiler darah insang, kemudian ditranspor lagi melalui sirkulasi ke jaringan perifer.


Transpor karbon dioksida tetap dapat berlangsung meskipun dalam kondisi abnormal, dan keberadaannya dalam darah erat hubungannya dengan asam basa cairan tubuh. Karbon dioksida berperan sebagai buffer bikarbonat untuk mencegah acidosis atau alkalosis. Dalam sel jaringan, karbondioksida terbentuk sebagai hasil reaksi antara oksigen dan makanan yang selanjutnya masuk ke kapiler darah dan kembali ke insang.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Hewan Vertebrata dan Invertebrata


Jenis Jenis Ikan (Pisces)

Ikan Konsumsi

Ikan Konsumsi

Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi sebagai pangan oleh manusia. Ikan konsumsi dapat dikelompokkan berdasarkan habitat hidup jenis-jenis ikan yaitu dari laut dan dari perairan di darat. Contoh dari ikan konsumsi yaitu ikan lele, ikan gurami, ikan kakap, dll.


Ikan Hias

Ikan Hias

Ikan hias adalah jenis ikan baik yang berhabitat di air tawar maupun di laut yang dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah taman/ruang tamu. Contoh ikan hias yaitu ikan cupang, ikan arwana, ikan mas koki, ikan koi, ikan alligator, ikan guppy, ikan louhan, dll.


  • Sejarah Ikan Arwana

Ikan arwana pertama kali ditemukan oleh Muller dan Schiegel pada tahun 1845 di pedalaman Kalimantan Barat yang merupakan salah satu daerah penyebaran ikan arwana. Daerah penyebaran ikan arwana di Indonesia adalah Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya. Di Sumatra, ikan arwana banyak terdapat di sungai sungai Palembang, Lampung, Jambi, Bangka, dan Riau. Terutama jenis ikan arwana Ciolden dan ikan arwana Hijau.Sedangkan di Kalimantan Barat jenis ikan arwana agak beragam dan hampir di semua kabupaten merupakan tempat penyebaran ikan arwana. Habitat asli jenis ikan arwana Super Red adalah di Kabupaten Sintang, khususnya di Kecamatan Ketungau.

Schiegel dan Muller

Jenis ikan arwana ini paling banyak dicari orang sehingga harganya amat mahal dibandingkan dengan jenis arwana lain. Di Kabupaten Kapuas Hulu juga banyak terdapat jenis ikan arwana Super Red dan bahkan di Danau Sentarum diduga merupakan habitat ikan terlengkap di dunia. Di Kabupaten lain juga banyak terdapat ikan arwana, misalnya di Kabupaten Pontianak. Sambas, Ketapang, dan Sanggau. Namun hanya terbatas jenis ikan arwana hijau atau ikan arwana putih. Jenis ikan arwana Golden terdapat di Kalimantan Selatan terutama di Banjarmasin dan Kalteng di Kota Sampit, sungai Mahakam. Di Irian Jaya juga terdapat ikan arwana, baik ikan arwana Hijau, ikan arwana Mutiara (Scleropages jarclinit), maupun ikan Arwana Osteo-glossum.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Makalah Hewan Aves (Burung)


Contoh Ikan (Pisces)

Ikan Kembung

Ikan Kembung

Kembung adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare, di Makassar disebut banyar atau banyara. Dari sini didapat sebutan kembung banjar


Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang


Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip punggung; sisik ventral keperakan.


Ikan Tongkol

IKAN TONGKOL Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. (T. Djuhanda, 1981).


Menurut Soesanto (1979), Ikan Tongkol merupakan salah satu jenis ikan pelagis artinya hidup di lapisan atas dari suatu perairan. Bentuk badanya memanjang yang kedua ujungnya meruncing, mempunyai dua sirip punggung dan 7-8 finlet. Dari bentuk ikan adanya dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini menujukan ikan tongkol termasuk jenis ikan perenang cepat.


Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia. Termasuk ikan pelagis perenang cepat sehingga untuk menangkapnya alat yang di gunakan harus di operasikan dengan kecepatan yang memadai (kriswanto, 1986).


Ikan Hiu

Ikan Hiu

Ikan hiu merupakan salah satu jenis ikan pelagis bertulang rawan(Elasmobranchii). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tulang ikan hiu sebagai sumber gelatin dan untuk mengetahui kualitas gelatin yang dihasilkan dari tulang ikan hiu dengan menggunakan pelarut asam dan basa. Gelatin tulang ikan hiu diekstraksi menggunakan asam. asetat 1,5% selama 12 jam dan NaOH 0,3% selama 48 jam. Gelatin tulang ikan hiu diekstraksi lebih lanjut dengan air panas selama 2 jam pada suhu 800C. Parameter yang diukur untuk menguji kualitas gelatin tulang ikan hiu adalah kekuatan gel, viskositas, waktu gel mencair, kejernihan, pH, dan uji organoleptik.


Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tulang ikan hiu mempunyai kadar gelatin 3,57-4,02 %, lebih rendah dibandingkan gelatin yang dihasilkan dari ikan pari dan sapi. Disamping itu, gelatin tulang ikan hiu mempunyai kekuatan gel 117,2-202,2 Bloom, dan viskositas 50-62,5 cP. Berdasarkan waktu mencair, gelatin tulang ikan hiu relatif lebih lama mencair (95 menit untuk tipe A dan 75 menit untuk tipe B) daripada gelatin komersial (55 menit). Tetapi memiliki tingkat kejernihan yang lebih rendah daripada gelatin komersial. Berdasarkan uji organoleptik, diketahui pula bahwa rasa, bau dan warna gelatin tulang ikan hiu kurang disukai bila dibandingkan dengan gelatin komersial.


Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa tulang ikan hiu kurang efektif untuk dijadikan sumber gelatin alternatif. Secara reologi gelatin tipe A lebih baik kualitasnya bila dibandingkan dengan gelatin tipe B dan komersil. Namun secara organoleptik gelatin tulang ikan hiu kurang cocok untuk diaplikasikan dalam produk makanan.
Kata kunci : Carcharhinus sp, gelatin dan kualitas.


Ikan Koi

Ikan Koi

Koi atau secara spesifiknya koi berasal dari bahasa Jepang yang berarti ikan karper. Lebih spesifik lagi merujuk pada nishikigoi, yang kurang lebih bermakna ikan karper yang bersulam emas atau perak. Di Jepang, koi menjadi semacam simbol cinta dan persahabatan.


Ikan Mas

ikan mas

Ikan mas atau Ikan karper adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang


Ikan Cupang

ikan cupang

kan Cupang adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan


Daftar Pustaka
Chahaya, Indra. 2003. Ikan sebagai alat monitor pencemaran. Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara.
Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional: Jakarta.
Mukhtar. 2011. Pengertian ikan http://mukhtar-api.blogspot.com/
Onnay. 2011. Pengertian Ikan http://onnay82.blogspot.com/
Prabowo, 2005. Kualitas Gelatin Tulang Ikan Hiu (Carcharhinus sp ) dengan pelarut Asam dan Basa. Laporan Skripsi, Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari