Jenis Pengendalian Sosial Beserta Penjelasannya

Diposting pada

Jenis-Pengendalian-Sosial

Pengertian Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial adalah proses kolektif yang direncanakan atau tidak direncanakan untuk mengajak, membujuk, membimbing atau memaksa individu supaya mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah dalam kehidupan kelompok. Menurut Berger pengendalian sosial adalah cara yang dipakai masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang.


Sebagai makhluk dinamis, setiap individu dalam masyarakat akan selalu berinterasi. Individu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan perubahan social, baik itu berupa kemajuan maupun kemunduran. Perubahan-perubahan itu dapat saja mengubah tatanan social yang sudah ada sehingga menimbulkan ketidakseimbangan system social.


Meskipun demikian, masyarakat pada dasarnya membutuhkan keteratuan social. Oleh karena itu, pada satu tahap tertentu, masyarakat akan dapat mengembalikan keadaan menjadi seimbang kembali. Masyarakat akan selalu berupaya untuk mencegah, mengurangi, maupun menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga terwujud kembali keseimbangan social (social equilibrium). Upaya-upaya tersebut disebut Pengendalian Sosial (social control).


Menurut Berger pengendalian social adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menerbitkan masyarakatnya yang membangkang. Menurut Roucek pengendalian social adalah suatu istilah kolektif yang mengambil pada proses terncana yang cenderung menganjurkan, membujuk, atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hiidup suatu kelompok.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Sifat Pengendalian Sosial Terlengkap


Jenis pengendalian sosial

Pengendalian sosial Preventif

yaitu pencegahan sebelum terjadi penyimpangan terhadap norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Contoh, orang tahu yang melarang anaknya bergaul dengan teman-teman yang suka berjudi. Hal ini bertujuan supaya anaknya tidak menjadi tukang judi nantinya.


Pengendalian sosial Represif

yaitu upaya pemulihan keadaan sesudah terjadi penyimpangan nilai dan norma masyarakat. Contoh, seseorang yang ingkar janji diadukan ke pengadilan, sehingga hakim menjatuhkan hukuman dengan membayar hutang dan denda.


  • Persuasif yaitu cara mencegah penyimpangan dengan mengajak, membimbing melalui anjuran, contoh, ajakan kepada kaki lima, untuk menempati kios-kios yang disediakan pemerintah.


  • Kuratif yaitu pencegahan penyimpangan melalui ancaman/kekerasan fisik. Contoh, pedagang kaki lima yang tidak mengindahkan anjuran, dinaikan ke mobil bersama barangnya, dibebaskan setelah berjanji tidak akan berjualan di kaki lima lagi.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 5 Pengertian Teori Pertukaran Sosial Menurut Para Ahli


Tujuan pengendalian sosial

  1. Masyarakat mensosialisasikan pengendalian sosial, agar mau bertingkah laku sesuai nilai, norma dan kebiasaan. Hal ini dilakukan melalui jalur formal dan non formal.
  2. Upaya Masyarakat dalam menimbulkan keseganan, keserasian, ketentraman dengan melalui penekanan kelompok kepada individu yang menyimpang dari norma-norma. Contoh, individu yang tidak pernah datang kondangan pada tentangga, masa mendapat kesusahan tidak ada yang mau datang kerumahnya. Akhirnya individu tersebut rajin datang kondangan.
  3. Pengendalian melalui kekerasan/kekuatan. Contoh, pencuri yang tertangkap dipukuli masa sampai babak belur.
  4. Agar orang yang menyimpang kembali mematuhi norma yang berlaku.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 6 Pengertian Ilmu dan Nilai Sosial Menurut Para Ahli Sosial Dasar


Bentuk Pengendalian sosial

Melalui pendidikan, karena melalui pendidikan seseorang diajarkan unuk mengetahui, mengakui, membiasakan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat sehingga seseorang tahu mana yang baik dan yang buruk.


  • Informal yaitu pendidikan luar sekolah. Contoh, pendidikan rumah tangga. Alat pengendalian berupa ejekan, pengucilan, gosip, pengguncian, froundulen lewat pihak ketiga, agama, intimidasi, kekerasan fisik, hukuman sifatnya, spontan, tidak direncanakan, oleh sekelompok kecil.


  • Non formal yaitu pendidikan melalui sekolah yang dilakukan diluar jam pelajaran. Contoh, pecinta alam, PMR, kepramukaan, dan tari-tarian/drama. Sifatnya, kelompok besar inpersonal (non pribadi), punya tujuan khusus alat pengendalian, peraturan resmi, naik pangkat, pemberian gelar, hadiah, sanksi dan hukuman.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penyimpangan Sosial : Pengertian, Contoh, Bentuk, Teori, Ciri Dan Solusinya


Cara Pengendalian Sosial

Ada dua sifat pengendalian social, yaitu preventif dan represif. Preventif adalah pengendalian social yang dilakuakan sebelum terjadinya suatu pelanggaran. Sedangkan Represif adalah pengendalian social yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran terjadi.


Roucek berpendapat bahwa pengendalian social dapat dilakukan melalui intuisi dan non intuisi, secara lisan, simbolik dan melalui kekerasan, menggunakan hukum atau imbalan, dan secara formal ataupun informal. Menurut fromm pengendalian social dapat dilakukan melalui sosialisasi dan  Menurut Lapier pengendalian social dapat dilakukan melalui tekanan sosil


  1. Cara Pengendalian Melalui Institusi dan non Institusi
    Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian social melalui lembaga social yang ada di dalam masyarakat seperti lembaga pendidikan hukum, agama, politik, ekonomi, dan keluarga. Cara pengendalian melalui non institusi adalah cara pengendalian di luar institusi social yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal cara pengendalian ini seringkali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi.


  2. Pengendalian Secara Lisan, simbolik, dan Kekerasan
    Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik sering juga disebut cara pengendalian social persuasive. Cara ini menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku Pengendalian social secara lisan dilakukan dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal). Sementara, pengendalian social secara simbolik dapat dilakukan melalui tulisan, spanduk, dan iklan layanan masyarakat. Cara pengendalian social melalui kekerasan disebut dengan cara pengendalian social koersif. Cara ini menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatannya lagi. Cara koersif sebaiknya dilakukan sebagai upaya trakhir sesudah cara pengendalian persuasive dilakukan.


  3. Pengendalian social melalui imbalan dan hukuman
    Cara pengendalian social melalui imbalan cenderung bersifat preventif (bersifat mengalihkan). Seseorang diberi imbalan atas perbuatannya agar ia berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Cara pengendalian social melalui hukuman cenderung represif. Cara ini bertujuan untuk memulihakan keadaan seperti keadaan sebelum pelanggaran terjadi.


  4. Pengendalian social formal dan informal
    Cara pengendalian social menurut Horton dan Hunt adalah cara pengendalian social yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang juga memiliki peraturan-peraturan resmi, seperti sebuah perusahaan yang telah membuat aturan mengenai gaji, kenaikan pangkat, atau cuti beserta sanksi-sanksinya. Cara pengendalian informal adalah pengendalian yang dilakukan oleh sekolompok kecil, akrab dan tidak resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis. Desas-desus sering disebut gossip. Gossip sebagai bentuk pengendalian social dapat membuat pelaku pelanggaran sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan norma yang berlakku dalam masyarakat. Hal ini akan membuat masyarakat lebbih hati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya.


    Teguran adalah peringatan yang ditujukan kepada seseorang yang melakukan penyimpangan. Teguran dapat dilakukan melalui lisan maupun tulisan. Tujuan teguran adalah agar si pelaku penyimpangan sesegera mungkin menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya. Teguran dalam organisasi formal umumnya dilakukan secara bertahap. Biasanya teguran dilakukan secara tertulis sebanyak tiga kali. Jika teguran tidak diindahkan, maka pelaku pelanggaran akan mendapat sanksi disiplin.


  5. Pengendalian social melalui sosialisasi
    Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan norma agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (Icon Form). Sosialisasi membentuk adat, kebiasaan dan keinginan kita. Jika nilai dan norma tersebut sudah menginternal dalam diri individu, maka di manapun individu itu akan berperilaku conform (menyesuaikan diri).


  6. Pengendalian social melalui tekanan social


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Keanekaragaman Dan Perubahan Sosial Budaya


Peran lembaga formal dan informal pengendalian social

  • Polisi
    Polisi bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, serta mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang sehingga tercipta ketertiban. Perannya juga bukan hanya menangkap, menyidik dan menyerahkan, tetapi juga membina dan memberikan penyuluhan kepada seluruh masyarakat.

  • Pengadilan Pengendalian
    merupakan suatu alat pengendalian social agar seseorang berhati-hati dalam bertindak sehingga tidak terjadi penyimpangan. Pengendalian akan memberi sanksi kepada siapapun yang terbukti bersalah. Sanksi dapat berupa denda, kurungan, dan penjara.


  • Adat
    Adat merupakan lembaga atau pranata social yang terdapat dalam masyarakat. Adat yang sudah turun temurun disebut tradisi. Sanksi dari penyimpangan yaitu dikucilkan atau diusirrrr….


  • Tokoh masyarakat
    Tokoh masyarakat adalah orang yang memiliki wibawa sehingga ia disegani dan dihormati. yang diharapkan adalahk keteladanan, bimbingan, nasehat dan petunjuk kepada anggota kelompoknya, serta dapat menyelesaikan konflik sesuai kesepakatan bersama.


  • Ostrasisme (mengucilkan) seseorang yang ada dari sekelompok kelas diajak berkomunikasi.

  • Fraundalens pengendalian sosial melalui pihak lain yang menguasai masalah.
  • Intimidasi pengendalian sosial melalui menekan, memaksa dan mengancam.

  • Cemoohan yaitu ejekan yang dilakukan oleh individu-individu terhadap seseorang yang menyimpan. Tujuan agar seseorang menerima nilai-nilai yang ada. Contoh, anak yang suka mengacau disebut preman.

  • Teguran yaitu upaya lewat kata-kata untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Contoh, belajar kelompok dilakukan jangan terlalu malam, sebaiknya dilakukan pada waktu siang.

  • Pendidikan yaitu usaha yang disengaja untuk membentuk/mengajak, bahkan bisa memaksa pada seseorang untuk mematuhi peraturan atau norma.


  • Gosip atau desas desus yaitu berita yang menyebar secara cepat, tidak berdasar kenyataan, guna mengkritik seseorang yang dianggap melanggar peraturan.


  • Agama yaitu petunjuk-petunjuk dari Allah untuk pedoman hubungan vertikal maupun horizontal yang disampaikan melalui para nabi. Orang yang melanggar petunjuk-petunjuk tersebut akan masuk neraka dijauhi rezeki dan diharapkan ia untuk bertobat.


  • Kekerasan Fisik yaitu upaya dilakukan untuk mencegah pelanggaran nilai dan norma melalui pemukulan bahkan pembunuhan, sehingga orang yang dipukuli tidak mengulang lagi atau dengan pembunuhan kelompoknya tidak melakukan kejahatan ditempat tersebut.


  • Hukuman yaitu tindakan yang dilakukan aparat hukum (pengadilan) menjatuhkan hukuman pada pelanggar norma, sehingga tidak terulang lagi.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Diferensiasi Sosial


Menurut Siapa Yang Melakukan Pengendalian

Dilihat dari siapa yang melakukan pengendalian, kita mengenal pengendalian institusional dan pengendalian berpribadi.


  • Pengendalian Institusional
    Ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga ( institusi ) tertentu. Pola-pola kelakuan dan kaidah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga itu.


  • Pengendalian Berpribadi
    Ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu, artinya tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari