Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Diposting pada

Proses Datangnya Jepang Ke Indonesia

Awal mula ekspansi Jepang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk keperluan perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor minyak bumi ke Jepang. Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini akhirnya mendorong Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.

Pendudukan-Jepang-di-Indonesia

Pada tanggal 1 Maret 1942, sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-masing dengan kekuatan lebih kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama pendaratan Jepang adalah mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini nyatanya disambut dengan antusias oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak Belanda.

Tidak adanya dukungan terhadap perang gerilya yang dilakukan oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan pendaratan tentara Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil merebut pangkalan udara Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat. Hingga akhirnya tanggal 9 Maret tahun Showa 17, upacara serah terima kekuasaan dilakukan antara tentara Jepang dan Belanda di Kalijati.

Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik simpati rakyat Indonesia. Dan kemenangan Jepang atas perang Pasifik digembor-gemborkan sebagai kemenangan bersama, yaitu kemenangan bangsa Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia, Pemerintah Jepang mengeluarkan slogan-slogan : ”India untuk orang India, Birma untuk orang Birma, Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang Indonesia.” Jepang juga memberikan janji kemerdekaan “Indonesia shorai dokuritsu”, dan membiarkan bendera Indonesia dikibarkan. Bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Tokyo sering menyiarkan lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang adalah melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda. Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan pesat.


KESIMPULAN :

  1. Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941;
  2. Negeri-negeri induk (Inggris, Perancis, dan Belanda) sedang menghadapi peperangan di Eropa melawan Jerman;
  3. Bangsa-bangsa di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga tidak memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran Balatentara Jepang disambut dengan suka cita karena Jepang dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.

Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang. Apalah arti kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas.

Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang, melalui berbagai cara berikut:

  1. Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat kita yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit.
  2. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang.
  3. Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang.

Latar Belakang Jepang Menduduki Indonesia

Latar-Belakang-Jepang-Menduduki-Indonesia

  1. Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
  2. Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat diPearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
  3. Hari minggu pagi tanggal7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
  4. Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.

Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia

  • Pembela Tanah Air (Peta)
  • Gakukotai (Laskar Pelajar)
  • Heiho (Barisan Cadangan Prajurit)
  • Seinendan (Barisan Pemuda)
  • Fujinkai (Barisan Wanita)
  • Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
  • Jawa Hokokai
  • Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
  • Jibakutai (Pasukan Berani Mati)
  • Kempetai (Barisan Polisi Rahasia)

Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang

Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang ditempatkan di kelas Bumiputera Eropa Timur serta kelompok asing, kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh keinginan hati masyarakat Jepang Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur.


  • Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

Saat ini, industrialisasi modern tentu saja berdampak jauh lebih luas daripada industrialisasi di era kolonial Belanda. Di daerah perkotaan, ada pergeseran dalam struktur kerja dan angkatan kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada, yaitu konsultasi, advokasi, dan organisasi bantuan hukum. Buruh juga mengalami pergeseran, terutama dalam hal gender. Di masa lalu, sangat dimonopoli oleh tenaga kerja laki-laki. Tapi kali ini, perempuan telah berperan dalam semua bidang pekerjaan.

Berdasarkan ini, menentukan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi saja, tetapi juga oleh aspek-aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalisme seseorang. Hal ini disebabkan oleh masyarakat industri adalah kreativitas sangat mengahrgai dapat menambah nilai dalam pekerjaan mereka. Akibatnya, berpendidikan tinggi orang-orang yang sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang-orang dengan pendidikan rendah ditempatkan di strata yang lebih rendah.


Perlawanan rakyat terhadap Jepang

Perlawanan-rakyat-terhadap-Jepang

  • Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan yang dipimpin oleh seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, seorang guru di Cot Plieng, Lhokseumawe. Upaya Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi hari ketika orang-orang sedang melakukan shalat subuh. Dengan persenjataan sederhana / orang mabuk mencoba untuk menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Jadi adalah serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Hanya dalam serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil melarikan diri dari pengepungan musuh, tapi akhirnya ditembak saat berdoa.


  • Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik yang terjadi di sekolah-sekolah Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, 1943. Dia tegas menolak ajaran berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yang membayar penghormatan kepada Kaisar Jepang di lentur cara menuju matahari terbit. Kewajiban Seikerei jelas menyinggung umat Islam di Indonesia karena termasuk syirik / menyekutukan Allah. Selain itu, ia juga tidak tega melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.


  • Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi di April 1944 karena kewajiban paksa untuk deposit porsi nasi dan pelaksanaan kerja paksa / kerja paksa / Romusha yang telah menghasilkan penderitaan berkepanjangan rakyat.


  • Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Giyugun Hamid adalah seorang perwira, bersama dengan satu peleton pasukan melarikan diri ke hutan untuk melawan. Hal ini terjadi di November 1944.


  • Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Resistensi ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Resistensi ini disebabkan karena masalah mengumpulkan beras, Romusha dan Heiho paksa dan di luar batas kemanusiaan. Sebagai anak dari para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Selain itu, sikap pelatih militer Jepang tentara Indonesia sombong dan merendahkan.

Perlawanan PETA di Blitar adalah resistansi terbesar di Jawa. Tetapi tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan berpura-pura dikonsultasikan. PETA empat perwira dijatuhi hukuman mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sementara Syodanco Supriyadi lolos.


  • Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh perwira Teuku Gyugun Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap arogan dari Jepang dan kejam kepada orang-orang pada umumnya dan Indonesia pada khususnya tentara.


  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh seorang pemimpin tim (Bundanco), Kusaeri dan rekan. Perlawanan awal tanggal yang direncanakan April 21, 1945 diketahui Jepang yang Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak dieksekusi karena Jepang tertekan oleh Sekutu.


Dampak Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia


  • Aspek Politik

Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, mengeluarkan peraturan yang terlarut semua organisasi politik dan asosiasi bentuk. Pada September 8, 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengontrol organisasi nasional seluruh.


  • Aspek Ekonomi dan Sosial

Dalam kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana cara mempraktekkan eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan Jepang untuk masyarakat Indonesia dan Anda dapat membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan dampak politik dan birokrasi. Hal ini menempatkan sistem regulasi ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:

Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang, seluruh potensi sumber daya alam dan bahan baku yang digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh perkebunan, pabrik, bank dan perusahaan sangat penting. Banyak kebohongan lahan pertanian bera sebagai akibat dari penekanan difokuskan pada kebijakan ekonomi dan industri perang. Penyebab kondisi penurunan produksi pangan dan kelaparan dan kemiskinan telah meningkat secara dramatis.


  • Aspek Kehidupan Militer

Dalam aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa tubuh militer Jepang dibuat semata-mata karena kondisi militer Jepang semakin putus asa dalam perang Pasifik.

Memasuki tahun kedua pendudukan (1943), Jepang intensif untuk mendidik dan melatih para pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini karena situasi di medan perang (Asia – Pasifik) semakin mempersulit Jepang. Mulai dari Sekutu pukulan di pertempuran laut dari Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Koral (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi itu diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).


Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan juga membawa dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.


1. Dampak Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang diketahui tentang dampak positif dari pendudukan Jepang di Indonesia. Ada juga dampak positif yang dapat disajikan meliputi:

  1. Kebolehan Indonesia menjadi bahasa nasional komunikasi menyebabkan Indonesia dan memantapkan dirinya sebagai bahasa nasional.
  2. Jepang mendukung anti-Belanda, sehingga mau tidak mau mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh Belanda, misalnya, mengubah nama Batavia menjadi Jakarta.
  3. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno Sukarno dengan harapan membantu Jepang untuk memobilisasi masyarakat Indonesia. Pengakuan Jepang menegaskan posisi pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan untuk memimpin umat-Nya.
  4. Di bidang ekonomi kumyai yaitu pembentukan koperasi ditujukan untuk kebaikan bersama.
  5. Mendirikan sekolah dasar sebagai 6 tahun, 9 tahun lebih muda dari yang lama, dan SLTA

2. Dampak Negatif Pendudukan Jepang

Selain dampak positifnya berakhir, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa, antara lain:

  1. Penghapusan semua organisasi politik dan lembaga-lembaga warisan sosial dari Hindia Belanda pada kenyataannya banyak dari mereka yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  2. Romusha, mobilisasi masyarakat Indonesia (khususnya warga Jawa) untuk kerja paksa di bawah kondisi yang tidak manusiawi.
  3. Mobilisasi semua sumber daya seperti makanan, pakaian, logam, dan minyak demi perang.
  4. Akibatnya, petani padi dan berbagai bahan makanan Jepang kehilangan begitu banyak orang yang menderita kelaparan.

Upaya Jepang Menarik Simpati Bangsa Indonesia

  • Kaisar Jepang Berjanji Kepada Bangsa Indonesia Akan Diberikan Kemerdekaan.
  • Pada 6 Agustus 1945, sebuah  bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
  • 7 Agustus- BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
  • Sementara itu, di Indonesia,Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
  • 15 Agustus- Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
  • Para pemuda pejuang, termasukChaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
  • Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan JenderalMoichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
  • Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggotaPPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
  • TentaraPembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.

Pasca-Kemerdekaan

  • 18 Agustus- PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata “Islam” di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.
  • Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi:Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
  • Pada22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.
  • 23 Agustus- Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari bekas anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu untuk membubarkan diri.
  • 29 Agustus – Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.

Demikian Penjelasan Tentang Pendudukan Jepang di Indonesia: Proses, Latar Belakang, Organisasi, Perlawanan, Dampak dan Upaya Semoga Bermanfaat Untuk Semua Pembaca GuruPendidikan.Com 😀


Baca Juga :

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari