Galaksi Bima Sakti adalah

Diposting pada

Pada malam yang cerah tanpa bulan dan awan, tampak jalur putih membentang dari utara ke selatan. Hal itu merupakan kumpulan bintangyang sangat banyak dan rapat. Bintang-bintang tidak tersebar secara acak melainkan membentuk kelompok bintang yang disebut galaksi.

Galaksi-Bimasakti-adalah

Kata galaksi berasal dari bahasa yunani galaktikos yang artinya putih seperti susu. Dalam bahas Inggris dinamakan Milky Way, sedangkan dalam legenda Jawa jalur putih yang membentang di langit ini dianggap sebagai kaki Bima (Pandawa) sehingga disebut Bima Sakti.


Perkembangan konsep tentang galaksi milky way

Sejak abad ke-17 Masehi, galaksi sudah menjadi objek penelitian oleh Galileo Galilei. Beliau mengamati jalur putih melalui teleskop sehingga diasumsikan bahwa galaksi merupakan kumpulan bintang yang sangat banyak. Pada pertengahan abad ke-18, Thomas Wright dan Immanuel kant mengemukakan pendapat bahwa galaksi milky way adalah suatu kumpulan bintang berbentuk piringan dimana matahari terletak ditengahnya.

Itulah yang menyebabkan kerapatan bintang berbeda-beda pada arah yang berbeda. Saat melihat jalur putih yang memanjang, berarti yang terlihat adalah arah sejajar piringan. Sedangkan saat melihat langit yang kerapatan bintangnya tidak terlalu tinggi, berarti yang terlihat adalah arah yang tidak sejajar piringan galaksi. Dimana piringan galaksi merupakan salah satu dari sekian kepulauan semesta (island universes) yang ada di seluruh alam.

Sir William Herschel pada akhir abad ke-18 membuat teleskop besar yang berhasil mengamati bintang-bintang dalam galaksi Milky Way. Sumbangan penting Herschel adalah usaha menentukan bentuk galaksi Milky Way dengan menghitung bintang yang memiliki berbagai kecerlangan dalam arah langit sehingga berhasil menggambarkan bentuk galaksi dan posisi matahari.

Herschel berpendapat bahwa matahari terletak di pusat piringan galaksi yang berbetuk elips, dengan lebar piringan lima kali tebalnya. Kemudian dibuatlah katalog benda-benda langit (bukan bintang) yang melalui teleskop tampak berbentuk kabut disebut Nebula. Nebuladianggap sistem bintang yang jaraknya sangat jauh sehingga anggotanya tidak bisa diamati satu per satu.

William Parsons pada pertengahan abad ke-19 mengamati galaksi dengan teleskop yang lebih kuat. Hasil pengamatannya berupa nebula yang ada di dalam katalog Herschel berstrukstur spiral sehingga diduga Nebula itu berputar terhadap sumbunya. Pada abad ke-20, Jacobus C. Kaptyen melakukan telaah bintang-bintang berdasarkan potret daerah langit.

Menurut Kaptyen, galaksi merupakan kumpulan bintang dengan bentuk sferoid (bola yang sangat pepat), ukurannya jauh lebih besar dari perkiraan Herschel, dan matahari terletak di dekat pusat galaksi sejarak 650 parsek. Hipotesi Kaptyen ditentang oleh Harlow Shapley, hal ini didasarkan pengamatan Shapley tentang distribusi gugus bola. Beliau mendapati bahwa gugus-gugus bola cenderung memusat ke bagian galaksi di rasi saggitarius bukan disekitar Matahari. Beliau menyimpulakn bahwa matahari tidak terleatak di dekat pusat galaksi melainkan 15.000 parsek dari pusat galaksi.

Terjadi perdebatan antara Shapley dan H.D. Curtis tahun 1920 dari observasi Lick disebabkan adanya perbedaan. Perdebatan ini dikenal dengan Debat Besar Astronomi. Dua hal pokok yang dipermasalahkan yaitu tentang ukuran galaksi milky way dan apakah nebula spiral juga merupakan galaksi milky way atau bukan.

Permasalahan terselesaikan setelah ada telaah dan adat baru hasil penelitian Edwin Hubble-Bertil Lindblad-Jan H.Oort-dkk. Diperoleh kesepakatan bahwa ukuran galaksi Milky Way kira-kira sama dengan yang disarankan Shapley, dan nebula spiral bukan anggota galaksi Milky Way melainkan sistem di luar galaksi.


Sejarah Teori Galaksi Bimasakti

  • Oleh Ahli Dari Yunani

Filsuf Yunani Democritus telah mengemukakan bahwa pita kabut putih dilangit malam hari yang dikenal sebagai Bimasakti kemungkinan terdiri dari bintang-bintang yang sangat jauh jaraknya.

Namun Aristoteles mempercayai bahwa pita tersebut disebabkan oleh “kobaran hembusan napas yang menyala-nyala dari banyak bintang besar yang berjarak dekat satu sama lain” dan bahwa “kobaran ini terjadi dibagian atas atmosfer, yaitu di wilayah dunia yang selalu diisi dengan gerakan surgawi”.

Sementara itu filsuf Olympiodorus Junior yang kritis terhadap pandangan ini secara ilmiah, beralasan bahwa jika memang benar Bimasakti berada di wilayah sublunar (terletak antara bumi dan bulan), maka harusnya Bimasakti terlihat berebda pada waktu dan tempat yang berbeda di bumi, dan Bimasakti seharusnya memiliki paralaks yang ternyata tidak, dalam pandangannya Bima sakti terletak jauh di angkasa.


  • Oleh Ahli Dari Arab

Astronom Ibnu Haitham telah melakukan usah-usaha dalam mengamati dan mengukur paralks Bimasakti dan ia akhirnya beryakinan kuat bahwa karena Bimasakti tidak memiliki paralaks, pastilah jaraknya sangat jauh dari bumi dan bukannya berada dalam atmosfer.

Astronom Al-Biruni dari Persia mengemukakan bahwa Bimasakti merupakan kumpulan yang tak terhitung jumlahnya dari bagian-bagian yang bersifat seperti bintang nebula.

Astronomo Ibnu Bajjah dari Andalusia (dikenal di barat dengan nama latin “Avempace”), mengemukakan bahwa Bimasakti dibentuk oleh banyak bintang yang saling hampir bersentuhan satu dengan yang lain sehingga tampak menjadi seperti gambar sinambung akibat pengaruh pembiasan dari material sublunar, mengutip hasil pengamatannya terhadap konjungsi antara Jupiter dan Mars sebagai bukti bahwa hal tersebut dapat terjadi jika 2 objek saling bedekatan.

Pada abad ke-14, ilmuwan Ibnu Qayyim dari Suriah mengemukakan bahwa Bimasakti merupakan bintang-bintang kecil yang tak terhitung jumlahnya dan saling berdesakan dalam alam bintang-bintang tetap.


  • Oleh Ahli Dari Negara Lainnya

Bukti nyata bahwa Bimasakti terdiri atas banyak bintang, datang pada tahun 1610 ketika astronom Italia Galileo Galilei menggunakan sebuiah teleskop untuk mempelajari Bimasakti dan menumakan bahwa Bimasakti tersusun atas bintang-bintang redup dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.

Pada tahun 1750 astronom Inggris Thomas Wright, dalam bukunya “An original theory or new hypothesis of the Universe” berspekulasi bahwa Bimasakti kemungkinan ialah sebuah badan berputar dari bintang-bintang dalam jumlah besar yang diikat oleh gaya gravitasi, serupa dengan tata surya namun dalam skala yang jauh lebih besar. Piringan bintang yang dihasilkan dapat terlihat sebagai pita di langit dari sudut pandang manusia dalam piringan tersebut.

Dalam riset di tahun 1755, Immanuel Kant mengembangkan ide Wright tentang struktur Bimasakti. Usaha pertama untuk menggambarkan bentuk Bimasakti dan letak matahari didalamnya dilakukan oleh William Herschel pada tahun 1785 dengan cara menghitung secara hati-hati jumlah bintang yang ada diberbagai wilayah langit yang beda, ia menghasilkan sebuah diagram bentuk Bimasakti dengan tata surya terletak dekat dengan pusatnya.


Ciri-Ciri Galaksi Bima Sakti

  1. Dilihat dari sisi bentuknya, galaksi Bima Sakti berbentuk spiral serupa jalan.
  2. Dilihat dari kesamaan bentuknya dengan sebuah benda, dilafalkan bahwa galaksi ini memiliki format yang serupa dengan cakram.
  3. Jika dilihat dari sisi warna, galaksi ini mempunyai warna serupa warna susu.
  4. Garis tengah atau diameter Galaksi ini kira-kira 100.000 tahun cahaya.
  5. Bagian pusat galaksi mempunyai diameter 3,26 tahun cahaya.
  6. Rata-rata garis tengahnya diduga mempunyai ketebalan rata-rata 1000 tahun cahaya.
  7. Bima digdaya mempunyai 200-400 miliar bintang.
  8. Piringan gas bima digdaya mempunyai ketebalan 12000 tahun cahaya.
  9. Kecepatan rotasi galaksi bima digdaya yaitu 914.000 km/jam.
  10. Dilihat dari sisi usianya, bima Sakti mempunyai usia 4,5 tahun cahaya lebih tua dari matahari.
  11. Galaksi Bima Sakti memancarkan cahaya yang terang, tetapi terhalang oleh galaksi lain.

Bentuk dan Komponen Galaksi Bima Sakti

Telaah-telaah para astronom seperti yang sudah disebutkan di atas serta telaah-telaah selanjutnya akhirnya memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang galaksi Bimasakti.

Skema-galaksi-Bima-Sakti-dan-posisi-matahari

Gambar 1. Skema galaksi Bima Sakti dan posisi matahari

Mereka sepakat bahwa galaksi kita berbentuk spiral dengan diam- meter sekitar 100.000 tahun cahaya atau kira- kira 31.000 parsek. Matahari tidak terietak di dekat pusat, melainkan terletak pada jarak sekitar 8.500 parsek dari punt galaksi.

Bentuk galaksi Bimasakti seperti dua buah piring cekung yang ditangkupkan, bagian tengahnya tebal dan semakin pipih ke arah tepi, dan terdapat lengan-lengan spiral di dalamnya. Oleh karena itu Galaksi kita digolongkan ke dalam galaksi spiral. Berdasarkan klasifikasi galaksi Hubble, galaksi Bimasakti termasuk dalam kelas SBbc. Artinya, Galaksi kita adalah galaksi spiral yang memiliki “bar” atau palang di bagian pusatnya, dengan kecerlangan bagian pusat yang relatif sama dengan bagian piringan, dan memiliki struktur lengan spiral yang agak renggang di bagian piringannya.

Galaksi-Bima-Sakti

Gambaran Galaksi Bimasakti (Sumber: NASA/JPL-Caltech)

Jika melihat gambar di atas, mungkin kita akan berpikir bagaimana bisa kita tahu bentuk galaksi kita sendiri sementara kita berada di dalamnya. Caranya adalah dengan perhitungan jarak yang akurat terhadap semua komponen penyusun Galaksi yang dapat kita amati, yaitu bintang-bintang dan bermacam gas dan debu. Dengan mengetahui jaraknya, kita dapat membuat semacam denah Galaksi kita sendiri. Kalau dianalogikan, anggaplah kita berada di sebuah lapangan luas dengan banyak manusia yang tersebar secara acak. Apabila kita punya pengetahuan tentang jarak kita ke setiap orang itu, kita akan dapat membuat plot jarak secara radial. Hasilnya adalah peta sebaran orang-orang tersebut. Karena itulah, kita tidak perlu pergi keluar Galaksi kita untuk melihat bentuknya.

Komponen galaksi kita tidak hanya berupa bintang-bintang saja, tetapi juga atom dan molekul (gas-gas dan debu antar- bintang) yang secara umum disebut materi antarbintang. Materi antarbintang ini banyak terdapat di bidang galaksi kita.

Para astronom kemudian mendapati bahwa galaksi kita dapat dibagi menjadi tiga komponen. Komponen pusat berukuran sekitar 5.000 parsek, sedangkan bagian piringan berada sampai pada jarak 31.000 parsek dari pusat galaksi. Tebal bagian piringan ini sekitar 200 parsek. Seluruh galaksi kita diselubungi oleh sebuah halo yang berbentuk elipsoid, yang diselubungi lagi oleh korona galaksi berbentuk bola yang berukuran sangat besar.

Galaksi-di-arah-Sagittarius

Gambar 2. Galaksi di arah Sagittarius, ditiga komponen, yaitu pusat, piringan, dan pusat galaksi

Galaksi spiral tersusun atas 3 bagian utama, yaitu bagian bulge, halo, dan piringan. Ketiganya memiliki bentuk, ukuran, dan objek penyusun yang berbeda-beda. Bahkan, bagian bulge dan piringan menjadi penentu dalam klasifikasi galaksi yang dibuat oleh Hubble (diagram garpu tala).

Bagian bulge adalah daerah di galaksi yang kepadatan bintangnya paling tinggi. Bintang-bintang tua lebih banyak ditemukan daripada bintang muda, karena sangat sedikit materi pembentuk bintang yang terdapat di sini. Bulge ini berbentuk elipsoid seperti bola rugby. Bintang-bintang di dalamnya bergerak dengan kecepatan tinggi dan orbit yang acak, tidak sebidang dengan bidang galaksi. Dari perhitungan kecepatan orbit bintang-bintang di dalamnya, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat sebuah benda bermassa sangat besar yang berada di pusat Galaksi yang jauh lebih besar daripada perkiraan sebelumnya. Benda tersebut diyakini adalah sebuah lubang hitam supermasif, yang diperkirakan terdapat di bagian pusat semua galaksi spiral. Termasuk juga di galaksi Andromeda, galaksi spiral terdekat dari Galaksi kita.

Komponen kedua adalah halo. Berbentuk bola, ukuran komponen ini sangat besar hingga jauh membentang melingkupi bulge dan piringan, bahkan mungkin lebih jauh daripada batas terluar piringan galaksi yang bisa kita amati. Objek yang menjadi penyusun halo dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stellar halo dan dark halo. Yang dimaksud dengan stellar halo adalah bintang-bintang yang berada di bagian halo. Namun hanya sedikit ditemukan bintang individu di bagian ini. Yang lebih dominan adalah kelompok bintang-bintang tua yang jumlah bintang anggotanya mencapai jutaan buah, yang disebut dengan gugus bola (globular cluster).

Di bagian piringan terdapat bintang-bintang muda serta gas dan debu antar bintang yang terletak di lengan spiral. Banyak ditemukannya bintang muda dan gas antar bintang sangat berkaitan erat, karena gas adalah materi utama pembentuk bintang. Di beberapa lokasi bahkan ditemukan bintang-bintang muda yang masih diselimuti gas, yang menandakan bahwa bintang-bintang tersebut baru terbentuk. Sedangkan banyaknya debu di piringan membuat pengamat di Bumi kesulitan untuk melakukan pengamatan visual di sekitar bidang Galaksi, terutama ke arah pusat Galaksi (lihat gambar di atas). Karenanya, pengamatan di sekitar bidang Galaksi akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan di daerah panjang gelombang radio dan infra merah yang tidak terpengaruh oleh debu antar bintang (lihat gambar di bawah).

Bimasakti-dalam-infra-merah

Bimasakti dalam infra merah dekat Galaksi Bimasakti dalam panjang gelombang infra merah dekat (Sumber: NASA-LAMBDA)

Seberapa besar Galaksi kita? Di bagian pusat Galaksi, bulge hanya memiliki diameter 6 kpc dan tebal 4 kpc (kpc = kiloparsek, 1 parsek = 3,26 tahun cahaya = 206265 SA = 3,086 x 10^13 km). Jarak dari pusat hingga ke bagian tepi Galaksi (jari-jari) adalah 15 kpc dengan ketebalan rata-rata sebesar 300 pc. Sedangkan Matahari berada pada jarak 8 kpc dari pusat. Di posisi itu, Matahari sedang bergerak mengelilingi pusat Galaksi dengan bentuk orbit yang hampir melingkar. Laju orbitnya adalah sekitar 250 km/detik sehingga matahari memerlukan waktu 220 juta tahun untuk berkeliling satu kali. Jika umur matahari adalah 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita sudah mengorbit pusat Galaksi sebanyak 20 kali.

Galaksi kita sebenarnya berada pada sebuah kelompok galaksi yang disebut dengan Grup Lokal, yang ukurannya mencapai 1 MPc dan beranggotakan lebih dari 30 galaksi. Galaksi spiral yang ada di kelompok ini hanya tiga, yaitu Bimasakti, Andromeda, dan Triangulum. Sisanya adalah galaksi yang lebih kecil dengan bentuk elips atau tak beraturan. Grup Lokal ini termasuk kelompok galaksi yang dinamis.

Maksudnya adalah bahwa galaksi-galaksi di kelompok ini mengalami interaksi gravitasi, termasuk Galaksi kita dengan galaksi Andromeda. Interaksi tersebut diperkirakan akan mengakibatkan terjadinya tabrakan antara Galaksi kita dengan Andromeda dan kemudian membentuk galaksi elips. Namun tidaklah perlu untuk terlalu khawatir karena peristiwa tersebut baru akan terjadi 2 milyar tahun lagi.


Fakta Galaksi Bimasakti

Fakta-Galaksi-Bimasakti

  1. Galaksi Bimasakti adalah kanibal

Ternyata galaksi Bimasakti tidaklah sebaik dan seindah yang kita bayangkan. Untuk bisa sebesar saat ini galaksi Bimasakti terus aktif memakan galaksi lain dengan ukuran yang lebih kecil. Salah satu galaksi yang diketahui pernah menjadi korban galaksi Bimasakti adalah galaksi kerdil sagitarius. Selain itu saat ini galaksi Bimasakti tengah ‘memakan’ galaksi Canis Major dengan sedikit demi sedikit membajak bintang-bintang milik galaksi kerdil tersebut.


  1. Hanya 10% bagian galaksi Bimasakti yang terlihat

Percaya atau tidak, gambar-gambar yang memperlihatkan galaksi Bimasakti yang biasa muncul di internet hanya mewakili 10% total massanya. Sekitar 90% dari galaksi Bimasakti ternyata diisi oleh dark matter atau zat gelap yang tidak terlihat. Dark matter jugalah yang membuat manusia bisa melihat cahaya-cahaya yang dikeluarkan oleh bintang ketika sedang melintas di dekatnya.


  1. Galaksi Bimasakti menjadi rumah dari 200 milliar bintang

Galaksi kita memang bukan galaksi dengan ukuran terbesar di alam semesta kita. Dengan diameter antara 100.000-120.000 tahun cahay, galaksi Bimasakti hanya didesaki oleh 200 milliar bintang.


  1. Umur galaksi Bimasakti sama dengan umur alam semesta

Ilmuwan memperkirakan umur galaksi Bimasakti adalah sekitar 13,6 milliar tahun, atau hampir sama dengan umur alam semesta yang diketahui sekitar 13,7 milliar tahun. Hal ini diperkuat dengan penemuan bintang di gugusan bintang ‘globular’. Bintang tersebut diklaim menjadi yang tertua di Galaksi Bimasakti dan mempunyai umur hampir setua alam semesta.


  1. Ada lubang hitam raksasa di tengah galaksi Bimasakti

Hampir semua galaksi di alam semesta diketahui mempunyai lubang hitam di bagian tengahnya, tak terkecuali galaksi Bimasakti. Lubang hitam atau ‘black hole’ yang berada di pusat galaksi kita tercatat mempunyai bobot sekitar 40.000 matahari dan mempunyai panjang 22,5 jutra kilometer. Blackhole bernama Sagitarius A* tersebut masih terus melahap semua bintang atau planet yang ada di dekatnya alias sekitar pusat galaksi Bimasakti.


  1. Galaksi Bimasakti sedang bergerak mengelilingi pusat alam semesta.

Seperti halnya bumi yang mengelili matahari. Galaksi Bimasakti juga terus bergerak mengelilingi pusat alam semesta atau cosmic microwave background (CMB). CMB sendiri adalah sisa radiasi dari ledakan Big Bang yang dipercaya memulai pembentukan alam semesta. Namun, jangan samakan kecepatan gerak galaksi Bimaskati dengan bumi. Sebab, galaksi kita sekarang tengah bergerak dengan kecepatan 600 kilometer per detik. Dengan kecepatan itu, galaksi Bimasakti mampu melahap bintang atau apa saja yang ada di jalur orbitnya.


Demikianlah pembahasan mengenai Galaksi Bima Sakti adalah: Perkembangan, Teori, Ciri, Bentuk dan Fakta semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.


Baca Juga:

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari